Anda di halaman 1dari 62

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain

menyatakan sikap yang negatif dan mengancam ( Twondsend, 1998 ). Atau suatu keadaan
dimana seseorang individu mengalami penurunan bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya, pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Budi Anna Kelliat, 2006 ). Menarik diri merupakan percobaan untuk
menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain ( Pawlin,
1993 dikutip Budi Kelliat, 2001). Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku isolasi sosial. (Budi Anna Kelliat, 2006).

Menurut Townsend, M.C (1998:152) isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami
oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi
dirinya. Sedangkan menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan
suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial
secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap. (Townsend, 1998)

Isolasi sosial merupakan keadaan di mana individu atau kelompok mengalami atau merasakan
kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak
mampu untuk membuat kontak (Carpenito ,L.J, 1998: 381). Menurut Rawlins, R.P & Heacock,
P.E (1988 : 423) isolasi sosial menarik diri merupakan usaha menghindar dari interaksi dan
berhubungan dengan orang lain, individu merasa kehilangan hubungan akrab, tidak mempunyai
kesempatan dalam berfikir, berperasaan, berprestasi, atau selalu dalam kegagalan. (Carpenito, L
J, 1998).

2. Penyebab
Terjadinya faktor ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi di antaranya perkembangan dan sosial
budaya. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin
berkomunikasi dengan orang lain.

Adapun gejala klinis sebagai berikut :


1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Gangguan hubungan sosial
4. Percaya diri kurang
5. Menciderai diri

1. Tanda dan Gejala


1. Menyendiri dalam ruangan
2. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata
3. Sedih, afek datar
4. Perhatian dan tindakan tidak sesuai dengan usia
5. Mengekspresikan penolakan atau kesepian pada orang lain
6. Menggunakan kata kata simbolik
7. Menggunakan kata kata yag tidak berarti
8. Konak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara

2. Akibat dari Isolasi Sosial


Klien dengan isolasi sosial dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori persepsi
(halusinasi) atau bahkan perilaku kekerasan menciderai diri ( akibat dari harga diri rendah
disertai dengan harapan yang suram, mungkin klien akan mengakhiri hidupnya ).

3. Rentang Respon
Hubungan dengan orang lain dan lingkungan menimbulkan respon sosial pada individu

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Menyendiri Kesepian
Manipulatif Menarik Diri
Otonomi Impulsif

Respon Adaptif :
Respon individu dalam menyelesaikan masalah yang masih dapat diterima oleh norma - norma sosial dan
budaya yang umum berlaku (masih dalam batas normal), meliputi :
Menyendiri : respon seseorang untuk merenungkan apa yg telah dilakukan diilingkungan sosial dan juga suatu
caralmengevaluasi diri untuk menentukan langkah berikutnya.langkah berikutnya.

Otonomi : Kemampuan individu menentukan dan menyampaikan ide, pikiran, perasaan dlm hubungan sosialpikiran,
perasaan dlm hub sosial

Kebersamaan : indivud mampu saling memberi dan menerima.
Respon Maladaptif :
Respon individu dalam penyelesaian masalah menyimpang dari norma norma sosial dan budaya
lingkungannya, meliputi :

Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah pengendalian orang lain
dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain.diri
sendiri atau tujuan, bukan pada orang lain

Impulsif : individu impulsif tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari pengalaman,
tidak dapat diandalkanpengalaman, tidak dapat diandalkan

Narkisisme : harga diri yang rapuh, secara terussmenerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian,
sikap egosentris, pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.orang lain tidak mdukung
B. Fase Terjadinya Masalah
Menurut (Stuart. G. W ; 2007 ) isolasi sosial di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Faktor Predisposisi
a. Faktor tumbang :
tugas perkembangan pada fase tumbang tidak terselesaikanf
ase tum
b. Faktor komunikasi dalam keluarga :
komunikasi yang tidak jelas (suatu keadaan dimana seorang menerimapesan yang saling
bertentangan dlm waktu yg bersamaan), ekpresi emosi yang tinggi dalam keluarga yg
menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar keluarga.

c. Faktor Sosial Budaya :


Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial, disebabkan norma - norma yang
salah dianut keluarga, seperti : anggota keluarga tidak produktif ( lansia, berpenyakit kronis dan
penyandang cacat) diasingkan dari lingkungan sosialnya.

d. Faktor biologis :
gangguan dalam otak, seperti pada skizofrenia terdapat struktur otak yang abnormal ( atropi otak,
perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam limbik dan daerah kortikal).

Faktor Presipitasi
a. Faktor eksternal :
stressor sosial budaya : stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya ( keluarga.

b. Faktor Internal :
stresor psikologik : stres terjadi akibat ansietas berkepanjangan disertaiakibat keterbatasan
kemampuan matasinyaketerba

Mekanisme Kopingtasan kemampuan matasinya


a. Perilaku curiga : regresi, proyeksi, represiPerilaku curiga : regresi, proyeksi, represi
b. Perilaku dependen : regresiPerilaku dependen : regresi

c. Perilaku manipulatif : regresi, represiPerilaku manipulatif : regresi, represi

d. Isolasi/ menarik diri : regresi, represi, isolasi

Perilaku
narik diri :
kurang spontan, apatis, ekspresiiwajah kurang berseri, defisit perawatan diri,wajah komunikasi
kurang, isolasi diri, aktivitas menurun, kurang berenergi, rendah diri, postur tubuh sikap fetus.
riga :
tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial, paranoiaisolasi
nipulasi :
kurang asertif, isolasi sosial, hargadiri rendah, tergantung pd orang lain, ekspresi perasaan tdk
langsung pd tujuan.

Sumber Koping
Sumber koping individu harus dikaji dengan pemahaman tentang pengaruh gangguan otak pada
prilaku. Kekuatan dapat meliputi model, seperti intelegensi dan kretifitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak anak dan dewasa muda tentang keterampilan koping kerena
mereka biasanya tidak hanya belajar dari pangalaman.p

Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis (Dalami, et.all, 2009 : hal.120)

Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis
penatalaksanaan medis yang bisa dilakukan adalah :

1) Electro Convulsive Therapy (ECT)

Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik digunakan
pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan dibagian temporal kepala (pelipis
kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grand mall yang berlangsung 25-30 detik
dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listriknya di otak menyebabkan terjadinya
perubahan faal dan biokimia dalam otak.

Indikasi :

a) Depresi mayor
(1) Klien depresi berat dengan retardasi mental, waham, tidak ada perhatian lagi terhadap dunia
sekelilingnya, kehilangan berat badan yang berlebihan dan adanya ide bunuh diri yang menetap.

(2) Klien depresi ringan adanya riwayat responsif atau memberikan respon membaik pada ECT.

(3) Klien depresi yang tidak ada respon terhadap pengobatan antidepresan atau klien tidak dapat
menerima antidepresan.

b) Maniak

Klien maniak yang tidak responsif terhadap cara terapi yang lain atau terapi lain berbahaya bagi
klien.

c) Skizofrenia

Terutama akut, tidak efektif untuk skizofrenia kronik, tetapi bermanfaat pada skizofrenia yang
sudah lama tidak kambuh.

2) Psikoterapi

Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi: memberikan rasa aman dan tenang,
menciptakan lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya,
memotivasi klien untuk dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal, bersikap ramah, sopan
dan jujur kepada klien.

3) Terapi Okupasi

Adalah suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam melaksanakan
aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat dan
meningkatkan harga diri seseorang.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi Modalitas Keperawatan yang dilakukan adalah:

1) Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

a) Pengertian

TAK merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien
yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. (Keliat, 2004 : hal.1).
b) Tujuan

Membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif
dan maladaptif. (Keliat, 2004 : hal.3).

c) Terapi aktivitas kelompok yang digunakan untuk pasien dengan isolasi sosial adalah TAK
Sosialisasi dimana klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar
klien. Sosialisasi dapat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok dan massa.
(Keliat, 2004 : hal.14).

c. Prinsip Perawatan Isolasi Sosial

1) Psikoterapeutik

a) Bina hubungan saling percaya

(1) Buat kontrak dengan pasien memperkenalkan nama perawat pada waktu interaksi dan tujuan.

(2) Ajak klien bercakap-cakap dengan memanggil nama klien, untuk menunjukan penghargaan yang
tulus.

(3) Jelaskan pada klien bahwa informasi tentang pribadi klien tidak akan diberitahukan kepada orang
lain yang tidak berkepentingan.

b) Berkomunikasi dengan pasien secara jelas dan terbuka

(1) Bicarakan dengan pasien tentang sesuatu yang nyata dan pakai istilah yang sederhana.

(2) Bersama klien menilai manfaat dari pembicaraan dengan perawat.

(3) Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas dan teratur.

(4) Tunjukan sikap empati dan beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya.

c) Kenal dan dukung kelebihan klien

Tunjukkan dan cari penyelesaian masalah (koping) yang bisa digunakan klien, cara menceritakan
perasaannya kepada orang lain yang terdekat/dipercaya.

(1) Bahas dengan klien tentang koping yang konstruktif.

(2) Dukung koping klien yang konstruktif.

(3) Anjurkan klien untuk menggunakan koping yang konstruktif.


d) Bantu klien mengurangi ansietasnya ketika hubungan interpersonal

(1) Batasi jumlah orang yang berhubungan dengan klien pada awal terapi.

(2) Lakukan interaksi dengan klien sesering mungkin.

(3) Temani klien beberapa saat dengan duduk di sampingnya.

(4) Libatkan klien dalam berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.

(5) Libatkan klien dalam aktifitas kelompok.

2) Pendidikan kesehatan

a) Jelaskan kepada klien cara mengungkapkan perasaan klien selain kata-kata seperti menulis,
menangis, menggambar, berolahraga atau bermain musik.

b) Bicarakan dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.

c) Jelaskan dan anjurkan pada keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.

d) Anjurkan kepada keluarga agar mengikutsertakan klien dalam kegiatan di masyarakat.

3) Kegiatan hidup sehari-hari (ADL)

a) Bantu klien dalam melaksanakan kebersihan diri sampai dapat melaksanakan secara mandiri.

b) Bimbing klien berpakaian yang rapi.

c) Batasi kesempatan untuk tidur, sediakan sarana informasi dan hiburan seperti majalah, surat kabar,
radio dan televisi.

d) Buat dan rencanakan jadwal kegiatan bersama-sama klien.

