Anda di halaman 1dari 17

APLIKASI TEPUNG GEMBILI (Dioscorea esculenta) SEBAGAI SUBSTITUSI

TEPUNG TERIGU PADA FILLER NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis)

THE APPLICATION OF LESSER YAM FLOUR (Dioscorea esculenta) AS WHEAT


FLOUR SUBTITUTION IN TUNA FISH (Euthynnus affinis) NUGGET FILLER

Tyas Pratiwi1), Dian Rachmawanti Affandi1), Godras Jati Manuhara1)


1)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret

ABSTRACT

The aim of this research was to know the influence of lesser yamflour addition into tuna fish nugget
toward chemical characteristics (water content, ash, protein, fat, and carbohydrate), physical characteristic
(hardness), functional characteristic (fiber content and inulin) and censor characteristic of tuna fish nugget. The
research used Complete Random Design (CRD) one factor with five variations. The variation was in the
proportion of wheat flour and lesser yamflour as tuna fish nugget filler namely, F1 (20% : 0%), F2 (15% : 5%),
F3 (10% : 10%), F4 (5% : 15%), F5 (0% : 20%). Each variation of treatments was repeated three time and each
replication were analysed twice. The collected data were then analyzed by using one way ANOVA and was
followed by DMRT test with = 5% if there was a signifant difference between treatments.
Based on the research, adding lesser yam flour as wheat flour substitution in tuna fish nugget filler had
no influence in water content, fat, protein, and carbohydrate of tuna fish nugget, but it increased ash content,
fiber, and inulin of tuna fish nugget. The addition of lesser yam flour into tuna fish nugget filler also decreased
the hardness of the nugget. Moreover, the addition of lesser yam flour as wheat flour substitution in tuna fish
nugget filler did not influence the panelists preference level toward its censor characteristics (color, smell, taste,
texture, and overall) of tuna fish nugget.

Keywords: lesser yam flour, wheat flour, tuna fish nugget

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung gembili pada nugget
ikan tongkol terhadap karakteristik kimia (kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat), karakteristik fisik
(hardness), karakteristik fungsional (kadar serat pangan dan inulin) dan karakteristik sensoris nugget ikan tongkol.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor dengan 5 variasi. Variasi
perlakuan terletak pada proporsi jumlah tepung terigu dan tepung gembili sebagai filler nugget ikan tongkol yaitu
F1(20% : 0%), F2 (15% : 5%), F3 (10% : 10%), F4 (5% : 15%) dan F5 (0% : 20%). Penelitian dilakukan dalam
3 kali ulangan perlakuan. Dalam setiap ulangan perlakuan dilakukan 2 kali analisa. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan dengan
uji DMRT dengan = 5%.
Berdasarkan penelitian, penambahan tepung gembili sebagai substitusi tepung terigu pada filler nugget
ikan tongkol tidak berpengaruh terhadap kadar air, lemak, protein, dan karbohidrat nugget ikan tongkol, namun
meningkatkan kadar abu, serat pangan, dan inulin nugget ikan tongkol. Penambahan tepung gembili pada filler
nugget ikan tongkol juga menurunkan tingkat kekerasan (hardness) nugget ikan tongkol. Selain itu, penambahan
tepung gembili sebagai substitusi tepung terigu pada filler nugget ikan tongkol juga tidak mempengaruhi tingkat
kesukaan panelis terhadap karakteristik sensoris (warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall) nugget ikan tongkol.

Kata kunci: Tepung gembili, tepung terigu, nugget ikan tongkol.

PENDAHULUAN rendahnya konsumsi ikan masyarakat


Indonesia. Data Statistik Kementerian
Berkembangnya isu penggunaan Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012
formalin sebagai pengawet pada ikan menunjukkan bahwa trend produksi
membuat masyarakat enggan untuk perikanan Indonesia mengalami peningkatan
mengkonsumsi ikan, khususnya ikan air laut. sejak tahun 2003, dengan kenaikan rata-rata
Hal ini tentu saja berdampak pada semakin pada tahun 2003-2012 sebesar 11,29%.

34 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


Penyediaan ikan untuk konsumsi pada tahun dengan memanfaatkan potongan daging yang
2012 sebesar 46 kg/kapita/th, sedangkan relatif kecil dan tidak beraturan, kemudian
jumlah konsumsi ikan nasional Indonesia dilekatkan kembali menjadi ukuran yang
hanya sebesar 33,89 kg/kapita/th. lebih besar (Amertaningtyas et al., 2001).
Lebih tingginya jumlah penyediaan Nugget yang pada umumnya menggunakan
ikan dibandingkan dengan jumlah konsumsi daging ayam, dapat digantikan dengan
ikan nasional Indonesia, mendorong adanya menggunakan ikan. Pada dasarnya nugget
upaya diversifikasi produk hasil perikanan ikan mirip dengan nugget ayam,
untuk penguatan ketahanan pangan dan perbedaannya hanya terletak pada bahan baku
peningkatan gizi melalui pemenuhan yang digunakan. Salah satu ikan yang dapat
kebutuhan protein masyarakat Indonesia. diolah menjadi nugget ikan adalah ikan
lkan tongkol merupakan salah satu ikan tongkol.
yang produksinya mengalami peningkatan. Pada proses pembuatan nugget
Berdasarkan statistik kelautan dan perikanan dibutuhkan adanya bahan pengisi (filler).
Indonesia, volume produksi ikan tongkol dan Tujuan penambahan bahan-bahan lain,
cakalang pada tahun 2011-2012 meningkat termasuk bahan pengisi adalah meningkatkan
sebesar 9,35%. Ikan tongkol memiliki daya ikat air, meningkatkan flavor,
kandungan protein sebesar 25%, jumlah mengurangi pengerutan selama pemasakan,
tersebut lebih tinggi daripada kandungan meningkatkan karakteristik fisik dan kimiawi
protein pada ikan tenggiri yang hanya sebesar serta sensoris produk, dan mengurangi biaya
21,4% (Suwamba, 2008 dalam Atmaja, formulasi (Rosyidi et al., 2008). Besarnya
2009). filler yang ditambahkan pada produk nugget
Selain itu, ikan tongkol juga memiliki umumnya sebesar 10% (Astriani et al., 2013),
kandungan asam lemak omega-3 yang cukup hingga 30% (Suseno et al., 2007). Bahan
tinggi (Sanger, 2010) yaitu sebesar 1,5 g/100g pengisi yang pada umumnya digunakan
(Khomsan, 2006 dalam Atmaja, 2009). dalam pembuatan nugget adalah tepung
Kandungan omega-3 bermanfaat untuk terigu.
menetralkan kelebihan kolesterol di dalam Di sisi lain, kebutuhan penduduk
tubuh manusia. Sehingga pemanfaatan ikan Indonesia terhadap tepung terigu belum dapat
tongkol menjadi produk pangan potensial dipenuhi oleh pemerintah secara mandiri.
untuk dilakukan. Berdasarkan data dari Asosiasi Produsen
Pengolahan ikan merupakan salah satu Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), pada
cara untuk menyelamatkan hasil panen yang tahun 2012 jumlah konsumsi tepung terigu
disertai dengan usaha peningkatan nilai nasional Indonesia adalah sebesar 5,068 juta
tambah melalui rasa, aroma, kenampakan ton/tahun, sedangkan jumlah impor gandum
produk serta kandungan gizinya. Adanya pada tahun 2011 sebesar 5,47 juta ton/tahun
usaha diversifikasi produk hasil perikanan dan terus meningkat pada tahun 2012 sebesar
diharapkan dapat meningkatkan 6,25 juta ton/tahun. Dengan tingginya jumlah
pendayagunaan dan usaha pengolahan hasil impor tepung terigu, maka perlu adanya
perikanan, khususnya perikanan laut untuk alternatif pengganti tepung terigu, misalnya
diolah menjadi produk baru yang bergizi pada filler nugget ikan tongkol.
tinggi, enak, murah, dan mudah didapat. Gembili (Dioscorea esculenta L.)
Salah satu bentuk olahan ikan yang dapat merupakan umbi dari keluarga Dioscoreacea
menjadi alternatif upaya diversifikasi produk yang mempunyai keunggulan dapat tumbuh
olahan ikan adalah nugget ikan. Nugget di bawah tegakan hutan. Namun, sampai saat
merupakan produk olahan daging dan ikan ini gembili masih merupakan tanaman
yang digemari oleh masyarakat. subsiten, yaitu bukan tanaman pokok yang
Nugget merupakan salah satu produk dibudidayakan, karena pemanfaatannya
olahan daging dengan menggunakan masih terbatas (Prabowo et al., 2014).
teknologi restrukturisasi, yaitu teknologi Berdasarkan data dari Kementrian Pertanian

