menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan
dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin,
1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat, 2006).
Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan
suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial
secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap. (Townsend, 1998)
Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock,
P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan
berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai
kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan. (Carpenito, L
J, 1998).
2. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan sosial
budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain.
3. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial pada individu
Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima oleh norma - norma sosial dan
budaya yang umum berlaku (masih dalam batas normal), meliputi :
Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan diilingkungan sosial dan juga suatu
caralmengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.langkah berikutnya.
Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dlm hubungan sosialpikiran,
perasaan dlm hub sosial
Kebersamaan : indivud mampu saling memberi dan menerima.
Respon Maladaptif :
Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma norma sosial dan budaya
lingkungannya, meliputi :
Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain
dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.diri
sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain
Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
tidak dapat diandalkanpengalaman, tidak dapat diandalkan
Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.orang lain tidak mdukung
B. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbang :
tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikanf
ase tum
b. Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan yang saling
bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yg
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
d. Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi otak,
perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam limbik dan daerah kortikal).
Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya ( keluarga.
b. Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat keterbatasan
kemampuan matasinyaketerba
Perilaku
narik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri,wajah komunikasi
kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus.
riga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoiaisolasi
nipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain, ekspresi perasaan tdk
langsung pd tujuan.
Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak pada
prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping kerena
mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.p
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis
penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan
pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis
kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik
dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.
Indikasi :
a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia
sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.
(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon membaik pada ECT.
(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat
menerima antidepresan.
b) Maniak
Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi lain berbahaya bagi
klien.
c) Skizofrenia
Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada skizofrenia yang
sudah lama tidak kambuh.
2) Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya,
memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan
dan jujur kepada klien.
3) Terapi Okupasi
Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan
aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan
meningkatkan harga diri seseorang.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
a) Pengertian
TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).
b) Tujuan
Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif
dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3).
c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK
Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.
(Keliat, 2004 : hal.14).
1) Psikoterapeutik
(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu interaksi dan tujuan.
(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan penghargaan yang
tulus.
(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan diberitahukan kepada orang
lain yang tidak berkepentingan.
(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang sederhana.
(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.
(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara menceritakan
perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.
(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.
(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.
2) Pendidikan kesehatan
a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata seperti menulis,
menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.
c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.
a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara mandiri.
c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat kabar,
radio dan televisi.
4) Lingkungan terapeutik
a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di lingkungan.
b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang lama.
Halusinasi
Isolasi Sosial
DO :
- Klien menyendiri, banyak diam, tidak pernah memulai pembicaraan
- Klien tidak mau berbicara
- Tidak ada kontak mata
- Klien selalu menghindar
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 27th
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Way Kanan
B. Alasan Masuk
Klien masuk RSJ lewat UGD pada tanggal 3 November 2011 pukul 11.00 WIB, klien
mengatakan masuk RSJ karena sering marah-marah di rumahnya semenjak dia berhenti dari
pekerjaanya sebagai cleaning service di Bekasi. Selain itu, keluarga klien juga mengatakan klien
selalu berdiam diri di kamar dan kurang bersosialisasi baik dengan orang yang berada di
rumahnya dan tetangga sekitarnya.
C. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2009 karena klien
sering melempari batu ke rumah tetangga tetangganya sehingga membahayakan orang
disekitarnya, selain itu klien selalu marah dan mengamuk bila keinginanya tidak di turuti dan
yang kedua kalinya adalah sekarang, klien dimasukan ke RSJ provinsi lampung karena klien
selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya dan orang disekitarnya.
2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke paranormal tetapi tidak ada
perubahan. Selain itu pada tahun 2009 klien pernah di rawat di RSJ provinsi Lampung, namun
setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri di kamar dan tidak pernah bersosialisasi.
3. Riwayat penganiayaan
Klien mengatakan pernah dikeroyok oleh warga karena mabuk-mabukan minuman keras pada
tahun 2009 membawa motor hampir menabrak anak kecil.
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami kejadian yang
tidak menyenangkan.
D. Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,1 0C
Pernafasan : 20 x/menit
2. Ukur
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 178 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
E. Psikososial
1. Genogram
Keterangan:
: laki-laki
: perempuan
27
: umur
: Klien
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya. Keluarga klien adalah
orang yang mengerti dan memahami klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang bermain sepak bola pada sore hari.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena menurut klien tidak ada hal
yang perlu dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain dan juga klien mengatakan dia
bingung apa yang ingin diceritakan. Klien sering diam, jarang bercakap-cakap dengan klien lain
di ruangan.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan ke RSJ kerena klien sering marah-marah, namun klien
tidak mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa, klien meyakini dirinya sehat.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah sholat lima waktu. Begitu
juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima waktu.