4) Lingkungan terapeutik

a) Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun orang lain di lingkungan.

b) Cegah agar klien tidak berada di dalam ruang sendiri dalam jangka waktu yang lama.

c) Beri rangsangan sensorik seperti suara musik, gambar hiasan di ruangan.


C. Masalah Keperawatan
2. Pohon Masalah

Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga Diri Rendah

3. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


a. Isolasi Sosial
b. Harga Diri rendah
c. Halusinasi
d. Defisit Perawatan Diri
e. Koping Individu Tidak Efektif
f. Kurang Pengetahuan
g. Kerusakan Komunikasi Verbal

4. Data yang Perlu Dikaji


Isolasi Sosial
DS :
- Klien mengatakan malas berbicara
- Klien mengatakan tidak ada hal yang perlu dibicarakan
- Klien mengatakan bingung hal apa yang ingin dibicarakan

DO :
- Klien menyendiri, banyak diam, tidak pernah memulai pembicaraan
- Klien tidak mau berbicara
- Tidak ada kontak mata
- Klien selalu menghindar

ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian

I. Identitas Klien
Nama : Tn. K
Umur : 27th
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Way Kanan

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Bpk. T
Umur :-
Pekerjaan : Buruh
Hub. Dengan Klien : Bapak
Alamat : Way Kanan

B. Alasan Masuk
Klien masuk RSJ lewat UGD pada tanggal 3 November 2011 pukul 11.00 WIB, klien
mengatakan masuk RSJ karena sering marah-marah di rumahnya semenjak dia berhenti dari
pekerjaanya sebagai cleaning service di Bekasi. Selain itu, keluarga klien juga mengatakan klien
selalu berdiam diri di kamar dan kurang bersosialisasi baik dengan orang yang berada di
rumahnya dan tetangga sekitarnya.

C. Faktor Predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ, pertama kali pada tahun 2009 karena klien
sering melempari batu ke rumah tetangga tetangganya sehingga membahayakan orang
disekitarnya, selain itu klien selalu marah dan mengamuk bila keinginanya tidak di turuti dan
yang kedua kalinya adalah sekarang, klien dimasukan ke RSJ provinsi lampung karena klien
selalu berdiam diri dan tidak bersosialisasi, baik dengan keluarganya dan orang disekitarnya.

2. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa berobat ke paranormal tetapi tidak ada
perubahan. Selain itu pada tahun 2009 klien pernah di rawat di RSJ provinsi Lampung, namun
setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri di kamar dan tidak pernah bersosialisasi.

3. Riwayat penganiayaan
Klien mengatakan pernah dikeroyok oleh warga karena mabuk-mabukan minuman keras pada
tahun 2009 membawa motor hampir menabrak anak kecil.
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ia tidak pernah mengalami kejadian yang
tidak menyenangkan.

D. Fisik
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmhg
Nadi : 94 x/menit
Suhu : 36,1 0C
Pernafasan : 20 x/menit
2. Ukur
Berat badan : 68 kg
Tinggi badan : 178 cm
3. Keluhan fisik
Klien mengatakan ia tidak memiliki keluhan fisik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

E. Psikososial
1. Genogram

Keterangan:
: laki-laki

: perempuan

27

: umur
: Klien

--------------- : Orang yang tinggal serumah dengan klien


: meninggal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, ia merasa jelek, klien juga mengatakan kalau pria
berbadan besar itu akan disegani orang.
b. Identitas diri
Klien mengatakan ia belum pernah menikah, klien anak pertama dari tiga bersaudara
c. Peran
Peren klien dalam keluarga adalah klien anak pertama dari tiga bersaudara. Klien membantu
orang tua mencari nafkah, namun semenjak dirawat di RSJ, klien tidak mempedulikan perannya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan segera pulang, karena klien ingin
bekerja kembali seperti layaknya orang sehat.
e. Harga diri
Klien merasa sedih ketika ia berhenti dari pekerjaan sehingga klien merasa tidak berharga karena
tidak mampu membantu orang tuanya. Klien menyendiri di kamar, tidak berinteraksi dengan
orang lain.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah keluarganya. Keluarga klien adalah
orang yang mengerti dan memahami klien.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan bahwa ia tidak ikut dalam organisasi masyarakat yang ada di lingkungan
tempat tinggalnya, tetapi ia terkadang bermain sepak bola pada sore hari.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain.
Klien mengatakan ia malas berhubungan dengan orang lain, karena menurut klien tidak ada hal
yang perlu dibicarakan atau diceritakan kepada orang lain dan juga klien mengatakan dia
bingung apa yang ingin diceritakan. Klien sering diam, jarang bercakap-cakap dengan klien lain
di ruangan.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan bahwa ia dimasukkan ke RSJ kerena klien sering marah-marah, namun klien
tidak mengetahui bahwa klien mengalami gangguan jiwa, klien meyakini dirinya sehat.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebelum masuk RSJ, klien jarang melakukan ibadah sholat lima waktu. Begitu
juga saat masuk RSJ klien tidak pernah sholat lima waktu.
F. Status mental
a. Penampilan
Dalam berpakaian, klien terlihat kurang rapi. Rambut klien tidak tertata. Klien tampak kusam,
lesu, dan kuku klien tampak kotor. Klien mengatakan ia mandi dua kali sehari namun tidak
pernah pakai sabun dan shampo.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
b. Pembicaraan
Klien tidak pernah memulai pembicaraan terlebih dahulu pada lawan bicara. Klien menjawab
pertanyaan seperlunya saja, terkadang pembicaraan inkoheren dengan pertanyaan yang diajukan.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial & Kerusakan Komunikasi Verbal

c. Aktifitas motorik
Ketika berbincang-bincang, kontak mata klien kurang, klien lebih banyak diam ketika tidak
ditanya, terkadang malah pulang ke kamar.
Masalan keperawatan : Isolasi sosial

d. Alam perasaan
Klien mengatakan ia putus asa karena ia takut tidak bisa membantu keluarganya karena ia sudah
tidak bisa bekerja lagi dan pernah masuk RSJ selain itu menganggap dirinya tidak baik karena
dahulu klien pernah meresahkan tetangganya yaitu dengan merusak kaca tetangganya dengan
cara menimpukinya dengan batu dan dianggap buruk oleh lingkungannya, klien mengatakan dia
malu bila bertemu orang karena dia pernah masuk RSJ sebelumnya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

e. Afek
Datar, karena selama interaksi klien banyak diam, menjawab pertanyaan seperlunya. Terkadang
klien langsung pergi ke kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

f. Interaksi selama wawancara


Klien kurang kooperatif saat diwawancarai, tidak ada kontak mata. Klien berbicara hanya saat
diberi pertanyaan oleh perawat, setelah itu klien kembali diam, mudah dialihkan bila ada klien
lain, pembicaraanya kacau, terkadang tidak jelas.
Masalah Keperawatan : Kerusakan Interaksi Sosial

g. Persepsi
Klien mengatakan ia marah-marah karena dia mendengar ada bisikan-bisikan, klien mengatakan
suara suara itu adalah suara wanita, klien mengatkan suara wanita utu mengajak dia untuk
bersenang senang, dan paling sering suara itu terdengar pada saat ia sedang melamun. Tetapi
perawat saat ini belum pernah melihat tanda-tanda klien berhalusinasi auditori seperti berbicara
sendiri, tertawa sendiri.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran

h. Proses pikir
Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan. Klien lebih suka menyendiri.
Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien tidak fokus,dialihkan bila ada klien lain,
pembicaraanya kacau terkadang tidak jelas.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir

i. Isi Pikir
Klien saat ini berpikir untuk pulang, dan klien menyesal selama ini berkelakuan tidak baik
terhadap tetangga dan mengajak berantem orang tua.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

j. Tingkat Kesadaran
a. waktu : klien dapat mengetahui kapan klien masuk RSJ, dan dia mengrti kapan saja waktu ia
harus mandi
b. tempat : klien mengetahui saat ini klien berada di RSJ
c. orang : kilen sulit mengenali seseorang, jarang memulai perkenalan, di dalam ruangan pun
klien hanya hafal nama orang 3-5 orang saja.
Masalah keperawatan : Gangguan Proses Pikir

k. Memori
Klien mampu mengingat kejadian yang telah lalu dan baru-baru terjadi. Klien masih ingat jam
berapa dia bangun tadi, klien juga ingat tahun berapa klien berhenti kerja.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Klien mampu berhitung dengan baik, saat diberi soal penambahan, klien mampu menjawab
dengan baik.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

m. Kemampuan Penilaian
Klien dapat menilai yang baik dan yang buruk dan klien juga mengetahui bahwa sebelum
dirawat perbuatannya yang sering melawan orang tua berkelahi, melempar batu ke rumah
tetangga termasuk perbuatan tercela (tidak baik).
Masalah keperawatan : Tidak Ditemukan

n. Daya tilik diri


Klien tidak menyadari tentang apa yang diderita klien saat ini. Klien merasa sehat tidak perlu
pengobatan khusus untuk dirinya.
Masalah keperawatan : Kurang Pengetahuan
G. Keperluan Persiapan Pulang

1. Makan
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain
. Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi yang benar,
namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan klien tidak mencuci rambut
dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
4. Berpakaian dan berhias
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali dan
menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias

5. Istirahat dan tidur


Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi biasanya :
tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 19.30-04.00
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan dosis yang benar.
Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut klien sakitnya biasa
saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll). Dan saat ini klien mengatakan rutin
minum obat dan obat yang diminum sesuai dengan yang diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

8. Kegiatan didalam rumah


Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur dan berdiam diri
dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

9. Kegiatan diluar rumah


Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi ke ladang dan
pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

H. Mekanisme Koping
a. Adaptif
Klien hanya berbicara seperlunya dengan pasien lain dan perawat.
b. Maladaptif
Klien mengatakan jika klien ada masalah, klien selalu memikirkan dan mencari jalan keluar
sendiri. Jika klien mampu menyelesaikan masalahnya sendiri akan diselesaikan sendiri. Namun
bila tidak mampu klien akan marah-marah., mengamuk, setelah mengamuk klien seperti hilang
ingatan(lupa) dan klien menyendiri lagi.
Masalah Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif

I. Masalah Psikososial Dan Lingkungan

1. Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok


Klien mendapat dukungan dari keluarganya walaupun dirawat di RSJ. Hal ini di buktikan dengan
datangnya keluarga klien untuk menjenguk.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan


