TUBERKULOSIS
Oleh
A.FARID WAJDY
H1A 011 002
Pembimbing
dr. Lina Nurbaiti, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Anom Josafat, MPH
Pasien Keterangan
Nama Tn MN KK
Umur / tgl. 1 juli 1950
Lahir
Alamat Batu rimpang
Barat,
Narmada
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Tidak ada
Kedatangan I Ini merupakan kedatangan ke 1 dalam bulan ini
yang ke untuk keluhan sesak dan pasien biasa datang ke
Poli Puskesmas Narmada apabila mengalami
keluhan sesak napas sejak 1 tahun yang lalu
Telah diobati Ya Diagosis sebelumnya asma bronkiale
sebelumnya
Alergi obat Tidak
terdapat
riwayat alergi
Sistem Kartu
pembayaran Indonesia
Sehat
2
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn MN. Keluarga
Tn MN. merupakan keluarga inti (nuclear family) yang terdiri atas istri dan An. P. Tn
NM saat ini tidak bekerja dan di biayai oleh anak-anaknya. Dirumah, Tn MN tinggal
ber-3 dengan istri dan satu orang anak. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga
yang diperoleh pada saat kunjungan pertama:
Tabel 1. Data identitas keluarga
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. MN Kepala Keluarga/Pasien
Umur 67 tahun
Alamat Ds. Batu rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan -
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. G Istri
Umur 55 tahun
Alamat Ds. Batu Rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh Tani
Status Menikah
3
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. P Anak ke 5
Umur 23 tahun
Alamat Ds. Batu Rimpang, Badrain, Narmada
Agama Islam
Pendidikan Sarjana
Pekerjaan Guru Honor
Status Belum Menikah
4
1.2 IKHTISAR KELUARGA
Keluarga Tn. F secara skematis dapat digambarkan dalam pohon keluarga / ikhtisar
keluarga sebagai berikut :
PEDIGRI
Keterangan :
= Pasien An.P
= Laki-laki
= Perempuan
= Hubungan Perkawinan
= Hubungan Keturunan
= Tinggal serumah
5
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah keluarga binaan
(tanggal 28 Mei 2017)
6
rujuk ke RSUP NTB untuk foto thorak, pasien kemudian diberikan obat TB,
namun setelah 2 bulan, pasien merasakan keluhan berkurang dan berhenti
minum obat. Jarak 6 bulan, pasien merasakan keluhan yang sama, dan
kemudian berobat. Namun 3 bulan setelah itu pasien merasakan sudah sembuh
dan berhenti minum obat TBC.
Riwayat pengobatan
Saat ini pasien sering memeriksakan diri ke PKM Narmada, 6 bulan
terakir pasien mengonsumsi obat asma, namun keluhan tidak berkunang. PKM
Narmada pasien di berikan salbutalmol, prednisone dan ambroxol.
Riwayat Alergi
Pasien mengaku keluhan hanya muncul jika dingin, terutama saat dini
hari dan saat beraktifitas ringan ( pasien mengaku sesak jika berjalan ke kamar
mandi).
.
7
Nadi : 106x/mnt
RR : 26 x/menit
Suhu : 36,50 C
Status Generalis
Bibir : Bentuk: simetris, Bibir: sianosis (-), edema (-), stomatitis (-),
Gigi: dbn, Gusi: hiperemia (-), edema (-), perdarahan (-), Mukosa: normal, Lidah:
glositis (-), atropi papil lidah (-), Faring: hiperemia (-)
8
Thoraks-Cardiovasculer
Paru:
Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra 2,5 cm ke
medial
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2, batas kanan pada linea parasternal dextra,
batas kiri pada ICS 5 midclavicula sinistra
Auskultasi: S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen-Pelvic-Inguinal
9
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Perkusi : suara timpani
Perkusi :timpani (+)
Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)
Diagnosis kerja
TB Lama Aktif
Terapi
Farmakologis ( Puskesmas )
salbutamol (3 x 1/4)
ambroxol (3x1/4)
prednison (3x1/4)
10
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN, SOSIAL, EKONOMI, DAN
BUDAYA KELUARGA
4.1 Keadaan Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Rumah pasien terdiri atas tiga buah ruangan. Bagian tengah rumah berfungsi
sebagai ruang tamu. Dua ruangan berfungsi sebagai kamar tidur. Pasien dan anggota
keluarga lainnya tidur di kasur namun tidak memakai ranjang, dan beralaskan karpet
plastik. Pada ruangan kamar tidur pasien terdapat berbagai peralatan rumh tangga serta
bekas makanan yang terkesan lemabab. Pasien memiliki ventilasi kamar 1 buah dengan
ukuran 0,5 x 0,5 meter dan jendela dengan ukuran 1 x 5 meter. Sedangkan ruang tamu
memiliki ventilasi 0,5 x 2 meter jendela dan 1 x0,5 meter ventilasi pada ruang tamu,
ruangan tersebut terlihat terang dengan pencahayaan cukup.