F. Status mental
a. Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat kurang rapi. Rambut klien tidak tertata. Klien tampak kusam,
lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien mengatakan ia mandi dua kali sehari namun tidak
pernah pakai sabun dan shampo.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab
pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan pertanyaan yang diajukan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial & Kerusakan Komunikasi Verbal
c. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam ketika tidak
ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial
d. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membantu keluarganya karena ia sudah
tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu menganggap dirinya tidak baik karena
dahulu klien pernah meresahkan tetangganya yaitu dengan merusak kaca tetangganya dengan
cara menimpukinya dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkungannya, klien mengatakan dia
malu bila bertemu orang karena dia pernah masuk RSJ sebelumnya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
e. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan seperlunya. Terkadang
klien langsung pergi ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial
g. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisikan-bisikan, klien mengatakan
suara suara itu adalah suara wanita, klien mengatkan suara wanita utu mengajak dia untuk
bersenang senang, dan paling sering suara itu terdengar pada saat ia sedang melamun. Tetapi
perawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda klien berhalusinasi auditori seperti berbicara
sendiri, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran
h. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka menyendiri.
Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus,dialihkan bila ada klien lain,
pembicaraanya kacau terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
i. Isi Pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan tidak baik
terhadap tetangga dan mengajak berantem orang tua.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
j. Tingkat Kesadaran
a. waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan dia mengrti kapan saja waktu ia
harus mandi
b. tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. orang : kilen sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, di dalam ruangan pun
klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir
k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi. Klien masih ingat jam
berapa dia bangun tadi, klien juga ingat tahun berapa klien berhenti kerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui bahwa sebelum
dirawat perbuatannya yang sering melawan orang tua berkelahi, melempar batu ke rumah
tetangga termasuk perbuatan tercela (tidak baik).
Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan
1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain
. Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang benar,
namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak mencuci rambut
dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis yang benar.
Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien sakitnya biasa
saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll). Dan saat ini klien mengatakan rutin
minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan
H. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari jalan keluar
sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan diselesaikan sendiri. Namun
bila tidak mampu klien akan marah-marah., mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang
ingatan(lupa) dan klien menyendiri lagi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif
6. Masalah ekonomi
Klien mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya sehari-hari.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan
K. Aspek Medis
1. Dx. Medis : Skizofrenia
2. Therapi medis (saat ini) :
Haloperidol (HLP) 5 mg 3x1
Trihexyphenidil (THP) 2 mg 3x1
Chlorpomazin (CPZ) 100 mg 1x1
M. Analisa Data
No. Analisa Data Maslah Keperawatan
1. DS :
Klien mengatakan bingung dalam memulai pembicaraan
karena menurut klien tidak ada bahan
pembicaraan untuk berinteraksi
DO : Isolasi Sosial
Klien lebih banyak berdiam diri
Kontak mata kurang
Klien sering menyendiri
Klien tidak pernah memulai pembicaraan, maupun
perkenalan
Afek tumpul (hanya mampu tertawa saat ada simuluus
perawat tertawa
2. DS :
Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan wanita
yang mengajak klien untuk melakukan hal yang tidak
benar. Halusinasi
3. DS :
Klien mengatakan dirinya jelek, badannya terlalu kurus.
Klien mengatakan malu bila bertemu dengan orang yang Harga Diri Rendah
baru dikenal.
Klien mengatkan takut berbicara banyak karena takut
menyakiti hati orang lain
DO :
Klien tidak percaya diri ketika berbicara dengan orang lain
Klien jarang memulai pembicaraan dengan orang lain
Klien tidak mau menatap wajah lawan bicara
4. DS :
Klien mengatakan bila dia marah di lebih memilih untuk
menyendiri dan berdiam diri tidak ingin berbicara degan Koping Individu Tidak
orang lain atau terkadang dia memarahi orng tuanya. Efektif
DO :
Klien tampak selalu menyendiri
Klien terlihat jarang berbicara dengan orang lain
Klien selalu diam
5. DS :
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya saat ini. Kurang Pengetahuan
DO :
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan saat ditanya
tentang penyakit yang dideritanya saat ini.
6. DS :
Klien mengatakan kalau ia lebih suka menyendiri Gangguan Proses Pikir
DO :
Klien sering terlihat melamum
Klien tidak suka memulai pembicaraan
Kontak mata klien tidaka fokus
7. DS :
Klien mengatakan bingung bila ingin memulai pembicaraan Kerusakan Komunikasi
dengan seseorang Verbal
Klien mengatakan malas berbicara karena menurut klien
tidak ada hal yang perlu dibicarakan.