Klien termasuk orang pendiam klien terlihat menyendiri, memiliki kekurangan dalam
berinteraksi dengan orang lain klien mngatakan malas berinteraksi, klien berbicara jika ada yang
mengajak bicara dahulu.
Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

3. Masalah dengan pendidikan


Klien sudah lulus SLTA, klien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena
klien ingin langsung bekerja.
Masalah Keperawatan : Tidak ditemukaan

4. Masalah dengan pekerjaan


Klien mengatakan klien berhenti dari pekerjaannya sebagai cleaning service di Bekasi dari tahun
2007 karena gajihnya sedikit dan klien malu karena tidak bisa menolong kedua orang tuanya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Masalah dengan perumahan


Klien mengatakan dirumah tinggal dengan oarang tuanya, beserta dua adik perempuan dan satu
adik ipar. Klien pernah di kroyok dengan warga setempat karena mabuk-mabukkan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

6. Masalah ekonomi
Klien mengatakan keluarganya cukup memenuhi keperluannya sehari-hari.
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan


Klien sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit jiwa sekali karena ngamuk-ngamuk
dilingkungn tempat tinggal dan di bawa ke RSJ lalu di ikat satu malam.
Masalah Keperawatan : Resiko Prilaku Kekerasan

J. Kurang Pengetahuan Tentang


Klien kurang pengetahuan tentang penyakit jiwa yang klien alami sekarang, klien belum
mengetahui cara pengobatan yang dilakukan, karena kurang pengetahuan itu cara klien
menyelesaikan masalah tidak benar dan tepat.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan

K. Aspek Medis
1. Dx. Medis : Skizofrenia
2. Therapi medis (saat ini) :
Haloperidol (HLP) 5 mg 3x1
Trihexyphenidil (THP) 2 mg 3x1
Chlorpomazin (CPZ) 100 mg 1x1

L. Daftar Masalah Keperawatan


1. Isolasi sosial
2. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
3. Harga diri rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri

M. Analisa Data
No. Analisa Data Maslah Keperawatan
1. DS :
Klien mengatakan bingung dalam memulai pembicaraan
karena menurut klien tidak ada bahan
pembicaraan untuk berinteraksi
DO : Isolasi Sosial
Klien lebih banyak berdiam diri
Kontak mata kurang
Klien sering menyendiri
Klien tidak pernah memulai pembicaraan, maupun
perkenalan
Afek tumpul (hanya mampu tertawa saat ada simuluus
perawat tertawa

2. DS :
Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan wanita
yang mengajak klien untuk melakukan hal yang tidak
benar. Halusinasi

Klien sering menyendiri


Klien terkadang berbicara sendiri
Klien sering bengong / melamun

3. DS :
Klien mengatakan dirinya jelek, badannya terlalu kurus.
Klien mengatakan malu bila bertemu dengan orang yang Harga Diri Rendah
baru dikenal.
Klien mengatkan takut berbicara banyak karena takut
menyakiti hati orang lain

DO :
Klien tidak percaya diri ketika berbicara dengan orang lain
Klien jarang memulai pembicaraan dengan orang lain
Klien tidak mau menatap wajah lawan bicara

4. DS :
Klien mengatakan bila dia marah di lebih memilih untuk
menyendiri dan berdiam diri tidak ingin berbicara degan Koping Individu Tidak
orang lain atau terkadang dia memarahi orng tuanya. Efektif
DO :
Klien tampak selalu menyendiri
Klien terlihat jarang berbicara dengan orang lain
Klien selalu diam

5. DS :
Klien mengatakan bahwa ia tidak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya saat ini. Kurang Pengetahuan
DO :
Klien tidak mampu menjawab pertanyaan saat ditanya
tentang penyakit yang dideritanya saat ini.

6. DS :
Klien mengatakan kalau ia lebih suka menyendiri Gangguan Proses Pikir

DO :
Klien sering terlihat melamum
Klien tidak suka memulai pembicaraan
Kontak mata klien tidaka fokus

7. DS :
Klien mengatakan bingung bila ingin memulai pembicaraan Kerusakan Komunikasi
dengan seseorang Verbal
Klien mengatakan malas berbicara karena menurut klien
tidak ada hal yang perlu dibicarakan.
DO :
Klien tidak pernah memulai pembicaraan kepada lawan
bicara
Klien menjawab pertanyaan seperlunya saja
Pembicaraan klien inkoheren dengan pertanyaan yang
diajukan

8. DS : Defisit Perawatan Diri


Klien mengatakan mandi 2 kali sehari namun klien tidak
sikat gigi, mencuci rambut ataupun sabunan.
DO :
Gigi klien terlihat kotor
Kulit klien kusam
Rambut klien kusam

N. Pohon Masalah

Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Dengar

Defisit Perawatan Diri ISOLASI SOSIAL

Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

Kurang Pengetahuan
O. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Halusinasi
3. Harga diri Rendah
4. Koping Individu Tidak Efektif
5. Kurang Pengetahuan
6. Gangguan Proses Pikir
7. Kerusakan Komunikasi Verbal
8. Defisit Perawatan Diri

P. Rencana Tindakan Keperawatan


Inisial klien : Tn. K Dx Medis : Skizofrenia
No RM : 013650 Ruangan : Cendrawasih
No DX. Rencana Rasional
Keperawatan Tindakan Keperawatan
. Tujuan Kriteria Hasil Intervensi

1. Isolasi Sosial TUM : Klien


mampu
berinteraksi
dengan orang lain

TUK 1 : Klien
dapat membinaSetelah 2 X interaksi1. Bina hubunganHubungan saling
hubungan salingklien menunjukansaling percayapercaya merupakan
percaya tanda-tanda percayadengan : langkah awal untuk
kepada atau terhadap- beri salam setiapmelakukan interaksi
perawat : berinteraksi
- Wajah cerah,- Perkenalkan nama,
tersenyum nama panggilan
- Mau berkenalan perawat, dan tujuan
- Ada kontak mata perawat berkrnalan
- Bersedia- Tanyakan dan
menceritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
- Berseddia- Tunjukan sikap
mengungkapkan jujur dan menepati
masalahnya janji setiap kali
berinteraksi
- Tanyakan perasaan
dan masalah yang
dihadapi klien
- Buat kontrak
interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan
klien

TUK 2 : 2.Setelah 2 kali1.Tanyakan padaDengan mengetahu


Klien mampuinteraksi klien dapatklien tentang : tanda-tanda dan
menyebutkan menyebutkan - Orang yanggejala, kita dapat
penyebab tandaminimal satutinggal serumahmenentukan langkah
dan gejala isolasipenyebab menarikatau denganintervensi selanjutnya
sosial diri : sekamar klien
-Diri Sendiri - Orang yang paling
- Orang lain dekat ddengan klien
- Lingkungan dirumah atau
diruangan
perawatan
- Apa yang
membuat klien
dekat dengan orang
tersebut
- Orang yang tidak
dekat dengan klien
dirumah atau
diruangan perawat
- Apa yang
membuat klien tidak
dekat dengan orang
tersebut
- Upaya yang sudah
dilakukan agar
dekat dengan orang
tersebut
2.Diskusikan
dengan klien
penyebab menarik
diri / tidak mau
bergaul dengan
orang lain

3.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaanya

TUK 3 : 3.Setelah 2 X1.Tanyakan padaReinforcement dpat


Klien mampuinteraksi dengan klienklien tentang : meningkatkan harga
menyebutkan dapat menyebutkan- Manfaat hubungandiri klien
keuntungan keuntungan sosiial
berhubungan berhubungan sosial,- Kerugian menarik
sosial danmisalnya : diri
kerugian menarik-Banyak teman
diri - Tidak kesepian 2.Diskusikan
- Saling menolong bersama klien
tentang manfaat
Dean kerugianberhubungan sosial
menarik diri misalnyadan kerugian
: menarik diri
-Sendiri
- Kesepian 3.Beri pujian
- Tidak bisa diskusi terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya

TUK 4 : 4.Setelah 2 X1.Observasi perilakuMengetahui sejauh


Klien dapatinteraksi klien dapatklien tentangmana pengetahuan
melaksanakan melaksanakan berhubungan sosial klien tentang
hubungan sosialhubungan soosial berhubungan dengan
secara bertahap secara bertahaap2.Beri motivasi danorang lain
dengan : bantuu klien untuk
-Perawat berkenalan /
- Perawat lain berkomunikasi
- Kelompok dengan perawat
lain, klien lain,
kelompok

3.Libatkan klien
dalam terapi
aktivitas kelompok
sosialisasi

4.Diskusikan jadwal
harian yang
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan klien
bersosialisasi

5.Beri motivasi
klien untuk
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang
telah dibuat

6.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
memperluas
pergaulanya melalui
aktifitas yang
dilaksanakan

TUK 5 : 5.Setelah 2X interaksi1.Diskusikan Agar klien lebih


Klien mampuklien dapatdengan klienpercaya diri untuk
menjelaskan menyebutkan tentang perasaanyaberhungan dengan
perasaanya setelhperasaanya setelahsetelah berhbunganorang lain
berhubungan berhubungan sosialsosial dengan :
sosial dengan : -Orang lain
-Orang lain - Kelompok
- Kelompok
2.Beri pujian
terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaaanya

TUK : 6 1.Setelah 2X kali1.Diskusikan Agar klien lebih


Klien mendapatpertemuan, keluargapentingya peranpercaya diri dan tau
dukungan keluargadapat menjelaskan : serta keluarganayakibat tidak
dalam memperluas-pengertian menariksebagai pendukungberhubungan dengan
hubyngan sosial diri untuk mengatasiorang lain
-tanda dan gejalaperilaku menarik
menarik diri diri
-penyebab dan akibat2.Diskusikan
menarik diri potensi keluarga
-cara merawat klienuntuk membantu
menarik diri klien mengatasi
perilaku menarik
diri
3.Jelaskan pada
2.Setelah 2Xkeluarga tentang :
pertemuan, keluarga-pengertian menarik
dapat mempraktekkandiri
cara merawat klien-tanda dan gejala
menarik diri menarik diri
-penyebab dan
akibat menarik diri
-cara merawat klien
menarik diri

