Anda di halaman 1dari 4

Kemampuan tanah dalam menyimpan air atau kapasitas air dalam tanah bergantung

pada pori yang terdapat di suatu tanah (Sartohadi, dkk, 2012). Tanah terdapat dua jenis pori
yaitu pori makro dan pori mikro. Pori yang paling berpengaruh terhadap kapasitas air pada
tanah adalah pori makro yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu lengas gravitasi, kapiler, dan
higroskopis. Kapasitas atau kadar air yang akan diuji merupakan kadar air tanah dalam
keadaan kering udara atau kadar air tanah kering udara yaitu tanah yang telah diagin-aginkan
di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan (Pahlevi, 2003). Tanah yang memiliki ruang
pori yang lebih banyak akan mampu menyimpan air dalam jumlah yang banyak, karena ruang
antar pori tersebut akan terisi oleh air (Indranada dan Zapata, 2002).

Selain pori, tekstur juga berpengaruh terhadap kapasitas tanah. Tanah dengan tekstur
yang kasar memiliki kemampuan untuk menahan air yang kecil daripada tanah bertekstur
halus (Hardjowigeno, 2010). Berat volume tanah juga mempengaruhi kapasitas tanah yang
dihasilkan dengan ukuran butir yang lebih kecil dari agregat tanah. Semakin besar berat
volume tanah maka akan semakin besar porositas tanah yang dihasilkan. Jika porositas tanah
besar maka kapasitas air yang terkandung dalam tanah akan semakin besar.Hasil perhitungan
pada sampel agregat dengan berat tanah paling besar menunjukkan nilai yag berbeda dengan
berat sampel tanah yang paling kecil. Oleh karena itu dapat disimpulakn bahwa Berat tanah
juga berpengaruh terhadap jumlah ruang pori-pori dalam tanah, yang kemudian juga
berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam menyimpan air. (Hakim, 1986).

Maka tanah tersusun atas partikel-partikel yang digolongkan ke dalam tiga ukuran
butir utama yang disebut tekstur tanah (Sartohadi, dkk, 2012). Butiran-butiran yang
menyusun tanah mempunyai ukuran yang berbeda-beda (Hanafiah, 2014). Ketiga ukuran
butir utama tersebut berupa pasir, debu, dan lempung. Perbedaan ukuran dan jumlah butiran
tersebut akan mempengaruhi tekstur tanah. Tiga ukuran butir utama dari tanah antara lain
ukuran 0.05-2 mm diklasifikasikkan sebagai unsur pasir, 0.05-0.002 mm diklasifikasikan
sebagai unsur debu, dan <0.002 mm sebagai lempung.

Proses analisis tekstur dari suatu tanah dapat dilihat dan dirasakan melalui unsur yang
paling dominan, namun sebenarnya dalam suatu unsur yang dominan tersebut masih
mengandung ketiga unsur pokok tekstur tanah dengan presentase yang berbeda-beda. Adanya
tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik, kimia, maupun mineral yang ada didalam
tanah tersebut. Ketiga unsur tekstur tersebut dapat dipisahkan melalui beberapa tahapan
dengan bantuan larutan. Jika tekstur dominan dalam tanah adalah pasir maka secara kasat
mata pertikelnya akan nampak seperti butiran yang lepas-lepas. Sedangkan untuk
membedakan tekstur debu dan lempung dapat dibedakan dengan meneteskan sedikit air. Jika
tanah tersebut memiliki dominasi tekstur debu maka tanah akan terasa licin di tangan,
sedangkan lempung akan terasa lengket di tangan

Analisis tentang sifat fisik tanah juga dilakukan dengan perhitungan nilai
perbandingan dispersi. Nilai perbandingan ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepekaan
tanah terhadap erosi. Nilai NPD dapat dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan organik, dan
struktur tanah. Nilai NPD sebesar 52.48% menunjukkan bahwa tanah yang dijadikan sampel
memiliki tingkat kepekaan terhadap erosi yang cukup besar, sehingga memerlukan adanya
perawatan maupun teknik pencegahan erosi yang intensif di daerah tanah tersebut diambil
maupun terhadap tanah lain yang memiliki karakteristik yang sama dengan tanah sampel
tersebut.

Pengklasifikasian jenis tanah memerlukan analisis besar butir tanah karena dalam satu
sampe tanah terdapat ukuran butiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengujian dapat
dilakukan secara mekanik. Hasil pengujian dimanfaatkan untuk mengetahui jenis tanah yang
digunakan dan dapat memanfaatkan tanh tersebut sesuai dengan kemampuan dari tanah
tersebut.