DO :
Klien tidak pernah memulai pembicaraan kepada lawan
bicara
Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja
Pembicaraan klien inkoheren dengan pertanyaan yang
diajukan
N. Pohon Masalah
Kurang Pengetahuan
O. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Halusinasi
3. Harga diri Rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri
TUK 1 : Klien
dapat membinaSetelah 2 X interaksi1. Bina hubunganHubungan saling
hubungan salingklien menunjukansaling percayapercaya merupakan
percaya tanda-tanda percayadengan : langkah awal untuk
kepada atau terhadap- beri salam setiapmelakukan interaksi
perawat : berinteraksi
- Wajah cerah,- Perkenalkan nama,
tersenyum nama panggilan
- Mau berkenalan perawat, dan tujuan
- Ada kontak mata perawat berkrnalan
- Bersedia- Tanyakan dan
menceritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
- Berseddia- Tunjukan sikap
mengungkapkan jujur dan menepati
masalahnya janji setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan perasaan
dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien
3.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya
3.Libatkan klien
dalam terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi
4.Diskusikan jadwal
harian yang
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi
5.Beri motivasi
klien untuk
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang
telah dibuat
6.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulanya melalui
aktifitas yang
dilaksanakan
4.Latih keluarga
cara merawat klien
menarik diri
5.Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang dilatihkan
6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi
5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter atau
perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan
TUK :1
Klien dapat
membantu 1.1.Setelah 2X1.bina hubunganHubungan saling
hubungan salinginteraksi dengansaling percayapercaya merupakan
percaya klien, kliendengan prinsiplangkah awal untuk
menunjukkan tandakomunikasi melakukan interaksi
percaya kepadateraupetik :
perawat : -sapa klien dengan
-ekpresi bersahabat ramah , baik verbal
-ada kontak mata maupun non verbal
-menunjukkan rasa- perkenalkan nama
senang lengkap, nama
-mau berjabat tangan panggilan dan
-mau duduktujuan berkenalan
berdampingan dengan- tanyakan nama
perawat yang disukai klien
-mengungkapkan -buat kontrak yang
masalah yangjelas
dihadapi -tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji
-beri perhatian
kepada klien dan
perhatian kebutuhan
dasar klien
-tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
1. adakan kontrak
langsung dan
singkat secara
bertahap
TUK 2 : 2.1.setelah 2X2. observasi tingkahMengetahui apakah
klien dapatinteraksi klienlaku klien terkaithalusinasi datang dan
mengenal menyebutkan dengan menentukan tindakan
halusinasinya -isi halusinasinya. yang tepat atas
-waktu -tanyakan apakahhalusinasinya
-frekuensi klien mengalami
-situasi dan kondisihalusinasi
yang menimbulkan-jika klien
halusinasi menjawabnya,
tanyakan apa yang
dialaminya
-katakan bahwa
perawat percaya
1.identifikasi
bersama klien cara
atau tindakan yang
TUK : 3 dilakukan jika
klien dapat1.setelah ... kaliterjadi halusinasi Klien dapat
mengontrol interaksi klien2. diskusikan caramelakukan tindakan
halusinasi menyebutkan yang digunakanyang tepat saat
tindakan yangklien halusinasinya muncul
biasanya dilakukan-jika cara yang
untuk mengendalikandigunakan adaptif,
halusinasinya beri pujian
2. setelah... kali-jika cara yang
interaksi kliendigunkan maladaptif
menyebutkan caradiskusikan kerugian
baru mengontrolcara tersebut
halusinasi 3. diskusikan cara
3. setelah .. kalibaru untuk
interaksi klien dapatmengontrol
memilih danhalusinasi
memperagakan cara-katakan pada diri
megatasi halusinasi sendiri ini tidak
4. setelah.. klianyata (saya tidak
interaksi, klenmau mendengar)
melaksanakan cara-menemui orang tua
yang telah dipilih/perawat untuk
untuk mengendalikanmenceritakan
halusinasi dengar tentang
5. setelah 2Xhalusinasinya
interaksi, klien-membuat dan
mengikuti terapimelaksanakan
aktivitas kelompok jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disususn
TUK : 4 1.setelah 2X interaksi1.diskusikan denagnMinum obat dapa
klien dapatklien dapatklien tentangmengurangi
memanfaatkan menyebutkan : manfaat danhalusinasi klien
obat dengan baik -manfaat dari minumkerugian tidak
obat minum obat, nama,
-kerugian tidakwarna, dosis, dan
minum obat efek terapi dan efek
-nama, warna, dosis,samping
efek terapi dan efekpenggunaan obat
samping obat 2. pantau klien saat
2. setelah ... kalipenggunaan obat
interaksi klien3. beri pujian bila
mendemonstrasikan klien menggunakan
penggunaan obatobat dengan benar
dengan benar 4. diskusikan akibat
3. setelah.. kaliberhenti minum
interaksi obat tanpa
klienmenyebutkan konsultasi denagn
akibat berhentidokter
minum obat 5. anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
1.bina hubungan
saling percaya
TUM : 1.klien dapata.sapa klien dengan
3. Harga DiriKlien dapatmengungkapkan ramah, baik verbal
rendah melakukan perasaannya maupun nonverbal Hubungan saling
hubungan sosial2.ekspresi wajahb.perkenalkan diripercaya akan
secara bertahap bersahabat dengan sopan menimbulkan
3.ada kontak mata c.tanya namakepercayaan klien
TUK 1 : 4.menunjukkan rasalengkap klien danpada perawat
Klien dapatsenang nama panggilansehingga akan
membina 5.mau berjabat tangan yang disukai klien memudahkan dalam
hubungan saling6.mau menjawabd.jelaskan tujuanpelaksanaan tindakan
percaya salam pertemuan, jujurselanjutnya
7.klien mau dudukdan menepati janji
berdampingan e.tunjukkan sikap
8.klien mauempati dan
mengutarakan menerima klien apa
masalah yangadanya
dihadapi f.beri perhatian pada
klien