4.Latih keluarga
cara merawat klien
menarik diri

5.Tanyakan
perasaan keluarga
setelah mencoba
cara yang dilatihkan

6.Beri motivasi
keluarga agar
membantu klien
bersosialisasi

7.Beri pujian pada


keluarga atas
keterlibatannya
merawat klien
dirumah sakit
TUK 7 : 7.1 Setelah 2X1.Diskusikan Minum obat dapat
Klien dapatinteraksi kliendengan klienmenyembuhkan
memanfaatkan menyebutkan : tentang manfaaatpenyakit klien
obat dengan baik -manfaat minum obat dan kerugian tidak
-kerugian tidakminum obat, nama,
meminum obat warna, dosis, cara,
-nama, warna, dosis,efek terapi, dan efek
efek terapi, efeksamping
samping obat penggunaan obat.
7.2.Setelah...kali 2.Pantau klien saat
interaksi klienpenggunaan obat
mendemonstrasikan
penggunaan obat3.Beri pujian jika
dengan benar klien menggunakan
obat dengan benar
7.3.Setelah...kali
interaksi klien dapt4.Diskusikan
menyebutkan akibatberhenti minum
berhenti minum obatobat tanpa
tanpa konsultasikonsultasi dengan
dokter dokter

5.Anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada dokter atau
perawat jika terjadi
hal-hal yang tidak
diinginkan

2 Halusinasi TUM : klien dapat


mengontrol
halusinasi

TUK :1
Klien dapat
membantu 1.1.Setelah 2X1.bina hubunganHubungan saling
hubungan salinginteraksi dengansaling percayapercaya merupakan
percaya klien, kliendengan prinsiplangkah awal untuk
menunjukkan tandakomunikasi melakukan interaksi
percaya kepadateraupetik :
perawat : -sapa klien dengan
-ekpresi bersahabat ramah , baik verbal
-ada kontak mata maupun non verbal
-menunjukkan rasa- perkenalkan nama
senang lengkap, nama
-mau berjabat tangan panggilan dan
-mau duduktujuan berkenalan
berdampingan dengan- tanyakan nama
perawat yang disukai klien
-mengungkapkan -buat kontrak yang
masalah yangjelas
dihadapi -tunjukkan sikap
jujur dan menepati
janji
-beri perhatian
kepada klien dan
perhatian kebutuhan
dasar klien
-tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien

1. adakan kontrak
langsung dan
singkat secara
bertahap
TUK 2 : 2.1.setelah 2X2. observasi tingkahMengetahui apakah
klien dapatinteraksi klienlaku klien terkaithalusinasi datang dan
mengenal menyebutkan dengan menentukan tindakan
halusinasinya -isi halusinasinya. yang tepat atas
-waktu -tanyakan apakahhalusinasinya
-frekuensi klien mengalami
-situasi dan kondisihalusinasi
yang menimbulkan-jika klien
halusinasi menjawabnya,
tanyakan apa yang
dialaminya
-katakan bahwa
perawat percaya

1.identifikasi
bersama klien cara
atau tindakan yang
TUK : 3 dilakukan jika
klien dapat1.setelah ... kaliterjadi halusinasi Klien dapat
mengontrol interaksi klien2. diskusikan caramelakukan tindakan
halusinasi menyebutkan yang digunakanyang tepat saat
tindakan yangklien halusinasinya muncul
biasanya dilakukan-jika cara yang
untuk mengendalikandigunakan adaptif,
halusinasinya beri pujian
2. setelah... kali-jika cara yang
interaksi kliendigunkan maladaptif
menyebutkan caradiskusikan kerugian
baru mengontrolcara tersebut
halusinasi 3. diskusikan cara
3. setelah .. kalibaru untuk
interaksi klien dapatmengontrol
memilih danhalusinasi
memperagakan cara-katakan pada diri
megatasi halusinasi sendiri ini tidak
4. setelah.. klianyata (saya tidak
interaksi, klenmau mendengar)
melaksanakan cara-menemui orang tua
yang telah dipilih/perawat untuk
untuk mengendalikanmenceritakan
halusinasi dengar tentang
5. setelah 2Xhalusinasinya
interaksi, klien-membuat dan
mengikuti terapimelaksanakan
aktivitas kelompok jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disususn
TUK : 4 1.setelah 2X interaksi1.diskusikan denagnMinum obat dapa
klien dapatklien dapatklien tentangmengurangi
memanfaatkan menyebutkan : manfaat danhalusinasi klien
obat dengan baik -manfaat dari minumkerugian tidak
obat minum obat, nama,
-kerugian tidakwarna, dosis, dan
minum obat efek terapi dan efek
-nama, warna, dosis,samping
efek terapi dan efekpenggunaan obat
samping obat 2. pantau klien saat
2. setelah ... kalipenggunaan obat
interaksi klien3. beri pujian bila
mendemonstrasikan klien menggunakan
penggunaan obatobat dengan benar
dengan benar 4. diskusikan akibat
3. setelah.. kaliberhenti minum
interaksi obat tanpa
klienmenyebutkan konsultasi denagn
akibat berhentidokter
minum obat 5. anjurkan klien
untuk konsultasi
kepada
dokter/perawat jika
terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.

1.bina hubungan
saling percaya
TUM : 1.klien dapata.sapa klien dengan
3. Harga DiriKlien dapatmengungkapkan ramah, baik verbal
rendah melakukan perasaannya maupun nonverbal Hubungan saling
hubungan sosial2.ekspresi wajahb.perkenalkan diripercaya akan
secara bertahap bersahabat dengan sopan menimbulkan
3.ada kontak mata c.tanya namakepercayaan klien
TUK 1 : 4.menunjukkan rasalengkap klien danpada perawat
Klien dapatsenang nama panggilansehingga akan
membina 5.mau berjabat tangan yang disukai klien memudahkan dalam
hubungan saling6.mau menjawabd.jelaskan tujuanpelaksanaan tindakan
percaya salam pertemuan, jujurselanjutnya
7.klien mau dudukdan menepati janji
berdampingan e.tunjukkan sikap
8.klien mauempati dan
mengutarakan menerima klien apa
masalah yangadanya
dihadapi f.beri perhatian pada
klien

2.beri kesempatan
untuk
mengungkapkan
perasaannya tentang
penyakit yang
dideritanya

3.sediakan waktu
untuk
mendengarkan klien

4.katakan pada klien


bahwa ia adalah
seorang yang
berharga dan
bertanggungjawab
serta mampu
menolong dirinya
sendiri

1.diskusikan
kemampuan dan
aspek positif yang
dimiliki klien dan
Klien mampuberi pujian
TUK 2 : mempertahankan /reinforcement atas
Klien dapataspek positif yangkemampuan Pujian akan
mengidentifikasi dimiliki mengungkapkan meningkatkan harga
kemampuan dan perasaannya diri klien
aspek positif yang 2.saat bertemu
dimiliki klien, hindarkan
memberi penilaian
negatif. Utamakan
memberi pujian
yang realistis

1.diskusikan
kemampuan klien
yangmasih dapat
digunakan selama
sakit
1.kebutuhan klien2.diskusikan juga
terpenuhi kemampuan yang
TUK 3 : 2.klien dapatdapat dilanjutkanPeningkatan
Klien dapatmelakukan aktivitaspenggunaan dikemampuan
menilai terarah rumah sakit danmendorong klien
kemampuan yang dirumah nanti untuk mandiri
dapat digunakan

1.rencanakan
bersama klien
aktivitas yang masih
dapat dilakukan
setiap hari sesuai
1.klien mampukemampuan :
TUK 4: beraktivitas sesuaikegiatan mandiri,
Klien dapatkemampuan kegiatan denganPelaksanaan kegiatan
menetapkan dan2.klien mengikutibantuan minimal,secara mandiri modal
merencanakan terapi aktivitaskegiatan denganawal untuk m
kegiatan sesuaikelompok bantuan total eningkatkan harga
dengan 2.tingkatkan diri rendah
kemampuan yang kegiatan sesuai
dimiliki dengan toleransi
kondisi klien
3.beri contoh cara
pelaksanaan
kegiatan yang boleh
klien lakukan
(sering klien takut
melaksanakanny)

1.beri kesempatan
klien untuk
mencoba kegiatan
yang direncanakan
2.beri pujian atas
keberhasilan klien
3.diskusikan
Klien mampukemungkinan
TUK 5 : beraktivitas sesuaipelaksanaan Dengan aktivitas
Klien dapatkemampuan dirumah klien akan
melakukan mengetahui
kegiatan sesuai kemampuannya
kondisi sakit dan
kemampuannya 1.beri pendidikan
kesehatan pada
keluarga klien
tentang cara
merawat klien harga
diri rendah
2.bantu keluarga
memberi dukungan
TUK 6 : 1.klien mampuselama klien dirawat
Klien dapatmelakukan apa yang3.bantu keluargaPerhatian keluarga
memanfaatkan diajarkan menyiapkan dan pengertian
sistem pendukung2.klien maulingkungan dirumah keluarga akan dapat
yang ada memberikan membantu
dukungan meningkatkanharga
diri klien.

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikamta kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan
mata kuliah Maternitas yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ISOLASI SOSIAL
kemudian sholawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang
telah memberikan pedoman hidup yaitu Al-quran sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa Di program studi S1
keperawatan selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Firman Hidayat M.Kep,Ns.,Sp,.Kep.J dan Bapak Nurhakim Yudhi Wibowo S.Kep,.Ns
Sebagai Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa
2. Teman-teman yang ikut serta membantu dalam proses pembuatan makalah ini
3. Kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penuliasan
makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran secara konstrukif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Slawi, 16 Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap individu memiliki kemampuan menjalin hubungan sosial, mulai dari hubungan
intim biasa sampai hubungan saling ketergantungan . Hubungan sosial tersebut diperlukan
individu dalam rangka menghadapi dan mengatasi berbagai kebutuhan hidup.Maka dari itu
seorang manusia perlu membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
Kepuasan hubungan akan tercapai bila individu terlibat aktif dalam melakukan interaksi
peran serta yang tinggi , disertai respon lingkungan yang positif akan meningkatkan rasa
memiliki, kerja sama , hubungan timbal balik yang harmonis (Stuart and Sundeen ,1995)
Pemutusan hubungan akan terjadi apabila terdapat ketidakpuasan individu dalam menjalin
interaksi,juga adanya respon lingkungannya yang negatip.Kondisi ini akan mengakibatkan rasa
tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain dan keinginan untuk menghindar dari orang
lain .

