ANALISIS
55
56
Penghasilan yang dipotong terhadap rekanan PT. PLN (Persero) Area Garut pada
tahun tersebut terhadap jasa tersebut yaitu sebesar Rp. 298.006.110,-. Oleh karena itu
penulis akan membahas lebih lanjut dalam bab ini tentang pelaksanaan perhitungan,
pemotongan, penyetoran dan pelaporan serta penerapan akuntansi Pajak Penghasilan
Pasal 23 terhadap rekanan PT. PLN (Persero) dalam bidang Jasa Teknik. Jasa Teknik
yang dimanfaatkan pada PT. PLN (Persero) diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Jaringan
Merupakan pembangunan hantaran udara yang meliputi tegangan rendah,
tegangan menengah, dan jaringan di bawah tanah (kabel TR dan TM).
b. Pembangunan gardu-gardu Distribusi
Pembangunan gardu yang mendistribusikan Kwh atau menyalurkan tenaga
aliran listrik kepada pelanggan melalui jaringan tegangan rendah atau TR,
termasuk perlengkapan Kwh.
c. Pembangunan Tiang
d. Pemeliharaan gardu jaringan, sambungan rumah dan memelihara gedung
e. Penyambungan baru
Mengadakan kegiatan pemasangan atau penyambungan listrik rumah-rumah
konsumen baru.
Adapun yang menjadi syarat prokuremen agar dapat menjadi rekanan yang
ditetapkan oleh PT. PLN (Persero) pusat adalah sebagai berikut :
Nilai kontrak sebelum PPN dijadikan sebagai penghasilan Bruto CV. Rijalul
Azmi, karena adanya tambahan pekerjaan maka nilai kontrak yang dijadikan
dasar pengenaan pajak yaitu setelah ditambahkan dengan kekurangan yang
yang harus dibayar oleh PT. PLN (Persero) sebesar Rp. 35.879.410,00
dibulatkan menjadi Rp. 35.879.400,00.
CV Rjialul Azmi merupakan perusahaan yang memberikan jasa teknik
terhadap PT. PLN (Persero) Area Garut maka tarif yang digunakan sesuai
dengan Undang-undang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 ayat (1) angka 2
adalah sebesar 2%. Berikut ini adalah perhitungannya :
PPh Pasal 23 = 2 % x Rp. 35.879.400,00
= Rp. 717.588,00`
Jadi besarnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang dipotong oleh PT. PLN
( Persero ) Area Garut atas Jasa Teknik CV Rijalul Azmi adalah sebesar Rp.
717.588,00.
terdapat besar pajak yang terutang yang kemudian bukti potong tersebut
diserahkan kepada pihak rekanan. Berikut ini daftar lampiran bukti Pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 23:
a. Lampiran ke-1 untuk : Wajib Pajak
b. Lampiran ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
c. Lampiran ke-3 untuk : Pemotong Pajak
4. Kemudian PT. PLN (Persero) menyimpan bukti prmotongan ini sebagai arsip dan
untuk diperhitungkan sebagai kredit pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Massa.
5. Langkah terakhir yang dilakukan oleh bagian keungan PT. PLN (Persero) Area
Garut yaitu membuat Daftar Pemotongan PPh Pasal 23 (dapat dilihat pada tabel
4.2 dan lampiran 8) sebagai bukti dan arsip PT. PLN (Persero) Area Garut.