2.beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang
dideritanya
3.sediakan waktu
untuk
mendengarkan klien
1.diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien dan
Klien mampuberi pujian
TUK 2 : mempertahankan /reinforcement atas
Klien dapataspek positif yangkemampuan Pujian akan
mengidentifikasi dimiliki mengungkapkan meningkatkan harga
kemampuan dan perasaannya diri klien
aspek positif yang 2.saat bertemu
dimiliki klien, hindarkan
memberi penilaian
negatif. Utamakan
memberi pujian
yang realistis
1.diskusikan
kemampuan klien
yangmasih dapat
digunakan selama
sakit
1.kebutuhan klien2.diskusikan juga
terpenuhi kemampuan yang
TUK 3 : 2.klien dapatdapat dilanjutkanPeningkatan
Klien dapatmelakukan aktivitaspenggunaan dikemampuan
menilai terarah rumah sakit danmendorong klien
kemampuan yang dirumah nanti untuk mandiri
dapat digunakan
1.rencanakan
bersama klien
aktivitas yang masih
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
1.klien mampukemampuan :
TUK 4: beraktivitas sesuaikegiatan mandiri,
Klien dapatkemampuan kegiatan denganPelaksanaan kegiatan
menetapkan dan2.klien mengikutibantuan minimal,secara mandiri modal
merencanakan terapi aktivitaskegiatan denganawal untuk m
kegiatan sesuaikelompok bantuan total eningkatkan harga
dengan 2.tingkatkan diri rendah
kemampuan yang kegiatan sesuai
dimiliki dengan toleransi
kondisi klien
3.beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
(sering klien takut
melaksanakanny)
1.beri kesempatan
klien untuk
mencoba kegiatan
yang direncanakan
2.beri pujian atas
keberhasilan klien
3.diskusikan
Klien mampukemungkinan
TUK 5 : beraktivitas sesuaipelaksanaan Dengan aktivitas
Klien dapatkemampuan dirumah klien akan
melakukan mengetahui
kegiatan sesuai kemampuannya
kondisi sakit dan
kemampuannya 1.beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga klien
tentang cara
merawat klien harga
diri rendah
2.bantu keluarga
memberi dukungan
TUK 6 : 1.klien mampuselama klien dirawat
Klien dapatmelakukan apa yang3.bantu keluargaPerhatian keluarga
memanfaatkan diajarkan menyiapkan dan pengertian
sistem pendukung2.klien maulingkungan dirumah keluarga akan dapat
yang ada memberikan membantu
dukungan meningkatkanharga
diri klien.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikamta kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan
mata kuliah Maternitas yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL
kemudian sholawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-quran sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa Di program studi S1
keperawatan selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Firman Hidayat M.Kep,Ns.,Sp,.Kep.J dan Bapak Nurhakim Yudhi Wibowo S.Kep,.Ns
Sebagai Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa
2. Teman-teman yang ikut serta membantu dalam proses pembuatan makalah ini
3. Kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penuliasan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran secara konstrukif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Slawi, 16 Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan
intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan
individu dalam rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu
seorang manusia perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi
peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa
memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis (Stuart and Sundeen ,1995)
Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin
interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang
lain .
2. Tujuan penulisan
Tujuan Umum: Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dg Isolasi
sosial (Menarik diri).
Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mampu mengetahui Definisi Isolasi Sosial
b. Mahasiswa mampu mengetahui Penyebab Isolasi Sosial
c. Mahasiswa mampu mengetahui Akibat Isolasi Sosial
d. Mahasiswa mampu mengetahui Pathways Isolasi Sosial
e. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pelaksanaan Isolasi Sosial
f. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Isolasi Sosial
BAB II
TINJAUAN TEORI
3. PENYEBAB
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan
hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan sukses.
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon sosial maladaptif.
2) Faktor Biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon social maladaptif.
3) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan
oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota
masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis.
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas.
4) Faktor dalam Keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan,
bila keluarga hanya menginformasikan hal- hal yang negative dan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat
yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain.
b. Faktor Presipitasi
1) Stress sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari
orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stress psikologi
Ansietas berat yang berekepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
(Ernawati, dkk, 2009)
Tanda dan Gejala
1) Ansietas tingkat tinggi
2) Enggan berkomunikasi dengan orang lain
3) Harga diri rendah
4) Sedih, efek datar
5) Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
4. AKIBAT
a. Penyebab
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3) Gangguan hubungan sosial
4) Percaya diri kurang
5) Mencederai diri
b. Tanda dan Gejala
1) Rambut botak karena terapi
2) Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
3) Menarik diri
4) Sukar mengambil keputusan
5) Akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.