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 35


tahun 2013, produksi gembili di Indonesia Dalam penelitian ini akan dikaji
sebesar 180 ton. Sejauh ini pengolahan umbi mengenai penggunaan tepung gembili
gembili hanya dilakukan dengan cara direbus, sebagai substitusi tepung terigu pada filler
dikukus ataupun digoreng (Utami et al., nugget ikan tongkol. Diharapkan dengan
2013). Sebagai umbi dengan kandungan pati penggunaan tepung gembili sebagai filler
sebesar 21,44% (Richana, dan Sunarti, 2010), nugget ikan tongkol tersebut dapat
umbi gembili sangat potensial untuk memberikan alternatif produk pangan
dikembangkan menjadi tepung umbi yang berbahan dasar ikan tongkol dengan
kemudian dapat diaplikasikan menjadi filler karakteristik kimia, fisik, dan sensoris yang
pada nugget. Sejauh ini, beberapa penelitian dapat diterima konsumen dengan
yang telah dilakukan mengenai tepung memanfaatkan bahan lokal yang memberikan
gembili yaitu penambahan tepung gembili manfaat lebih bagi kesehatan.
pada proses pembuatan pangsit (Bekti, 2009), .
cookies (Prameswari, 2013), dan flakes
(Gisca, 2013). METODE PENELITIAN
Keunggulan dari gembili adalah
mengandung serat pangan dan senyawa A. Bahan
bioaktif yaitu seperti inulin (Prabowo et al., Bahan-bahan yang digunakan dalam
2014). Umbi gembili (Dioscorea esculenta) pembuatan tepung gembili antara lain umbi
termasuk dalam umbi-umbian lokal yang gembili ketan (diperoleh dari Pasar
memiliki kandungan serat tinggi yaitu sebesar Harjodaksino, Surakarta), Na-metabisulfit,
6,386% (bk) (Yuniar, 2010). Menurut dan NaCl. Bahan-bahan yang digunakan
Richana dan Sunarti (2004), tepung gembili dalam pembuatan nugget ikan tongkol antara
mengandung serat pangan tak larut air berupa lain ikan tongkol (diperoleh dari Depo Ikan,
selulosa, serta sedikit lignin dan hemiselulosa. Surakarta), tepung terigu, tepung gembili,
Serat pangan tak larut air berperan dalam susu skim, telur, tepung maizena, tepung roti,
pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti dan bumbu. Bahan-bahan yang digunakan
konstipasi, kanker usus besar, dan infeksi untuk analisis nugget ikan tongkol antara lain
usus buntu (Muchtadi, 2001). Umbi gembili petroleum benzene, larutan HCl 0,01 N,
juga mengandung serat pangan larut air H2SO4, HgO, larutan NaOH-Na2S2O3, K2SO4,
berupa Polisakarida Larut Air (PLA) dan Na2B4O7.10H2O, H3BO3, indikator
inulin. Sifat PLA yang kental dan membentuk (campuran 2 bagian metil merah 0,2% dalam
gel dapat menghambat penyerapan alkohol dan 1 bagian metilen blue 0,2% dalam
makronutrien dan menurunkan respon alkohol), aquades, etanol 95%, aquades,
glukosa postprandial, sehingga memiliki efek etanol 78%, aseton, Na2HPO4 anhidrat, buffer
hipoglikemik (Prabowo et al., 2014). fosfat pH 6, Enzim Termanyl, HCl 4 N,
Inulin adalah salah satu karbohidrat NaOH 4 N, suspensi pepsin, suspensi
yang berfungsi sebagai prebiotik yang efektif, pankreatin, larutan standar inulin, sistein
didefinisikan sebagai komponen pangan yang 1,5%, H2SO4 70%, dan karbazol 0,12% dalam
tidak dapat dicerna dan dapat merangsang larutan etanol.
secara selektif pertumbuhan dan aktivitas
bakteri yang menguntungkan di dalam saluran B. Alat
pencernaaan (Marsono, 2004). Gembili Alat-alat yang digunakan dalam
mengandung inulin sebesar 14,629% (bk). pembuatan tepung gembili antara lain pisau,
Inulin dapat mengurangi resiko kanker usus alat pemotong, baskom, thermometer, cabinet
besar, menormalkan kadar gula darah dan dryer, blender, ayakan 80 mesh. Alat-alat
membantu mempengaruhi penurunan yang digunakan dalam pembuatan nugget
kesehatan jantung dan mencegah kanker ikan tongkol antara lain alat penggiling
kolon (Azhar, 2009). daging, baskom, blender, alat pengukus,
aluminium foil, freezer, kompor. Alat-alat

36 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


yang digunakan untuk analisis nugget ikan manual menggunakan tangan selama 15 20
tongkol antara lain cawan porselen, desikator menit sehingga menjadi adonan yang
Iwaki, oven Memmert, neraca analitik, homogen. Adonan nugget tersebut dicetak
tanur, alat ekstraksi sokhlet, kertas saring dan dibungkus dengan menggunakan
bebas lemak, pemanas kjeldahl, labu kjeldahl aluminium foil, kemudian dikukus selama 30
30 ml/50 ml, alat distilasi lengkap dengan menit. Setelah proses pengukusan selesai,
Erlenmeyer berpenampung berukuran 125 ml adonan nugget didinginkan pada suhu ruang
dan buret 25 ml/ 50 ml, neraca analitik. (25 27 oC), kemudian dimasukkan kedalam
waterbath, kertas saring whatman 40, kertas freezer selama 30 menit. Adonan yang telah
saring, spektrofotometer, universal testing padat ini disebut adonan setengah matang.
machine Zwick, piring kertas, dan nampan. Adonan kemudian dipotong-potong dengan
ukuran kurang lebih 2 x 2 cm dengan
C. Tahapan Penelitian ketebalan satu cm, selanjutnya adonan
dilumuri dengan perekat tepung (batter) yang
Pembuatan Tepung Gembili
teridiri dari tepung terigu dan tepung maizena
Umbi gembili yang digunakan pada
dengan perbandingan 1 : 1 dan air, kemudian
pembuatan tepung pada penelitian ini adalah
dilumuri dengan tepung roti, kemudian
gembili ketan dengan ukuran 5 10 cm dan
dibekukan kembali dalam freezer. Nugget
diameter 2,7 4 cm. Pembuatan tepung umbi
selanjutnya digoreng hingga matang.
gembili mengacu pada metode Utami, et al.
(2013). Proses pembuatan tepung gembili
diawali dengan perlakuan pendahuluan yaitu D. Pengujian Kualitas Nugget Ikan
pencucian umbi dari tanah dan kotoran Tongkol
Pengujian kualitas nugget ikan tongkol
lainnya kemudian dilakukan proses blanching
meliputi pengujian karakteristik kimia (kadar
dengan cara direndam dalam air panas pada
air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein,
suhu 80 oC selama 1 menit hingga
kadar karbohidrat), karakteristik fisik (tekstur
keseluruhan umbi terendam dalam air,
atau hardness), karakteristik fungsional
kemudian dilakukan pengupasan kulit umbi
(kadar serat pangan, inulin), dan analisis
gembili menggunakan pisau. Tahap
sensoris. Pada pengujian karakteristik kimia,
selanjutnya yaitu pengirisan dengan slicer
fisik, dan fungsional, sampel nugget yang
dengan ukuran ketebalan 1 mm-2 mm
dianalisis merupakan sampel nugget mentah
kemudian umbi direndam dalam larutan
(sebelum proses penggorengan), sedangkan
garam 5% dan natrium metabisulfit 0,3%
pada pengujian karakteristik sensoris sampel
selama 2 jam. Selanjutnya dilakukan
nugget yang digunakan yaitu nugget matang.
pencucian dengan air mengalir dan dilakukan
pengeringan dengan cabinet dryer pada suhu
60 oC selama 6-8 jam. Kemudian umbi yang E. Rancangan Penelitian
Percobaan dilakukan dengan
kering dilakukan penghancuran dengan
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
blender dan diayak dengan ukuran 80 mesh.
(RAL) 1 faktor dengan 5 variasi. Variasi
perlakuan terletak pada proporsi jumlah
Pembuatan Nugget Ikan Tongkol tepung gembili yang disubstitusikan terhadap
Proses pembuatan nugget terdiri dari tepung terigu pada filler nugget ikan tongkol
beberapa tahap mengacu pada penelitian yang Penelitian dilakukan dalam 3 kali ulangan
dilakukan oleh Afrisanti (2010) dengan perlakuan. Dalam setiap ulangan perlakuan
modifikasi. Tahap pertama yaitu dilakukan 2 kali analisis. Data yang diperoleh
penggilingan daging ikan tongkol selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
menggunakan alat penggiling daging. One Way ANOVA dan jika terdapat beda
Selanjutnya, daging ikan tongkol giling nyata dilanjutkan dengan uji DMRT dengan
dicampur dengan bahan lain sesuai dengan = 5%
masing-masing formula. Semua bahan diaduk