Pasien mempunyai satu buah dapur yang biasanya digunakan untuk memasak,
dapur pasien terbuat dari pagar dan terpisah dari rumah pasien. Istri pasien memasak
dengan kompor gas dan jika ada kayu bakar, istri pasien memasak dengan tungku kayu.
Rumah pasien telah dilengkapi dengan fasilitas MCK, jadi sehari-hari pasien dan
keluarga mandi di rumah. Sumber air untuk keperluan rumah tanga sehari-hari
diperoleh dari air PDAM. Keluarga pasien selalu memasak air tersebut untuk keperluan
konsumsi air minum. Rumah keluarga pasien memiliki halaman yang cukup di sebelah
utara rumah pasien, tidak memiliki binatang peliharaan apapun. Bagian belakang
11
rumah berbatasan langsung dengan rumah anak pasien. Keluarga pasien membuang
sampah di selokan belakang rumah
12
DENAH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL KELUARGA
a. Denah tempat tinggal keluarga Tn. MN
13
Gambar Rumah Pasien
Kamar Paisen
14
Ruang tamu Bagian belakang rumah
Dapur
15
Kamar mandi rumah pasien rumah bagian utara
16
MASALAH KESEHATAN KELUARGA BINAAN
6.1 Identifikasi Masalah Kesehatan Keluarga
3 An. P - - -
17
1. Tn. MN . TBC
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang ada terutama
disebabkan oleh aspek biologis yaitu faktor agen infeksi dan aspek lingkungan.
2. Ny. G. Osteoporosis
Berdasarkan detreminan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul terutama
disebabkan oleh aspek usia, jenis kelamin dan prilaku dan adanya riwayat trauma
3 An. P. -
18
6.3 Upaya Kesehatan yang Telah Dilakukan Keluarga
Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Tn MN. bila terdapat
anggota keluarga yang mengalami sakit adalah mencari pengobatan ke layanan
kesehatan terdekat (dalam hal ini Puskesmas Narmada) yang jaraknya tidak terlalu jauh
dari rumah pasien. Untuk mengatasi keluhan utama pasien dan melanjutkan
pengobatan serta pemeriksaaan lanjutan yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosis
pasien lebih lanjut.
Sementara itu, Ny G jika merasakan nyeri-nyeri pada bagian persendian, maka
keluarga membawa berobat ke Puskesman dan biasanya keluhan bisa berkurang.
19
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
1.2 Kerangka Konsep Masalah Pasien
BIOLOGIS
Usia
Agen Infeksius
PERILAKU
LINGKUNGAN
Kurangnya
kesadaran menjaga Ventilasi dan
kebersihan rumah TBC pencahayaan
dan lingkungan rumah yang kurang
Perubahan cuaca
Pengobatan tidak
tuntas
Kamar yang
lembab dan kotor
PELAYANAN
KESEHATAN
Kurangnya upaya
sosialisasi pengendalian
dan pengobatan TBC
20
7.2 Nilai Fungsi Dalam Keluarga
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman (1998) yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan
saling menghargai antar anggota kelurga
Hubungan individu Tn MN dengan keluarga didapatkan kurang
harmonis. Anak tn MN kurang perhatian terhadap kondisi kesehatan bapak,
dimana didaapatkan anak tidak pernah menemani Tn MN unutk control
berobat, dan mengecek kondisi kesehatan Tn MN secara berkala serta tidak
aktif dalam menjaga pengobatan supaya berobat TBC secara tuntas
b. Fungsi sosial
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi . Dalam menjalani kegiatan sehari-hari, Tn
MN bisa bersosialisasi dengan baik dengan keluarga dan masyarakat
disekitarnya.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Fungsi
reproduksi keluarga Tn Mn berjalan dengan baik dengan memiliki lima orang
anak dan saat ini keluarga Tn. Mn sudah berusia lanjut.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan. Fungsi
Ekonomi masing-masing anggota keluarga berjalan harmonis dan saat ini,
sandang pangan dan papan Keluarga Tn Mn ditanggung oleh anak ke tiga
pasien
21
e. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan. Pada keluarga Tn MN tidak berjalan harmonis, anak pasien
tidak memprhatikan kondisi kesehatan pasien dan ketepatan dalam pengobatan
TB pasien sehingga kondisi pasien tidak sehat.