Konsistensi tanah menunjukkan tahanan daya kohesi ataupun adhesi antar partikel
penyusun tanah yang akan berpengaruh terhadap bentuk tanah (Sartohadi, dkk, 2012).
Konsistensi tanah terdapat pengaruh adanya kadar air dalam tanah. Pengaruh konsistensi
tanah terhadap kadar air akan menghasilkan berbagai macam jenis konsistensi meliputi
konsistensi lekat, plastik, lunak, dan keras.

Sifat konsistensi dari tanah terhadap kadar air cukup bervariasi, salah satunya yaitu
Batas Atterberg atau nilai Artterberg. Batas Atterberg tersebut meluputi batas cair (BC), batas
lekat (BL), batas gulung (BG), dan batas berubah warna (BBw). Batas cair dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu cara grafik, titik tunggal, dan regresi. Batas lekat, batas gulung,
()
dan batas berubah warna dapat dilakukan dengan menggunakan nilai Ka yaitu = ()
100%. Hasil dari perhitungan tersebut akan bermakna dengan diberikan harkat angka
arrterberg.

Nilai yang diperoleh tersebut akan dianalisis dengan nilai-nilai turunan dari
Arrterberg seperti nilai PAM dan JO. Nilai JO yang tinggi mengindikasikan bahwa
penggolahan terhadap tanah tersebut dapat dilakuakn secara maksimal namun harus tetap
memperhatikan faktor-faktor penentu lainnya. Nilai PAM yang tinggi megindikasikan bahwa
tanah mudah diolah. Indeks plastisitas dapat menunjukkan kadar air pada batas cair dengan
batas gulung. Nilai IP yang tinggi mengindikasihakn bahwa tanah tersebut relatif tidak stabil
yaitu kemampuan kembang kerutnya tinggi. Selain itu juga dapat diperoleh nilai indeks cole.

Pengolahan tanah yang baik yaitu ketika kandungan airtanah yang tepat, tidak terlalu
basah ataupun kering. Faktor tumbuhan dan iklim berpengaruh terhadap jumlah air yang
diabsorbsi oleh tanaman. Selain itu pengaruh temperatur sangat efisien dalam penggunaan
airtanah dan penentuan air yang hilang melalui evaporasi permukaan tanah.

Berat tanah dibedakan menjadi dua, yaitu berat volume (bulk density) dan berat jenis
(specific density). Berat Volume (BV) atau bulk density adalah rasio antara berat tanah kering
mutlak dengan volume tanah apa adanya. Perhitunagn BV dilakukan dengan menghitung
BTKM.

Faktor yang dapat mempengaruhi berat volume tanah adalah besarnya ruang pori atau
porositas tanah dimana semakin besar porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat
isinya akan semakin kecil, kandungan organik yang rendah, dan kurangnya agresi tanah akan
menyebabkan meningkatnya nilai berat volume tanah karena dipengaruhi oleh agresi tanah.
Hal tersebut menimbulkan penurunan berat volume tanah hanya baik dilakukan apabila
sampel tanah dalam keadaan utuh.

Keberadaan pori tanah dalam berat volume meunjukkan adanya keterkaitan faktor lain
yang mempengaruhi bulk density. Semakin remah struktur tanah maka BV akan semakin
rendah. bahan organik yang banyak terkandung dalam tanah akan menyebabkan BV tanah
menjadi besar. Bahan organik juga sebagai faktor yang penting karena pada lapisan tanah
yang mempunyai bahan organik tinggi tetapi bahan organik tersebut mengalami pencucian
oleh air hujan maka secara otomatis bahan organik bergerak ke lapisan dibawahnya sehingga
bahan organik menjadi berkurang dan BV serta BJ nya menjadi rendah.

Berat Jenis tanah adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat
(Harjowigeno, 1992). Tanah dengan berat jenis yang rendah menunjukkan dominasi fraksi
kasar, dan berlaku sebaliknya (Sartohadi,2014). Kadar BJ dalam tanah juga berkaitan dengan
porsitas tanah apabila dibandingkan dengan nilai BV. nilai BJ yang tinggi menandakan
bahwa fraksi tanah tergolong halus baik itu lempung maupun debu. Namun jika dilihat hasil
percobaan BV yang menunjukkan bahwa tanah bertekstur liat, maka dapat dikatakan tanah
yang dijadikan percobaan ini adalah tanah lempung. Nilai BV dan BJ tanah jika
dikolaborasikan akan menghasilkan nilai porositas tanah. Porositas tanah menunjukkan
jumlah pori yang ada pada tanah dan pengaruhnya terhadap tingkat kapasitas penyimpanan
air yang ada dalam tanah

Anda mungkin juga menyukai