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 37


HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini bahan yang digunakan
sebagai filler yaitu tepung terigu dan tepung
Kadar Air gembili. Berdasarkan penelitian yang
Air merupakan komponen penting dilakukan oleh Bekti (2009), tepung gembili
dalam bahan makanan karena air dapat memiliki kandungan air yang lebih rendah
mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita (7,80%) dibandingkan dengan kandungan air
rasa dari makanan. Selain itu keberadaan air pada tepung terigu yaitu sebesar 8,36%.
dalam bahan pangan juga menentukan daya Tepung gembili yang digunakan pada
awet dari suatu produk. pembuatan nugget ikan tongkol memiliki
kadar air sebesar 7,09%.
Tabel 1. Kadar Air Nugget Ikan Tongkol Perbedaan jumlah amilosa dan
Sampel Kadar Air (% wb) amilopektin pada filler nugget juga
F1 60,077a0,301 berpengaruh terhadap kadar air nugget yang
F2 60,612a0,537
dihasilkan. Tepung terigu memiliki
F3 60,024a0,443
F4 60,018a0,702 kandungan amilosa dan amilopektin berturut-
F5 59,890a0,234 turut adalah 28% dan 72%, sedangkan tepung
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada gembili memiliki kandungan amilosa sebesar
tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf 20,93% dan amilopektin sebesar 79,07%
= 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili; (Bekti, 2009). Menurut Maulida (2011), kadar
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3: amilosa yang lebih tinggi pada tepung terigu
10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5%
tepung terigu dan 15% tepung gembil
menyebabkan banyak air yang terperangkap
F5: 0% tepung terigu dan 20% tepung gembili karena sifat amilosa yang mudah menyerap
air pada saat proses pembentukan gel selama
Berdasarkan Tabel 1, perbedaan pemanasan.
proporsi tepung terigu dan tepung gembili Kemampuan penyerapan air dan
pada filler pada nugget ikan tongkol tidak minyak pada tepung umbi dan tepung pati
bepengaruh terhadap kadar air nugget ikan juga dipengaruhi oleh keberadaan serat kasar,
tongkol (p > 0,05). Kadar air nugget ikan karena sifat serat yang mudah menyerap air
tongkol berkisar antara 59,98% hingga (Richana, dan Sunarti, 2004). Semakin tinggi
60,61% (wb). Menurut SNI Nugget Ayam 01- kadar serat kasar dalam suatu bahan, maka
6683-2002, kadar air maksmimal nugget kemampuan penyerapan air juga semakin
ayam yaitu 60% (wb). Kadar air nugget ikan tinggi. Kadar serat kasar pada tepung terigu
tongkol F1, F2, F3, dan F4 tidak memenuhi sebesar 2,20%, sedangkan kadar serat kasar
persyaratan SNI karena memiliki kadar air tepung gembili yaitu sebesar 1,50% (Ukpabi,
lebih besar dari 60% (wb), sedangkan F5 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
memenuhi standar SNI karena memiliki kadar oleh Richana, dan Sunarti (2004), tepung
air sebesar 59,89% (wb). Pada penelitian gembili memiliki kemampuan absorbsi air
sebelumnya oleh Olivia (2013), subsitusi sebesar 1,91 g/g, sedangkan tepung terigu
tepung terigu oleh tepung kulit udang dogol memiliki kemampuan absorbsi air yang lebih
tidak mempengaruhi kadar air nugget jamur tinggi yaitu sebesar 2,00 g/g (Ukpabi, 2010).
tiram.
Bahan penyusun merupakan faktor Kadar Abu
yang dapat mempengaruhi kadar air suatu Kadar abu adalah sisa yang tertinggal
produk pangan. Kadar air ikan tongkol bila suatu sampel bahan pangan dibakar
sebagai bahan baku nugget ikan tongkol yaitu sempurna di dalam tungku pengabuan. Kadar
72% (Suwamba, 2008 dalam Atmaja, 2009). abu menggambarkan banyaknya mineral yang
Bahan pengisi (filler) yang digunakan juga tidak terbakar menjadi zat yang menguap
dapat mempengaruhi kadar air nugget, karena (Apriyantono et al, 1989). Kadar abu nugget
filler yang berupa tepung dapat meningkatkan ikan tongkol ditunjukkan pada Tabel 2.
kemampuan mengikat air (Afrisanti 2010).

38 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


Tabel 2. Kadar Abu Nugget Ikan Tongkol Lemak dan minyak merupakan salah
Kadar Abu satu kelompok yang termasuk golongan
Sampel
% wb % db lipida. Satu sifat yang khas dan mencirikan
F1 1,94a0,15 4,86a0,39 golongan lipida adalah daya larutnya dalam
F2 2,10a0,09 5,34b0,22 pelarut organik (misalnya: ether, benzene,
b
F3 2,33 0,04 5,82c0,13 khloroform) atau sebaliknya ketidak-
F4 2,47bc0,10 6,18cd0,26 larutannya dalam pelarut air (Sudarmadji et
c
F5 2,59 0,09 6,45d0,20
al., 1989).
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf Berdasarkan Tabel 3, penambahan
= 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili; tepung gembili sebagai filler nugget ikan
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3: tongkol tidak berpengaruh terhadap kadar
10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5% lemak nugget ikan tongkol. Berdasarkan SNI
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung
terigu dan 20% tepung gembili.
Nugget Ayam 01-6683-2002, kadar lemak
maksimal pada nugget ayam sebesar 20%
Berdasarkan Tabel 2, substitusi tepung (wb), sehingga kadar lemak nugget ikan
gembili terhadap tepung terigu pada filler tongkol pada kelima formula memenuhi
nugget ikan tongkol mempengaruhi kadar abu persyaratan SNI. Pada pengujian kadar lemak
nugget ikan tongkol (p < 0,05). Kadar abu nugget ikan tongkol, sampel yang digunakan
nugget ikan tongkol semakin meningkat merupakan nugget ikan tongkol mentah atau
seiring dengan meningkatnya jumlah tepung sebelum proses penggorengan sehingga tidak
gembili yang disubstitusikan terhadap tepung ada minyak yang terserap pada bahan.
terigu pada filler nugget ikan tongkol. Kadar Menurut Bekti (2009) tepung terigu memiliki
abu nugget ikan tongkol berkisar antara kadar lemak sebesar 1,3% dan tepung gembili
4,86% - 6,45% (wb). Menurut Bekti (2009), memiliki kadar lemak sebesar 0,45%. Tepung
tepung gembili memiliki kadar abu sebesar gembili yang digunakan sebagai filler nugget
2,28%, lebih tinggi dibandingkan dengan ikan tongkol pada penelitian ini memiliki
tepung terigu yaitu sebesar 1,9%. Kadar abu kadar lemak sebesar 0,83%.
yang tepung gembili yang digunakan pada
proses pembuatan nugget ikan tongkol yaitu Tabel 3. Kadar Lemak Nugget Ikan Tongkol
sebesar 4,26%. Kadar Lemak
Sampel
% wb % db
Ikan tongkol sebagai bahan baku utama pada
F1 1,19a0,19 2,98a0,45
proses pembuatan nugget memiliki kadar abu F2 1,28a0,20 3,27a0,52
0,7 %, serta kandungan vitamin dan mineral F3 a
1,10 0,18 2,76a0,45
sebesar 1% (Suwamba, 2008 dalam Atmaja, F4 a
1,31 0,15 3,26a0,34
2009). Menurut Suzuki (1981) dalam Andini F5 a
1,63 0,30 4,07a0,74
(2006), tongkol juga mengandung unsur hara Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
minor berupa mineral yang sangat penting tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf
bagi kehidupan manusia antara lain iodium = 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3:
dan fluor. 10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5%
Kadar abu nugget yang tinggi tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung
menggambarkan kandungan mineral yang terigu dan 20% tepung gembili.
tinggi pula pada bahan pangan tersebut.
Menurut Hanifa (2013), kandungan mineral . Pada penelitian nugget ikan tongkol ini
yang tinggi pada nugget ayam dapat kadar lemak tepung gembili yang digunakan
menyebabkan nugget menjadi masir, untuk mensubstitusi tepung terigu memiliki
meskipun demikian tidak mempengaruhi kadar lemak yang lebih rendah (0,83%)
tingkat kesukaan panelis terhadap nugget dibandingkan tepung terigu, meskipun
yang dihasilkan. demikian tidak berpengaruh terhadap kadar
lemak nugget ikan tongkol (p > 0,05).
Kadar Lemak Komponen penyusun yang mempengaruhi