Tabel 4.2
Daftar Pemotongan PPh Pasal 23 atas Penggunaan Jasa Teknik di PT.PLN
(Persero) Area Garut Periode tahun 2010 (dalam Rupiah)
TANGGAL NILAI PPh PASAL
NO BULAN REKANAN NPWP
POTONG KONTRAK 23
1 Januari CV. WISMAR 14 JANUARI 01.243.381.9-433.000 21.400.000 428.000
2 Februari CV. UTAMA TEKNIK 10 FEBRUARI 01.552.750.0-443.000 11.856.800 237.136
3 Februari CV. RIJALUL AZMI 20 FEBRUARI 02.165.912.3-433.000 20.094.000 401.880
4 Februari CV. RAHARJA 27 FEBRUARI 01.671.410.7-422.000 1.550.000 31.000
5 Februari CV. WISMAR 27 FEBRUARI 01.243.381.9-433.000 20.500.000 410.000
6 Februari PT. DANICO BANGUN PERDANA 27 FEBRUARI 01.634.565.4-443.000 10.640.000 212.800
7 Maret CV. RIJALUL AZMI 29 MARET 02.165.912.3-433.000 20.090.000 401.800
8 Maret CV. RAHARJA 29 MARET 01.671.410.7-422.000 2.700.000 54.000
9 Maret CV. RAHARJA 29 MARET 01.671.410.7-422.000 4.025.000 80.500
10 Maret CV. WISMAR 29 MARET 01.243.381.9-433.000 15.000.000 300.000
11 Maret PT. DANICO BANGUN PERDANA 29 MARET 01.634.565.4-443.000 20.520.000 410.400
12 April CV. UTAMA TEKNIK 30 APRIL 01.552.750.0-443.000 9.206.800 184.136
13 April CV. RIJALUL AZMI 30 APRIL 02.165.912.3-433.000 20.094.000 401.880
14 April PT. HARIF POWER SERVICES 30 APRIL 02.519.152.0-940.300 55.088.000 1.101.760
15 April CV. RAHARJA 30 APRIL 01.671.410.7-422.000 1.775.000 35.500
16 April CV. RAHARJA 30 APRIL 01.671.410.7-422.000 750.000 15.000
17 April CV. WISMAR 30 APRIL 01.243.381.9-433.000 15.350.000 307.000
18 April CV. ARIES ELEKTRIKAL 30 APRIL 21.029.438.4-443.000 16.450.000 329.000
19 April PT. DANICO BANGUN PERDANA 30 APRIL 01.634.565.4-443.000 10.640.000 212.800
20 Mei CV. WISMAR 25 MEI 01.243.381.9-433.000 15.100.000 302.000
21 Mei PT. DANICO BANGUN PERDANA 25 MEI 01.634.565.4-443.000 10.640.000 212.800
22 Mei CV. UTAMA TEKNIK 30 MEI 01.552.750.0-443.000 10.049.000 200.980
23 Mei CV. RIJALUL AZMI 30 MEI 02.165.912.3-433.000 20.094.000 401.880
24 Juni PT. DANICO BANGUN PERDANA 25 JUNI 01.634.565.4-443.000 10.640.000 212.800
25 Juni CV. WISMAR 25 JUNI 01.243.381.9-433.000 16.400.000 328.000
26 Juni CV. ARIES ELECTRICAL 26 JUNI 21.029.438.4-443.000 6.545.000 130.900
60
sebagai alat aadministrasi yang diperlukan yaitu Surat Setoran Pajak (SSP) (lampiran
9) dan Bukti Pemotongan Pajak yang terdiri dari :
Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Lembar ke-3 untuk Pemotong pajak
Dokumen tersebut disimpan sebagai bukti untuk melakukan pelaporan Pajak
Penghasilan (PPh) Pasal 23.Apabila batas penyetoran bertepatan dengan hari libur
kerja, maka penyetoran dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Berikut ini penulis sajikan data mengenai tanggal penyetoran Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 23 periode tahun 2010 dalam bentuk tabel. Data yang diambil merupakan
data sampling dari setiap bulan dengan 1 (satu) sample rekanan PT. PLN (Persero)
Area Garut yang sehubungan dengan jasa teknik.