2. Tujuan penulisan
Tujuan Umum: Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dg Isolasi
sosial (Menarik diri).
Tujuan Khusus:
a. Mahasiswa mampu mengetahui Definisi Isolasi Sosial
b. Mahasiswa mampu mengetahui Penyebab Isolasi Sosial
c. Mahasiswa mampu mengetahui Akibat Isolasi Sosial
d. Mahasiswa mampu mengetahui Pathways Isolasi Sosial
e. Mahasiswa mampu mengetahui strategi pelaksanaan Isolasi Sosial
f. Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Isolasi Sosial
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. MASALAH UTAMA: Isolasi Sosial (Menarik diri)


2. PENGERTIAN
Definisi:
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998 dikutip Nita Fitria,
2009).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993 dikutip Budi Keliat, 2011).
Menurut Depkes RI tahun 2000 kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan
hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial
(Nita Fitria, 2009).
Isolasi sosial keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang untuk menghindari interaksi
dengan orang lain karena orang lain menyatakn sikap negatif dan terjadi akibat adanya
kepribadian yang tidak fleksibel.
Tanda dan gejala:
1. Menghindari interaksi dengan orang lain
2. Perilaku maladaptif
3. Menarik diri
4. Gangguan hubungan interpersonal

3. PENYEBAB
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Pada dasarnya kemampuan seseorang untuk berhubungan sosial berkembang sesuai dengan
proses tumbuh kembang mulai dari usia bayi sampai dewasa lanjut untuk dapat mengembangkan
hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahap perkembangan dilalui dengan sukses.
Sistem keluarga yang terganggu dapat menunjang perkembangan respon sosial maladaptif.

2) Faktor Biologis
Faktor genetic dapat berperan dalam respon social maladaptif.
3) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan. Hal ini diakibatkan
oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, tidak mempunyai anggota
masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderita penyakit kronis.
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan system nilai yang berbeda dari yang
dimiliki budaya mayoritas.
4) Faktor dalam Keluarga
Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang dalam gangguan berhubungan,
bila keluarga hanya menginformasikan hal- hal yang negative dan mendorong anak
mengembangkan harga diri rendah. Adanya dua pesan yang bertentangan disampaikan pada saat
yang bersamaan, mengakibatkan anak menjadi enggan berkomunikasi dengan orang lain.
b. Faktor Presipitasi
1) Stress sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari
orang yang berarti, misalnya karena dirawat di rumah sakit.
2) Stress psikologi
Ansietas berat yang berekepanjangan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan
untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang dekat atau kegagalan orang lain
untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi.
(Ernawati, dkk, 2009)
Tanda dan Gejala
1) Ansietas tingkat tinggi
2) Enggan berkomunikasi dengan orang lain
3) Harga diri rendah
4) Sedih, efek datar
5) Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya
4. AKIBAT
a. Penyebab
1) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3) Gangguan hubungan sosial
4) Percaya diri kurang
5) Mencederai diri
b. Tanda dan Gejala
1) Rambut botak karena terapi
2) Mengkritik/menyalahkan diri sendiri
3) Menarik diri
4) Sukar mengambil keputusan
5) Akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri
kehidupannya.

5. PATHWAYS

Gangguan ISOS
Harga diri Rendah
ISOLASI SOSIAL (Menarik diri)

Resiko Perubahan Sensori

Gangguan Konsep Diri


6. MASALAH KEPERAWATAN dan DATA YANG PERLU DIKAJI
a. Masalah Keperawatan
1) Gangguan konsep diri (Harga Diri rendah)
2) Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)
3) Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)

b. Data yang perlu dikaji


1) Identitas
Sering ditemukan pada usia dini atau muncul pertama kali pada masa pubertas.
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menyebabkan pasien dibawa ke rumah sakit biasanya akibat adanya
kumunduran kemauan dan kedangkalan emosi.
3) Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat terkait dengan faktor etiologi yakni keturunan, endokrin,
metabolisme, susunan syaraf pusat, kelemahan ego.
4) Psikososial
a. Genogram
Orang tua penderita skizofrenia, salah satu kemungkinan anaknya 7-16 % skizofrenia, bila
keduanya menderita 40-68 %, saudara tiri kemungkinan 0,9-1,8 %, saudara kembar 2-15 %,
saudara kandung 7-15 %.
b. Konsep Diri
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yang mengenai pasien akan mempengaruhi
konsep diri pasien.
c. Hubungan Sosial
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun, berdiam diri.
d. Spiritual
Aktifitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran kemauan.
5) Status Mental
a. Penampilan Diri
Pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resliting tak
terkunci, baju tak diganti, baju terbalik sebagai manifestasi kemunduran kemauan pasien.
b. Pembicaraan
Nada suara rendah, lambat, kurang bicara, apatis.
c. Aktifitas Motorik
Kegiatan yang dilakukan tidak bervariatif, kecenderungan mempertahankan pada satu posisi
yang dibuatnya sendiri (katalepsia).
d. Emosi
Emosi dangkal
e. Afek
Dangkal, tak ada ekspresi roman muka.
f. Interaksi Selama Wawancara
Cenderung tidak kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara, diam.
g. Proses Berfikir
Gangguan proses berfikir jarang ditemukan.
h. Kesadaran
Kesadaran berubah, kemampuan mengadakan hubungan dengan dan pembatasan dengan dunia
luar dan dirinya sendiri sudah terganggu pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan (secara
kualitatif).
i. Memori
Tidak ditemukan gangguan spesifik, orientasi tempat, waktu, orang baik.
j. Kemampuan penilaian
Tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu
memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
6) Kebutuhan Sehari-hari
Pada permulaan penderita kurang memperhatikan diri dan keluarganya, makin mundur dalam
pekerjaan akibat kemunduran kemauan. Minat untuk memenuhi kebutuhannya sendiri sangat
menurun dalam hal makan, BAB/BAK, mandi, berpakaian, intirahat tidur.

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan konsep diri (Harga Diri rendah)
Do: Kurangnya rasa percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, Sukar berinteraksi dengan orang lain pada masa lampau, Perkembangan ego yang
lemah, Represi rasa takut.
Ds: Menyendiri dalam ruangan, Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak
mata, Sedih, afek datar, Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya,
Berfikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna, Mengekspresikan
penolakan atau kesepian pada orang lain.
2) Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Do: Ketidakmampuan untuk percaya kepada orang lain, Panik, Regresi ke tahap perkembangan
sebelumnya, Menarik diri
Ds: Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya, Menggunakan kata-kata simbolik
(neologisme), Menggunakan kata yang tak berarti, Kontak mata kurang / tidak mau menatap
lawan bicara.
3) Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
Do: pasien mengatakan sering mendengar suara-suara, sering melihat bayangan-bayangan yang
mengajaknya untuk mengikutinya
Ds: pasien terlihat selalu menyendiri, selalu menghindar jika didekati, sering terlihat ketakutan.

8. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1) Diagnosa 1
Tujuan Umum: Pasien siap masuk dalam terapi aktifitas ditemani oleh seorang perawat yang
dipercayainya dalam 1 minggu.
Tujuan Khusus: Pasien dapat secara sukarela meluangkan waktu bersama pasien lain dan
perawat dalam aktifitas kelompok di unit rawat inap.
Kriteria hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat mendemontrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain.
b. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa disuruh.
c. Pasien melakukan pendekatan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai /
dapat diterima.
Intervensi Keperawatan :
a. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.
Rasional : Sikap menerima dari orang lain akan meningkatkan harga diri pasien dan
memfasilitasi rasa percaya kepada orang lain.
b. Perlihatkan penguatan positif pada pasien.
Rasional : Pasien merasa menjadi orang yang berguna.
c. Temani pasien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas kelompok yang mungkin
merupakan hal yang menakutkan atau sukar bagi pasien.
Rasional : Kehadiran seseorang yang dipercaya akan memberikan rasa aman bagi pasien.
d. Jujur dan menepati semua janji.
Rasional : Kejujuran dan rasa saling membutuhkan menimbulkan suatu hubungan saling percaya.
e. Diskusikan dengan pasien tanda-tanda peningkatan anxietas dan teknik untuk memutus respon
(latihan relaksasi, berhenti berfikir).
Rasional : Perilaku menarik diri dan curiga dimanifestasikan selama terjadi peningkatan anxietas.
f. Berikan pengakuan dan penghargaan tanpa disuruh pasien dapat berinteraksi dengan orang
lain.
Rasional : Penguatan akan meningkatkan harga diri pasien dan mendorong pengulangan perilaku
tersebut.
2) Diagnosa 2
Tujuan Umum: Pasien dapat menunjukkan kemampuan untuk bertahan pada 1 topik,
menggunakan ketepatan kata, melakukan kontak mata intermiten selama 5 menit dengan perawat
selama 1 minggu.
Tujuan Khusus: Pasien dapat menunjukkan kemampuan dalam melakukan komunikasi verbal
dengan perawat dan sesama pasien dalam suatu lingkungan sosial dengan cara yang sesuai /
dapat diterima.
Kriteria hasil yang diharapkan :
a. Pasien dapat berkomunikasi dengan cara yang dapat dimengerti dan diterima orang lain.
b. Pesan non verbal pasien sesuai dengan verbalnya.
c. Pasien dapat mengakui bahwa disorganisasi pikiran dan kelainan komunikasi verbal terjadi
pada saat adanya peningkatan anxietas.
Intervensi Keperawatan :
a. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengerti pola komunikasi pasien..
Rasional : Teknik ini menyatakan kepada pasien bagaimana ia dimengerti oleh orang lain,
sedangkan tanggung jawab untuk mengerti ada pada perawat.
b. Pertahankan konsistensi perawat yang bertugas
Rasional : Memudahkan rasa percaya dan kemampuan untuk mengerti tindakan dan komunikasi
pasien.
c. Jelaskan kepada pasien dengan cara yang tidak mengancam bagamana perilaku dan
pembicaraannya diterima dan mungkin juga dihindari oleh orang lain. Jika pasien tidak mampu
atau tidak ingin bicara (autisme), gunakan teknik mengatakan secara tidak langsung.
Rasional : Hal ini menyampaikan rasa empati, mengembangkan rasa percaya dan mendorong
pasien mendiskusikan hal-hal yang menyakitkan dirinya.
d. Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien sampai pola komunikasi yang memuaskan kembali.
Rasional : Kenyamanan dan keamanan pasien merupakan prioritas keperawatan.
3) Diagnosa 3
Tujuan Umum: Klien dapat mengenal halusinasi
Tujuan Khusus: Klien dapat menyebutkan waktu, isi dan frequensi timbulnya halusinasi, Klien
dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya.
Kriteria Hasil: Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Intervensi Keperawatan: Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
1. Observasi tingkah laku klien terkait halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa stimulus
memandang ke kiri dan ke kanan seolah ada teman bicara
2. Bantu klien mengenal halusinasi dengan cara :
a. Jika menemukan klien yang sedang halusinasi tanyakan apakah ada suara yang di dengar
b. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien mendengar suara itu. Namun perawat sendiri tidak
mendengarnya (dengan nada sahabat tanpa menuduh)
d. Katakan pada klien bahwa ada klien yang seperti dia Katakan bahwa perawat akan membantu
klien.
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN ISOLASI
SOSIAL: Menarik Diri PERTEMUAN KE 1
Masalah Utama : Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Hari/Tanggal : Kamis, 9 September 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Tuan H (35Tahun) selama dirawat diruangan bukit barisan tampak berdiam diri, klien suka
melamun dan duduk dibawah tempat tidur klien menghindar bila ada yang mendekatinya saat
dikaji oleh perawat tn h menyatakan putus asa sama keluarganya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Isolasi sosial: menarik diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
c. klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukannya
d. klien dapat mengisi jadwal yang diberikan suster
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
selamat pagi pak, boleh suster duduk disini?
Perkenalkan nama suster Fatimah dari STIKes Bhamada Slawi, nama bapak siapa ya? Enaknya
di panggil apa? Oh bapak halomoan ya...
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apa yang meyebabkan bapak datang kemari?
c. Kontrak
1) Topik:
Pak, bisakan kita bercakap-cakap sebentar untuk membahas masalah bapak?
2) waktu:
Bapak bisanya berapa lama?
3) Tempat:
Bapak maunya kita bercakap-cakap di mana?
2. Fase Kerja
a. mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
Baiklah pak, sekarang ceritankan dengan suster, apa yang menyebabkan bapak sampai kemari?
Ohh begitu ya pak!! Bapak punya gak teman yang paling disukai, kenapa pak!! Lalu apa bapak
juga punya teman yang tidak disukai dan apa alasannya pak??
b. menjelaskan keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain
bapak tau gak, keuntungan bila kita berinteraksi dengan orang lain??
Wahh bagus itu pak!!, selain yang bapak bilang tadi masih banyak lagi pak keuntungannya.
Misalnya bapak bisa tukar pikiran, nambah temen dan yang pasti bapak tidak sendirian laigi
pak!! Kalau kerugian berinteraksi dengan orang lain?? Ya bagus pak!! Kerugiannya Cuma
sedikit pak, misalnya dia tidak ada waktu, bapak suster ajarkan cara berkenalan dengan orang
lain??
c. Melatih berkenalan dengan orang lain Begini pak , kalau bapak mau berkenalan dengan orang
lain, pertama-tama bapak dekati dia, lihat wajahnya, lalu bapak sebutkan nama bapak sambil
menjabat tangannya dan bapak tanya nama dia lagi ini ya pak saya contohkan perkenalkan nama
saya safitri nama kamu siapa??
Bapak mengertikan? Cuma bapak ulangi seperti yang suster praktekkan tadi,, wahh bagus ya
pak!!
d. melatih berhubugan secara bertahap. Tadikan bapak sudah berkenalan dengan temen bapak.
Dan pastinya sudah tau namanya kan??, nah sekarang bapak mesti berkenalan dengan satu atau 2
orang pak. begini ya pak suster ajarkan perkenalkan nama saya safitri nama bapak siapa?? Lalu
bapak tanya lagi teman sebelahnya kemudian bapak langsung berbincang-bincang dengan
mereka pak!! bapak mengertikan??
e. mengidentifikasikan kemampuan klien. Nah sekarang suster mau tanya, bapak biasa hobinya
apa selama di rumah. Ohh, bapak bisa mencuci piring ya pak.
f. melatih klien melakukan aktifis yang berhubungan dengan orang lain
tadikan bapak katakan kalau bapak itu mampu mencuci piring nah bapak dapat melakukan
kegiatan itu pak nantikan jam makan siang, nantikan bapak yang mencuci pirng?? Sambil bapak
mencuci piring, bapak bisa becakap-cakap bersama temen bapak, bapak mengertikan ??
g. menjelaskan kegunaan obat sekarng suster akan menjelaskan kegunaan obat bapak tau apa
giunanya obat. Wah bagus pak . Selain yang bapak bilang tadi masih banyak lagi pak yaitu
penyembuhan, pengobatan, kecantikan dan masih banyak lagi pak, Dalam minum oabat ada 5
prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1 benr klien. bapak harus tau dulu bahwa obat tersebut
untuk bapak dengan melihat tulisan seperti di mangkuk ini, mengertikan pak!! Yang ke dua benar
obat, tadikan udah tertulis nama bapak, dan bapak ambil obat yang sesuai dengan yang dikatakan
suster, misalnya CPZ maka bapak hanya mengambil cpz bukan yang lainnya pak. yang ke tiga
benar cara, bapak harus tau cpz itu di minum bukan di kunyah pak.. yang ke empat benar dosis,
misalnya tertulis 2x1 maka bapak minumnya yaitu 2 tablet dalam 1 hari, kalau diminum pagi
yang pertama kemudian sore nanti yang ke duanya, begitu pak.. kemudian yang ke lima benar
waktu, kalau misalnya bapak minum obatnya jam 08-00 pagi maka bapak nanti 08-00 malam
harus mimunnya lagi.. apakah bapak mengerti dengan yang suster jelaskan?? Bagus kalau
begitu masukkan jadwal kegiatan ini pak suster berikan jadwal, diisi ya pak.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana, perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
b. Evaluasi Obyektif
Coba bapak ulangi apa yang sudah kita bicarakan
Wah bagus kalua begitu
c. Rencana Tindak Lanjut
pak apa yang kita bicarakan tadi dikerjakan ya pak!! Dan jadwalnya jangan lupa diisi ya pak!!
d. Kontrak
Baiklah pak, karena waktunya udah habis maka kita sudahi dulu ya pak !! besok suster akan
datang lagi untuk membantu bapak dalam mangatasi harga diri rendah yang bapak alami, apakah
bapak bersedia?? Jam berapa ya pak,, bapak maunya di mana?? Baiklah pak besok disini jam
1000 pagi kita akan berbincang-bincang lagi tentang masalah harga diri rendah bapak.. selamat
pagi pak.
STRATEGI PELAKSANAAN PSIKOTERAPEUTIK PASIEN DENGAN ISOLASI
SOSIAL: Menarik Diri PERTEMUAN KE 2
Masalah Utama : Isolasi Sosial (Menarik Diri)
Hari/Tanggal : Kamis, 9 September 2014
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
Tuan H (35Tahun) selama dirawat diruangan bukit barisan tampak berdiam diri, klien suka
melamun dan duduk dibawah tempat tidur klien menghindar bila ada yang mendekatinya saat
dikaji oleh perawat tn h menyatakan putus asa sama keluarganya.
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Isolasi sosial: menarik diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab isolasi sosial
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain
c. klien mampu mengidentifikasi kemampuan yang dapat dilakukannya
d. klien dapat mengisi jadwal yang diberikan suster
C. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Selamat pagi pak, sesuai dengan janji kita kemaren kitakan mau bincang-bincang lagi untuk
hari ini, bapak masih ingatkan nama suster bagus kalau begitu.
b. Evaluasi Validasi
bagaimana keadaan bapak hari ini?? Bapak sehatkan??
c. Kontrak
1) Topik:
kemaren suster mau berbincang bincang tentang maslah bapak yaitu tentang harga diri rendah,
bapak ingat gak:? Iya bagus,!!
2) Waktu: Bapak sesuai kontrak kita kemarin kita ketemu lagi jam 10.00 yah pak? bapak maunya
berapa lama kita bincang-bincangnya nanti??
3) Tempat: kalau menurut bapak enaknya bincang-bincangnya di mana?? Apa disi saja pk?

2. Fase Kerja
Bapak kita akan bincang-bincang tentang kegemaran bapak..! tapi sebelumnya saya mau tanya
dulu, boleh pak?? Kenapa bapak selalu merenung?? Dan kalau di tanya selalu merunduk dan
menghindar? Bapak kalau bisa coba untuk tetap tersenyum dan tidak merengut terus, pasti bapak
kelihatan tambah gantengnya!! Tuh kan ganteng!! Dan kalau ada yang bertanya bapak harus
menjawabnya, bapak gak usah takut karena tidak ada yang menyalahkan bapak?? Bapak sudah
mengerti?? Bapak mau melakukannya?? Baiklah .. sekarang tegakkan kepala bapak, kemudian
jawab pertanyaan saya Pak kalau boleh saya tau, apa saja yang menjadi kegemaran bapak??
Wah.. banyak sekali ya pak?? Diantara yang bapak sebutkan semua tadi, manalah yang paling
bapak sukai?? Baik pak sekarnga kita akan membuat jadwal kegiatan bapak-bersama-sama, nanti
di sini bapak bisa menulis kegiatan bapak sehari-hari,
Ni kertasnya pak!! Bapak bisa mengisikegiatan bapak sehari-hari
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang??
b. Evaluasi Obyektif
Bapak bisa ulangi apa yang sudah kita ajarkan?? Wah bagus sekali..
c. Rencana Tindak Lanjut
Nanti bapak bisa mengisi segala kegiatan di buku tadi, biar bapak tidak termenung terus, ya
pak
d. Kontrak
Baiklah pak hari ini kita cukupkan dulu perbincangan kita, besok saya akan ke sini lagi, untuk
berbincang-bincang lagi dengan bapak untuk masalah yang selanjutya yah pk...
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.H DENGAN ISOLASI SOSIAL (Menarik
Diri)
I. TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Identitas
a) Identitas pasien
Nama : Tn.H
Usia : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Desa Rancabango blok D.13
Pendidikan : SMU
b) Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Usia : 30 tahun
Hubungan : Istri
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c) Identitas Rumah Sakit:
Tanggal masuk: 07-09-2014
Ruang : Bukit barisan
Dx Medis : Skizoid
No. RM : 00.01.80
2. Alasan masuk
Klien sering bingung, suka melamun, suka menyendiri, tidak mau mandi, ketawa sendiri,
mondar-mandir di tempat dan klien pernah melakukan pemukulan terhadap diri sendiri.
3. Faktor predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? ( ) Ya ( ) Tidak
b. Pengobatan sebelumnya. ( ) Berhasil ( ) Kurang berhasil ( ) Tidak berhasil
c. Perilaku Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia
1) Aniaya fisik ( ) Ya ( ) Tidak
2) Aniaya seksual ( ) Ya ( ) Tidak
3) Penolakan ( ) Ya ( ) Tidak
4) Kekerasan dalam keluarga ( ) Ya ( ) Tidak
5) Tindakan Kriminal ( ) Ya ( ) Tidak
d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
( ) Ya ( ) Tidak
e. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan:
Klien menyatakan kecewa terhadap keluarganya, karena tidak peduli dengannya.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital : TD:120/80 mmhg N80x/i S 36oC P 20x/ menit
b. Ukur: TB195 cm BB 55 kg
c. Keluhan Fisik: ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah Keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan
5. Psikososial
a. Genogram