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 39


kadar lemak nugget yaitu jenis daging yang sebagai filler nugget ikan tongkol tidak
digunakan. Ikan tongkol memiliki kadar mempengaruhi kadar protein nugget ikan
lemak sebesar 1,30% (Suwamba, 2008 dalam tongkol. Protein nugget ikan tongkol berkisar
Atmaja, 2009). Kadar lemak nugget ikan antara 27,54% - 30,14% (db). Berdasarkan
tongkol yang dihasilkan yaitu berkisar antara SNI 01-6683-2002 tentang nugget ayam,
2,76% 4,07% (db). Menurut Khomsan kadar protein minimal nugget sebesar 12%
(2006) dalam Atmaja (2009), ikan tongkol (wb), sehingga kadar protein sample nugget
memiliki kandungan asam lemak omega 3 ikan tongkol F5 tidak memenuhi persyaratan
sebesar 1,5 g/100 g. Berdasarkan penelitian SNI, karena memiliki kadar protein sebesar
Sukarasa (2004) total omega 3 ikan tongkol 11,58% (wb).
yaitu sebesar 30,78%. Perbedaan asam lemak
omega 3 dari pada masing-masing jenis ikan Tabel 4. Kadar Protein Nugget Ikan Tongkol
disebabkan olah faktor makanan. Total omega Kadar Protein
Sampel
3 dihitung daori jumlah asam linoleat, EPA % wb % db
dan DHA. Kandungan DHA dan EPA pada F1 12,17a0,37 29,549a1,01
ikan tongkol berturut-turut adalah 23,47% F2 12,58a0,32 29,298a1,46
a
dan 6,03%. Perbedaan rasio DHA dan EPA F3 12,66 0,47 30,142a0,77
pada berbagai jenis ikan dimungkinkan F4 12,34a0,96 29,252a3,24
a
F5 11,58 0,53 27,538a2,22
karena komposisi asam lemak tergantung Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
pada spesies, habitat dan jenis makanan. tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf
Mengkonsumsi asam lemak omega-3 = 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili;
dalam jumlah yang cukup mampu F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3:
mengurangi kandungan kolesterol dalam 10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5%
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung
darah dan mengurangi resiko terkena penyakit terigu dan 20% tepung gembili
jantung, resiko artherosklerosis serta secara
selektif dapat membunuh sel-sel kanker dan Rendahnya kadar protein sampel F5
menyembuhkan simtom-simtom rheumathoid diduga disebabkan oleh kadar protein tepung
arthritis. Efek klinis dari asam lemak omega- gembili yang lebih rendah daripada tepung
3 dalam menurunkan kadar kolesterol darah terigu. Sampel F5 merupakan sampel nugget
diduga disebabkan oleh pengaruhnya ikan tongkol dengan filler 20% tepung
terhadap mekanisme produksi lipoprotein gembili. Berdasarkan penelitian yang
transport dalam hati yang disekresikan dilakukan oleh Bekti (2009), tepung terigu
kedalam darah (Elisabeth, 1992 dalam memiliki kandungan protein sebesar 8,90%,
Sukarasa, 2004) sedangkan tepung gembili memiliki
kandungan protein sebesar 4,25%. Pada
Kadar Protein penelitian ini tepung terigu yang digunakan
Protein merupakan senyawa yaitu tepung terigu protein tinggi dengan
makronutrien bermolekul besar yang tersusun kadar protein 13%, sedangkan tepung gembili
dari unsur-unsur C, H, O, N, S, dan kadang- yang digunakan memiliki kandungan protein
kadang P, Fe, Cu sebagai senyawa kompleks sebesar 4,17%.
dalam protein (Sudarmadji et al., 1989). Ikan tongkol sebagai bahan utama
Fungsi protein antara lain adalah sebagai pembuatan nugget ikan tongkol memiliki
pembangun struktur utama dalam sel, enzim kandungan protein sebesar 25% (Suwamba,
dalam membran, hormon dan alat pembawa. 2008 dalam Atmaja 2009). Protein juga
Dilihat dari sisi nutrisi, protein merupakan digunakan sebagai bahan pengikat karena
sumber energi dan asam amino yang penting mempunyai bagian yang dapat berikatan
untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dengan air (hidrofilik) dan bagian yang dapat
(Susanto, 2012). mengikat lemak (lipofilik) (Abubakar et al.,
Berdasarkan Tabel 4, perbedaan 2011). Bahan pengikat memiliki kontribusi
proporsi tepung terigu dan tepung gembili yang besar terhadap daya emulsifikasi dan

40 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


daya mengikat air pada adonan (Rossuartini, dikarenakan bahan yang digunakan sebagai
2005). Pada penelitian ini bahan pengikat bahan pengisi pada umumnya merupakan
yang digunakan yaitu susu skim. Susu skim tepung (Afrisanti, 2010).
memiliki kandungan protein tinggi yaitu
sebesar 37,4% (Suryaningsih, 2015). Tabel 5. Kadar Karbohidrat Nugget Ikan
Suzuki (1981) dalam Rospiati (2006) Kadar Karbohidrat
Sampel
menyatakan bahwa pembekuan dapat % wb % db
menyebabkan terjadinya denaturasi protein F1 24,62a0,61 62,61a1,07
yang salah satunya adalah kelarutan protein F2 23,42a0,55 62,09a1,16
a
sarkoplasma maupun miofibriler menurun. F3 23,89 0,46 61,28a0,68
a
Protein sarkoplasma pada spesies ikan pelagik F4 23,86 1,32 61,31a3,16
F5 24,63a0,50 61,94a2,27
pada umumnya lebih besar dibadingkan Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
dengan ikan demersal. Jumlah persentase tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf
mioglobinnya lebih besar dari hemoglobin = 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili;
dan sitokrom. Rospiati (2006) menyatakan F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3:
bahwa denaturasi protein selama pembekuan 10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5%
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung
diduga akibat adanya loss drip (cairan yang terigu dan 20% tepung gembili
keluar/eksudasi) yang terjadi pada saat
thawing. Drip menyebabkan beberapa Pada penelitian ini jumlah bahan
nutrient seperti garam, polipeptida, asam pengisi yang ditambahkan sebesar 20% dari
amino, asam laktat, purin dan lain-lain yang berat daging. Bahan pengisi yang digunakan
larut dalam air akan terbawa bersama air yang merupakan tepung terigu dan tepung gembili.
keluar dari nugget. Polipeptida, asam amino Pada penelitian nugget ikan tongkol ini
dan asam laktat tersebut mengandung tepung gembili yang digunakan untuk
nitrogen yang hilang akibat drip dan tak mensubstitusi tepung terigu memiliki kadar
terukur saat pengukuran dengan metode karbohidrat yang lebih tinggi (83,17%)
Kjeldhal dimana pengukurannya berdasarkan dibandingkan tepung terigu, meskipun
pengamatan jumlah nitrogen (Rospiati, 2006). demikian tidak berpengaruh terhadap kadar
karbohidrat nugget ikan tongkol (p > 0,05).
Kadar Karbohidrat
Pengukuran kadar karbohidrat A. Karakteristik Fisik Nugget Ikan
dilakukan dengan metode by difference. Pada Tongkol
metode ini kadar karbohidrat diketahui bukan Tekstur merupakan unsur mutu yang
melalui analisis tetapi melalui perhitungan, penting pada produk olahan daging. Ciri yang
sehingga bergantung kepada faktor sering menjadi acuan adalah kekerasan dan
pengurangnya, yaitu kadar air, kadar abu, kandungan air (De Man, 1997 dalam Rospiati,
kadar protein dan kadar lemak. Berdasarkan 2006). Pengujian tekstur yang dilakukan pada
Tabel 5 penambahan tepung gembili tidak nugget ikan tongkol ini yaitu hardness
berpengaruh terhadap kadar karbohidrat (kekerasan) nugget. Ranggana (1986) dalam
nugget ikan tongkol (p > 0,05). Menurut SNI Rospiati (2006) mendefinisikan kekerasan
01-6683-2002 tentang nugget ayam, syarat sebagai gaya yang dibutuhkan untuk menekan
maksmimal kadar karbohidrat nugget 25% suatu produk sehingga menjadi produk yang
(wb). Sehingga nugget ikan tongkol pada diinginkan. Gaya tekan maksimal terhadap
seluruh variasi sampel memenuhi persyaratan nugget menggambarkan tingkat kekerasan
SNI. Kadar karbohidrat nugget ikan tongkol nugget tersebut. Penurunan gaya tekan
berkisar antara 61,28 - 62,61% (db). Kadar mengindikasikan penurunan tingkat
karbohidrat pada nugget di pengaruhi oleh kekerasan suatu bahan pangan (Ansarifar et
jumlah bahan pengisinya. Semakin besar al., 2012).
bahan pengisi maka semakin besar pula Berdasarkan Tabel 6, penambahan
kandungan karbohidrat nugget. Hal tersebut tepung gembili berpengaruh terhadap gaya

