A. Pengertian
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Tidak terdapat definisi tinggi yang
merujukan orang sebagai raksasa tinggi dewasa.
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar diatas normal yang disebabkan oleh sekresi Growth
Hormone (GH) berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses
penutupan epifisis. (Corwin,2007)
Gigantisme mengacu pada suatu kondisi yang ditandai dengan ukuran
fisik yang ekstrim dan tinggi badan . Menurut definisi , ini berasal saat bayi,
kanak-kanak atau remaja, ketika epifisis piring pertumbuhan tetap terbuka.
Meskipun gigantisme istilah dapat diterapkan untuk sejumlah kondisi
pertumbuhan berlebih non - hormon dimediasi pada anak-anak, sering
digunakan untuk secara khusus menunjukkan hormon pertumbuhan ( GH )
berlebihan. GH berlebih selama masa kanak-kanak dan remaja sangat
langka, dengan jumlah kasus yang dilaporkan sejauh ini hanya berjumlah
ratusan
B. Etiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan.
Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan
terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa
pertumbuhan. Penyebabkan kelebihan produksi hormone pertumbuhan
terutama adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone
pertumbuhan.
C. Tanda Gejala
Gigantisme biasanya bermanifestasi sebagai fitur wajah coarsened(menebal)
dan hipertrofi tangan(tangan kasar), kaki, dan lembut tissue. Manifestasi
klinis karakteristik terutama berasal dari efek massa lokal dan fungsi
biologis berlebihan dikeluarkan GH. Pertama, kompresi saraf lokal
menyebabkan hemianopia temporal satu atau kedua mata, oftalmoplegia,
dan ptosis. Selanjutnya, tekanan intrasellar tinggi bisa menutup vena portal
hypophyseal, yang membawa hormon regulasi dari hipotalamus, sehingga
menyebabkan hipopituitarisme dan moderat hyperprolactinemia. Kedua,
sekresi berlebihan GH dan faktor pertumbuhan insulin-like (IGF) 1 akan
mengakibatkan komplikasi parah di jantung, pernapasan, metabolisme,
tulang, dan sistem yg menutupi, yang kemudian meningkatkan risiko
kematian significantly. Kardiovaskular komplikasi, infark miokard
terutama, adalah penyebab paling umum kematian, sedangkan keganasan
dan acara serebrovaskular menempati penyebab paling umum kedua dan
ketiga kematian, respectively. Meskipun perubahan biologis biasanya lebih
memprihatinkan, efek massa GH-mensekresi hipofisis adenoma tidak boleh
diabaikan. Hemianopia Temporal, ophthalmoplegia, ptosis, dan
hipopituitarisme mempengaruhi kualitas hidup pada pasien dengan adenoma
hipofisis untuk sebagian variabel, sedangkan perdarahan di raksasa adenoma
hipofisis dapat menyebabkan pitam hipofisis akut, yang merupakan kondisi
yang mengancam jiwa.
D. Patofisiologi
E. WOC TEORI
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kepastian diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan hormon
pertumbuhan. Sebagai uji penyaring pemeriksaan SM-G (IGF-1)
kemungkinan dianggap paling baik.
2. CT-Scan kepala. MRI untuk mengetahui adanya tumor hipofisis makro
maupun mikro.
3. Tes supresi hormon pertumbuhan (GH supresin tes) dengan beban
glukosa 100gr. Dinilai abnormal kalau terdapat kegagalan penekanan
sampai dibawah 2 g/l. (Rumohargo. 1999)
G. Penatalaksanaan
Nama : Ny.X
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : SWASTA
Alamat : loceret
e. Rambut :
Inspeksi : kondisi rambut bersih dan tidak ada ketombe, warna rambut
hitam dan lurus
f. Leher :
Inspeksi : adanya pembesaran kelenjar tiroid, warna kulit leher
normal seperti warna kulit sekitarnya
Palpasi : ada nyeri tekan, adanya nyeri telan.
g. Mata :
Inspeksi : bola mata tampak melontot, conjungtiva merah muda, sklera
putih, kornea hitam, pergerakan mata normal, penglihatan normal, tidak
ada pembengkakan
Palpasi : ada nyeri tekan
h. Hidung :
Inspeksi : terdapat pernapasan cuping hidung
Palpasi : ada nyeri tekan
i. Mulut :
Inspeksi : mukosa mulut lembab, bibir pucat, ada bau mulut, gigi bersih,
tidak ada pembengkakan tonsil
j. Telinga :
Inspeksi : telinga kanan dan kiri simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
k. Dada
Paru :
Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, pola nafas tidak teratur,
tampak sesak nafas.
Palpasi : vokal premitus menurun
Perkusi : rensonan
Auskultasi : ronkhi
Jantung :
Palpasi : normal
Auskultasi : bunyi jantung normal
Perkusi : redup
l. Abdomen :
Inspeksi : tidak ada bekas operasi
Auskultasi : terdengar bising usus 4x/menit
Perkusi : hipo timpani
Palpasi : tidak ada massa
m. Otot dan rangka :
Inspeksi : kekuatan otot lemah
Palpasi : turgor kulit jelek > 3 detik
n. Kekuatan otot :
4 4
4 4
o. ADL :
Nutrisi :
- Sebelum sakit : klien mengatakan bahwa ia makan teratur sehari 3x
dengan porsi sedang
- Saat sakit : klien mengatakan bahwa ia sehari 2x bahkan 1x sehari
porsi sedang tetapi tidak habis
Eliminasi :
- Sebelum sakit : pasien mengatakan bahwa ia biasanya BAB normal 1x
sehari dan BAK 4-5x per hari
- Saat sakit : pasien mengatakan bahwa BAB jarang ( kesulitan BAB
dan BAK 1-2x per hari )
Istirahat
Tidur :
Personal Hygiene :
Aktifitas :
4. Dasar-dasar pengkajian
a. Aktivitas /istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
Gejala : (-)
Tanda : (-)
e. Makanan /cairan
Tanda : penurunan BB
f. Persyaratan neurosensori
h. Pernapasan
Nama : Ny.X
Umur : 47 tahun
F. Evaluasi
B. SARAN
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak
merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak
mengkonsumsi yodium secara berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada
leher dan organisme-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.