Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TERAPI MUSIK GAMELAN TERHADAP

EKSPRESI WAJAH POSITIF PADA ANAK AUTIS

Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah


Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

ABSTRACT
The purpose of this research was to study the influence of Javanese tradition music therapy
(gamelan) on positive face expression of autistic child. The research subject were three children
of autism. Method of this research used observation with rating scale. The research subject was
selected by purposive sampling. The data analysis used Friedman-test. The result of analysis
was chi square (X2)= 6 (p<0,05). The result showed that there was significant influence Javanese
tradition music therapy (gamelan) on positive face expression of autistic child.

Keywords: positive face expression, Javanese tradition music therapy (gamelan), autism

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik gamelan terhadap ekspresi
wajah positif pada anak autis. Subyek dalam penelitian ini adalah anak autis berjumlah 3
orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dengan bentuk
pencatatan rating scale. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive
sampling. Analisis menggunakan uji-Friedman Komputasi data dengan menggunakan SPSS 19,0
for windows. Berdasarkan hasil analisis di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian yaitu
ada pengaruh terapi musik gamelan yang signifikan terhadap ekspresi wajah positif pada anak
autis, dengan hasil analisis uji-Friedman menunjukkan chi square (X2)= 6 Dengan asymp. Sig/
asymptotic significance adalah p<0.05 (2-tailed). Kesimpulan penelitian ini adalah ada pengaruh
terapi musik gamelan yang signifikan terhadap ekspresi wajah positif pada anak autis.

Kata kunci : ekspresi wajah positif, terapi musik gamelan, autis

PENDAHULUAN lainnya dimana individu yang satu dapat


Manusia hidup di dunia ini diciptakan se- mempengaruhi individu yang lainnya sehingga
bagai makhluk sosial yang saling melengkapi. terjadi hubungan timbal balik. Salah satu aspek
Kodrat manusia tidak dapat hidup sendiri serta penting dalam berlangsungnya interaksi sosial
membutuhkan orang lain, sehingga saling adalah komunikasi. Komunikasi merupakan
berinteraksi untuk melangsungkan kehidupan proses menyampaikan perasaan ataupun
dan memenuhi kebutuhannya. Tidak sedikit pikiran kepada orang lain untuk mendapatkan
dijumpai orang yang mengalami gangguan suatu reaksi (Dayakisni dan Hudainah,
interaksi sosial sehingga tidak mampu ber- 2006). Adanya komunikasi, pesan yang ingin
sosialisasi dengan lingkungan. Tidak jarang disampaikan akan terhubung dan sampai
orang yang memiliki hambatan dalam berin- kepada penerima. Tanpa adanya komunikasi
teraksi dikucilkan oleh orang lain. yang baik maka sebagai makhluk sosial akan
Interaksi sosial dijelaskan oleh Walgito kesulitan dalam berinteraksi. Komunikasi
(Dayakisni dan Hudainah, 2006) sebagai suatu yang terjadi adalah komunikasi verbal maupun
hubungan antara individu satu dengan individu nonverbal (Mulyana, 2005).

31
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

Komunikasi non verbal adalah komunikasi diperkirakan 1:5000 anak. Jumlah ini menin-
yang menggunakan pesan-pesan nonverbal. gkat dengan sangat pesat dan pada tahun 2005
Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk sudah menjadi 1:160 anak. Di Indonesia belum
melukiskan semua peristiwa komunikasi di ada data yang akurat oleh karena belum ada
luar kata-kata terucap dan tertulis (Mulyana, pusat registrasi untuk autisme. Namun diper-
2005). Rakhmat (1994) menjelaskan bahwa kirakan angka di Indonesia pun mendekati
dalam kehidupan sehari-hari penggunaan angka di atas (Kompas, 2004).
komunikasi non verbal sering digunakan oleh Diagnosis and Statistic Manual IV (1994)
seseorang, seperti menganggukkan kepala menjelaskan autisme adalah gangguan per-
yang berarti setuju, menggelengkan kepala kembangan interaksi sosial dan komunikasi
yang berarti tidak setuju, melambaikan tangan yang abnormal sehingga menimbulkan ke-
kepada orang lain, yang berarti seseorang terbatasan aktivitas. Salah satu penyebab
tersebut sedang memanggilnya untuk datang autisme adalah gangguan neurobiologis yang
kemari, menunjukkan jari kepada orang lain mempengaruhi fungsi otak sedemikian rupa
diikuti dengan warna muka merah, berarti sehingga anak tidak mampu berinteraksi
ia sedang marah, gambar pria dan wanita di dan berkomunikasi dengan dunia luar secara
sebuah toilet, berarti seseorang boleh masuk efektif. Empat puluh tiga persen penyandang
sesuai dengan jenisnya. autis mempunyai kelainan pada lobus pari-
Komunikasi non verbal yang sering mun- etalis otak, yang menyebabkan anak cuek
cul pada seseorang adalah ekspresi wajah. terhadap lingkungannya (Andraini, 2011).
Ketika seseorang bertemu dengan orang lain, Selanjutnya dijelaskan oleh Andriani (2011),
maka kali pertama yang dilihat adalah ekspresi kelainan pada lobus parietalis otak mempe-
wajah. Darwin (Carlson, 2004) menjelaskan ngaruhi kurangnya ekspresi wajah yang
ekspresi wajah adalah perilaku yang meng- tampak pada anak autis, hal tersebut dapat
gambarkan emosi yang sedang dirasakan. dilihat dari ekspresi wajah yang datar pada
Menurut Penrod (1983) ekspresi wajah adalah anak autis.
gerakan wajah secara yang mengindikasikan Abnormalitas neurologis pada individu
emosi yang dialami dengan jelas. dengan autisme menunjukkan bahwa dalam
Harapan setiap orang selalu hidup bahagia. masa perkembangan otak mereka, sel-sel otak
Perasaan bahagia tampak dari ekspresi wajah gagal menyatu dengan benar dan tidak mem-
seseorang.Ketika seseorang merasa bahagia, bentuk jaringan koneksi seperti terjadi dalam
orang tersebut tersenyum dan matanya berbi- perkembangan otak secara normal (Davison,
nar-binar. Sebaliknya orang yang sedih, tam- dkk, 2004). Critchley, dkk (Davison, dkk,
pak dari mimik muka masam, dahi berkerut 2004) mengatakan bahwa penelitian baru-
dan bibir cenderung tertarik ke bawah. baru ini telah mulai mempelajari keterkaitan
Tidak sedikit orang yang kurang mampu antara abnormalitas neurologis dan masalah
mengekspresikan emosi yang saat itu dira- behavioral yang berhubungan dengan autisme.
sakan kepada orang lain, sehingga apa yang Contohnya, sebuah studi menggunakan fMRI
menjadi harapan serta keinginan tidak ter- untuk membandingkan perubahan aliran darah
sampaikan bahkan bisa jadi tidak terpenuhi. pada berbagai daerah otak orang dewasa den-
Hambatan ketidakmapuan mengekspresikan gan dan tanpa autisme ketika mereka mem-
emosi sering dialami oleh penyandang autis. proses ekspresi emosi di wajah. Pada anak
Prevalensi autisme meningkat dengan sangat autisme, berbagai daerah otak yang berhubu-
mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Menu- ngan dengan pemrosesan ekspresi wajah (lo-
rut Autism Research Institute di San Diego, bus temporalis) dan emosi (amigdala) tidak
jumlah individu autistik pada tahun 1987 aktif selama melakukan tugas tersebut.