5. PATHWAYS
Gangguan ISOS
Harga diri Rendah
ISOLASI SOSIAL (Menarik diri)
7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan konsep diri (Harga Diri rendah)
Do: Kurangnya rasa percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, Sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau, Perkembangan ego yang
lemah, Represi rasa takut.
Ds: Menyendiri dalam ruangan, Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak
mata, Sedih, afek datar, Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya,
Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna, Mengekspresikan
penolakan atau kesepian pada orang lain.
2) Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Do: Ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, Menarik diri
Ds: Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya, Menggunakan kata-kata simbolik
(neologisme), Menggunakan kata yang tak berarti, Kontak mata kurang / tidak mau menatap
lawan bicara.
3) Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
Do: pasien mengatakan sering mendengar suara-suara, sering melihat bayangan-bayangan yang
mengajaknya untuk mengikutinya
Ds: pasien terlihat selalu menyendiri, selalu menghindar jika didekati, sering terlihat ketakutan.
2. Fase Kerja
Bapak kita akan bincang-bincang tentang kegemaran bapak..! tapi sebelumnya saya mau tanya
dulu, boleh pak?? Kenapa bapak selalu merenung?? Dan kalau di tanya selalu merunduk dan
menghindar? Bapak kalau bisa coba untuk tetap tersenyum dan tidak merengut terus, pasti bapak
kelihatan tambah gantengnya!! Tuh kan ganteng!! Dan kalau ada yang bertanya bapak harus
menjawabnya, bapak gak usah takut karena tidak ada yang menyalahkan bapak?? Bapak sudah
mengerti?? Bapak mau melakukannya?? Baiklah .. sekarang tegakkan kepala bapak, kemudian
jawab pertanyaan saya Pak kalau boleh saya tau, apa saja yang menjadi kegemaran bapak??
Wah.. banyak sekali ya pak?? Diantara yang bapak sebutkan semua tadi, manalah yang paling
bapak sukai?? Baik pak sekarnga kita akan membuat jadwal kegiatan bapak-bersama-sama, nanti
di sini bapak bisa menulis kegiatan bapak sehari-hari,
Ni kertasnya pak!! Bapak bisa mengisikegiatan bapak sehari-hari
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang??
b. Evaluasi Obyektif
Bapak bisa ulangi apa yang sudah kita ajarkan?? Wah bagus sekali..
c. Rencana Tindak Lanjut
Nanti bapak bisa mengisi segala kegiatan di buku tadi, biar bapak tidak termenung terus, ya
pak
d. Kontrak
Baiklah pak hari ini kita cukupkan dulu perbincangan kita, besok saya akan ke sini lagi, untuk
berbincang-bincang lagi dengan bapak untuk masalah yang selanjutya yah pk...
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN ISOLASI SOSIAL (Menarik
Diri)
I. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Identitas pasien
Nama : Tn.H
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Pendidikan : SMU
b) Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Usia : 30 tahun
Hubungan : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c) Identitas Rumah Sakit:
Tanggal masuk: 07-09-2014
Ruang : Bukit barisan
Dx Medis : Skizoid
No. RM : 00.01.80
2. Alasan masuk
Klien sering bingung, suka melamun, suka menyendiri, tidak mau mandi, ketawa sendiri,
mondar-mandir di tempat dan klien pernah melakukan pemukulan terhadap diri sendiri.
3. Faktor predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ( ) Ya ( ) Tidak
b. Pengobatan sebelumnya. ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
c. Perilaku Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
1) Aniaya fisik ( ) Ya ( ) Tidak
2) Aniaya seksual ( ) Ya ( ) Tidak
3) Penolakan ( ) Ya ( ) Tidak
4) Kekerasan dalam keluarga ( ) Ya ( ) Tidak
5) Tindakan Kriminal ( ) Ya ( ) Tidak
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ) Ya ( ) Tidak
e. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan:
Klien menyatakan kecewa terhadap keluarganya, karena tidak peduli dengannya.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital : TD:120/80 mmhg N80x/i S 36oC P 20x/ menit
b. Ukur: TB195 cm BB 55 kg
c. Keluhan Fisik: ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan
5. Psikososial
a. Genogram
= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
Keterangan
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri: Klien merasa senang dengan tubuhnya, terutama bagian wajahnya dan
badannya,
2) Identitas Diri: Klien merasa tidak puas dengan dirinya
3) Peran Diri: Klien menyatakan kecewa dengan dirinya karena tidak dapat melaksanakan peran
sebagai anak.
4) Ideal Diri: Klien menyatakan ingin menjadi orang yang sukses dan ingin cepat sembuh.
5) Harga diri: Klien jarang bersosialisasi dengan tetangganya karena klien merasa terasing karena
mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri, harga diri rendah.
c. Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti: Orang tuanya atau ibunya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/sosial: peran serta dalam kegiatan pokok/sosial: klien
jarang ikut dalam kegiatan kelompok/ masyarakat.
