Anda di halaman 1dari 33

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KELUARGA BINAAN

TUBERKULOSIS

Oleh

A.FARID WAJDY
H1A 011 002

Pembimbing
dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Anom Josafat, MPH

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
PUSKESMAS NARMADA
2017
I. KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
1.1 Data Kasus Pasien Dalam Keluarga Binaan

Pasien Keterangan
Nama Tn MN KK
Umur / tgl. 1 juli 1950
Lahir
Alamat Batu rimpang
Barat,
Narmada
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Tidak ada
Kedatangan I Ini merupakan kedatangan ke 1 dalam bulan ini
yang ke untuk keluhan sesak dan pasien biasa datang ke
Poli Puskesmas Narmada apabila mengalami
keluhan sesak napas sejak 1 tahun yang lalu
Telah diobati Ya Diagosis sebelumnya asma bronkiale
sebelumnya
Alergi obat Tidak
terdapat
riwayat alergi
Sistem Kartu
pembayaran Indonesia
Sehat

2
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn MN. Keluarga
Tn MN. merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas istri dan An. P. Tn
NM saat ini tidak bekerja dan di biayai oleh anak-anaknya. Dirumah, Tn MN tinggal
ber-3 dengan istri dan satu orang anak. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga
yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:
Tabel 1. Data identitas keluarga
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. MN Kepala Keluarga/Pasien
Umur 67 tahun
Alamat Ds. Batu rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. G Istri
Umur 55 tahun
Alamat Ds. Batu Rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh Tani
Status Menikah

3
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. P Anak ke 5
Umur 23 tahun
Alamat Ds. Batu Rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan Sarjana
Pekerjaan Guru Honor
Status Belum Menikah

4
1.2 IKHTISAR KELUARGA
Keluarga Tn. F secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut :

PEDIGRI

Keterangan :

= Pasien An.P

= Laki-laki

= Perempuan

= Hubungan Perkawinan

= Hubungan Keturunan

= Tinggal serumah

5
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
(tanggal 28 Mei 2017)

Anggota Keluhan yang Sering Keteranga


Usia BB Status Gizi TD
Keluarga dirasakan n

Tn. MN 67 th 62 kg Sesak Baik 120/80

Nyeri Pinggang dan


Ny. G 57 th 48 kg Baik 110/70
Kaki

An. P 23 th 55 kg - Baik 120/80

DATA PELAYANAN PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN


a. Anamnesis
Keluhan utama:
Sesak nafas
Riwayat perjalanan penyakit sekarang

Pasien datang ke poli umum puskesmas narmada dengan keluhan sesak,


sesak dirasakan sejak dini hari tadi pukul 03;00 WITA, keluhan dirasakan
memberat dan terus menerus disertai batuk dan keringat dingin sampai baju
pasien basah. Sesak berkurang jika sudah pagi. Pasien mengeluh sering sesak
sejak 1 tahun yang lalu. Sesak dikeluhkan terutama saat dingin dan memberat
saat dini hari disertai keringat sampai membasai baju pasien dan disertai batuk
yang terus menerus. Sesak berkurang saat pagi siang.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengaku sering sesak disertai batuk berdahak keringat dingin
sejak 1 tahun yang lalu dan telah berobat ke PKM Narmada. Di pkm narmada
pasien pernah diperiksa dahak dan didaopatkan BTA +, pasien kemudian di

6
rujuk ke RSUP NTB untuk foto thorak, pasien kemudian diberikan obat TB,
namun setelah 2 bulan, pasien merasakan keluhan berkurang dan berhenti
minum obat. Jarak 6 bulan, pasien merasakan keluhan yang sama, dan
kemudian berobat. Namun 3 bulan setelah itu pasien merasakan sudah sembuh
dan berhenti minum obat TBC.

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat serupa pada keluarga pasien di sangkal, pasien mengaku
keluarga tidak pernah melakukan pemeriksaan dahak. Tidak terdapat keluarga
yang memiliki riwayat asma.