32
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

Hal mencolok yang bisa dilihat dari anak- adalah ekspresi wajah positif. Ekspresi wajah
anak penyandang autis adalah kurang mampu positif diteliti karena paling sering muncul
berkomunikasi dengan sebaya. Ketidakmam- diantara bentuk komunikasi non verbal yang
puan anak autis dalam menyampaikan keingin- lain.
annya tidak jarang mengakibatkan kurang Saat ini terapi untuk penyandang autis
terpenuhinya kebutuhan baik fisik maupun bermacam-macam ragamnya. Gangguan Spec-
psikis. Selain itu, karena keterbatasan kemam- trum Autisme adalah suatu gangguan proses
puan ekspresi emosi menimbulkan gangguan perkembangan, sehingga terapi jenis apapun
dalam berkomunikasi serta berinteraksi sosial yang dilakukan akan memerlukan waktu yang
terhadap orang lain sehingga keinginan yang lama. Selain itu, terapi harus dilakukan secara
ingin disampaikan menjadi terhambat bahkan terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis
tidak mampu diterima oleh orang lain. terapi yang berbeda.
Berdasarkan Diagnosis and Statistic Salah satu metode yang sekarang dikem-
Manual IV (1994) gangguan komunikasi pada bangkan untuk meningkatkan komunikasi
anak autis tampak pada sejumlah perilaku anak autis yaitu terapi musik. Terapi musik
verbal yaitu seperti kelambatan perkembangan adalah penggunaan musik sebagai peralat-
bahasa lisan, gangguan dalam memulai atau an terapi untuk memperbaiki, memelihara,
mempertahankan percakapan dengan orang mengembangkan mental, fisik, dan kesehatan
lain, penggunaan bahasa yang stereotipik emosi (Djohan, 2005). Menurut Djohan (2005)
dan repetitif atau bahasa yang idiosinkratik, terapi musik digunakan untuk memperbaiki
bicara tidak untuk komunikasi, kata-kata yang kesehatan fisik, ekspresi emosi secara alamiah,
diucapkan tidak mengandung makna, tidak interaksi sosial yang positif, mengembangkan
melakukan permainan pura-pura atau meniru hubungan interpersonal, dan meningkatkan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan- kesadaran diri.
nya. Penggunaan musik cenderung efektif
Gangguan interaksi yang tampak pada pe- karena musik merupakan bentuk komunikasi
rilaku non verbal seperti kurangnya pandang- nonverbal, yang mempunyai efek penguat
an dari mata ke mata, ekspresi wajah kurang, (reinforcer) yang alami, dan dapat memberi-
postur tubuh, ketidakmampuan mengembang- kan motivasi bagi anak autis untuk mempela-
kan hubungan dengan teman sebaya, kurang jari keterampilan-keterampilan lain di luar
berminat untuk berbagi kegembiraan dengan keterampilan musik (Djohan, 2005). Musik
orang lain atau prestasi dengan orang lain, membuka jalan bagi memori dan emosi,
tidak ada hubungan emosional timbal-balik. memancing dan mempertahankan atensinya,
Pengamatan yang sudah dilakukan pada lima merangsang dan memanfaatkan bagian-bagian
anak autis di Sekolah Khusus Autis Bina Ang- otak menurut Linberg (Kuwanto dan Natalia,
gita hari Selasa, 27 Maret 2012 ditemukan 2001).
gangguan ekspresi wajah seperti kurang terse- Terapi gamelan diduga efektif dalam me-
nyum serta mimik muka cenderung datar. ningkatkan ekspresi wajah positif pada anak
Komunikasi non verbal yang paling sering dengan gangguan autis. Pada tahap treatmen
tampak dan mudah untuk dilakukan pengu- anak diberikan stimulus menyenangkan yaitu
kuran pada anak autis adalah ekspresi wajah. alat musik gamelan. Alunan musik gamelan
Suatu terapi dilakukan dengan tujuan untuk menjadi daya tarik bagi anak dengan gang-
meningkatkan kondisi seseorang yang masih guan autisme serta memberi stimulus pada
rendah atau cenderung tidak ada menjadi lebih anak untuk merasakan perasaan bahagia yang
baik atau meningkat. Pada penelitian ini, ben- ditransfer dari bunyi gamelan. Selain itu pada
tuk komunikasi non verbal yang akan diteliti fase treatmen anak dituntut untuk memperha-