= Laki-Laki
= Perempuan
= Klien
= Meninggal
Keterangan
b. Konsep Diri
1) Gambaran Diri: Klien merasa senang dengan tubuhnya, terutama bagian wajahnya dan
badannya,
2) Identitas Diri: Klien merasa tidak puas dengan dirinya
3) Peran Diri: Klien menyatakan kecewa dengan dirinya karena tidak dapat melaksanakan peran
sebagai anak.
4) Ideal Diri: Klien menyatakan ingin menjadi orang yang sukses dan ingin cepat sembuh.
5) Harga diri: Klien jarang bersosialisasi dengan tetangganya karena klien merasa terasing karena
mengalami gangguan jiwa.
Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri, harga diri rendah.
c. Hubungan Sosial:
1) Orang yang berarti: Orang tuanya atau ibunya
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/sosial: peran serta dalam kegiatan pokok/sosial: klien
jarang ikut dalam kegiatan kelompok/ masyarakat.
3) Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Kurang percaya diri terhadap diri sendiri,
karena klien lebih suka diam.dan mengatakan malu bergaul dengan orang lain
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
d. Spiritual
1) Nilai dan Keyakinan: pasien beragama islam dan selalu berusaha mengerjakan sholat
2) Kegiatan ibadah: pasien sering kali menyempakan untuk sholat berjamaah di masjid dekat
rumahnya.
6. Status Mental
a. Penampilan
( ) Tidak rapi ( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai ( ) Berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan : Klien tidak rapi, baju klien terlihat terbalik, kusam, kotor, rambut kusut dan kuku
terlihat kotor
Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri.
b. Pembicaraan
( ) Cepat keras ( ) Gugup ( ) Inkoheren
( ) Apatis ( ) Lambat ( ( Membisu
( ) Tidak mampu mulai pembicaraan
Jelaskan : Klien selama berkomunikasi secara kontak mata, klien menjawab dengan lambat.
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal.
c. Aktivitas Motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Inkoheren ( ) Agitasi
( ) Tik ( ) Grimasem ( ) Tremor ( ) Kompulsip
Jelaskan : Tangan Klien gemetar saat diajak bersalaman, dan pada saat beraktifisa klien tampak
tremor.
Masalah Keperawatan : Gangguan aktivitas motorik/intoleransi aktivitas.
d. Alam perasaan :
( ) sedih ( ) ketakutan ( ) putus asa ( ) gembira
Jelaskan : Klien merasa keluarga tidak peduli dengannya dan klien terlihat sedih karena berada di
RSJ medan.
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah.
e. Afek
( ) datar ( ) tumpul ( ) labil ( ) tidak sesuai
Jelaskan : ekspresi wajah klien datar, klien kadang-kadang termenung.
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
f. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
( ) curiga` ( ) defenitif ( ) kontak mata kurang
Jelaskan : Klien tampak tidak kooperatif saat di ajak berbicara kontak mata (-) suka menunduk
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial menarik diri.
g. Persepsi halusinasi
( ) pendengaran ( ) penglihatan ( ) perabaan
( ) pengecapan ( ) penciuman
Jelaskan : Klien mengalami halusinasi terbukti dengan klien melihat/mendengar suara-suara
yang aneh.
Masalah keperawatan : Gangguan perubahan sensori (Halusinasi).
h. Proses pikir
( ) sirkumtansia ( ) tangensial ( ) kehilangan asosiasi
( ) flig if ideas ( ) bloking ( ) pengulangan pembicaraan
Jelaskan : Selama wawan cara klien dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan topik
pembicaraan.
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
i. Isi pikir
( ) obsesi ( ) fobia ( ) hipokondria
( ) derpersonalisasi ( ) ide yang terkait pikiran magis
Waham :
( ) agama ( ) somatik ( ) kebesaran ( ) curiga
( ) nihilistik ( ) sisip pikir ( ) siar pikir ( ) kontrol pikir
Jelaskan :
klien tidak ada masalah dalam dalam gangguan waham
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
j. Tingkat kesadaran
( ) bingung ( ) sedasi ( ) stupor disorientasi
( ) waktu ( ) tempat ( ) orang
Jelaskan
Klien tau bahwa ia berada di RSJ Medan
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
k. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang
( ) gangguan daya ingat saat ini konfabulasi
Jelaskan : Klien masih ingat kejadian yang ia alami masa lalu dan sekarang.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi
( ) tidak mampu berhitung sederhan
Jelaskan: Klien mampu berhitung 20-100
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan yang ditemukan.
m. Kemampuan penilaian
( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna
Jelaskan : Klien dapata membedakan antara kotor dan bersih..
Masalah keperawatan: Tidak terdapat masalah keperawatan.
n. Daya tilik diri
( ) mengingkari penyakit yang diderita ( ) menylahkan hal diluardirinya
Jelaskan : Klien tidak menunjukkan adanya gangguan daya tilik diri.
Masalah keperawatan : Tidak terdapat masalah keperawatan.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
b. Bak / Bab
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
c. Mandi
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
d. Berpakaian / berhias
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
e. Intirahat tidur
( ) tidur siang lama : 14-00 s/d 15-00 WIB
( ) tidur malam : 20-00 s/d 05-00 WIB
f. Penggunaan obat
( ) bantuan minimal ( ) bantuan total
g. Pemeliharaan Kesehatan
Keperawatan lanjutan Ya () Tidak ( )
Sistem pendukung Ya () Tidak ( )
h. Kegitan didalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya ( ) Tidak ( )
Menjaga kerapian rumah Ya ( ) Tidak ( )
Mencuci pakaian Ya ( ) Tidak ( )
Pengaturan uang Ya ( ) Tidak ( )
i. Kegiatan diluar rumah
Belanja Ya ( ) Tidak ( )
Trnfortasi Ya ( ) Tidak ( )
Lain-lain Ya ( ) Tidak ( )
Jelaskan : Klien malas keluar rumah dan bergaul dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial menarik diri
8. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
( ) berbicara dengan orang lain ( ) minum alkohol
( ) mampu menyelesaikan masalah ( ) reasksi lambat
( ) tehnik relaksasi ( ) berkerja berlebihan
( ) aktivitas konstruktif ( ) menghindar
( ) olah raga ( ) menciderai diri
( ) lainnya
Masalah keperawatan : Koping Individu inefektik.

9. Masalah Psikososial
a. Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien merasa teman nya menghindar/menjauhi dirinya setelah sakit.
b. Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik:
Klien tidak terima berada di RSJ Medan
c. Masalah dengan pendidikan, spesifik Klien tamatan SMU
d. Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien pernah bekerja di suatu pabrik dan sekarang sudah berhenti
e. Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien tinggal bersama orang tua, rumah milik peribadi
f. Masalah dengan ekonomi, spesifik
Klien memiliki masalah ekonomi yang cukup dan biaya pengobatan di tanggung oleh orang tua.
g. Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien tidak mempunyai masalah dengan pelayanan kesehatan.
h. Masalah lainnya, spesifik
Masalah keperawatan : Gangguan hubungan sosial menarik diri.
10. Pengetahuan Tentang Koping
( ) penyakit jiwa ( ) sistem pendukung
( ) faktor presipitasi ( ) penyakit fisik
( ) Koping ( ) obat-obatan
( ) Lainnya
Masalah keperawatan: Koping individu inefektif .
11. Aspek Medis
Diagnosa medik : Skizoprenia Paranoid episode berulang
Terapi Medik: Cparpromazin 100 mg 3x1
Trihexyphenidry 2 mg 2x1
Halopheridole 5 mg 2x1
a. CPZ (Cparpromazin)
Indikasi: untuk sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai realitas, kesadaran
diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam fungsi
mental, waham halusinasi, gangguan perasaan, perilaku yang aneh dan tidak terkendali, berdaya
berat dalam kehidupan sehari-hari tidak mau bekerja, hubungan sosial dan melakukan kegiatan
rutin.
Komposisi: Tiap tablet mengandung Clorpromazine HCL 25 mg, Clorpromazine 5 mg
b. THP (Trihexyphenidry)
Indikasi: sekala jenis penyakit parkinson, termasuk ensepalitis dan indiopatik, sindrom
prankinson akibat obat misalnya reserpina dan fenitiazine.
Komposisi: tiap tablet mengandung Trihexyphenidril hidroklorida 2 mg
c. HLP (Halopheridole)
Indikasi: berdaya berat dalam menilai kemampuan realita dan fungsi nertal serta dalam fungsi
kehidupan sehari-hari.
Komposisi: Tiap tablet mengandung 0,5 mg Haloperidol.

B. Analisa Data
Hari/tgl/ No. Masalah
Data paraf
Jam Dx Keperawatan
Kamis, 1. Ds: Klien mengatakan tidak suka berada di Gangguan
9/9/14
rumah sakit jiwa, Klien mengatakan takut Isolasi sosial:
10.00
dengan teman-temannya. menarik diri
Do: Klien suka melamun, Klien tampak
sedih, Klien suka menyendiri.
Kamis, 2. Ds: Klien mengatakan malu saat Gangguan
9/9/14
wawancara dengan perawat konsep diri:
10.00
Klien mengatakan malu untuk bergabung Harga diri
dengan teman-temannya rendah
Do: Klien menunduk saat menjawab
pertanyaan perawat
Kontak mata kurang menjawab pertanyaan
perawat
Kamis, 3. Ds: pasien mengatakan sering mendengar Gangguan
9/9/14
suara-suara, sering melihat bayangan- perubahan
10.00
bayangan yang mengajaknya untuk sensori
mengikutinya (Halusinasi)
Do: pasien terlihat selalu menyendiri,
selalu menghindar jika didekati, sering
terlihat ketakutan.