Riwayat pengobatan
Saat ini pasien sering memeriksakan diri ke PKM Narmada, 6 bulan
terakir pasien mengonsumsi obat asma, namun keluhan tidak berkunang. PKM
Narmada pasien di berikan salbutalmol, prednisone dan ambroxol.

Riwayat Alergi
Pasien mengaku keluhan hanya muncul jika dingin, terutama saat dini
hari dan saat beraktifitas ringan ( pasien mengaku sesak jika berjalan ke kamar
mandi).
.

b. Pemeriksaan Fisik (tanggal 1 September 2017)

Keadaan umum & tanda-tanda vital :

Keadaan Umum : Sedang

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

7
Nadi : 106x/mnt

RR : 26 x/menit

Suhu : 36,50 C

Status Generalis

Kepala :kesan normal, bentuk dan ukuran normal, deformitas (-)

Rambut : putih, merata

Mata : Bentuk: normal, Alis: normal, Bola mata: exopthalmus (-/-),


anopthalmus (-/-), nystagmus (-/-), strabismus (-/-), Palpebra:
edema (-/-), ptosis (-/-), Konjungtiva : anemia (-/-), Sklera:
ikterus (-/-), perdarahan (-), hiperemia (-/-), pterigium (+/-),
Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), Lensa: tampak jernih,
katarak (-/-).

Telinga : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,serumen (-)

Hidung : kesan normal, bentuk dan fungsi normal,sekret (+/+) bening

Bibir : Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), edema (-), stomatitis (-),
Gigi: dbn, Gusi: hiperemia (-), edema (-), perdarahan (-), Mukosa: normal, Lidah:
glositis (-), atropi papil lidah (-), Faring: hiperemia (-)

Leher : pembesaran KGB (-)

8
Thoraks-Cardiovasculer

Paru:

Inspeksi : Bentuk Asimetris , kanan lebih cembung


Pergerakan dinding dada kanan tertinggal
Iga dan sela iga : retraksi subcostae(+/+), penggunaan otot bantu
intercostal (+), Pelebaran sela iga (+) pada dada kanan
Pernafasan : frekuensi 26 x/menit, tarikan panjang dan dalam
Palpasi : Pergerakan asimetris
Fremitus raba dan vokal simetris meningkat pada dada kanan
Provokasi nyeri ()
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Nyeri ketok ()
Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler +/+
Suara tambahan rhonki +/-, terutama di paru kanan atas
Suara tambahan wheezing -/-
Jantung

Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra 2,5 cm ke
medial
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2, batas kanan pada linea parasternal dextra,
batas kiri pada ICS 5 midclavicula sinistra
Auskultasi: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen-Pelvic-Inguinal

Inspeksi :distensi (-), kulit hiperemis (-)


Auskultasi: BU (+) normal
Palpasi :supel (+), defans muscular (-) , Nyeri tekan (-),

9
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Perkusi :timpani (+)

Ekstremitas superior dan inferior:

Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)

Diagnosis kerja
TB Lama Aktif

Terapi
Farmakologis ( Puskesmas )
salbutamol (3 x 1/4)
ambroxol (3x1/4)
prednison (3x1/4)

Non farmakologis (KIE) :


Mencari pertolongan segera ke pelayanan kesehatan apabila timbul
keluhan sesak napas
Menganjurkan pasien memakai masker dan mengendalikan pasien agar
tidak terpengaruh cuaca dingin seperti mengenakan pakaian tebal apabila
cuaca dingin.
Rujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

10
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
4.1 Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Keluarga Tn MN tinggal di Dusun Batu Rimpang, Badrain Narmada, Lombok


Barat. Tempat tinggal tersebut merupakan tempat tinggal sendiri dengan lokasi berada
di tengah pemukiman padat penduduk. Luas rumah kira-kira 5 meter x 4 meter dan
menghadap ke Timur. Atap rumah beratakan genteng, belum terpasang plavon di
kamar tidur pase, dan pencahayaan matahari sulit masuk ke rumah pasien karena
padatnya pemukiman di sekitar rumah pasien. Lantai rumah berkramik namun di kamar
tempat pasien tidur berlantai semen.