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 41


tekan maksimal nugget ikan tongkol, Gembili merupakan salah satu umbi
sehingga hal tersebut juga bepengaruh yang mengandung serat pangan. Kandungan
terhadap tingkat kekerasan nugget ikan serat pangan pada umbi gembili yaitu sebesar
tongkol (p > 0,05). Semakin besar tingkat 6,386% (Yuniar, 2010). Pada penelitian ini
substitusi tepung gembili terhadap tepung kandungan serat pangan nugget ikan tongkol
terigu mengakibatkan semakin rendah gaya meningkat seiring dengan semakin besarnya
tekan maksimal nugget ikan tongkol, jumlah tepung gembili yang disubstitusikan
sehingga tingkat kekerasan nugget juga terhadap tepung terigu pada filler nugget ikan
semakin menurun. tongkol. Hal tersebut berdampak pada
menurunnya hardness nugget ikan tongkol.
Tabel 6. Fmax Nugget Ikan Tongkol Firdevs (2004), dalam Melliyana et al. (2012)
Sampel F max (N) menyatakan bahwa partikel serat pangan lebih
F1 17,45b0,61 besar dari pada sel jaringan, sehingga
F2 16,46b1,10 menyebabkan matriks protein menjadi kurang
F3 12,65a1,14 homogen dan tidak kompak.
F4 13,41a1,08 Keberadaan inulin sebagai salah satu
F5 13,27a1,14
serat pangan larut air juga mempengaruhi
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf tingkat kekerasan (hardness) nugget ikan
= 5%.F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili; tongkol. Besarnya inulin yang pada nugget
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3: ikan tongkol sebanding dengan penambahan
10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5% tepung gembili sebagai substitusi tepung
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5 : 0% tepung terigu pada filler nugget ikan tongkol.
terigu dan 20% tepung gembili.
Semakin tinggi kandungan inulin maka
tingkat kekerasan nugget ikan tongkol
Peningkatan konsentrasi jumlah tepung
semakin rendah. Hasil tersebut sesuai dengan
sebagai filler nugget juga berarti semakin
penelitian yang dilakukan oleh Cegielka, dan
banyak jumlah pati yang akan mengisi ruang-
Krzysztof (2012), penambahan inulin pada
ruang kosong dalam matriks gel sehingga
burger ayam menurunkan gaya tekan
tekstur nugget akan semakin padat dan
maksimal yang menggambarkan penurunan
cenderung keras (hardness tinggi) (Suseno,
tingkat kekerasan burger ayam. Penurunan
2007).
kekerasan dapat dikarenakan inulin tidak
Penurunan nilai kekerasan- pada nugget
digunakan untuk mensubstitusi lemak.
ikan tongkol diduga karena perbedaan
kandungan pati pada bahan pengisi yang
digunakan. Jumlah pati yang besar B. Karakteristik Fungsional
menyebabkan tekstur nugget menjadi lebih Serat Pangan
Definisi serat pangan yang disampaikan
padat dan lebih cenderung keras (Potter 1973
oleh The American Association of Cereal
dalam Rospiati 2006). Kandungan pati yang
Chemist (AACC, 2001) adalah bagian yang
yang semakin tinggi menyebabkan gel yang
dapat dimakan dari tanaman atau karbohidrat
terbentuk selama pemanasan juga semakin
analog yang resisten terhadap pencernaan dan
banyak dan meningkatkan kekerasan produk
absorpsi pada usus halus dengan fermentasi
(Kusumanegara, et al., 2012). Tepung terigu
lengkap atau parsial pada usus besar. Menurut
memiliki kandungan pati sebesar 60 68%
Beck (2011), serat pangan ialah polisakarida
(Salim, 2010), sedangkan tepung gembili
bukan pati dari tumbuhan ditambah lignin.
memiliki kandungan pati yang lebih rendah
Serat pangan total (Total Dietary Fiber, TDF)
yaitu sebesar 21,44% (Richana, dan Sunarti,
terdiri dari dua komponen yaitu serat pangan
2010). Sehingga nugget ikan tongkol dengan
larut (Soluble Dietary Fiber, SDF) dan serat
filler tepung terigu memiliki tingkat
pangan tidak larut (Insoluble Dietary Fiber,
kekerasan yang lebih tinggi daripada nugget
IDF). SDF diartikan sebagai serat pangan
ikan tongkol dengan filler tepung gembili.
yang dapat larut dalam air hangat atau panas

42 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


serta dapat terendapkan oleh air yang telah konstipasi (sulit buang air besar), haemoroid
dicampur dengan empat bagian etanol. Gum, (ambeien), kanker usus besar, infeksi usus
pektin, dan sebagian hemiselulosa larut yang buntu, divertikulosisn dan colitis (Muchtadi,
terdapat dalam dinding sel tanaman 2001).
merupakan sumber SDF. Sedangkan IDF Secara fisiologis serat pangan larut
diartikan sebagai serat pangan yang tidak (SDF) lebih efektif dalam mereduksi plasma
larut dalam air panas atau dingin. Sumber IDF kolesterol yaitu Low Density Lipoprotein
adalah selulosa, lignin, dan sebagian besar (LDL), serta meningkatkan kadar High
hemiselulosa (Muchtadi, 2001). Density Lipoprotein (HDL) (Muchtadi,
Berdasarkan Tabel 7, substitusi tepung 2001). LDL mengandung lebih banyak lemak
gembili terhadap tepung terigu pada filler daripada HDL sehingga LDL akan
nugget ikan tongkol berpengaruh terhadap mengambang di dalam darah. LDL dianggap
kadar serat pangan total nugget ikan tongkol sebagai lemak yang "jahat" karena apabila
(p < 0,05). Kadar serat pangan total nugget jumlah LDL tersebut melebihi batas aman
ikan tongkol berkisar antara 5,09% hingga yang dapat ditoleransi oleh tubuh, ada
18,46% (db). Kadar serat pangan pada nugget kemungkinan kolesterol tertinggal di dinding
ikan tongkol semakin meningkat seiring pembuluh darah membentuk plak yang lama-
dengan semakin banyaknya jumlah tepung kelamaan dapat menyumbat pembuluh darah.
gembili yang disubstitusikan terhadap tepung Kadar LDL yang tinggi dan kadar HDL yang
terigu pada filler nugget ikan tongkol. Hal rendah dalam darah diduga dapat
tersebut dikarenakan umbi gembili memiliki menyebabkan penumpukan kolesterol dalm
kandungan serat pangan yang cukup tinggi dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
yaitu sebesar 6,39% (Yuniar, 2010). Menurut penyumbatan pembuluh darah yang disebut
Portugal et al. (2013), tepung terigu memiliki aterosklerotis atau ateroma. Apabila
kadar serat pangan yang lebih rendah yaitu penyumbatan tersebut terjadi di pembuluh
2,84%. darah yang menuju ke jantung, maka akan
memicu terjadinya penyakit jantung,
Tabel 7. Serat Pangan Total Nugget Ikan sedangkan bila penyumbatan terjadi di
Serat Pangan Total pembuluh darah yang menuju ke otak, akan
Sampel
% wb % db memicu terjadinya stroke. Sebaliknya HDL
F1 2,03a0,04 5,087a0,06 disebut sebagai lemak yang baik karena
F2 3,43b0,02 8,686b0,05 dalam operasinya dapat membersihkan
F3 4,95c0,02 12,348c0,08 kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
d
F4 6,03 0,15 15,202d0,23 darah dengan mengangkutnya kembali ke
e
F5 7,39 0,01 18,461e0,06
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada
hati.
tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf SDF juga bermanfaat bagi penderita
= 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili; diabetes mellitus yaitu berhubungan dengan
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3: peran SDF dalam mereduksi absorbsi glukosa
10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5% dalam usus. Manfaat lain SDF adalah
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung
terigu dan 20% tepung gembili
membuat perut merasa cepat kenyang,
sehingga bermanfaat untuk mempertahankan
Serat pangan tak larut terdiri dari tiga berat badan normal (Muchtadi, 2001). Serat
macam yaitu selulosa, hemiselulosa dan pangan larut (SDF) pada umbi gembili terdiri
lignin. Tepung gembili mengandung selulosa dari polisakarida larut air (PLA) dan inulin.
serta sedikit lignin dan hemiselulosa, dengan Serat pangan larut pada umbi gembili terdiri
jumlah 2,06% (Richana, dan Sunarti, 2004). dari polisakarida larut air (PLA) dan inulin.
Serat pangan tidak larut (IDF) tidak terlalu Menurut Prabowo et al. (2014), umbi gembili
signifikan sebagai agen hipokolestrolemik, mengandung polisakarida larut air (PLA),
tetapi perannya sangat penting dalam yaitu serat pangan larut air yang didefinisikan
pencegahan disfungsi alat pencernaan seperti sebagai komponen dalam tanaman yang tidak