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Kurang percaya diri terhadap diri sendiri,
karena klien lebih suka diam.dan mengatakan malu bergaul dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan: pasien beragama islam dan selalu berusaha mengerjakan sholat
2) Kegiatan ibadah: pasien sering kali menyempakan untuk sholat berjamaah di masjid dekat
rumahnya.
6. Status Mental
a. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai ( ) Berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tidak rapi, baju klien terlihat terbalik, kusam, kotor, rambut kusut dan kuku
terlihat kotor
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri.
b. Pembicaraan
( ) Cepat keras ( ) Gugup ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( ) Lambat ( ( Membisu
( ) Tidak mampu mulai pembicaraan
Jelaskan : Klien selama berkomunikasi secara kontak mata, klien menjawab dengan lambat.
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal.
c. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Inkoheren ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasem ( ) Tremor ( ) Kompulsip
Jelaskan : Tangan Klien gemetar saat diajak bersalaman, dan pada saat beraktifisa klien tampak
tremor.
Masalah Keperawatan : Gangguan aktivitas motorik/intoleransi aktivitas.
d. Alam perasaan :
( ) sedih ( ) ketakutan ( ) putus asa ( ) gembira
Jelaskan : Klien merasa keluarga tidak peduli dengannya dan klien terlihat sedih karena berada di
RSJ medan.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
e. Afek
( ) datar ( ) tumpul ( ) labil ( ) tidak sesuai
Jelaskan : ekspresi wajah klien datar, klien kadang-kadang termenung.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
f. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
( ) curiga` ( ) defenitif ( ) kontak mata kurang
Jelaskan : Klien tampak tidak kooperatif saat di ajak berbicara kontak mata (-) suka menunduk
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
g. Persepsi halusinasi
( ) pendengaran ( ) penglihatan ( ) perabaan
( ) pengecapan ( ) penciuman
Jelaskan : Klien mengalami halusinasi terbukti dengan klien melihat/mendengar suara-suara
yang aneh.
Masalah keperawatan : Gangguan perubahan sensori (Halusinasi).
h. Proses pikir
( ) sirkumtansia ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flig if ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan
Jelaskan : Selama wawan cara klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan topik
pembicaraan.
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
i. Isi pikir
( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria
( ) derpersonalisasi ( ) ide yang terkait pikiran magis
Waham :
( ) agama ( ) somatik ( ) kebesaran ( ) curiga
( ) nihilistik ( ) sisip pikir ( ) siar pikir ( ) kontrol pikir
Jelaskan :
klien tidak ada masalah dalam dalam gangguan waham
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
j. Tingkat kesadaran
( ) bingung ( ) sedasi ( ) stupor disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan
Klien tau bahwa ia berada di RSJ Medan
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
k. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang
( ) gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
Jelaskan : Klien masih ingat kejadian yang ia alami masa lalu dan sekarang.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi
( ) tidak mampu berhitung sederhan
Jelaskan: Klien mampu berhitung 20-100
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang ditemukan.
m. Kemampuan penilaian
( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna
Jelaskan : Klien dapata membedakan antara kotor dan bersih..
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
n. Daya tilik diri
( ) mengingkari penyakit yang diderita ( ) menylahkan hal diluardirinya
Jelaskan : Klien tidak menunjukkan adanya gangguan daya tilik diri.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
b. Bak / Bab
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
c. Mandi
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
d. Berpakaian / berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
e. Intirahat tidur
( ) tidur siang lama : 14-00 s/d 15-00 WIB
( ) tidur malam : 20-00 s/d 05-00 WIB
f. Penggunaan obat
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
g. Pemeliharaan Kesehatan
Keperawatan lanjutan Ya () Tidak ( )
Sistem pendukung Ya () Tidak ( )
h. Kegitan didalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya ( ) Tidak ( )
Menjaga kerapian rumah Ya ( ) Tidak ( )
Mencuci pakaian Ya ( ) Tidak ( )
Pengaturan uang Ya ( ) Tidak ( )
i. Kegiatan diluar rumah
Belanja Ya ( ) Tidak ( )
Trnfortasi Ya ( ) Tidak ( )
Lain-lain Ya ( ) Tidak ( )
Jelaskan : Klien malas keluar rumah dan bergaul dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial menarik diri
8. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) berbicara dengan orang lain ( ) minum alkohol
( ) mampu menyelesaikan masalah ( ) reasksi lambat
( ) tehnik relaksasi ( ) berkerja berlebihan
( ) aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) olah raga ( ) menciderai diri
( ) lainnya
Masalah keperawatan : Koping Individu inefektik.
9. Masalah Psikososial
a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien merasa teman nya menghindar/menjauhi dirinya setelah sakit.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Klien tidak terima berada di RSJ Medan
c. Masalah dengan pendidikan, spesifik Klien tamatan SMU
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien pernah bekerja di suatu pabrik dan sekarang sudah berhenti
e. Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien tinggal bersama orang tua, rumah milik peribadi
f. Masalah dengan ekonomi, spesifik
Klien memiliki masalah ekonomi yang cukup dan biaya pengobatan di tanggung oleh orang tua.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan.
h. Masalah lainnya, spesifik
Masalah keperawatan : Gangguan hubungan sosial menarik diri.