Rumah pasien terdiri atas tiga buah ruangan. Bagian tengah rumah berfungsi
sebagai ruang tamu. Dua ruangan berfungsi sebagai kamar tidur. Pasien dan anggota
keluarga lainnya tidur di kasur namun tidak memakai ranjang, dan beralaskan karpet
plastik. Pada ruangan kamar tidur pasien terdapat berbagai peralatan rumh tangga serta
bekas makanan yang terkesan lemabab. Pasien memiliki ventilasi kamar 1 buah dengan
ukuran 0,5 x 0,5 meter dan jendela dengan ukuran 1 x 5 meter. Sedangkan ruang tamu
memiliki ventilasi 0,5 x 2 meter jendela dan 1 x0,5 meter ventilasi pada ruang tamu,
ruangan tersebut terlihat terang dengan pencahayaan cukup.

Pasien mempunyai satu buah dapur yang biasanya digunakan untuk memasak,
dapur pasien terbuat dari pagar dan terpisah dari rumah pasien. Istri pasien memasak
dengan kompor gas dan jika ada kayu bakar, istri pasien memasak dengan tungku kayu.
Rumah pasien telah dilengkapi dengan fasilitas MCK, jadi sehari-hari pasien dan
keluarga mandi di rumah. Sumber air untuk keperluan rumah tanga sehari-hari
diperoleh dari air PDAM. Keluarga pasien selalu memasak air tersebut untuk keperluan
konsumsi air minum. Rumah keluarga pasien memiliki halaman yang cukup di sebelah
utara rumah pasien, tidak memiliki binatang peliharaan apapun. Bagian belakang

11
rumah berbatasan langsung dengan rumah anak pasien. Keluarga pasien membuang
sampah di selokan belakang rumah

Pasien merupakan keluarga dengan status ekonomi rendah, dengan biaya


sehari-hari ditanggu oleh anak ketiga pasien yang saat ini menjadi TKI di Malaysia,
dan mengirimkan uang ke pasien setiap bulan kurang lebih Rp.500.000 700.000 per
bulan. Uang yang dikirim tersebut dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari keluarga. Pasien juga memiliki anak yang tinggal bersama pasie, yaitu anak ke-5
yang bekerja sebagai guru honrer dan terkadang memberikan uang kepada pasien
namun tidak rutin.

4.2 Keadaan Budaya

Aplikasi kebudayaan sasak pada keluarga masih kental terutama dalam


pengambilan keputusan berkaitan dengan masalah keluarga, tanggung jawab di
bebankan pada anak yang paling sulung. Untuk kasus yang berkaitan dengan
kesehatan, keluarga ini biasanya berobat langsung ke Puskesmas Narmada.

12
DENAH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL KELUARGA
a. Denah tempat tinggal keluarga Tn. MN

13
Gambar Rumah Pasien

Rumah keluarga pasien

Kamar Paisen

14
Ruang tamu Bagian belakang rumah

Dapur

15
Kamar mandi rumah pasien rumah bagian utara

16
MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
6.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari kunjungan pertama (1


September 2017) terhadap keluarga binaan yang akan dibina, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah kesehatan dalam keluarga Tn MN. tersebut beserta
dengan kemungkinan penyebab masalah kesehatannya yang disajikan dalam
tabel sebagai berikut:

Anggota Kemungkinan Penyebab Masalah


No Masalah Kesehatan Keterangan
Keluarga Kesehatan

1 Tn. F. Sesak berulang dan Riwayat penyakit sebelumnya Masalah


berbunyi Kurangnya ventilasi di dalam kesehatan
Lemas rumah. diketahui saat
. Kondisi rumah dengan kunjungan
pencahayaan yang kurang pertama PKM
menyebabkan rumah menjadi
lembab.
Kondisi kamar yang berdebu

2 Ny. G - Sakit pingga dan -Riwayat Pekerjaan Masalah


persendian kaki kesehatan
-Usia ditemukan saat
- Riwayat trauma kunjungan ke
rumah pasien

