Anda di halaman 1dari 6

TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD (PSIKOANALISIS)

Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Freuds

Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga

tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-

sadar(unconscious).Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk mendiskripsi

unsur cermati(awareness) dalam bsetiap event mental seperti berfikir dan

berfantasi. Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan hanya

melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud

mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Enam

elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai berikut:

A.Sadar (Conscious)

Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat

tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mental

(fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk

kekesadaran(consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses

penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu

hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious,dan segera

tertekan kedaerah perconsciousatau unconscious, begitu orang memindah

perhatiannya kewe yang lain.

B. Prasadar (Preconscious)

Disebut juga ingatan siap (availablememory), yakni tingkat kesadaran

yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isipreconscious berasal dari
consciousdan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,

semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke

daerah prasadar. Di sisi lain, isi materi daerah taksadar dapat muncul ke daerah

prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat

kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran.

Materi tak sadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul

kesadaran dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan

mekanisme pertahanan diri.

C.Tak Sadar (Unconscious)

Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan

menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus

Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu

adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives

yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada

masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi

atau materiketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus

dalamketidak sadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat

namun tetap tidak disadari


PERANAN ILMU JIWA PENDIDIKAN

DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Guna ilmu jiwa pendidikan bagi guru atau calon guru adalah dengan

mempelajari ilmu jiwa pendidikan, guru dapat mengetahui hakikat gejala-gejala

kejiwaan anak, cara belajar dan bimbingannya serta bagaimana cara

mengawasi hasil belajar yang tepat.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa pendekatan psikologi

pendidikan adalah pendekatan ilmiah. Karenanya disamping sebagai psikologi

praktis, psikologi pendidikan juga bersifat teoritis. Kembali kemasalah belajar-

mengajar dan hubungannya dengan psikologi pendidikan, unsur utama dalam

pelaksanaan sebuah system pendidikan di mana pun adalah proses belajar

mengajar. Di tengah-tengah proses edukatif (bersifat kependidikan) ini tak

terkecuali apakah di tempat formal atau non formal, terdapat seorang tokoh yang

disebut guru. Sumber pengetahuan yang dapat membantu atau menolong guru

dalam mengelola belajar-mengajar tersebut adalah psikologi praktis dan

psikologi pendidikan.

Secara umum psikologi pendidikan mmerupakan alat bantu yang penting

bagi para penyenggara pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan. Mengapa demikian, karena prinsip yang terkandung dalam

psikologi pendidikan dapat dijadikan landasan berpikir dan bertindak dalam

mengelolah proses belajar-mengajar. Sedangkan proses tersebut, sebagaimana


telah dijelaskan, adalah unsur utama dalam pelaksanaan setiap system

pendidikan.

Inti persoalan psikologis dalam proses pendidikan adalah terletak pada

anak didik, sebab pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan bagi anak didik.

Agar pelayanan itu mengubah tingkah laku anak didik ke arah perkembangan

pribadi yang optimal, maka pelayanan itu hendaknya sesuai dengan sifat dan

hakikat anak didik. Hal ini merupakan inti pembahasan dari psikologi pendidikan

Pendidikan pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus

diperuntukkan bagi siswa. Karena itu, ruang lingkup pokok bahasan psikologi

pendidikan selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, juga berbagai

aspek psikologis para siswa khususnya ketika mereka terlibat dalam proses

belajar-mengajar.

Crow and Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan oleh

psikologi pendidikan, yang dengan demikian merupakan ruang lingkup psikologi

pendidikan, antara lain:

1. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh

terhadap belajar.

2. Sifat-sifat dari proses belajar.

3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning

readiness).
4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam

kecepatan dan keterbatasan belajar.

5. Perubahan-perubahan jiwa (inner changes) yang terjadi selama dalam belajar.

6. Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar.

7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.

8. Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan

pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap suatu

individu.

9. Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personel sekolah.

10. Akibat/pengaruh psikologi (psychological impact) yang ditimbulkan oleh kondisi-

kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.

Dari seluruh proses pendidikan kegiatan belajar siswa merupakan

kegiatan yang paling pokok. Hal ini bermakna bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak terpulang kepada proses belajar siswa

baik ketika ia berada di dalam kelas maupun di luar kelas.

HASIL PENGAMATAN DI SEKOLAH SMK DARUL ULUM LAYOA


FORMAT OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELAS

Nama Mahasiswa : A. Syarif HIdayatullah


Tempat : SMK DARUL ULUM LAYOA BANTAENG
Tanggal Observasi : 22 Oktober 2017
Program Studi : Pendidikan Seni Rupa Pasca Sarjana UNM

No Aspek yang Diamati Deskripsi Hasil Pengamatan


Konsep pendidikan Anak Dalam pengamatan yang saya temukan adalah
( Sigmund Freud) adanya kesamaan antara pengaruh konsep
pendidikan Sigmund Freud dalam hal kemampuan
- Kemampuan Sadar Siswa
sadar siswa ini ditunjukan dalam proses penerimaan
(Conscious)
materi yang diberikan misalnya saja ketika siswa
- Prasadar (Preconscious) diberikan materi tentang bagaimana cara
- Tak Sadar (Unconscious) menggambar dengan abaik dengan kata lain ini
dirumuskan dalam perangkat pembelajaran.
Yang kedua adalah adanya gejala prasadar, ini
ditunjukkan dengan adanya aktifitas hasil dari
pemberian materi sebelumnya misalnya saja
setelah pemberian materi secara otomatis siswa
dapat menagkap maksud dari materi tersebut
meskipun sifatnya sementara
Kemudian diterusnkan dengan aktifitas tak sadar

Pembaruan dalam Bidang Seni


Pengaruh Ilmu Jiwa Dalam

Anda mungkin juga menyukai