33
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

tikan instruksi dari instruktur dan melakukan kedua ujung bibirnya. Dari penelitian tersebut
imitasi dalam memainkan alat musik gamelan. Darwin menyimpulkan bahwa ekspresi wajah
Jensen (2008) menjelaskan kaitannya dengan dipengaruhi secara biologi bukan diperoleh
pengaruh motorik pada otak. Latihan motorik dari hasil budaya. Carlson (2004) menjelaskan
setidaknya tiga puluh menit dalam sehari akan lebih lanjut bahwa ekspresi wajah merupa-
menstimulasi otak. Dalam penelitiannya, kan pola respon yang ditentukan oleh faktor
Greenough (Jensen, 2008) menjelaskan bahwa biologi yang dikontrol oleh mekanisme otak
gerakan anggota badan dalam lingkungannya bawaan.
memiliki jumlah koneksi antar neuron yang Ekspresi wajah positif adalah gerakan
jauh lebih besar dari pada yang tidak melaku- wajah yang terjadi secara spontan sebagai
kan gerakan.Gerakan tersebut menyebabkan reaksi emosi yang disebabkan oleh stimulus
kapiler di sekitar neuron otak meningkat. Se- menyenangkan (Carlson, 2004). Perasaan ba-
lain hal tersebut, dengan melakukan gerakan hagia diaktualisaikan dengan berbagai macam,
maka oksigen akan masuk ke dalam otak dan seperti kesenangan, kegirangan, kelegaan,
memicu pelepasan neurotrofin yang dapat kegembiraan, kepuasan dan rasa suka. Pera-
meningkatkan dan mempengaruhi suasana saan bahagia diekspresikan dengan pipinya
hati. Suasana hati ini yang selanjutnya me- menjadi lebih tinggi, terjadi pergerakan otot
rangsang terjadinya ekspresi wajah positif. mata, ujung bibir terangkat, atau pun rahang
Menurut Penrod (1983) ekspresi wajah terbuka disertai kontraksi otot rahang dan leher
adalah gerakan wajah yang mengindikasikan bagian atas.
emosi yang dialami dengan jelas.Mulyana Kebahagiaan yang dirasakan seseorang
(2005) pesan fasial adalah menggunakan akan terpancar pada ekspresi wajah karena
air muka untuk menyampaikan makna ter- ekspresi wajah mengindikasikan perasaan
tentu. Lebih lanjut Bondy dan Frost (2002) yang saat itu dialami (Penrod, 1983). Carlson
mengatakan bahwa ekspresi wajah adalah (2004) menjelaskan bahwa ekspresi wajah
ungkapan perasaan sebagai salah satu wujud adalah suatu bentuk perilaku spontan yang di-
komunikasi. timbulkan oleh perasaan bahagia yang disam-
Darwin (Carlson, 2004) menjelaskan paikan oleh otak hasil dari rangsangan hormon
bahwa ekspresi wajah adalah respon yang epineprin. Hormon epineprin bekerja ketika
tidak dapat dipelajari terdiri atas serangkaian tubuh merasakan sensasi yang menyenangkan,
gerakan yang komplek, terutama gerakan Hormon epineprin memicu kenaikan otot da-
otot pada wajah yang dibawa sejak lahir. lam pembuluh darah dan menyebabkan nutrisi
Darwin melakukan penelitian dengan men- yang tersimpan otot dikonversikan ke dalam
jelajahi bumi. Dalam penelitiannya Darwin glukosa.Ditambahkan, korteks adrenal menge-
menjelaskan bahwa ekspresi wajah terjadi luarkan hormon steroid, yang mana membantu
secara spontan dan merupakan faktor biologi. glukosa tersedia pada otot.
Ekspresi wajah pada manusia ada kesamaan Carlson (2004) menjelaskan stimulus yang
dengan ekspresi wajah pada binatang. Eks- ditangkap oleh indera akan disampaikan ke
presi wajah orang yang merasa bahagia akan otak oleh syaraf sensorik, kemudian otak akan
mengangkat kedua ujung bibirnya, sedangkan mengolah pesan tersebut dan disampaikan
orang yang sedang bersedih akan menurunkan oleh syaraf motorik maka terjadilah respon.

34
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

Bentuk ekspresi wajah positif menurut Ek- Menurut Staum (Djohan, 2005) terapi
man (2003) adalah, senyum senang (senyum musik merupakan sebuah aplikasi unik dari
Duchenne), senyum lebar dan tertawa. musik untuk meningkatkan kehidupan person-
a. Senyum Senang (Senyum Duchenne) al dengan menciptakan perubahan-perubahan
Senyum senang ditandai dengan otot positif dalam perilakunya. Pendapat tokoh lain
area bibir aktif, ujung bibir terangkat, dari Lindberg (Kuwanto dan Natalia, 2001)
mata menyempit dan pipi menjadi lebih mengatakan terapi musik adalah penggunaan
tinggi. musik dan strategi-strategi yang berhubung-
b. Senyum lebar an dengan musik secara terinci oleh terapis
Senyum lebar ditandai dengan rahang musik yang berkualitas untuk membantu atau
terbuka, pipi tertekan ke atas yang membuat memotivasi individu mencapai tujuan non-
lipatan garis di bawah mata, mata menjadi musikal tertentu. Kaitan musik dalam terapi
sempit atau bahkan menghasilkan kerutan musik yaitu bunyi yang dihasilkan oleh musik
dekat mata. tersebut diperdengarkan sehingga merangsang
c. Tertawa sensasi auditori, yang selanjutnya digunakan
Tertawa ditandai dengan rahang terbuka, untuk meningkatkan kehidupan personal dan
pipi tertekan ke atas yang membuat lipatan kemampuan non musikal.
garis di bawah mata, mata menjadi sempit Salim (2005) menjelaskan bahwa terapi
atau bahkan menghasilkan kerutan dekat musik gamelan adalah musik gamelan yang
mata serta volume suara meninggi. difungsikan untuk meningkatkan kondisi non
musikal tertentu. Gamelan adalah ensembel
Faktor yang mempengaruhi ekspresi wajah musik yang biasanya menonjolkan metalofon,
positif terdiri dari faktor internal, faktor eks- gambang, gendang, dan gong.Istilah gamelan
ternal dan interpersonal. Faktor internal yang merujuk pada instrumennya yang mana me-
mempengaruhi terjadinya ekspresi wajah ada- rupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan
lah emosi (Carlson, 2004). Emosi terdiri dari dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan
pola-pola respon psikologi dan perilaku khas sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang
individu (karakter). Pada manusia, respon berarti memukul/ menabuh, diikuti akhiran an
tersebut berupa perasaan. Emosi terdiri dari yang menjadikannya kata benda.
emosi negatif dan positif. Emosi negatif misal- Gamelan dalam terapi musik karena me-
nya, perasaan marah, sedih, takut dan jijik, miliki kelebihan tersendiri dibandingkan de-
sedangkan emosi positif seperti perasaan ba- ngan terapi musik yang lain. Pada terapi
hagia. Perasaan bahagia tersebut ditampakkan musik, instrumen yang digunakan hanyalah
pada ekspresi wajah positif. bunyi yang dihasilkan oleh musik tersebut
Faktor eksternal yang mempengaruhi eks- sehingga sensasi yang didapatkan hanya
presi wajah positif adalah stimulus. Emosi positif berupa sensai auditori. Berbeda dengan terapi
dipicu oleh stimulus yang menyenangkan, musik yang lain, terapi musik gamelan tidak
dalam penelitian ini stimulus menyenangkan hanya menggunakan instrument berupa bunyi
adalah alat musik gamelan. Ketika seseorang yang dihasilkan, akan tetapi berupa bentuk
merasakan sensasi yang menyenangkan, baik unik dari alat musik serta gerakan yang
berupa sensasi auditori, visual dan touching, dihasikan dari proses memainkan alat musik
maka hormon epineprin akan meningkat, gamelan, sehingga sensasi yang dihasilkan
hormon tersebut merangsang munculnya oleh terapi musik gamelan berupa sensasi
emosi, selanjutnya emosi diwujudkan melalui auditori, visual serta motorik.
bentuk perilaku berupa ekspresi wajah (Carlson, Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa
2004). alat musik, diantaranya satu set alat musik