3 An. P - - -

Dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah kesehatan


yang dialami oleh anggota keluarga Tn. MN. tersebut di atas terkait dengan determinan
kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, lingkungan, aspek perilaku / gaya hidup, dan
aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:

17
1. Tn. MN . TBC
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama
disebabkan oleh aspek biologis yaitu faktor agen infeksi dan aspek lingkungan.
2. Ny. G. Osteoporosis
Berdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama
disebabkan oleh aspek usia, jenis kelamin dan prilaku dan adanya riwayat trauma

6.2 Rencana Upaya Intervensi yang Akan Dilakukan

1 Tn. MN TBC Konseling tentang KIE kondisi pasien saat ini


Tetnang pelayana kesehatan
Menyarankan pasien untuk rutin berobat ke
Puskesmas untuk mengobati penyakit.
Menyarankan pasien untuk segera
memeriksakan diri ke Puskesmas ketika
muncul keluhan memberat
Rujukan ke Pelayana kesehatan yang lebih
tinggi

2 Ny. G. - Konseling tentang KIE kondisi pasien saat ini


Menyarankan pasien untuk segera
memeriksakan diri ke Puskesmas ketika
muncul keluhan memberat
Prilaku
Mengatur pola makan

3 An. P. -

18
6.3 Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn MN. bila terdapat
anggota keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ke layanan
kesehatan terdekat (dalam hal ini Puskesmas Narmada) yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari rumah pasien. Untuk mengatasi keluhan utama pasien dan melanjutkan
pengobatan serta pemeriksaaan lanjutan yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosis
pasien lebih lanjut.
Sementara itu, Ny G jika merasakan nyeri-nyeri pada bagian persendian, maka
keluarga membawa berobat ke Puskesman dan biasanya keluhan bisa berkurang.

19
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
1.2 Kerangka Konsep Masalah Pasien

BIOLOGIS
Usia
Agen Infeksius

PERILAKU
LINGKUNGAN
Kurangnya
kesadaran menjaga Ventilasi dan
kebersihan rumah TBC pencahayaan
dan lingkungan rumah yang kurang

Perubahan cuaca
Pengobatan tidak
tuntas
Kamar yang
lembab dan kotor
PELAYANAN
KESEHATAN
Kurangnya upaya
sosialisasi pengendalian
dan pengobatan TBC

20
7.2 Nilai Fungsi Dalam Keluarga

Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota kelurga
Hubungan individu Tn MN dengan keluarga didapatkan kurang
harmonis. Anak tn MN kurang perhatian terhadap kondisi kesehatan bapak,
dimana didaapatkan anak tidak pernah menemani Tn MN unutk control
berobat, dan mengecek kondisi kesehatan Tn MN secara berkala serta tidak
aktif dalam menjaga pengobatan supaya berobat TBC secara tuntas
b. Fungsi sosial
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi . Dalam menjalani kegiatan sehari-hari, Tn
MN bisa bersosialisasi dengan baik dengan keluarga dan masyarakat
disekitarnya.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Fungsi
reproduksi keluarga Tn Mn berjalan dengan baik dengan memiliki lima orang
anak dan saat ini keluarga Tn. Mn sudah berusia lanjut.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan. Fungsi
Ekonomi masing-masing anggota keluarga berjalan harmonis dan saat ini,
sandang pangan dan papan Keluarga Tn Mn ditanggung oleh anak ke tiga
pasien

21
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan. Pada keluarga Tn MN tidak berjalan harmonis, anak pasien
tidak memprhatikan kondisi kesehatan pasien dan ketepatan dalam pengobatan
TB pasien sehingga kondisi pasien tidak sehat.
7.3 Pemecahan Masalah Kesehatan Keluarga (Index Coping)
Skor
Kategori Keterangan
1 3 5
1. Kemandirian fisik X Kondisi anggota keluarga pasien terutama Tn
MN dan istri dalam keadaan sakit dan dalam
menjalani kegiatan sehari-hari merasa
kesulitan untuk melakukan aktifitas.
2. Kemampuan X Keluarga bila sakit mencari obat dengan datang
mengobati ke pustu atau puskesmas.
3. Pengetahuan X Tn.MN dan Ny.G tidak mengetahui banyak
tentang kondisi dengan kondisinya saat ini sehingga tindakan
penyakit perubahan pola perilaku dan menjaga
lingkungan tidak dilakukan.
4. Penerapan prinsip X Keadaan rumah kurang bersih, mengingat
kebersihan diri. jendela rumah pasien yang jarang dibuka dan
kondisi kamar pasien yang lembab
5. Perilaku kesehatan X Keluarga Tn. MN kurang memahami
pentingnya pengobatan dalam kondisinya saat.