10. Pengetahuan Tentang Koping
( ) penyakit jiwa ( ) sistem pendukung
( ) faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( ) Koping ( ) obat-obatan
( ) Lainnya
Masalah keperawatan: Koping individu inefektif .
11. Aspek Medis
Diagnosa medik : Skizoprenia Paranoid episode berulang
Terapi Medik: Cparpromazin 100 mg 3x1
Trihexyphenidry 2 mg 2x1
Halopheridole 5 mg 2x1
a. CPZ (Cparpromazin)
Indikasi: untuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran
diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi
mental, waham halusinasi, gangguan perasaan, perilaku yang aneh dan tidak terkendali, berdaya
berat dalam kehidupan sehari-hari tidak mau bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan
rutin.
Komposisi: Tiap tablet mengandung Clorpromazine HCL 25 mg, Clorpromazine 5 mg
b. THP (Trihexyphenidry)
Indikasi: sekala jenis penyakit parkinson, termasuk ensepalitis dan indiopatik, sindrom
prankinson akibat obat misalnya reserpina dan fenitiazine.
Komposisi: tiap tablet mengandung Trihexyphenidril hidroklorida 2 mg
c. HLP (Halopheridole)
Indikasi: berdaya berat dalam menilai kemampuan realita dan fungsi nertal serta dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
Komposisi: Tiap tablet mengandung 0,5 mg Haloperidol.
B. Analisa Data
Hari/tgl/ No. Masalah
Data paraf
Jam Dx Keperawatan
Kamis, 1. Ds: Klien mengatakan tidak suka berada di Gangguan
9/9/14
rumah sakit jiwa, Klien mengatakan takut Isolasi sosial:
10.00
dengan teman-temannya. menarik diri
Do: Klien suka melamun, Klien tampak
sedih, Klien suka menyendiri.
Kamis, 2. Ds: Klien mengatakan malu saat Gangguan
9/9/14
wawancara dengan perawat konsep diri:
10.00
Klien mengatakan malu untuk bergabung Harga diri
dengan teman-temannya rendah
Do: Klien menunduk saat menjawab
pertanyaan perawat
Kontak mata kurang menjawab pertanyaan
perawat
Kamis, 3. Ds: pasien mengatakan sering mendengar Gangguan
9/9/14
suara-suara, sering melihat bayangan- perubahan
10.00
bayangan yang mengajaknya untuk sensori
mengikutinya (Halusinasi)
Do: pasien terlihat selalu menyendiri,
selalu menghindar jika didekati, sering
terlihat ketakutan.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosia: menarik diri
2. Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah
3. Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
F. Rencana Keperawatan
Rencana Tindakan
Dx. Kriteria Rasional
Kep Tujuan Tindakan Keperawatan
Hasil
Isos: TUM: Klien Setelah 2x 1. Diskusikan
1. Dengan di ketahuinya
Menar dapat pertemuan kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek
ik mengidentifika Pasien yang dimilki yang dimiliki klien akan
diri si kemampuan dapat 2. Setiap bertemu lebih percaya diri
dan aspke menyebutka dengan klien hindarkan 2. Dengan menghindarkan
negatif yang n minimal penilaian penilaian negatif
dimiliki satu 3. Utamakan diharapkan klien merasa
TUK: penyebab pujian/pemberian punya kemampuan yang
pujian yang ralistis lebih
e. Klien dapat menarik diri 4. Rencanakan bersama
dari yang 3. Dengan memberikan
mengidentifika klien aktifitas yang pujian klien merasa
berasal
si penyebab dari : dapat dilakukannya benar-benar dihargai dan
setiap hari sesuai klien akan merasa
isolasi sosial a. diri
dengan kemampuannya diperhatikan
f. Klien sendiri
b. orang lain5. Tingkatkan kegiatan 4. Dengan menyusun
mampu sesuai dengan kondisi rencana aktifitas sehari-
berinteraksi klien hari dihapakan klien
6. Beri contoh cara dapat mengatur waktu
dengan orang pelaksanaan kegiatan dengan baik
lain yang boleh dilakukan 5. Dengan meningkatkan
g. klien mampu kegiatan sesuai dengan
mengidentifika kondisi klien diharapkan
si kemampuan klien tidak merasa jenuh
6. Dengan memberikan
yang dapat contoh klien tidak
dilakukannya bingung lagi untuk
h. klien dapat beraktifitas
mengisi jadwal
yang diberikan
suster
Gang TUM: Klien Dalam 2x
1. Membina hubungan 1. Dengan terbinanya
guan mampu pertemuan saling percaya hubungan saling percaya
membina a. Salam terapeutik
konse pasien maub. Perkenalkan diri merupakan langkah
hubungan
p diri: dengan orang meneirma dengan sopan utama untuk melakukan
c. Tanyakan nama
HDR lain kehadiran terapeutik
TUK: Klien perawat lengkap
d. Tanyakan nama
dapat membina berjabat
panggilan yang
hubungan tangan/bers disukainya
saling percaya, alaman, e. Jelaskan tujuan
pertemuan
Klien dapat Klien mau
f. Buat kontrak
mengidentifika menyebut g. Dengarkan ungkapan
si kemampuan kan nama, klien
G. Catatan Perkembangan
Nama : Tn.H No.RM : 00.01.80
Ruang : Bukit barisan Dx.Medis : Skizoid
Implementasi Evaluasi
Data: S: pasien mengatakan mendengar suara-
1. Ds: keluarga pasien mengatakan pasien
suara dan melihat bayangan-bayangan saat
selalu murung, enggan bersosialisasi
dengan orang lain, pasien selalu merasa sendirian
tidak percaya diri karena kaka-kakanya
juga berada di RSJ
Do: paien tampak menutup diri, setiap
berbicara tidak fokus dan tatapan mata O: pasien masih terlihat menutup diri,
menghindari lawan bicara, pasien selalu
pasien, pasien masih belum fokus jika
menunjukan sikap tidak percaya diri.