35
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

serupa drum yang disebut kendang, bonang, oleh satu gongan serta melodinya diciptakan
kenong, saron, peking, rebab dan celempung, dalam unit yang terdiri dari 4 nada.
gambang, gong dan seruling bambu. Kom- Terapi musik merupakan tipe terapi non-
ponen utama yang menyusun alat-alat musik verbal, berbeda dengan terapi konvensional
gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. yang lain karena dalam terapi musik klien
Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri diminta mengungkapkan perasaan dan penga-
dalam pagelaran musik gamelan, misalnya laman hidupnya. Menurut Djohan (2005),
gong berperan menutup sebuah irama musik terapi musik mempunyai beberapa keunggulan
yang panjang dan memberi keseimbangan seperti:
setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama a. Berpikir serta merasakan secara langsung
gending (Djohan, 2005). b. Mempunyai kesempatan mengisi pera-
Alat musik gamelan terdiri dari beberapa saan untuk beberapa periode sehingga
komponen yaitu, bonang, kenong, saron, bisa dieksplorasi, diuji, dan diolah lewat
peking, kendhang, rebab dan gong. Semua kerja sama dengan terapis dalam proses
komponen tersebut dimainkan secara klasikal penyembuhan
dan bersamaan. Masing-masing komponen c. Mengkondisikan ekspresi pikiran dan
dimainkan dengan cara yang berbeda-beda, perasaan secara nonverbal yang belum
seperti bonang, kenong, saron dan peking di- pernah dirasakan klien yang biasanya
mainkan dengan cara dipukul dengan sebuah hanya diekspresikan secara verbal
tongkat berlapis yang dinamakan tabuh. Ken- d. Memperoleh perumpamaan dan asosiasi
dhang dibunyikan dengan caradipukul meng- yang tidak dapat diakses melalui pemaha-
gunakan tangan tanpa alat apapun. Rebab man verbal
dimainkan dengan cara menggesek sebilah alat e. Memperoleh keuntungan fisiologis secara
penggesek ke benang-benang yang terkait di langsung bagi klien dibandingkan dengan
dalamnya, sementara itu gong dimainkan den- metode verbal. Kebebasan mengeksplorasi
gan memukul bagian tonjolan menggunakan dan mencoba berbagai solusi terhadap pi-
sebuah pemukul berlapis (Salim, 2005). kiran dan perasaan dalam menghadapi ma-
Setiap komponen alat gamelan menghasil- salah klien melalui cara-cara yang kreatif.
kan bunyi yang berbeda-beda. Bunyi yang Demikian pula dengan musik gamelan
dihasilkan dari permainan alat musik gamelan sebagai salah satu dari jenis musik. Musik
secara harmonis akan menghasilkan sebuah gamelan juga mempunyai keunggulan seperti
musik yang unik. Bunyi unik yang dihasilkan tersebut di atas. Selain itu harmonisasi bunyi
oleh gamelan tersebut menjadi karakteristik musik yang dihasilkan oleh alat musik gamelan
dari musik gamelan yang bunyinya tidak dapat menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan
dihasilkan oleh alat musik yang lain. bunyi yang dihasilkan oleh alat musik yang
Djohan (2005) menjelaskan, gamelan jawa lain. Selain itu efek bunyi yang dihasilkan
adalah musik dengan nada pentatonis. Satu dari musik gamelan bersifat menenangkan
permainan gamelan komplit terdiri dari dua (Djohan, 2005)
putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro Berdasarkan asumsi-asumsi dan kajian
memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- teoritik, maka hipotesis yang diajukan adalah-
D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. terapi musik gamelan efektif untuk meningkat-
Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 kan ekspresi wajah positif anak autis.
5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan
interval yang besar.Komposisi musik gamelan METODE
diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu ter- Variabel-variabel yang digunakan dalam
diri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi penelitian ini adalah:

36
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

1. Variabel tergantung : ekspresi wajah posi- lihat dan memperhatikan. Lebih jelasnya
tif (X) lagi istilah observasi diarahkan pada kegiatan
2. Variabel bebas : terapi musik gamelan (Y) memperhatikan secara akurat, mencatat feno-
Ekspresi wajah positif adalah gerakan mena yang muncul, dan mempertimbangkan
wajah yang menunjukkan dengan jelas emosi hubungan antar aspek dalam fenomena ter-
apa yang sedang dialami seseorang ketika sebut (Poerwandari, 1998). Observasi biasa
seseorang sedang merasakan emosi positif. diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
Bentuk-bentuk ekspresi wajah positif yang dengan sistematik fenomenon-fenomenon
digunakan pada penelitian ini adalah senyum yang diselidiki (Hadi, 2000). Observasi ter-
senang (senyum Duchenne), senyum lebar hadap subjek penelitian dapat dilakukan secara
dan tertawa. langsung maupun tidak langsung.
Variabel ini diukur dengan menggunakan Penulis membuat pedoman observasi ber-
observasi pencatatan rating scale. Semakin dasarkan aspek-aspek komunikasi non verbal
sering muncul bentuk ekspresi wajah positif yang berdasarkan pada definisi konseptual dan
maka semakin tinggi pula ekspresi wajah definisi operasional. Aspek-aspek tersebut
positifnya. Sebaliknya semakin jarang atau dibreak down menjadi indikator perilaku.
sedikit bentuk ekspresi wajah positif yang Observer melakukan observasi menggunakan
muncul dalam indikator maka ekspresi wajah pencatatan rating scale. Menurut Hadi (2000),
positif rendah. rating scale yaitu suatu pencatatan gejala
Terapi musik gamelan adalah sebuah ap- menurut tingkat-tingkatnya.
likasi unik dari bunyi musik alat gamelan, ben- Penelitian ini menggunakan desain One-
tuk gamelan serta teknik memainkan gamelan Shot Case Study yaitu penelitian pada satu
sebagaiperalatan terapis secara sistimatis, ter- kelompok subjek dengan diberi satu kali per-
kontrol dan terarah untuk meningkatkan suatu lakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya
tujuan non musikal tertentu. (Poerwandari, 2009). Secara sistematis dapat
Pelaksananaan terapi musik gamelan di- dilukiskan sebagai berikut:
mulai dari pembagian alat musik gamelan ber-
dasarkan karakter dan minat subyek, pelatih- A1 B A2
an memegang alat musik gamelan, pelatihan
memukul alat pukul gamelan, pelatihan me- A1 = Baseline
mainkan alat musik gamelan tanpa irama dan B = Perlakuan Terapi Musik Gamelan
tahap terakhir adalah pelatihan memainkan A2 = Pasca terapi
alat musik gamelan dengan irama.
Subyek penelitian ini adalah anak autis Prosedur penelitian :
yang diperoleh dengan cara purposive samp- 1. Tahap awal pengambilan data yaitu base-
ling. Subyek dalam penelitian ini adalah pe- line awal (A1). Subyek diobservasi pada
nyandang autis yang telah didiagnosis oleh kondisi normal, tanpa perlakuan apapun.
psikolog. Jumlah subyek yang dijadikan sam- 2. Subyek yang diikutsertakan dalam pene-
pel penelitian berjumlah 3 orang. Ciri-ciri litian ini adalah anak autis yang pada saat
subyek dalam penelitian ini yaitu rentang usia baseline awal (A1) dalam kategori rendah.
antara 7- 12 tahun, dapat berhitung 1 sampai Semua aktivitas subyek yang dilihat ada-
10, serta mampu memahami instruksi. lah berkaitan dengan ekspresi wajah posi-
Metode pengumpulan data yang digunakan tif subyek.
dalam penelitian ini adalah metode observasi 3. Subyek yang berhalangan hadir (absent)
dengan pencatatan rating scale. Istilah obser- dibatalkan keikutsertaannya sebagai sub-
vasi berasal dari bahas Latin yang berarti me- yek eksperimen.