22
6. Kemampuan X Tn. MN dan Ny.G sebagai suami dan istri
emosional saling mendukung dan memahami pentingnya
keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga
yang sakit, keduanya saling mendukung untuk
mengatasinya.
7. Pola hidup X Pola hidup keluarga dalam mengatasi dan
keluarga mencegah penyakit yang dialami pasien kurang
optimal, karena peran anak dalam menjga
kesehatan dan mengawasi pemberian obat pada
pasien tidak berjalan dengan baik
8. Lingkungan fisik X Secara umum kondisi rumah cukup layak huni,
namun harus menjaga kebersihan kamar,
ventilasi dan kelembaban dalam upaya untuk
mendukung upaya meningkatkan kesehatan
pasien dan mencegah penularan penyakit yang
dialami pasien.
9. Pemanfaatan X Akses yang dekat dengan fasilitas pelayanan
sumber daya kesehatan dalam hal ini pustu memudahkan
pelayanan keluarga dalam memanfaatkan sumber daya
kesehatan pelayanan kesehatan.

23
7.4 APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor dengan
nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR skore disini
akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata
untuk menetukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4
= jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2

1. Adaptation X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi dengan


anggota keluarga lain, dukungan dan saran dari
anggota keluarga lain.

2. Partnership X Dalam menjalin komunikasi, sering terjadi


kesalahpahaman terutama mengenai kondisi klinis
Tn MN

3. Growth X Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal baru


sehingga jarang memberi dukungan mengenai hal-
hal baru

4. Affection X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota


terjalin dengan baik

5. Resolve X Anggota keluarga kadang-kadang puas mengenai


kebersamaan dan waktu yang dihabiskan antar
anggota, namun Tn MN dirasa kurang mendapat
perhatian dari anak-anaknya tentang kondisi
kesehatannya.

24
Skor fungsi fisiologis keluarga Tn.mMN adalah 5. Dalam ketentuan APGAR
score dikatakan keluarga ini dalam kategori sedang

7.5 FUNGSI PATOLOGIS


Fungsi patologis pada suatu keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM skor :
SUMBER PATOLOGI KETERANGAN

Social Interaksi sosial yang baik antar anggota -


keluarga juga dengan orang tua,
partisipasi mereka dalam kegiatan
kemasyarakatan cukup aktif.

Cultural Kebanggaan terhadap budaya baik, hal -


ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-
hari baik dalam keluarga maupun
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti.

Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan -


ajaran agama juga baik, hal ini dilihat dari
keluarganya yang rutin menjalankan
sholat.

Economic Ekonomi keluarga tergolong cukup untuk -

kebutuhan primer.

Education Pendidikan keluarga cukup, -

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan -


keluarga sudah menggunakan KIS untuk
berobat.

25
VIII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN

8.1 Diagnostik Holistik

a. Aspek Personal

Pasien datang ke poli umum puskesmas Narmada dikeluhkan sesak sejak dini
hari tadi sekitar puku 03;00 WITA. Pasien juga dikeluhkan batuk yang timbul
bersamaan dengan gejala sesak, dahak (-), pilek (-) dan berkeringat, Keluhan
demam disangkal oleh pasien. Sesak yang dialami terutama muncul dimalam hari,
cuaca dingin dan beraktifitas. Setelah diberikan pengobatan di Puskesmas
Narmada.