C. Daftar Masalah Keperawatan


1. Isolasi sosial menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
4. Defisit perawatan diri
5. Intoleransi aktivitas
6. Gangguan komunikasi perbal
D. Pohon Masalah (dalam bentuk bagan)
Gangguan ISOS

ISOLASI SOSIAL (Menarik diri)


Harga diri Rendah
Resiko Perubahan Sensori
Gangguan Konsep Diri

E. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosia: menarik diri
2. Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah
3. Gangguan perubahan sensori (Halusinasi)
F. Rencana Keperawatan
Rencana Tindakan
Dx. Kriteria Rasional
Kep Tujuan Tindakan Keperawatan
Hasil
Isos: TUM: Klien Setelah 2x 1. Diskusikan
1. Dengan di ketahuinya
Menar dapat pertemuan kemampuan dan aspek kemampuan dan aspek
ik mengidentifika Pasien yang dimilki yang dimiliki klien akan
diri si kemampuan dapat 2. Setiap bertemu lebih percaya diri
dan aspke menyebutka dengan klien hindarkan 2. Dengan menghindarkan
negatif yang n minimal penilaian penilaian negatif
dimiliki satu 3. Utamakan diharapkan klien merasa
TUK: penyebab pujian/pemberian punya kemampuan yang
pujian yang ralistis lebih
e. Klien dapat menarik diri 4. Rencanakan bersama
dari yang 3. Dengan memberikan
mengidentifika klien aktifitas yang pujian klien merasa
berasal
si penyebab dari : dapat dilakukannya benar-benar dihargai dan
setiap hari sesuai klien akan merasa
isolasi sosial a. diri
dengan kemampuannya diperhatikan
f. Klien sendiri
b. orang lain5. Tingkatkan kegiatan 4. Dengan menyusun
mampu sesuai dengan kondisi rencana aktifitas sehari-
berinteraksi klien hari dihapakan klien
6. Beri contoh cara dapat mengatur waktu
dengan orang pelaksanaan kegiatan dengan baik
lain yang boleh dilakukan 5. Dengan meningkatkan
g. klien mampu kegiatan sesuai dengan
mengidentifika kondisi klien diharapkan
si kemampuan klien tidak merasa jenuh
6. Dengan memberikan
yang dapat contoh klien tidak
dilakukannya bingung lagi untuk
h. klien dapat beraktifitas
mengisi jadwal
yang diberikan
suster
Gang TUM: Klien Dalam 2x
1. Membina hubungan 1. Dengan terbinanya
guan mampu pertemuan saling percaya hubungan saling percaya
membina a. Salam terapeutik
konse pasien maub. Perkenalkan diri merupakan langkah
hubungan
p diri: dengan orang meneirma dengan sopan utama untuk melakukan
c. Tanyakan nama
HDR lain kehadiran terapeutik
TUK: Klien perawat lengkap
d. Tanyakan nama
dapat membina berjabat
panggilan yang
hubungan tangan/bers disukainya
saling percaya, alaman, e. Jelaskan tujuan
pertemuan
Klien dapat Klien mau
f. Buat kontrak
mengidentifika menyebut g. Dengarkan ungkapan
si kemampuan kan nama, klien

dan aspek mau


positif menjawab
salam,
Klien mau
mengutarak
an
perasaannya
walaupun
sedikit
Gang TUM: Klien setelah 2x 3. Adakan kontak sering 1. Kontak dan singkat
guan dapat pertemuan dan singkat secara selain upaya membina
mengenal Klien tidak bertahap hubungan saling percaya
perub
halusinasi mencederai4. Observasi tingkah juga dapat memutuskan
ahan TUK: Klien diri sendiri, laku klien terkait halusinasinya.
sensor dapat orang lain halusinasinya, berbicara 2. Mengenal perilaku
dan dan tertawa tanpa pada saat halusinasi
i menyebutkan
lingkungan stimulus memandang ke timbul memudahkan
(Halu waktu, isi dan kiri dan ke kanan seolah perawat dalam
sinasi) frequensi ada teman bicara melakukan intervensi
5. Bantu klien mengenal 3. Dengan mengetahui
timbulnya halusinasi dengan cara : waktu, isi, dan frekuensi
halusinasi, e. Jika menemukan munculnya halusinasinya
klien yang sedang mempermudah tindakan
Klien dapat
halusinasi tanyakan keperawatan yang akan
mengungkapka apakah ada suara yang dilakukan oleh perawat
n perasaan di dengar
f. Jika klien menjawab
terhadap
ada lanjutkan apa
halusinasinya. yang dikatakan
halusinasinya
g. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mendengar suara itu.
Namun perawat sendiri
tidak mendengarnya
(dengan nada sahabat
tanpa menuduh)
h. Katakan pada klien
bahwa ada klien yang
seperti dia
i. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien

G. Catatan Perkembangan
Nama : Tn.H No.RM : 00.01.80
Ruang : Bukit barisan Dx.Medis : Skizoid
Implementasi Evaluasi
Data: S: pasien mengatakan mendengar suara-
1. Ds: keluarga pasien mengatakan pasien
suara dan melihat bayangan-bayangan saat
selalu murung, enggan bersosialisasi
dengan orang lain, pasien selalu merasa sendirian
tidak percaya diri karena kaka-kakanya
juga berada di RSJ
Do: paien tampak menutup diri, setiap
berbicara tidak fokus dan tatapan mata O: pasien masih terlihat menutup diri,
menghindari lawan bicara, pasien selalu
pasien, pasien masih belum fokus jika
menunjukan sikap tidak percaya diri.
2. Ds : Klien menyatakan tidak mau berbicara, masih sering merasa ketakutan,
bergaul dengan teman-teman sekamarnya pasien masih sering Berhalusinasi, merasa
karena ia merasa dirinya sudah sembuh
Do : Klien tampak tampak lebih sering dirinya tidak berharga, tidak mudah
menyendiri ditempat tidurnya, Klien lebih percaya dengan orang yang baru
banyak tidur siang dikenalnya
3. Ds: pasien mengatakan sering
mendengar suara-suara, sering melihat
bayangan-bayangan yang mengajaknya A: Masalah-masalah yg masih ada
untuk mengikutinya 1. Gangguan konsep diri (+)
Do: pasien terlihat selalu menyendiri, 2. Gangguan Isolasi Sosial (+)
selalu menghindar jika didekati, sering 3. Gangguan perubahan sensori (+)
terlihat ketakutan.
Diagnosa:
1. Gangguan konsep diri (Harga Diri
P: Lanjutkan intervensi dengan:
rendah)
2. Gangguan Isolasi Sosial (Menarik Diri)1. Melatih pasien untuk melawan
3. Gangguan perubahan sensori
halusinasinya
(Halusinasi)
Tindakan:
1. Membina hubungan saling percaya
a. Memberi Salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri dengan sopan
c. Menanyakan nama lengkap
d. Menanyakan nama panggilan yang
disukainya
e. Menjelaskan tujuan pertemuan
f. Membuat kontrak
g. Mendengarkan ungkapan klien
2. Diskusikan kemampuan dan aspek yang
dimilki
3. Setiap bertemu dengan klien hindarkan
penilaian
4. Utamakan pujian/pemberian pujian yang
ralistis
5. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
kondisi klien 2. Rencanakan bersama klien aktifitas yang
6. Bantu klien mengenal halusinasi dengan dapat dilakukannya setiap hari sesuai
cara :
a. Jika menemukan klien yang sedang dengan kemampuannya
3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan
halusinasi tanyakan apakah ada suara
yang di dengar yang boleh dilakukan
b. Jika klien menjawab ada lanjutkan apa
yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan bahwa perawat percaya klien
mendengar suara itu. Namun perawat
sendiri tidak mendengarnya (dengan nada
sahabat tanpa menuduh)
d. Katakan pada klien bahwa ada klien
yang seperti dia
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
RTL:
1. Adakan kontak sering dan singkat secara
bertahap
2. Observasi tingkah laku klien terkait
halusinasinya, berbicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri dan ke kanan
seolah ada teman bicara
BAB V
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Menarik diri adalah usaha menghindari interaksi dengan orang lain, individu tersebut
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tindakan mempunyai kesempatan untuk
membagi perasaan pikiran, prestasi atau kegagalan:
Klien dengan menarik diri mempunayai tingkah laku: tidak nafsu makan kurang
bergairah aktifitas menurun, ekspresi wajah kurang berseri. Mekanisme koping yang sering
digunakan pada menarik diri adalah koping yang berkaitan dengan kepribadian anti sosial dan
koping berhubungan dengan gangguan keperibadian.
Setelah diberikan pengobatan klien sudah mampu mengontrol emosi dan rasa menarik
dirinya dengan perlahan-lahan

2. SARAN
Kepada tim kesehatan yang ada di rumah sakit jiwa supaya dapat meningkat kan
kerjasama. Agar prosses keperawatan dapat tercapai seoptimal mungkin dan memberikan
keterampilan kepada kllien untuk mengisi hari2 yang telah di lewati klien di ruangan agar tidak
sering melamun.
Diharapkan kepada keluarga dan perawat yang menerapkan pendekatan diri dalam
mengarahkan klien menujukesembuhan pada klien yang sudah di rehabilitasi untuk selalu
memriksakan secara teratur dan tidak menghentikan keperawatan, nasehat dari dokter. Bagi
keluarga dan perawat diharapkan dapat menghindar klien dari berbagai stiuasi yang dapat
menimbulkan kembali gangguan/gejala dari penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://apd273.blogspot.com/2014/04/asuhan-keperawatan-jiwa-halusinasi_6.html
file:///E:/ /kep.jiwa/Isolasi/20Sosial/2012Henri%20Setiawan/20Blog/27s.htm
file:///E:/meteri/keperawatanjiwa/kasus/2013/isos.htm

Anda mungkin juga menyukai