37
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

4. Pengambilan data awal baseline (A1) Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
melalui observasi pada subyek penelitian adalah observasi non-partisipan dengan metode
selama empat hari. pencatatan rating scale, yaitu suatu pencatatan
5. Pada fase perlakuan, peneliti memberikan gejala menurut tingkat-tingkatnya.
perlakuan berupa pemberian terapi musik Analisis terhadap peningkatan komunikasi
gamelan selama 12 hari dan dilakukan non verbal pada anak autis dilakukan dengan
pengukuran ekspresi wajah positif subyek mencari rerata dan diuji dengan menggunakan
dengan observasi rating scale. teknik analisis data Uji Friedman dengan ban-
6. Pada fase perlakuan, subyek diberikan tuan program SPPS versi 19.00 for windows.
instruksi oleh seorang instruktur gamelan.
Hari pertama dilakukan pembagian alat HASIL DAN PEMBAHASAN
musik gamelan berdasarkan minat subyek. Uji hipotesis dengan menggunakan anali-
Selanjutnya subyek diajarkan memegang sis varian non-parametrik dua arah pengukur-
alat musik gamelan sampai dengan hari an berulang yang dikenal juga dengan teknik
kedua. Pada hari ketiga dan kelima sub- uji Friedman.Uji Friedman tepat digunakan
yek dilatih cara memukul alat musik ga- pada sampel kecil dan untuk membandingkan
melan. Tahap berikutnya yaitu pelatihan distribusi dua variabel yang berhubungan atau
memainkan alat musik gamelan tanpa lebih yang diduga secara kuat berasal dari
irama dari hari keenam sampai dengan populasi yang memiliki distribusi yang tidak
hari kedelapan. mencerminkan adanya parametris (Sugiyono,
7. Tahap terakhir yaitu pelatihan memainkan 2011). Berdasarkan hasil analisis didapat chi
alat musik gamelan secara berirama. Tahap square (X2) =6 Dengan asymp. Sig/ asymptotic
ini dilakukan pada pertemuan kesembilan significance(2-tailed) adalah 0.05 (p< 0,05)
sampai dengan pertemuan kedua belas. maka ada pengaruh pemberian terapi musik
8. Pengambilan data akhir pada fase baseline gamelan yang signifikan terhadap ekspresi
(A2) tanpa pemberian perlakuan. wajah positif anak autis.
9. Peneliti dan observer mencatat ekspresi
wajah positif subyek. Peneliti mencatat de-
ngan pencatatan anecdotal record, se-
dangkan observer mencatat dengan pen-
catatan rating scale.
Set alat gamelan terdiri dari kendhang,
demung, saron, peking, gong, kempul, bonang,
slentheng, kenong, gambang serta gendher. Grafik 1. Hasil per subyek
Setiap instrumen ditata sedemikian rupa de-
ngan tujuan menarik perhatian subyek. Alat Analisis lanjutan dengan menggunakan
ini digunakan sebagai stimulus untuk meng- analisis varian non-parametrik dua arah yang
ekspresikan emosi dan perasaan subyek. dikenal juga dengan teknik uji Wilcoxon. Uji
Observasi merupakan metode pengumpulan Wilcoxon tepat digunakan pada sampel kecil
data penelitian yang dilakukan melalui penga- dan untuk membandingkan distribusi dua
matan secara langsung terhadap subyek. variabel yang berhubungan dan datanya ber-
Observasi digunakan untuk mencatat setiap bentuk ordinal (Sugiyono, 2011). Berdasar-
komunikasi non verbal pada anak autis khu- kan hasil analisis memperbandingkan antara
susnya ekspresi wajah bahagia.Setiap perilaku baseline (A1) dengan perlakuan (B) didapat
yang dimunculkan oleh subyek penelitian di- Z= -1,732 dengan asymp. Sig/ asymptotic
catat secara rinci untuk selanjutnya dianalisis. significance(2-tailed) adalah 0.083 (p< 0,05)