Tabel 4.3
Data Sampling Rekanan
Daftar Penyetoran PPh Pasal 23 atas Jasa Teknik pada PT. PLN (Persero)
Area Garut Periode Tahun 2010
TANGGAL TANGGAL
NO BULAN REKANAN KETERANGAN
POTONG SETOR
1 JANUARI CV. WISMAR 30 JANUARI 10 FEBRUARI TW
2 FEBRUARI CV. WISMAR 27 FEBRUARI 9 MARET TW
3 MARET CV. WISMAR 31 MARET 9 APRIL TW
4 APRIL CV. WISMAR 30 APRIL 10 MEI TW
5 MEI CV. WISMAR 25 MEI 9 JUNI TW
6 JUNI CV. WISMAR 25 JUNI 9 JULI TW
7 JULI CV. WISMAR 30 JULI 10 AGUSTUS TW
8 AGUSTUS CV. MAHKOTA 30 AGUSTUS 17 SEPTEMBER TTW
9 SEPTEMBER CV. MAHKOTA 30 SEPTEMBER 8 OKTOBER TW
10 OKTOBER CV. TEKNIK UTAMA 29 OKTOBER 10 NOVEMBER TW
11 NOVEMBER CV. RIJALUL AZMI 29 NOVEMBER 10 DESEMBER TW
10 JANUARI
12 DESEMBER CV. RIJALUL AZMI 31 DESEMBER 2011 TW
Keterangan : TW=Tepat Waktu ; TTW=Tidak Tepat Waktu
Sumber : Bagian Keuangan dan Administrasi
62
Berdasarkan tabel 4.3secara keseluruhan dalam periode tahun 2010 PT. PLN
(Persero) Area Garut telah melakukan penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
tepat pada waktunya yaitu kurang dari tanggal 10 bulan takwim. Akan tetapi hanya
ada 1 (satu) bulan yaitu pada bulan Agustus PT. PLN (Persero) Area Garut dalam
pelaksanaan penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 tidak tepat pada waktunya,
yakni melewati batas penyetoran yang telah ditentukan dalam Undang-undang Nomor
36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 23. Oleh karena itu PT. PLN
(Persero) pada saat itu dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) perbulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan
tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan sesuai
Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP) Pasal 9 ayat (2a).
Batas penyerahan atau pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PT. PLN
(Persero) Area Garut ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Garut paling lambat
20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir. Adapun contoh Surat Pemberitahuan
(SPT) Masa Pasal 23 dan atau Pasal 26 (dapat dilihat pada lampiran 10).
Dalam pelaksanaan pelaporan SPT Masa, PT. PLN (Persero) Area Garut
masih dilakukan secara manual, belum menggunakan aplikasi e-SPT yang dapat
63
Tabel 4.4
Daftar Pelaksanaan Pelaporan Pajak PPh Pasal 23 atas Jasa Teknik pada
PT.PLN (Persero) Periode Tahun 2010
Namun secara keseluruhan PT. PLN (Persero) Area Garut ini patuh terhadap
ketentuan yang dimuat dalam Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.Dari data di atas PT. PLN (Persero) Area Garut tepat waktu dalam
melakukan pelaporan SPT Masa Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23.
Berikut ini siklus akuntansi dalam gambar 4.1 yang dilakukan oleh PT. PLN
(Persero) yang dimulai dari transaksi, jurnal, buku besar, neraca saldo dan terakhir
laporan keuangan.Aktivitas pencatatan jurnal hingga pembuatan laporan keuangan
secara komputerisasi atau menggunakan software yang dibuat oleh PLN pusat.
Gambar 4.1
Siklus Akuntansi
Neraca Saldo yang telah saldo Pajak Penghasilan Pasal 23 atau Pajak Penghasilan
disesuaikan terutang yang telah disesuaikan
Langkah pertama adalah pencatatan jurnal sesuai dengan contoh kasus rekanan
CV Rijalul Azmi sebelumnya pada pembahasan 4.1.1:
1. Jurnal yang dicatat oleh pemotong PT. PLN (Persero) Area Garut
Tabel 4.5
Jurnal PT. PLN (Persero) Area Garut
Langkah kedua yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) yaitu posting ke
dalam buku besar (ledger) dalam akun T.
Kas atau Bank Pajak Pasal 23
Pemotongan Rp. 35.161.812 Pemotongan Rp. 717.588
Penyetoran Rp. 717.588 Rp. 717.588 Penyetoran
Hutang
Rp. 35.879.400 Pemotongan
Tabel 4.7
4.3 Kendala PT. PLN (Persero) Area Garut dalam Pelaksanaan Perhitungan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 atas Jasa
Teknik
1. Kendala Perhitungan
Dalam melakukan perhitungan untuk pemotongan Pajak Penghasilan Pasal
23, PT. PLN (Persero) Area Garut tidak mengalami kendala yang besar, akan
tetapi staff yang melakukan perhitungan harus taat pada peraturan undang-
undang perpajakan dalam hal menyesuaikan tarif yang berlaku.Staff pajak
harus dapat melakukan perhitungan yang jelas bagi pihak rekanan yang tidak
memiliki NPWP, yaitu 100% (seratus persen) lebih tinggi dari tarif normal.
2. Kendala Pemotongan
Dalam hal melakukan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 kendala yang
dialami oleh PT. PLN (Persero) Area Garut yaitu hanya pada saat
68