Pasien memiliki riwayat TBC sejak 1 tahun yang lalu dan telah menjalani dua
kali pengobatan, dan dalam pengobatan tersebut hanya berlangsung 2 bulan. Saat
ini pasien diberikan obat untuk mengurangi keluhan sesak dan batuk dan keluhan
biasanya berkurang. Pasien mengharapkan agar dapat sembuh.

b. Aspek Klinik

TBC

c. Aspek Risiko Internal


Pasien adalah seorang lansia berusia 67 tahun yang tinggal bersama istri dan 1
orang anak. Dalam kasus pasien, terdapat faktor risiko genetic berkaitan dengan
usia dan lingkungan karena penyakit pasien bersifat infeksius (ditularkan
droplet orang yang menderita TBC), dan prilaku yang tidak sehat. Faktor risiko
yang dimiliki pasien
Masih tingginya prevalensi TBC khususnya di lingkup wilayaha NTB
Lingkunga rumah pasien yang tidak memenuhi standar lingkungan sehat
Kondisi ekonomi sosial kurang

26
Usia
Pengetahuan tentang kondisi penyakit dan kesehatan

27
8.2 Rencana Penatalaksanaan Pasien

No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang


diharapkan
1. Aspek personal
Evaluasi: Isitri dan 1 hari - Keluarga dan
- Keluhan utama, orang warga lingkungan
harapan, dan sekitar yang sekitar dapat
kekhawatiran pasien berinteraksi mengetahui tentang
Intervensi: dengan TBC
- Edukasi kepada pasien pasien
dan keluarganya
menegenai TBC dan
komplikasinya, cara
penularan dan dan
terapi TBC.

2. Aspek klinik
TBC Evaluasi: Pasien , Istri 1 - Perbaikan kondisi
- Pemantauan kondisi dan anak minggu klinis pasien
klinis pasien pasien - Melakukan
- Pemantauan pola pemeriksaan
perilaku hidup lanjutan mengnai
keluarga pasien penyakit TBC
Terapi: pasien
- Non Farmakologis: - Melakukan
o Menganjurkan pencegahan
keluarga pasien penluaran TBC
untuk menjaga - Dilakukan kontrol
pasien dan kesehatan teratur
memperbaiki
ventilasi dan
sirkulasi udara
terutama kamar
tidur pasien
o Menyarankan
menjaga kebersihan
lingkungan pasien

28
Terapi farmakologi :
Ambroxol 3x1
Salbutamol tab 3x11
Prednison tab 3x1

Edukasi:
- Menjelaskan tentang
TBC, kontrol terhadap
keadaan kesehatan
pasien.
- Pentingnya terapi non
farmakologis
Osteoartritis Evaluasi: Istri pasien 5 hari - Dilakukan kontrol
- Pemantauan gejala factor resiko
dan prilaku osteoartritis
Terapi - Aturan meminum
- Paracetamol 3x1 obat
- Perubahan pola
Edukasi: hidup dan batasi
- Menjelaskan tentang aktifitas berat
penyebab, faktor - menurunkan berat
resiko, tatalaksana badan
pengobatan serta
komplikasi yang
terjadi bila penyakit
tidak dikontrol.
- Anjuran untuk
menghurangi faktor
risiko

3. Aspek resiko internal


Usia pasien Edukasi: Pasien dan 1 hari - pasien mengerti
cenderung - Mengenai keadaan keluarga bahwa usia pasien
mengalami kesehatan pada usia merupakan usia
penurunan pada daya tersebut lanjut dan rentan
tahan tubuh dan - Aspek perilaku pasien terkena penyakit.
ketahanan fisik serta aspek lingkungan
memiliki peranan

29
penting terhadap
terjadinya penyakit
4. Aspek psikososial
Kurangnya Edukasi: keluarga 1 hari - keluarga pasien
pengetahuan Mengenai TBC, penularan pasien mengerti tentang
mengenai TBC dan faktor resiko TBC dan cara
serta bahaya yang timbulnya, pencegahan pengobatannya
dapat terjadi apabila serta tatalaksana dan
tidak tertangani bahaya apabila tidak
tertangani