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 43


terdegradasi secara enzimatis menjadi sub (Yuniar, 2010), sedangkan gandum sebagai
unit yang dapat diserap lambung dan usus bahan baku terigu mengandung sedikit inulin
halus. Jenis PLA yang utama pada kelompok yaitu sebesar 1 3,8% (Nair et al., 2010).
Dioscorea yaitu glukomanan. Glukomanan Dengan tingginya kadar inulin pada umbi
merupakan polisakarida hidrokoloid yang gembili maka diduga tepung gembili juga
mempunyai berat molekul antara 200.000 - mengandung inulin yang cukup tinggi.
2.000.000 yang tersusun dari unit D-mannosa Pada formulasi nugget ikan tongkol,
dan D-glukosa dengan rasio 1,6 : 1 diikat juga ditambahkan bawang merah dan bawang
bersama-sama dalam ikatan -1,4. putih. Bawang merah dan bawang putih yang
Glukomanan mempunyai beberapa sifat fisik ditambahkan yaitu sebesar 0,5% dan 1% dari
yang istimewa, antara lain pengembangan berat daging. Bawang merah dan bawang
glukomanan di dalam air dapat mencapai putih selain berkonstribusi terhadap rasa
138 - 200% dan terjadi secara cepat (pati nugget ikan tongkol juga merupakan bahan
mengembang 25%). yang dapat meningkatkan kadar inulin nugget
ikan tongkol. Umbi bawang merah
Kadar Inulin mengandung inulin sebesar 2 6% (Franck,
Inulin adalah polimer dari unit-unit 2002), dan bawang putih mengandung inulin
fruktosa dengan gugus terminal glukosa. sebesar 9 16% (Nair et al., 2010).
Unit-unit fruktosa dalam inulin dihubungkan Inulin sangat luas penggunaannya
oleh ikatan (21) glikosidik. Inulin dari dalam industri pangan. Franck (2002), dalam
tanaman biasanya mengandung 20 sampai Nair et al., (2010) menyatakan bahwa inulin
beberapa ribu unit fruktosa(Roberfroid, 2005 mungkin dapat memperbaiki karakteristrik
dalam Zubaidah dan Akhdiana, 2013). organoleptik. Penggunaan inulin dapat
digunakan sebagai pengganti gula dan lemak
Tabel 8. Kadar Inulin Nugget Ikan Tongkol yang menghasilkan kalori lebih rendah
Kadar Inulin (Winarti et al., 2011). Inulin dapat
Sampel
% wb % db memperbaiki karakteristik organoleptik
F1 0,0565a0,00005 0,1372a0,00045
F2 0,0608b0,00160 0,1414b0,00020
secara signifikan, diantaranya meningkatkan
F3 0,0606b0,00160 0,1460c0,00030 rasa dan mouthfeel (Franck, 2002). Inulin juga
F4 0,0634b0,00210 0,1498d0,00000 dapat meningkatkan stabilitas emulsi,
F5 0,0660c0,00235 0,1565e0,00003 sehingga dapat digunakan untuk
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada menggantikan stabilizer pada makanan,
tiap kolom menunjukkan tidak beda nyata pada taraf
= 5%. F1: 20% tepung terigu dan 0% tepung gembili;
seperti pada es krim, dan saus (Nair et al.,
F2: 15% tepung terigu dan 5% tepung gembili; F3: 2010). Inulin dapat digunakan sebagai bahan
10% tepung terigu dan 10% tepung gembili; F4: 5% penstabil dikarenakan inulin tidak berasa,
tepung terigu dan 15% tepung gembili; F5: 0% tepung terdispersi baik dalam air dan cocok
terigu dan 20% tepung gembili dikombinasikan dengan bahan pangan rendah
lemak seperti susu skim (Azhar, 2009).
Berdasarkan Tabel 8, penambahan Ketika inulin dicampur dengan air atau
tepung gembili sebagai filler nugget bahan cair lainnya maka akan membentuk
berpengaruh terhadap kadar inulin nugget partikel gel berwarna putih krem yang mudah
ikan tongkol. Kadar inulin nugget ikan menyatu dalam bahan pangan sehingga dapat
tongkol berkisar antara 0,14% hingga 0,16% berfungsi sebagai pengganti lemak (Nair et al,
(db). Kadar inulin nugget ikan tongkol 2010). Penggunaan inulin sebagai pengganti
semakin meningkat seiring dengan semakin lemak pada sosis ayam meningkatan hardness
besar jumlah tepung gembili yang dari sosis ayam (Menegas, 2013). Hal tersebut
disubstitusikan terhadap tepung terigu pada diduga inulin belum mampu menggantikan
filler nugget ikan tongkol. Hal tersebut lemak sepenuhnya, sehingga meningkatkan
dikarenakan umbi gembili memiliki kadar hardness produk yang dihasilkan, namun
inulin yang cukup tinggi yaitu 14,63% penambahan inulin (tanpa mengurangi lemak)

44 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


dapat menurunkan hardness produk akhir, terjadinya reaksi pencoklatan selama proses
seperti pada penelitian Cegielka, dan pengolahan, namun nugget ikan tongkol
Krzysztof, (2012) pada burger ayam. dengan filler tepung gembili secara kasat
Penambahan inulin pada burger ayam dapat mata memiliki warna yang tidak berbeda
menurunkan gaya tekan maksimal yang dengan nugget ikan tongkol dengan filler
menggambarkan penurunan tingkat tepung terigu. Tingkat kesukaan terhadap
kekerasan burger ayam. Mendoza et al. warna nugget ikan tongkol tidak dipengaruhi
(2001), mengemukakan bahwa penambahan oleh penambahan tepung gembili.
inulin tidak mempengaruhi tingkat kekerasan
sosis mentah namun dapat menurunkan Tabel 9. Tingkat Kesukaan Nugget Ikan
kekenyalan (springiness) produk akhir. Sampel
Karakteristik Sensoris
Menegas (2001), mengemukakan bahwa Warna Aroma Rasa Tekstur Overall
pengaruh inulin terhadap kekerasan F1 3,68a 3,48a 3,76a 3,84a 3,72a
a a a a
tergantung dari bentuk inulin yang digunakan. F2 3,56 3,60 3,56 3,68 3,64a
a a a a
Penambahan inulin dalam bentuk gel F3 3,28 3,60 3,96 3,88 3,96a
F4 3,24a 3,48a 3,80a 3,92a 3,80a
menghasilkan produk dengan tekstur yang a a a a
F5 3,12 3,52 3,36 3,52 3,40a
lebih lembut daripada produk yang diberi
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada
penambahan inulin bubuk.
tiap baris menunjukkan tidak beda nyata pada taraf
Inulin adalah makanan yang baik bagi = 5%. Skor nilai : 1) sangat tidak suka, 2) tidak suka,
Bifidobacteria` dan Lactobacilli karena 3) netral, 4) suka, 5) sangat suka. F1: 20% tepung terigu
mudah dan cepat difermentasi oleh bakteri dan 0% tepung gembili; F2: 15% tepung terigu dan 5%
tersebut. Kedua bakteri tersebut mampu tepung gembili; F3: 10% tepung terigu dan 10%
menghambat pertumbuhan bakteri patogen. tepung gembili; F4: 5% tepung terigu dan 15% tepung
gembili; F5: 0% tepung terigu dan 20% tepung gembili
Produk fermentasi dari Bifidobacteria dan
Lactobacilli menghasilkan Short Chain Fatty
Acid (SCFA) dan L-laktat yang dapat Warna nugget ikan tongkol adalah
menurunkan pH kolon sehingga dapat kecoklatan. Hal tersebut dikarenakan ikan
menaikkan pertumbuhan Lactobacilli dan tongkol merupakan jenis ikan yang memiliki
Bifidobacteria, serta menurunkan aktivitas daging merah. Daging merah ikan adalah
enzim bakterial yang terlibat pada sintesis lapisan daging ikan yang berpigmen
produk yang bersifat karsinogen dan toksik kemerahan sepanjang tubuh ikan di bawah
dalam usus. Pembentukan SCFA dan L-laktat kulit tubuh. Daging merah mengandung
SCFA juga mempengaruhi imun, kesehatan mioglobin dan hemoglobin yang bersifat
jantung, dan mencegah kanker kolon. prooksidan serta kaya dengan lemak (Okada,
Senyawa yang termasuk SCFA adalah asetat, 1990 dalam Rospiati, 2006).
propionat, dan butirat (Azhar, 2009). Aroma merupakan salah satu faktor
pendukung cita rasa yang menentukan
kualitas suatu produk. Aroma juga merupakan
C. Karakteristik Sensoris
Hasil analisis sensoris nugget ikan salah satu indikator untuk menentukan tingkat
tongkol dapat dilihat pada Tabel 9. Substitusi penerimaan suatu produk oleh konsumen.
tepung gembili terhadap tepung terigu pada Menurut De man (1989) dalam Atmaja
filler nugget ikan tongkol tidak berpengaruh (2009), pengujian aroma dalam suatu produk
terhadap tingkat kesukaan panelis pada warna baru dianggap penting karena cepat
nugget ikan tongkol (p > 0,05). Tingkat memberikan hasil penilaian terhadap produk
kesukaan panelis terhadap paramater warna terkait diterima atau tidaknya suatu produk.
nugget ikan tongkol berkisar antara netral Timbulnya aroma atau bau ini karena zat bau
hingga suka. tersebut bersifat volatil (mudah menguap).
Menurut Alsuhendra dan Ridawati Berdasarkan Tabel 9, substitusi tepung
(2007) salah satu kelemahan tepung gembili gembili terhadap tepung terigu pada filler
yaitu warna tepung yang agak gelap karena nugget ikan tongkol tidak mempengaruhi