38
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

maka ada perbedaan ekspresi wajah positif hingga memicu emosi positif.Selanjutnya
yang signifikan antara fase baseline (A1) emosi positif merangsang terjadinya reaksi,
dengan perlakuan (B). Ekspresi wajah positif yaitu ekspresi wajah positif.
pada fase perlakuan lebih tinggi dari pada fase Djohan (2005) mengatakan banyak hasil
baseline (A1). penelitian menunjukkan bahwa 8090% pen-
Hasil analisis data perbandingan antara derita autis merespon musik secara positif se-
fase perlakuan (B) dengan fase sesudah per- bagai sebuah motivator. Terapi musik gamelan
lakuan (A2) didapat Z= -1,732 dengan asymp. adalah stimulus menyenangkan yang dihad-
Sig/ asymptotic significance(2-tailed) adalah irkan untuk menarik simpati dan minat anak
0.083 (p< 0,05) maka ada perbedaan ekspresi autis untuk melakukan interaksi dengan orang
wajah positif yang signifikan antara fase per- lain. Dengan adanya musik gamelan, ekspresi
lakuan (B) dengan sesudah perlakuan (A2). wajah positif yang rendah menjadi meningkat.
Ekspresi wajah positif pada fase perlakuan (B) Hal tersebut karena gamelan memiliki daya
lebih tinggi dibandingkan sesudah perlakuan tarik seperti bentuknya yang unik, menghasil-
(A2). kan bunyi yang khas dan juga karena subyek
Hasil analisis data perbandingan antara fase tidak begitu sering melihat gamelan sehingga
sebelum (A1) dengan fase sesudah perlakuan mereka merasa mempunyai pengalaman de-
(A2) didapat Z= -1,732 dengan asymp. Sig/ ngan permainan yang baru.
asymptotic significance(2-tailed)adalah 0.083 Teori James- Lange sebuah teori emosi
(p< 0,05) maka ada perbedaan ekspresi wajah yang menjelaskan bahwa perilaku dan respon
positif yang signifikan antara fase sebelum psikologi dipengaruhi oleh situasi dan emosi
(A1) dengan sesudah perlakuan (A2). Ekspresi perasaan dihasilkan dari umpan balik dari
wajah positif pada fase sesudah (A2) lebih perilaku itu dan respon. Teori James- Lange
tinggi dibandingkan sebelum perlakuan (A1). menjelaskan bahwa situasi produksi emosi
Berdasarkan hasil analisis didapat chi menimbulkan kesesuaian dari segi respon
square (X2) =6 dengan asymp. Sig/ asymptotic psikologi, seperti berkeringat dan detak jan-
significance adalah 0.05 (p< 0,05), maka ada tung berdetak lebih cepat. Situasi ini menim-
pengaruh pemberian terapi musik gamelan bulkan perilaku, seperti mengepalkan tangan
yang signifikan terhadap ekspresi wajah saat berperang. Otak menerima umpan balik
positif anak autis. Hal ini berarti pemberian sensori dari otot dan dari organ yang mem-
terapi musik gamelan efektif meningkatkan produksi respon itu, dan umpan balik itu yang
ekspresi wajah positif subyek penelitian se- membentuk perasaan emosi. Menurut James
hingga hipotesis diterima. Hasil penelitian (Carlson, 2004) perasaan adalah dasar perilaku
membuktikan, stimulus yang menyenangkan dan umpan balik sensori menerima aktivitas
merupakan kunci dari meningkatnya ekspresi otot dan organ dalam.
wajah positif pada anak autis. Kebahagiaan yang dirasakan seseorang
Terapi musik gamelan efektif mening- akan terpancar pada ekspresi wajah, karena
katkan ekspresi wajah positif subyek karena ekspresi wajah mengindikasikan perasaan
terapi musik gamelan merupakan stimulus yang saat itu dialami (Penrod, 1983). Carlson
yang menyenangkan bagi anak autis. Dalam (2004) menjelaskan bahwa ekspresi wajah
terapi musik gamelan, subyek dituntut untuk adalah suatu bentuk perilaku spontan yang di-
memperhatikan instruksi dan memainkan alat timbulkan oleh perasaan bahagia yang disam-
musik gamelan secara mandiri. Hal tersebut paikan oleh otak hasil dari rangsangan hormon
merangsang munsulnya beberapa sensasi, epineprin. Hormon epineprin bekerja ketika
yaitu sensai visual, auditori dan touching. tubuh merasakan sensasi yang menyenang-
Sensasi-sensasi tersebut diintegrasikan se- kan. Hormon epineprin memicu kenaikan

39
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

otot dalam pembuluh darah dan menyebabkan subyek.Emosi positif tersebut menghasilkan
nutrisi yang tersimpan otot dikonversikan ke respon ekspresi wajah positif.
dalam glukosa. Ditambahkan, korteks adrenal Terapi musik bermanfaat membantu pen-
mengeluarkan hormon steroid, yang mana bentukan komunikasi verbal dan non verbal
membantu glukosa tersedia pada otot. sehingga dapat mencapai usaha belajar yang
Sensasi yang dirasakan ketika memainkan optimal, karena seni musik memberikan ke-
musik gamelan tidak hanya sensasi visual dan sempatan untuk berekspresi tanpa kata-kata
touching, tetapi juga sensasi auditori. Sensasi saat tidak dapat diungkapkan secara verbal
auditori didapatkan dari bunyi musik gamelan (Djohan, 2005). Djohan menambahkan pula
yang bersifat menenangkan. Tanpa disadari bahwa dalam musik terdapat analogi melalui
saat mendengar musik sering membuat kaki persepsi, visual, auditori, antisipasi, pemikiran
bergoyang dan menyebabkan hanyut dalam deduktif-induktif, memori, konsentrasi dan
lagu yang didengar, mengingatkan pengala- logika. Selain itu juga musik berpengaruh se-
man masa lalu, serta membangkitkan emosi. bagai alat untuk meningkatkan perkembangan
Saat mendengar bunyi yang dihasilkan oleh pribadi dan sosial, meliputi aspek kemampuan
suatu obyek yang bergetar dan molekul- kognitif, penalaran, inteligensi, kreativitas,
molekul di udara bergerak sehingga meng- membaca, bahasa, sosial, perilaku dan inter-
hasilkan gelombang bergerak dari obyek kira- aksi sosial.
kira 700 mil per jam. Range getaran berkisar Penelitian Bryden dan Ley menunjukkan
30 sampai 20.000 per detik, gelombang suara bahwa belahan otak bagian kiri berfungsi lebih
akan merangsang sel reseptor pada telinga baik dari pada belahan otak bagian kanan
dan menghasilkan bunyi. Penelitian Taher dan dalam mendeteksi perbedaan pada ekspresi
Afiatin (2005) membuktikan bahwa musik emosi. Dengan cara yang sama seseorang
gamelan dengan tempo 60 ketukan per menit lebih mudah memahami isi verbal dari sebuah
dan tanpa syair ternyata dapat membantu pesan yang dikerjakan oleh otak bagian kiri,
meningkatkan pemahaman bacaan subyek akan tetapi akan lebih terdeteksi secara akurat
pada kelompok eksperimen, baik yang biasa apabila getaran emosi suara yang dihasilkan
mendengarkan musik pop, musik gamelan oleh otak bagian kanan. Kesimpulannya, ke-
maupun tidak mendengarkan musik. tika suatu pesan didengar, otak bagian kanan
Penelitian Chastain, dkk (Djohan, 2005) akan mengakses ekspresi emosi dari suara,
menemukan bahwa efek musik yang mem- sedangkan otak bagian kiri akan mengakses
pengaruhi suasana hati memiliki efek mem- makna dari kata (Carlson, 2004).
pertajam perhatian, sehingga subyek dapat Menurut Alvin (Djohan, 2005), dalam
lebih perhatian pada kata-kata yang cocok terapi musik untuk anak autis, pendekatan ter-
dengan suasana musiknya..Selanjutnya Djo- baik adalah terbuka dan segala sesuatu diper-
han juga mengatakan mengenai pengaruh siapkan dengan cermat. Terapis musik pada
terapi musik terhadap emosi, yaitu musik yang penelitian ini yaitu instruktur musik gamelan
positif menghasilkan peningkatan suasana dituntut untuk memberikan banyak ruang
hati yang positif demikian pula musik yang bagi subyek untuk mengeksplorasi dengan
sedih juga menghasilkan peningkatan sua- alat musik dan memberikan kenyamanan.
sana hati negatif. Maka disimpulkan bahwa Djohan (2005) mengatakan bahwa dari hasil
musik cenderung menimbulkan suasana hati riset membuktikan anak autis dalam banyak
yang sama dalam diri pendengarnya. Ketika hal dapat merespon musik dengan kapasitas
subyek mendengarkan musik gamelan, bunyi yang baik bahkan terkadang musik juga dapat
yang dihasilkan oleh musik gamelan tersebut menjangkau dunia terdalam dari diri anak
memicu meningkatnya emosi positif pada autis yang jarang tampak, sehingga terdapat