2. Ds : Klien menyatakan tidak mau berbicara, masih sering merasa ketakutan,
bergaul dengan teman-teman sekamarnya pasien masih sering Berhalusinasi, merasa
karena ia merasa dirinya sudah sembuh
Do : Klien tampak tampak lebih sering dirinya tidak berharga, tidak mudah
menyendiri ditempat tidurnya, Klien lebih percaya dengan orang yang baru
banyak tidur siang dikenalnya
3. Ds: pasien mengatakan sering
mendengar suara-suara, sering melihat
bayangan-bayangan yang mengajaknya A: Masalah-masalah yg masih ada
untuk mengikutinya 1. Gangguan konsep diri (+)
Do: pasien terlihat selalu menyendiri, 2. Gangguan Isolasi Sosial (+)
selalu menghindar jika didekati, sering 3. Gangguan perubahan sensori (+)
terlihat ketakutan.
Diagnosa:
1. Gangguan konsep diri (Harga Diri
P: Lanjutkan intervensi dengan:
rendah)
2. Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)1. Melatih pasien untuk melawan
3. Gangguan perubahan sensori
halusinasinya
(Halusinasi)
Tindakan:
1. Membina hubungan saling percaya
a. Memberi Salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri dengan sopan
c. Menanyakan nama lengkap
d. Menanyakan nama panggilan yang
disukainya
e. Menjelaskan tujuan pertemuan
f. Membuat kontrak
g. Mendengarkan ungkapan klien
2. Diskusikan kemampuan dan aspek yang
dimilki
3. Setiap bertemu dengan klien hindarkan
penilaian
4. Utamakan pujian/pemberian pujian yang
ralistis
5. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
kondisi klien 2. Rencanakan bersama klien aktifitas yang
6. Bantu klien mengenal halusinasi dengan dapat dilakukannya setiap hari sesuai
cara :
a. Jika menemukan klien yang sedang dengan kemampuannya
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
halusinasi tanyakan apakah ada suara
yang di dengar yang boleh dilakukan
b. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa
yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu. Namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan nada
sahabat tanpa menuduh)
d. Katakan pada klien bahwa ada klien
yang seperti dia
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
RTL:
1. Adakan kontak sering dan singkat secara
bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri dan ke kanan
seolah ada teman bicara
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain, individu tersebut
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tindakan mempunyai kesempatan untuk
membagi perasaan pikiran, prestasi atau kegagalan:
Klien dengan menarik diri mempunayai tingkah laku: tidak nafsu makan kurang
bergairah aktifitas menurun, ekspresi wajah kurang berseri. Mekanisme koping yang sering
digunakan pada menarik diri adalah koping yang berkaitan dengan kepribadian anti sosial dan
koping berhubungan dengan gangguan keperibadian.
Setelah diberikan pengobatan klien sudah mampu mengontrol emosi dan rasa menarik
dirinya dengan perlahan-lahan
2. SARAN
Kepada tim kesehatan yang ada di rumah sakit jiwa supaya dapat meningkat kan
kerjasama. Agar prosses keperawatan dapat tercapai seoptimal mungkin dan memberikan
keterampilan kepada kllien untuk mengisi hari2 yang telah di lewati klien di ruangan agar tidak
sering melamun.
Diharapkan kepada keluarga dan perawat yang menerapkan pendekatan diri dalam
mengarahkan klien menujukesembuhan pada klien yang sudah di rehabilitasi untuk selalu
memriksakan secara teratur dan tidak menghentikan keperawatan, nasehat dari dokter. Bagi
keluarga dan perawat diharapkan dapat menghindar klien dari berbagai stiuasi yang dapat
menimbulkan kembali gangguan/gejala dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://apd273.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-jiwa-halusinasi_6.html
file:///E:/ /kep.jiwa/Isolasi/20Sosial/2012Henri%20Setiawan/20Blog/27s.htm
file:///E:/meteri/keperawatanjiwa/kasus/2013/isos.htm