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 45


tingkat kesukaan panelis terhadap parameter suka. Menurut SNI 01-6683-2002 mengenai
aroma nugget ikan tongkol (p > 0,05). Tingkat nugget ayam, nugget harus memiliki tekstur
kesukaan panelis aroma nugget ikan tongkol yang normal.
berkisar antara netral hingga suka. Menurut Perubahan yang terjadi selama proses
SNI 01-6683-2002 mengenai nugget ayam, penggorengan yaitu penguapan air.
nugget harus memiliki aroma yang normal Peningkatan suhu selama proses
sesuai dengan bahan yang digunakan. Nugget penggorengan menyebabkan keluarnya air
ikan tongkol memiliki aroma khas ikan yang dari bahan pangan sehingga produk menjadi
agak amis. renyah. Pinthuss et al. (1995) menambahkan
Berdasarkan Tabel 9, penambahan bahwa jumlah air bahan setelah penggorengan
tepung gembili tidak mempengaruhi tingkat akan menentukan hardness suatu bahan
kesukaan panelis terhadap parameter rasa pangan. Menurut Potter (1973), dalam
nugget ikan tongkol (p > 0,05). Tingkat Rospiati (2006), tekstur akan berubah dengan
kesukaan panelis terhadap rasa nugget ikan berubahnya kandungan air. Selain kandungan
tongkol berkisar antara netral hingga suka. airnya, tekstur juga dipengaruhi oleh
Menurut SNI 01-6683-2002 mengenai nugget kandungan jumlah filler yang digunakan.
ayam, nugget harus memiliki rasa yang Semakin besar jumlah filler yang
normal sesuai dengan bahan yang digunakan. ditambahkan menyebabkan tekstur menjadi
Nugget ikan tongkol memiliki rasa khas ikan lebih padat dan lebih cenderung keras (Potter
tongkol. 1973, dalam Rospiati 2006). Semakin tinggi
Rasa nugget ikan tidak hanya konsentrasi tepung yang ditambahkan sebagai
dipengaruhi oleh jumlah daging ikan ataupun filler nugget maka akan semakin banyak pula
tepung yang digunakan, namun kemungkinan jumlah pati yang akan mengisi ruang-ruang
juga dipengaruhi rasa dari bumbu-bumbu kosong dalam matriks gel sehingga tekstur
yang ditambahkan (Surawan, 2007). Garam nugget akan semakin padat dan cenderung
ditambahkan pada proses pembuatan nugget keras (Suseno, 2007).
dengan tujuan menambah cita rasa, Kesukaan dan penerimaan konsumen
penambahan garam ini berkisar antara 1% terhadap suatu bahan mungkin tidak hanya
hingga 8% tergantung kesukaan. Gula juga dipengaruhi oleh satu faktor, akan tetapi
ditambahkan pada proses pembuatan nugget dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
dengan tujuan untuk meningkatkan cita rasa sehingga menimbulkan penerimaan yang
produk akhir yang lebih kenyal. Pada utuh. Tujuan dari pengujian kesukaan overall
penelitian nugget ikan tongkol ini, garam yaitu untuk mengetahui tingkat kesukaan dari
yang ditambahkan sebesar 1,8% dari berat keseluruhan atribut mutu yang ada (Atmaja,
daging ikan tongkol, sedangkan gula yang 2009). Kesukaan dipengaruhi oleh berbagai
ditambahkan hanya sebesar 1%. Rempah- macam faktor antara lain aroma, rasa, tekstur
rempah merupakan komponen aromatik dan kekerasan, berbagai macam faktor
nabati yang sebagian besar dimanfaatkan tersebut menimbulkan penerimaan yang utuh
sebagai bumbu untuk meningkatkan cita rasa (Puspitasari, 2008).
dari produk yang dihasilkan. Beberapa Penambahan tepung gembili sebagai
rempah-rempah yang ditambahkan selama filler nugget ikan tongkol tidak berpengaruh
proses pembuatan nugget adalah lada, dan terhadap tingkat kesukaan panelis pada
bawang putih (Price dan Schweigrt, 1987 parameter warna, aroma, rasa, dan tekstur
dalam Rossuartini, 2005). nugget ikan tongkol, sehingga hal tersebut
Berdasarkan Tabel 9, penambahan juga tidak mempengaruhi tingkat kesukaan
tepung gembili sebagai filler nugget ikan panelis terhadap overall nugget ikan tongkol
tongkol tidak mempengaruhi tingkat pada level pengujian yang sama ( = 5%).
kesukaan panelis pada parameter tekstur Tingkat kesukaan panelis terhadap nugget
(p > 0,05). Tingkat kesukaan panelis pada ikan tongkol dengan filler tepung gembili
parameter tekstur yaitu antara netral hingga tidak berbeda nyata dengan nugget ikan

46 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


tongkol yang menggunakan tepung terigu Tongkol (Euthynnus sp.). Skripsi
sebagai bahan pengisinya, sehingga Program Studi Teknologi Hasil
penggunaan tepung gembili sebagai filler Perikanan, Fakultas Perikanan dan
nugget memiliki prospek yang baik untuk Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
dikembangkan berdasarkan hasil analisis Bogor.
pada beberapa parameter sensoris. Ansarifar, E., Mohebbat Mohebbi, dan Fakhri
Shahidi. 2012. Studying Some
KESIMPULAN Physicochemical Characteristics of
Crust Coated with White Egg and
Penambahan tepung gembili sebagai Chitosan Using a Deep-Fried Model
substitusi tepung terigu pada filler nugget System. Food And Nutrition
ikan tongkol tidak berpengaruh terhadap Sciences, Vol. 3, Hal. 685-692.
kadar air, lemak, protein, dan karbohidrat Apriyantono, A., D. Fardiaz, N.L. Puspitasari,
nugget ikan tongkol, namun meningkatkan Sedarnawati dan S. Budiyanto. 1989.
kadar abu, serat pangan, dan inulin nugget Analisis Pangan. Bogor : IPB Press.
ikan tongkol. Penambahan tepung gembili Astriani, R.P., Kusrahayu, dan S. Mulyani.
sebagai substitusi tepung terigu pada filler 2013. Pengaruh Berbagai Filler
nugget ikan tongkol juga menurunkan tingkat (Bahan Pengisi) Terhadap Sifat
kekerasan (hardness) nugget ikan tongkol. Organoleptik Beef Nugget. Animal
Penambahan tepung gembili sebagai Agriculture, Vol. 2, No. 1, Hal. 247-
substitusi tepung terigu pada filler nugget 252.
ikan tongkol tidak berpengaruh terhadap Atmaja, A.K. 2009. Aplikasi Asap Cair
tingkat kesukaan panelis terhadap Redestilasi pada Karakterisasi
karakteristik sensoris (warna, aroma, rasa, Kamaboko Ikan Tongkol (Euthynus
tekstur, dan overall) nugget ikan tongkol. Affinis) Ditinjau dari Tingkat
Keawetan dan Kesukaan Konsumen.
Skripsi Program Studi Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
AACC. 2001. The Definition of Dietary Azhar, M. 2009. Inulin Sebagai Prebiotik.
Fiber. World : Cereal Fds. Jurnal Sainstek, Vol. 12, No. 1.
Abubakar, T. Suryati dan A.Azizs. 2011. Beck, M. E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet,
Pengaruh Penambahan Karagenan Hubungannya dengan Penyakit-
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Penyakit untuk Perawat & Dokter.
Palatabilitas Nugget Daging Itik Yogyakarta : Penerbit Andi.
Lokal (Anas platyrynchos). Seminar Bekti, E. 2009. Karakteristik Kimiawi dan
Nasional Teknologi Peternakan dan Tingkat Pengembangan Pangsit
Veteriner. dengan Substitusi Tepung Gembili
Afrisanti, D. W. 2010. Kualitas Kimia dan (Dioscorea aculeata). Jurnal
Organoleptik Nugget Daging Teknologi Pangan dan Hasil
Kelinci dengan Penambahan Pertanian, Vol. 5, No. 2, Hal 99-111.
Tepung Tempe. Skripsi Program Cegielka, Aneta, dan Krzysztof Tambor.
Studi Peternakan, Fakultas 2012. Effect of Inulin on the
Pertanian, Universitas Sebelas Maret Physical, Chemical, and Sensory
Surakarta. Quality Attributes of Polish Chicken
Almatsier, S. 2002. Prinsip-Prinsip Dasar Burgers. Journal of Food Research,
Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Vol. 1, No. 1.
Pustaka Utama. De Man, J. M. 1989. Kimia Makanan.
Andini, Y.S. 2006. Karakteristik Surimi Hasil Bandung : ITB Press.
Ozonisasi Daging Merah Ikan