40
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

puluhan cara untuk melibatkan musik dalam manan dan motivasi cenderung tinggi. Seba-
terapi khususnya untuk penyandang autis. liknya, subyek yang diantar oleh pengasuhnya
Sebuah penelitian di Kanada membuk- cenderung kepercaan diri dan motivasinya
tikan bahwa anak yang mengikuti pelajaran cenderung lebih rendah.
piano dan menyanyi pada akhir tahun terjadi Penrod (1983) menjelaskan bahwa moti-
peningkatan IQ rata-rata sebesar tujuh poin, vasi sosial berperan cukup besar dalam menen-
sedangkan kelompok lain hanya 4,3 poin tukan ekspresi yang ditunjukkan kepada orang
(Schellenberg dalam Wade dan Tavris, 2008). lain. Selain senyuman yang membuat perasaan
Pelajaran piano membantu anak memusatkan menjadi bahagia, hubungan pertemanan dalam
perhatiannya menggunakan memorinya dan semua aspek juga berpengaruh didalamnya.
mengasah keterampilan motorik kasarnya Seseorang akan banyak tersenyum ketika
(Wade dan Tavris, 2008). berada di social setting yang nyaman.
Lovaas (Martin dan Pear, 1996) menjelas- Chomsky dan Pinker (Garret, 2003) men-
kan komunikasi non verbal pada anak autis jelaskan kesiapan anak untuk belajar tentang
dapat ditingkatkan dengan memfokuskan bahasa dibuktikan dari sebagian fungsi otak
strategi untuk mengajarkan perilaku sosial, yang diperuntukkan untuk mempelajari dan
mengurangi perilaku menyendiri serta da- sebagai alat kontrol bahasa. Penelitian mem-
pat mengembangkan kemampuan berbahasa. buktikan bahwa ekspresi wajah yang me-
Dengan terapi musik gamelan, subyek dituntut nyiratkan komunikasi verbal dapat dipelajari
untuk memainkan secara klasikal, hal tersebut sejak bayi. Sebuah penelitian mengamati an-
memaksa subyek berinteraksi dengan orang tara bayi yang kedua indera pendengarnya
lain. Permainan musik gamelan yang dimain- berfungsi dengan baik dibandingkan dengan
kan secara klasikal juga meningkatkan pera- bayi tuli, keduanya memahami komunikasi
saan kebersamaan karena dalam memainkan dari gerakan tangan dan gerakan mulut saat
musik gamelan dilakukan secara berkelompok berbicara.
serta menuntut kerjasama antar subyek se- Ekspresi wajah positif pada masing-masing
hingga perasaan sendiri dapat berkurang. subyek berbeda. Perbedaan tersebut ditunjuk-
Penelitian Kraut dan Johnston menemukan kan dengan perilaku yang berbeda pula. Ketika
bahwa situasi yang menyenangkan hanya subyek menjalani fase baseline (A1), respon
menghasilkan sedikit perasaan bahagia ketika subyek tidak secara otomatis bersifat positif.
sendirian, sebaliknya ketika orang melakukan Terlihat dari semua subyek asyik dengan diri-
interaksi sosial dengan orang lain mereka akan nya sendiri. Peningkatan respon positif subyek
merasa lebih bahagia dan banyak tersenyum yang ditandai dengan meningkatnya interaksi
(Carlson, 2004). sosial, seperti memperhatikan orang lain, mun-
Terapi musik gamelan secara efekfif me- cul ekspresi wajah positif, serta terjadinya
ningkatkan ekspresi wajah positif pada anak komunikasi verbal mulai tampak pada fase
autis.Suatu treatmen dapat berhasil mempe- perlakuan. Akan tetapi penurunan ekspresi
ngaruhi suatu kondisi atau keadaan tertentu wajah positif terjadi pada fase pasca perlakuan
karena didasari pada dukungan sosial yang (baseline 2).
tinggi sehingga meningkatkan motivasi sub- Berdasarkan pemaparan di atas dapat
yek. Broman (Kendall dan Hammen, 1998) disimpulkan bahwa perasaan bahagia ketika
mengatakan bahwa dukungan sosial berkaitan memainkan musik gamelan merupakan faktor
dengan terhindarnya perilaku yang merusak yang mempengaruhi meningkatnya ekspresi
kesehatan.Hal tersebut dibuktikan pada sub- wajah positif pada anak autis. Perasaan senang
yek penelitian yang diantar oleh orang tua atau akan memunculkan ekspresi wajah positif
keluarga memiliki rasa percaya diri, kenya- secara spontan. Pada saat memainkan musik

