Buang Air Besar (defekasi) : suatu mekanisme pembuangan substansi tidak dicerna dari saluran cerna dan
material tidak diabsorpsi,melalui rektum dan anus (Tortora, G.J., Derrickson, B., 2012).
STEP 3
2. Mekanisme diare
Untuk menimbulkan suatu kondisi diare,terdapat faktor infeksi dan non-infeksi yang dapat
memicu timbulnya diare. Beberapa contoh bakteri penyebab bakteri :
- Shigella
- E.coli enterohemoragik
- Entamoeba
- Vibrio cholera
- Makanan pedas
- Makanan basi
- Substansi alergik
Pada kasus diare akibat infeksi bakteri dan virus,mikroorganisme tersebut harus melekat ke
mukosa saluran cerna sebagai langkah awal dalam proses patogenik. Mikroorganisme yang melekat pada
mukosa pencernaan,kemudian akan bersaing dengan flora normal di sistem pencernaan. Setelah
mengkoloni mukosa. Kemudian bakteri atau virus menghasilkan protein perekat
enterotoksin,sitotoksin,dan neurotoksin. Substansi protein tersebut dapat menghilangkan brush border
pada sel epitel sistem pencernaan (Anthony S. Fauci, 2008).
Pada senyawa enterotoksin yang merupakan protein heterodimer yang terdiri dari subunit A dan
subunit B. Subunit A memiliki peranan untuk melakukan aktifasi enzimatis sedangkan subunit B berperan
merekatkan holotoksin ke reseptor permukaan unit enterosit. Setelah merekat,substansi ini akan
menembus sitoplasma yang akan mengakibatkan pengaktifan adenilat siklase. Pengaktifan adenilat
siklase memicu peningkatan AMP siklik yang mengakibatkan sekresi Cl- di usus meningkat dan
menurunkan penyerapan Na+ sehingga terjadilah pengeluaran cairan dan diare. Pada senyawa sitotoksin
memunculkan sitotoksin poten yang merusak sel mukosa dan dapat menyebabkan sindrom disentri.
Biasanya ditemui feses yang berlendir dan berdarah (Anthony S. Fauci, 2008).
4. Patogen penyebab diare
Sumber :
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2012. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed. USA: John Wiley &
Sons.
Anthony S. Fauci, 2008. Harrison’s Internal Medicine, 17th Edition, USA, McGraw – Hil