7.3 Pemecahan Masalah Kesehatan Keluarga (Index Coping)
Skor
Kategori Keterangan
1 3 5
1. Kemandirian fisik X Kondisi anggota keluarga pasien terutama Tn
MN dan istri dalam keadaan sakit dan dalam
menjalani kegiatan sehari-hari merasa
kesulitan untuk melakukan aktifitas.
2. Kemampuan X Keluarga bila sakit mencari obat dengan datang
mengobati ke pustu atau puskesmas.
3. Pengetahuan X Tn.MN dan Ny.G tidak mengetahui banyak
tentang kondisi dengan kondisinya saat ini sehingga tindakan
penyakit perubahan pola perilaku dan menjaga
lingkungan tidak dilakukan.
4. Penerapan prinsip X Keadaan rumah kurang bersih, mengingat
kebersihan diri. jendela rumah pasien yang jarang dibuka dan
kondisi kamar pasien yang lembab
5. Perilaku kesehatan X Keluarga Tn. MN kurang memahami
pentingnya pengobatan dalam kondisinya saat.
22
6. Kemampuan X Tn. MN dan Ny.G sebagai suami dan istri
emosional saling mendukung dan memahami pentingnya
keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga
yang sakit, keduanya saling mendukung untuk
mengatasinya.
7. Pola hidup X Pola hidup keluarga dalam mengatasi dan
keluarga mencegah penyakit yang dialami pasien kurang
optimal, karena peran anak dalam menjga
kesehatan dan mengawasi pemberian obat pada
pasien tidak berjalan dengan baik
8. Lingkungan fisik X Secara umum kondisi rumah cukup layak huni,
namun harus menjaga kebersihan kamar,
ventilasi dan kelembaban dalam upaya untuk
mendukung upaya meningkatkan kesehatan
pasien dan mencegah penularan penyakit yang
dialami pasien.
9. Pemanfaatan X Akses yang dekat dengan fasilitas pelayanan
sumber daya kesehatan dalam hal ini pustu memudahkan
pelayanan keluarga dalam memanfaatkan sumber daya
kesehatan pelayanan kesehatan.
23
7.4 APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor dengan
nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR skore disini
akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-rata
untuk menetukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-rata 1-4
= jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
24
Skor fungsi fisiologis keluarga Tn.mMN adalah 5. Dalam ketentuan APGAR
score dikatakan keluarga ini dalam kategori sedang
kebutuhan primer.
25
VIII. PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN PASIEN
a. Aspek Personal
Pasien datang ke poli umum puskesmas Narmada dikeluhkan sesak sejak dini
hari tadi sekitar puku 03;00 WITA. Pasien juga dikeluhkan batuk yang timbul
bersamaan dengan gejala sesak, dahak (-), pilek (-) dan berkeringat, Keluhan
demam disangkal oleh pasien. Sesak yang dialami terutama muncul dimalam hari,
cuaca dingin dan beraktifitas. Setelah diberikan pengobatan di Puskesmas
Narmada.