41
Jurnal Psikologi Integratif, Vol. 1, No. 1, Juni 2013, Halaman 31 - 43

gamelan timbul sensasi dimana sensasi terse- Kelemahan lain dari penelitian ini adalah
but memicu bekerja hormon endoprin dan subyek terlalu sedikit yaitu 3 subyek. Subyek
epineprin, hormon endoprin dan epineprin kecil dalam penelitian ini kurang dapat me-
merangsang otak untuk menyampaikan pera- wakili populasi sampel sehingga hasi pene-
saan bahagia. Perasaan bahagia diwujudkan litian tidak dapat digeneralisasi secara umum
dalam ekspresi wajah positif seperti senyum, untuk kasus yang sama.
tertawa dan senang.
Selain stimulus menyenangkan yang me- KESIMPULAN
rangsang perasaan bahagia, sarana mengeks- Berdasarkan hasil penelitian yang diper-
plorasi diri dan berinteraksi sosial yang di- oleh, dapat disimpulkan bahwa pemberian
sediakan oleh terapi musik gamelan juga ber- terapi musik gamelan memiliki pengaruh
pengaruh dalam meningkatkan ekspresi wajah signifikan terhadap ekspresi wajah posif anak
positif anak autis. Dukungan sosial berpe- autis. Ada perbedaan ekspresi wajah positif
ngaruh pula dalam peningkatan ekspresi wajah antara sebelum perlakuan dan ketika diberi
positif anak autis karena tingginya dukungan terapi musik gamelan dan sesudah diberi
sosial berkorelasi lurus dengan motivasi perlakuan.
subyek. 1. Analisis lanjutan menunjukkan bahwa
Kelebihan penelitian ini yaitu terapi musik ada perbedaan ekspresi wajah positif pada
gamelan yang diterapkan pada penelitian ini tiap fase. Ekspresi wajah positif yang
merupakan terapi unik dan jarang digunakan paling tinggi terdapat pada fase perlakuan,
dalam dunia terapi. Selain hal tersebut tenaga sedangkan ekspresi wajah positif yang
ahli musik gamelan yang berkompeten dan da- paling rendah terdapat pada fase seblum
pat berinteraksi dengan baik terhadap subyek perlakuan.
juga menjadi kelebihan pada penelitian ini. 2. Faktor internal yang mempengaruhi me-
Kelemahan penelitian ini yaitu tidak ada- ningkatnya ekspresi wajah positif adalah
nya variabel ekstraneus, yaitu variable diluar perasaan bahagia ketika memainkan te-
variabel independent dan dependent. Variabel rapi musik gamelan, selain itu motivasi
ekstraneus pada penelitian adalah apakah internal serta keaktifan selama pemberian
meningkatnya ekspresi wajah positif pada terapi juga menjadi faktor meningkatnya
anak autis dipengaruhi faktor lain selain terapi ekspresi wajah positif.
musik gamelan, seperti pola asuh di dalam 3. Meningkatnya ekspresi wajah positif di-
rumah, pergaulan dengan teman ataupun pengaruhi faktor eksternal yaitu stimulus
pengaruh media elektronik. Variabel ekstra- yang menyenangkan dari bentuk dan
neus kurang dapat terkontrol karena setelah bunyi yang dihasilkan alat musik gamelan.
menjalani perlakuan terapi musik gamelan Selain stimulus yang menyenangkan serta
subyek tidak berada dalam pengaruh terapi dukungan keluarga juga menjadi faktor
musik gamelan lagi. meningkatnya ekspresi wajah positif.
Selain kurang terkontrolnya variabel eks- Hasil penelitian menyatakan bahwa terapi
traneus, kelemahan dalam penelitian ini yaitu musik gamelan efekfif meningkatkan ekspresi
pelaksanaan pemberian terapi musik gamelan wajah positif pada anak autis, sehingga di-
yang dilakukan secara terus menerus setiap harapkan orang tua, guru dan lingkungan ke-
hari tanpa ada jeda. Hal tersebut menjadi luarga dapat menggunakan terapi musik ga-
kelemahan karena mampu memicu terjadinya melan sebagai salah satu metode untuk me-
kebosanan pada subyek terhadap terapi musik ningkatkan ekspresi wajah positif anak autis.
yang diberikan.

42
Pengaruh Terapi Musik Gamelan terhadap Ekspresi Wajah Positif ... (Erwin Dian Sartika dan Faridah Ainur Rohmah)

SARAN Jensen, Erik. 2005. Brain-Based Learning.


Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan California. A SAGE publication com-
topik yang serupa diharapkan untuk lebih pany
mengembangkan dan menyempurnakan pe- Kendall, Philip.C. &Hammen, Constance.
nelitian ini dengan memperbaiki metode pe- Abnormal Psychology: Understanding
nelitian dilakukan secara random, memastikan Human Problems. 1998. Los Angeles.
tentang efek pemberian terapi musik gamelan Houghton Mifflin Company.
dalam jangka waktu panjang yang mempunyai Kuwanto, L. & Natalia, J. 2001. Pengaruh
kemungkinan bahwa perilaku yang diberi pen- Terapi Musik Terhadap Keterampilan
guatan akan menghilang, ketika subyek sudah Berbahasa Pada Anak Autis. Indonesian
terbiasa dengan terapi musik yang disediakan. Psychological Journal. Vol. 16, No. 2:
Selain itu jumlah subyek perlu diperbanyak 190-214.
sehingga hasilnya bisa digeneralisasikan. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi:
Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Ros-
DAFTAR PUSTAKA dakarya.
American Psychiatric Association. 1994. Di- Penrod, Steven. 1983. Social Psychology.
agnostic and Statistical Manual of Men- Englewood Cliffs, New Jersey: Prentince-
tal Disorders (4thed.). Washington, DC: Hall, Inc.
American Psychiatric Association. Poerwandari, E. Kristi. 1998. Pendekatan
Andraini, T. 2011. Hubungan Terapi Musik Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana
Autis Di Sekolah Khusus Bina Anggita. Pengukuran dan Pendidikan Psikologi
Skripsi. (tidak diterbitkan). Yogyakarta: (LPSP3) Universitas Indonesia.
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Rakhmat, J. 1994. Psikologi Komunikasi.
Dahlan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Salim, djohan. 2005. Respons Emosi Musikal
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dalam Gamelan Jawa. Psikologia. Vol.1.
Carlson, N.R. 2004.Physiology of Behavior. No.2. Halaman: 63-75.
University of Massachusetts, Amhertst: Sudjana. 2002. Metodologi Penelitian.
Pearson Education, Inc. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Davison, G. dkk. 2004. Psikologi Abnormal. Taher, D. & Afiatin, T. 2005.Pengaruh Musik
Jakarta. Raja GrafindoPersada. Gamelan Terhadap Peningkatan Pemaha-
Dayakisni, T. &Hudaniah. 2006. PsikologiSo- man Bacaan Pada Pelajar SMP Kanisius
sial. Malang: UMM Press. Kalasan Kelas 1. Sosiosains.Vol. 18.No.4.
Djohan, 2005.PsikologiMusik. Yogyakarta: Halaman: 605-615.
BukuBaik. Wade, C. &Tavris, C. 2008.Psychologi. Do-
Djohan, 2006.TerapiMusik, TeoridanAplikas- minican University of California. Pearson
inya. Yogyakarta: Galangpress. Education, Inc.
Ekman, Paul. 2003. Emotions Revealed: Rec- Wadsworth, Thomsom. 2007. Essential of
ognizing Faces and Feelings to Improve Abnormal Psychology. Yogyakarta: Pus-
Communication and Emotional life. New taka Pelajar.
York: LLC.
Garret, Bob. 2003. Brain and Behavior. Cali-
fornia. Wadsworth.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research.
Yogyakarta: Andi Offset.

43

Anda mungkin juga menyukai