Kurangnya Edukasi: Keluarga 1 - Pasien dan


pengetahuan - Pentingnya kebersihan pasien minggu keluarga pasien
kesadaran untuk lingkungan dapat
menerapkan pola membiasakan diri
hidup sehat dengan menjaga
menjaga kebersihan
kebersihan lingkungan
lingkungan

8.3 Tindak Lanjut Dan Hasil Intervensi Pasien

Tanggal Kegiatan dan Hasil

Kunjungan Kegiatan:
pertama
- Pada kedatangan pertama ini, dilakukan evaluasi apakah terdapat
(05/08/17) perbaikan gejala klinis dari pasien setelah pengobatan di Puskesmas.
- Menelaah masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.
- Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap
anggota keluarga.
- Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.

30
Hasil:

- Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke Poli Umum


Puskesmas berkurang

- Pada pemeriksaan auskultasi paru sudah ditemukan suara tambahan


rhonki di bagian paru kanan 2/3 atas

- Melalui wawancara, diketahui bahwa pasien masih mengalami sesak


dan batuk jika kondisi dingin.

- Pasien minum obat setiap hari

Intervensi :

- Pada kedatangan pertama ini, intervensi yang dilakukan adalah


edukasi terhadap pasien mengenai penyakit nya

- Edukasi tentang pemberian pengobatan TBC

- Edukasi tentang lingkungan sehat.

- Edukasimengenai peran serta keluarga dalam pengobatan pasien

Kunjungan Kegiatan :
kedua
- Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
(10/09/17) - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Istri Pasien
- Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
- Melakukan wawancara untuk mengidentifikasi faktor resiko
penularan TBC.
- Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
munculnya masalah kesehatan di setiap anggota keluarga.

Hasil :

- Pasien masih mengeluhkan sesak .


- Keluhan istri pasien sudah mulai berkurang

31
- Faktor resiko munculnya serangan sesak pada pasien adalah cuaca
dingin dan beraktifitas ringan.
- Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan
pada anggota keluarga salah satunya karena, pengetahuan mengenai
kondisi pasien, prilaku hidup sehat yang kurang
- Pasien telah dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut ke RSUP NTB
dan saat ini sedang menjalani rawat jalan

Intervensi :

- Edukasi tentang prilaku hidup bersih dan sehat.


- Edukasi terhadap pasien istri pasien dan anak mengenai kondisi
pasien, cara pengobatan yang benar dan lingkungan untuk mencegah
penularan.

Kunjungan Kegiatan :
ketiga
- Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien dan
(15/9/17) keluarganya.
- Mengamati perubahan PHBS pasien dan keluarganya.

Hasil :

- Keluhan sesak tetap dirasakan namun lebih ringan dari sebelumnya..


- PHBS pasien dan keluarganya masih kurang.
- Hasil rujukan RSUP menunjukan pasien mengalami Sindroma
Obstruktif Post TB dan dianjurkan untuk memeriksakan diri 3 bulan
lagi ke RSUP

Intervensi :

- Edukasi mengenai kondisi pasien pada keluarga

32
IX. KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
1. Faktor internal
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan
Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap
anggota keluarga.

2. Faktor eksternal
Dukungan pelayanan kesehatan terhadap pasien dengan TBC dari
pelayanan kesehatan dalam hal ini Pustu dan Puskesmas setempat yang
tetap mengawasi kesehatan para lansia.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien


Kurangnya tingkat pengetahuan tentang penyakit TBC dari pasien maupun
keluarga
Kurangnya perhatian anak terhadap kondisi kesehatan Pasien sehingga pengobatan
terhadap pasien tidak berjalan dengan semestinya

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya


Edukasi kepada keluarga pasien untuk lebih memperhatikan kondisi dan
pengobatan pasien
Mencegah bahaya penularan TBC dengan melakukan screening TBC terhadap
keluarga yang tinggal dan sering erinteraksi dengan Tn MN
Mendukung dan mengawasi upaya pengobatan Tn MN
Menjaga prilaku hidup bersih dan sehat.

33

Anda mungkin juga menyukai