Anda di halaman 1dari 2

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

MENGUKUR PANJANG BADAN ATAU


TINGGI BADAN BAYI DAN BALITA
No. Dokumen : 488/ /PKM/2016
No. Revisi : 02
SOP
Tgl Terbit : 02 Januari 2016
UPTD Puskesmas Halaman :1/2 DITETAPKAN OLEH
KEPALA UPTD PUSKESMAS
KALIMANGGIS KALIMANGGIS

Ttd

H. KUSDI, SKM, MM.Kes


NIP 19620102 198302 1 002

1 UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2 Permenkes No 741/Menkes/PER/VIII/2008 tentang SPM Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota
DASAR
3 Keputusan Menkes No 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Penggunaan Standar
HUKUM
Antropometri WHO 2005
4 Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan
Sosial Dasar di Posyandu
MengukurTinggiBadanadalahkegiatan yang
PENGERTIAN dilakukanuntukmenentukantinggibadananakmenggunakanmicrotoise.
Mengukur Panjang Badan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menentukan panjang
badan anak menggunakan alat ukur panjang badan.
TUJUAN Mengetahui pertumbuhan dan status gizi balita 0-59 bulan
SASARAN Anak balita 0-59 bulan
Semua balita 0-59 bulan harus diukur tinggi badan dan panjang badan minimal dua kali
setahun di posyandu pada bulan Pebruari dan Agustus yang dilaksanakan oleh kader dan
KEBIJAKAN
atau petugas kesehatan dengan menggunakan alat ukur panjang badan untuk anak usia 0-
24 bulan dan tinggi badan (microtoise) untuk anak usia 25-59 bulan.
1 Pengukuran dengan alat ukur panjang badan
1. Siapkan alat ukur panjang badan pada tempat yang datar untuk membaringkan
anak.
2. Jelaskan secara singkat tujuan pengukuran pada orang tua.
3. Sebelum diukur, pastikan sepatu, kaus kaki dan hiasan rambut anak sudah
dilepas
4. Letakan anak berbaring terlentang pada atau disamping alat tersebut.
5. Tempelkan kepala anak pada bagian yang tetap.
6. Pastikan posisi pengukur disebelah kanan bayi.
7. Tekan lutut bayi dengan tangan kiri dan dengan menggunakan tangan kanan
tekan batas kaki ke telapak kaki bayi
8. Baca angka di tepi luar pengukur.
PROSEDUR 9. Catat hasil pengukuran panjang badan.
10. Bila anak 0-24 bulan di ukur berdiri, maka hasil pengukuran ditambahkan
toleransi sebesar 0,7 cm

2 Pengukuran dengan alat ukur tinggi badan (microtoise)


1. Jelaskan secara singkat tujuan pengukuran pada orang tua.
2. Sebelum diukur, pastikan sepatu, kaus kaki da nhiasan rambut anak sudah
dilepas.
3. Letakkan microtoise di lantai yang rata dan menempel padadinding yang rata
denganposisi tegak lurus.
4. Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada jendela baca
menunjukkan angka nol.
5. Paku / tempelkan ujung pita meteran pada dinding.
6. Geser kepala microtoise ke atas.
7. Tarik meteran (microtoise) sampai menempel rapat pada papan tempat
menempelnya kepala dan pastikan meteran menunjukkan angka nol dengan
mengatur skrup skala yang ada di bagian kaki balita.
8. Geser kembali papan meteran pada tempatnya.
9. Posisikan anak berdiri tegak lurus di bawah microtoise membelakangi dinding.
10. Posisikan kepala anak berada di bawah alat geser mkicrotoise, pandangan lurus
ke depan.
11. Posisikan anak tegak bebas, bagian belakang kepala, punggung, pantat, betis,
dan tumit menempel ke dinding.
12. Untuk anak obesitas, posisi inisulit dilakukan, untuk itu cukup tulang belakang
danpinggang dalam keadaan seimbang (tidak membungkuk ataupun tengadah)
13. Posisikan kedua lutut dan tumit rapat.
14. Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecek garis Frankfort.
15. Pengukur utama memegang dagu dan kepala microtoise, sedangkan asisten
pengukur membantu menekan perutanak (fiksasi) dan pergelangan kaki agar
menempel pada dinding.
16. Tarik kepala microtoise sampai puncak kepala anak.
17. Baca angka pada jendela baca dari arah depan,mata pembaca harus sejajar
dengan garis merah.
18. Angka yang dibaca adalah yang berada di garis merah dari angka terkecil ke
arah angka besar.
19. Catat hasil pengukuran tinggi badan.
1. Posyandu
2. Kader
UNIT 3. Bidan Desa
TERKAIT 4. Tokoh masyarakat
5. Aparat/pamong desa
1. Buku Pedoman Kerjabagi Tenaga PelaksanaGizi (TPG) Puskesmas; Dinas
Kesehatan Provinsi Jawabarat 2010.
2. Modul Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak; Kerjasama Depkes RI dengan WHO
REFERENSI
3. Buku Pedoman Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI
4. Buku Juknis Antropometri, Kemenkes 2010
5. Buku Pegangan Kader, Kemenkes 2012

Anda mungkin juga menyukai