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 47


Dewanti, F.K. 2013. Substitusi Inulin Umbi Lawrie, R.A. 1995. Ilmu Daging. Jakarta : UI
Gembili (Dioscorea esculenta) pada Press.
Produk Es Krim sebagai Alternatif Marsono, Y. 2004. Serat Pangan dalam
Produk Makanan Tinggi Serat dan Perspektif Ilmu Gizi. Fakultas
Rendah Lemak. Skripsi Program Teknologi Pertanian, Universitas
Studi Ilmu Gizi, Fakultas Gadjah Mada.
Kedokteran, Universitas Diponegoro Matz, S.A. 1962. Water in Food. Westport
Semarang. Connecticut : The AVI Publishing
Eastwood, M.A. 1992. The Physicological Company Inc.
Effect of Dietary Fibre : An Update. Melliyana, D.V., Djalal Rosyidi, dan Eni Sri
An Rev. of Nutr., Vol. 12, Hal. 19- W. 2012. Pengaruh Penambahan
35. Pati Biji Durian Terhadap Kualitas
Evanuarini, Herly. 2010. Kualitas Chicken Fisik Nugget Ayam.
Nugget dengan Penambahan Putih http://fapet.ub.ac.id/wp-
Telur. Jurnal Ilmu dan Teknologi content/uploads/2013/04/Pengaruh-
Hasil Ternak, Vol. 5, No. 2, Hal. 17- Penambahan-Pati-Biji-Durian-
22. Terhadap-Kualitas-Fisik-Nugget-
Firdevs, S. 2004. Effect of Different Batter Ayam.pdf
Formulations on Quality of Deep- Muchtadi, Deddy. 2001. Sayuran Sebagai
Fat Friend Chicken Nugget. A Sumber Serat Pangan untuk
Review, Thesis, Food Science. Mencegah Timbulnya Penyakit
Franck, A. 2002. Technological Functionality Degeneratif. Jurnal Teknologi dan
of Inulin and Oligofructose. Journal Industri Pangan, Vol. 12, No. 1.
Nutrition Britania, Vol. 87, Hal. 287- Okada, M. 1990. Fish and Raw Material in
291. Science of Processing Marine Food
Gisca, Bernadetha. 2013. Penambahan Product. Japan International
Gembili pada Flakes Jewawut Ikan Corporation. Hyoga International
gabus Sebagai Alternatif Makanan Centre.
Tambahan Anak Gizi Kurang. Olivia, R., Lorensia Maria E.P., dan
Skripsi program Studi Ilmu Gizi, Fransiskus Sinung Pranata. 2013.
Fakultas Kedokteran, Universitas Substitusi Tepung Kulit Udang
Diponegoro Semarang. Dogol (Metapenaeus monoceros
Hadiwiyoto. 1993. Teknologi Pengolahan Fab.) dalam pembuatan Nugget
Hasil Perikanan. Yogyakarta : Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus
Liberty. Jacq.). Fakultas Teknobiologi,
Hakim, U.N., Djalal Rosyidi, dan Aris Sri W. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
2013. Pengaruh Penambahan Permadi, S.N., S. Mulyani dan A. Hintono.
Tepung Garut (Maranta 2012. Kadar Serat, Sifat
arrudinaceae) Terhadap Kualitas Organoleptik dan Rendemen Nugget
Fisik dan Organoleptik Nugget Ayam yang Disubstitusi dengan
Kelinci. Jurnal Ilmu dan Teknologi Jamur Tiram Putih (Perotus
Hasil Ternak, Vol. 8, No. 2, Hal. 9- ostreatus). Jurnal Aplikasi
22. Teknologi Pangan, Vol. 1, No.4.
Karmas, E. 1982. Meat, Poultry and Sea Food Pinthuss, E.J., P. Weinberg, dan I.S Saguya.
Technology. Recent Development, 1995. Oil Uptake in Deep Fat Frying
Noyes Data Corporation Park Ridge. as Affected by Porosing. Journal
New jersey, USA. Food Science, Vol. 60, No. 1, Hal.
Khomsan, Ali. 2006. Peranan Pangan dan 767-769 .
Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta : Piscandika, T. Efrizal, dan Linda Waty Zen.
Grasindo. 2006. Potensi dan Tingkat

48 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016


Pemanfaatan Ikan Tongkol Rospiati, Epi. 2006. Evaluasi Mutu dan Nilai
(Euthynnus affinis dan Auxis Gizi Nugget Daging Merah Ikan
thazard) yang Didaratkan pada Tuna (Thunnus sp.). Thesis,
Tempat Pendaratan Ikan Desa Danamandiri Online.
Malang Rapat Kecamatan Gunung http://www.Danamandiri.Or.Id/Deta
Kijang Kabupaten Bintan Provinsi il.Php?Id=531.
Kepulauan Riau,Bintan Provinsi Rosyidi, D., Aris Sri Widati, dan Joko
Kepulauan Riau. Program Studi Prakoso. 2008. Pengaruh
Manajemen Sumber Daya Perairan, Penggunaan Rumput Laut Terhadap
Fakultas Ilmu Kelautan dan Kualitas Fisik dan Organoleptik
Perikanan, Universitas Kelautan Chicken Nuggets. Jurnal Ilmu dan
Raja Ali Haji. Teknologi Hasil Ternak, Vol. 3, No.
Portugal, T.R., Ma Rachel V.P., dan Mildred 1, Hal. 43-51.
A. Udarbe. 2013. Proficiency Test on Sanger, Grace. 2010. Oksidasi Lemak Ikan
Total Dietary Fiber in Wheat Flour. Tongkol (Auxis thazard) Asap yang
International Journal of Chemical Direndam dalam Larutan Ekstrak
Engineering and Applications, Vol. Daun Sirih. Pasific Journal, Vol. 2,
4, No. 2. No. 5, Hal. 870-873.
Prabowo, A.Y., Teti Estiasih, dan Indria Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging.
Purwatiningrum. 2014. Umbi Yogyakarta : Gadjah Mada Press.
Gembili (Dioscorea esculenta L.) Statistik Kelautan dan Perikanan, Kementrian
Sebagai Bahan Pangan Kelautan dan Perikanan. 2012. Pusat
Mengandung Senyawa Bioaktif : Data, Statistik, dan Informasi
Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Kelautan dan Perikanan.
Agroindustri, Vol. 2, No. 3, Hal. Kementrian Kelautan dan Perikanan.
129-135. Sudarmaji, S., Horyono B.S. dan Suhardi.
Prameswari, Rizki Dwi, dan Teti Estiasih. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
2013. Pemanfaatan Tepung Gembili Pertanian. Yogyakarta : PAU
(Dioscorea esculenta L.) dalam Pangan dan Gizi UGM.
Pembuatan Cookies. Jurnal Pangan Sukarasa, D.R. 2004. Studi Aktivitas Asam
dan Agroindustri, Vol. 1, No. 1, Hal. lemak Omega 3 Ikan Laut pada
115-128. Mencit Sebagai Model Hewan
Purnomo, H. 1995. Studi Pengalengan Bakso. Percobaan. Buletin Teknologi Hasil
Malang : Brawijaya University Perikanan, Vol. VII, No. 1.
Research Report. Surawan, F.E.D. 2007. Penggunaan Tepung
Puspitasari, D. 2008. Kajian subtitusi Tapioka Terigu, Tepung Beras, Tepung
dengan Rumput Laut (Euchema Tapioka, dan Tepung Maizena
cottoni) pada Pembuatan Bakso. Terhadap Tekstur dan Sifat Sensoris
Skripsi Fakultas Pertanian, Fish Nugget Ikan Tuna. Jurnal Sain
Universitas Sebelas Maret. Peternakan Indonesia, Vol. 2, No. 2.
Surakarta. Suryaningsih, A.W., Bambang Dwiloka, dan
Richana, N., dan Titi Chandra Sunarti. 2004. Bhakti Etza Setiani. 2015. Substitusi
Karakterisasi Sifat Fisikokimia Susu Skim Dengan Tepung Kedelai
Tepung Umbi dan Tepung Pati dari Sebagai Bahan Pengikat Fungsional
Umbi Ganyong, Suweg, Ubi Kelapa Nugget Daging Kerbau. Jurnal
dan Gembili. Jurnal Pascapanen, Aplikasi Teknologi Pangan, Vol. 4,
Vol. 1, No. 1, Hal. 29-37. No. 1.
Roberfroid, M.B. 2005. Introducing Inulin Susanto, E., dan A.S. Fahmi. 2012. Senyawa
Type Fructans. British Journal of Fungsional dari Ikan : Aplikasinya
Nutrition, Vol. 93.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016 49


dalam Pangan. Jurnal Aplikasi Tepung Gembili (Dioscorea
Teknologi Pangan, Vol. 1, No. 4. esculenta) dalam Pembuatan
Suseno, T.I.P., Sutartjo Surjoseputro dan Ina Minuman Sinbiotik Terhadap Total
Maria Fransisca. 2007. Pengaruh Bakteri Probiotik, Karakter Mutu,
Jenis Bagian Daging Babi dan dan Karakter Sensoris. Jurnal
penambahan Tepung Terigu Teknosains Pangan, Vol. 2, No. 3.
Terhadap Sifat Fisikokimiawi Pork Yuniar, Dina Printa. 2010. Karakteristik
Nugget. Jurnal Teknologi Pangan Beberapa Umbi Uwi (Dioscorea
dan Gizi, Vol. 6, No. 2. spp.) dan Kajian Potensi Kadar
Suwamba, I Dewa Ketut. 2008. Proses Inulinnya. Skripsi Program Studi
Pemindangan dengan Teknologi Pangan Fakultas
Mempergunakan Garam dengan Teknologi Industri, Universitas
Konsentrasi yang Berbeda. Pembangunan Nasional Veteran
http://www.smpsaraswati- Jawa Timur.
dps.sch.id/index.php. Diakses pada Zhang, W., Shan Xiao, Himali Samaraweera,
18 November 2014. Eun Jo Lee, dan Dong U Ahn. 2010.
Suzuki, T. 1981. Fish and Krill Protein: Improving Functional Velue of Meat
Processing Technology. London: Products. Journal Meat Science,
Applied Science Publishers Ltd. Vol. 86, Hal. 15-31.
Thiansilakul, Y., Soottawat Benajkul, dan Zubaidah, E. dan Wilda Akhdiana. 2013.
Mark P. Richard. 2011. Isolation, Comparative Study of Inulin Extracts
Characterization, and Stabilityof From Dahlia, Yam, and Gembili Tubers
Myoglobin from Eastern Little Tuna as Prebiotic. Food and Science
(Euthynnus affinis) Dark Muscle. Nutrition Sciences, Vol. 4, Hal. 8-12.
Journal Food Chemistry, Vol. 124,
Hal. 254-261.
Utami, R., Esti Widowati, dan Annisa Dyah
A.R.D. 2013. Kajian Penggunaan

50 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. IX, No. 1, Februari 2016

Anda mungkin juga menyukai