Pasien memiliki riwayat TBC sejak 1 tahun yang lalu dan telah menjalani dua
kali pengobatan, dan dalam pengobatan tersebut hanya berlangsung 2 bulan. Saat
ini pasien diberikan obat untuk mengurangi keluhan sesak dan batuk dan keluhan
biasanya berkurang. Pasien mengharapkan agar dapat sembuh.
b. Aspek Klinik
TBC
26
Usia
Pengetahuan tentang kondisi penyakit dan kesehatan
27
8.2 Rencana Penatalaksanaan Pasien
2. Aspek klinik
TBC Evaluasi: Pasien , Istri 1 - Perbaikan kondisi
- Pemantauan kondisi dan anak minggu klinis pasien
klinis pasien pasien - Melakukan
- Pemantauan pola pemeriksaan
perilaku hidup lanjutan mengnai
keluarga pasien penyakit TBC
Terapi: pasien
- Non Farmakologis: - Melakukan
o Menganjurkan pencegahan
keluarga pasien penluaran TBC
untuk menjaga - Dilakukan kontrol
pasien dan kesehatan teratur
memperbaiki
ventilasi dan
sirkulasi udara
terutama kamar
tidur pasien
o Menyarankan
menjaga kebersihan
lingkungan pasien
28
Terapi farmakologi :
Ambroxol 3x1
Salbutamol tab 3x11
Prednison tab 3x1
Edukasi:
- Menjelaskan tentang
TBC, kontrol terhadap
keadaan kesehatan
pasien.
- Pentingnya terapi non
farmakologis
Osteoartritis Evaluasi: Istri pasien 5 hari - Dilakukan kontrol
- Pemantauan gejala factor resiko
dan prilaku osteoartritis
Terapi - Aturan meminum
- Paracetamol 3x1 obat
- Perubahan pola
Edukasi: hidup dan batasi
- Menjelaskan tentang aktifitas berat
penyebab, faktor - menurunkan berat
resiko, tatalaksana badan
pengobatan serta
komplikasi yang
terjadi bila penyakit
tidak dikontrol.
- Anjuran untuk
menghurangi faktor
risiko
29
penting terhadap
terjadinya penyakit
4. Aspek psikososial
Kurangnya Edukasi: keluarga 1 hari - keluarga pasien
pengetahuan Mengenai TBC, penularan pasien mengerti tentang
mengenai TBC dan faktor resiko TBC dan cara
serta bahaya yang timbulnya, pencegahan pengobatannya
dapat terjadi apabila serta tatalaksana dan
tidak tertangani bahaya apabila tidak
tertangani
Kunjungan Kegiatan:
pertama
- Pada kedatangan pertama ini, dilakukan evaluasi apakah terdapat
(05/08/17) perbaikan gejala klinis dari pasien setelah pengobatan di Puskesmas.
- Menelaah masalah kesehatan dari setiap anggota keluarga.
- Menelaah lingkungan rumah dan perilaku dari pasien dan setiap
anggota keluarga.
- Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
30
Hasil:
Intervensi :
Kunjungan Kegiatan :
kedua
- Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
(10/09/17) - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari Istri Pasien
- Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah kesehatan
keluarga pasien dan melakukan pemeriksaan.
- Melakukan wawancara untuk mengidentifikasi faktor resiko
penularan TBC.
- Wawancara untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
munculnya masalah kesehatan di setiap anggota keluarga.
Hasil :
31
- Faktor resiko munculnya serangan sesak pada pasien adalah cuaca
dingin dan beraktifitas ringan.
- Faktor resiko yang menyebabkan munculnya masalah kesehatan
pada anggota keluarga salah satunya karena, pengetahuan mengenai
kondisi pasien, prilaku hidup sehat yang kurang
- Pasien telah dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut ke RSUP NTB
dan saat ini sedang menjalani rawat jalan
Intervensi :
Kunjungan Kegiatan :
ketiga
- Mengevaluasi perbaikan klinis dari gejala penyakit pasien dan
(15/9/17) keluarganya.
- Mengamati perubahan PHBS pasien dan keluarganya.
Hasil :
Intervensi :
32
IX. KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan pasien
1. Faktor internal
Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi yang diberikan
Pembina.
Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien dan setiap
anggota keluarga.
2. Faktor eksternal
Dukungan pelayanan kesehatan terhadap pasien dengan TBC dari
pelayanan kesehatan dalam hal ini Pustu dan Puskesmas setempat yang
tetap mengawasi kesehatan para lansia.
33