Anda di halaman 1dari 11

I.

LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah yang berusia 6 21 tahun berjumlah sepertiga dari total
penduduk Indonesia dan 70% di antaranya ada di sekolah. Anak usia sekolah
merupakan sasaran yang strategis untuk pelaksanaan program kesehatan karena
selain jumlahnya yang besar, mereka juga merupakan sasaran yang mudah
dijangkau karena terorganisir dengan baik.(Depkes,2008)
Berdasarkan UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan,
disebutkan bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal
sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang berkualitas.
Masalah kesehatan yang dialami anak sekolah sangat kompleks dan
bervariasi. Pada anak SD/MI biasanya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS), sedangkan anak sekolah SMP/MTs dan SMA/SMK/MA umumnya
berkaitan dengan perilaku berisiko. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
sebagian anak sekolah mengalami masalah kesehatan berupa Kurang Energi
Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), Anemia, Obesitas,
Kecacingan, gangguan kesehatan gigi dan mulut serta dan kelainan
refraksi.(Wibowo,1982)
Untuk itu, pelayanan kesehatan pada anak sekolah melalui Program
UKS/M dilaksanakan dengan mengedepankan upaya peningkatan kesehatan
dalam bentuk promotif dan preventif, antara lain dengan melaksanakan
penjaringan kesehatan anak sekolah yang dilakukan terhadap anak yang baru
masuk sekolah (siswa kelas 1) dari tingkat dasar (SD/MI) dan lanjutan (SMP/MTs
dan SMA/MA/SMK). Kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah bertujuan
untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga
dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk,
dan juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan
kesehatan anak sekolah, serta dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan UKS/M. (Effendi,1998)
II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Berdasarkan data capaian kesehatan anak usia sekolah dan remaja di
dalam data kinerja Puskesmas pada bulan Januari-Juli tahun 2017 di desa
Plumpung, pencapaiannya untuk murid kelas 1 setingkat SMP/Mts/SMPLB yang
diperiksa penjaringan kesehatan masih rendah yaitu 0% dari target 90%.
Rendahnya capaian murid kelas 1 setingkat SMP/Mts/SMPLB yang diperiksa
penjaringan kesehatan di Desa Plumpung karena belum ada kegiatan pemeriksaan
penjaringan kesehatan pada murid kelas 1 setingkat SMP/Mts/SMPLB pada tahun
ajaran 2017-2018.
III. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu diadakan pemeriksaan
penjaringan kesehatan pada murid kelas 1setingkat SMP/Mts/SMPLB tahun
ajaran 2017-2018 di Mts Plumpung, desa Plumpung, kecamatan Plaosan.
Kegiatan pemeriksaan penjaringan kesehatan yang akan dilakukan berupa
pemeriksaan visus mata, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan
THT (telinga, hidung dan tenggorok), pemeriksaan anemia dan pemeriksaan gigi
mulut.
IV. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan pemeriksaan penjaringan kesehatan atau skrining kesehatan
pada murid kelas I setingkat SMP/Mts/SMPLB tahun ajaran 2017-2018
dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Jumat/25 Agustus 2017
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Aula Mts Plumpung
Jumlah Peserta : 48 Murid kelas 1 Mts Plumpung tahun ajaran 2017-2018
V. MONITORING DAN RVALUASI
Kegiatan pemeriksaan penjaringan kesehatan pada murid kelas 1 setingkat
SMP/Mts/SMPLB dilakukan pada 48 siswa kelas I Mts Plumpung tahun ajaran
2017-2018. Kegiatan pemeriksaan dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Agustus
2017 pukul 09.00 WIB di Aula Mts Plumpung. Kegiatan pemeriksaan
penjaringan kesehatan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskemas.
Sebelum dilakukan pemeriksaan petugas meminta izin ke pada pihak
sekolah dan menjelaskan tujuan dari kegiatan ini. Pemeriksaan penjaringan
kesehatan yang dilakukan petugas meliputi pemeriksaan berat badan dan tinggi
badan, pemeriksaan visus mata, pemeriksaan anemia, pemeriksaan THT (telinga,
hidung dan tenggorok) dan juga pemeriksaan gigi mulut pada setiap murid.
Pemeriksaan penimbangan berat badan dilakukan menggunakan
timbangan jarum dan pengukuran tinggi badan menggunakan mikrotoise yang
dipasang di dinding aula Mts Plumpung. Semua murid yang diperiksa berat badan
dan tinggi badan melepaskan sepatu dahulu baru ditimbang. Setelah penimbangan
berat badan dilanjutkan pengukuran tinggi badan. Murid yang diperiksa berdiri di
bawah mikrotoise dengan posisi tegap dan kepala menghadap kedepan. Dari hasil
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan kemudian dihitung
IMTnya. Klasifikasi IMT yang dipakai sesuai WHO terbagi menjadi kurus,
normal, gemuk dan obesitas. IMT kurus terbagi sangat kurus (IMT<16,00), kurus
(IMT 16,00-16,99), agak kurus (17,00-18,49). IMT normal 18, 50-24,99.
Termasuk gemuk atau pra-obesitas jika IMT 25,00-29,99. IMT Obesitas terbagi
obesitas kelas I (IMT 30,00-34,99), obesitas kelas II (IMT 35,00-39,99), obesitas
kelas II (IMT40,00). Hasil IMT siswa kelas 1 Mts Plumpung tahun ajaran 2017-
2018 dari pemeriksaan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
didapatkan sebagai berikut:

Indeks Massa Tubuh ( BB dan TB)


100% 69%
31%
50%
0 0
0%

Diagram 1. Hasil Indeks Masaa Tubuh Murid Kelas 1 Mts Plumpung tahun ajaran
2017-2018
Dari data diatas didapatkan data bahwa indeks massa tubuh murid kelas 1
Mts Plumpung tahun ajaran 2017-2018 paling banyak meiiki IMT kurus sebanyak
69% dan yang memiliki IMT normal hanya 31% murid. Murid kelas 1 Mts
Plumpung tahun ajaran 2017-2018 tidak ada yang gemuk atau obesitas.
Setelah pemeriksaan penimbangan berat badan dan tinggi badan,
dilanjutkan pemeriksaan visus mata. Pemeriksaan visus mata dilakukan
menggunakan kartu snellen yang dipasang di dinding aula dengan jarak 6 meter
dari kursi pemeriksaan. Murid yang akan diperiksa visus mata dipersilahkan
duduk dan diperinta untuk menutup salah satu mata tanpa menekannya mata
kanan atau mata kiri secara bergantian kemudian siswa diperintah untuk
menjawab huruf di kartu snellen yang ditunjuk oleh pemeriksa. Berikut hasil
pemriksaan visus pada murid kelas 1 Mts Plumpung tahun ajaran 2017-2018.

Pemeriksaan Visus Mata

100%
92%
50%
8%
0%

Normal
Rabun jauh

Diagram 2. Hasil Pemeriksaan Visus Mata Murid Kelas 1 Mts Plumpung tahun
ajaran 2017-2018
Dari data diatas didapatkan bahwa pada murid kelas 1 Mts Plumpung
tahun ajaran 2017-2018 yang mengalami rabun jauh ada 8% murid dan yang
memiliki visus mata normal ada 92% murid. Tindakan selanjutnya yang dapat
dilakukan adalah melaporkan ke pada guru sekolah dan menyarankan agar murid
yang mengalami rabun jauh untuk di rujuk ke puskesmas.
Setelah pemeriksaan visus mata, dilanjutkan pemeriksaan anemia. Pemeriksaan
anemia dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dengan cara melihat warna
konjungtiva setiap murid. Apabila konjungtiva berwarna pucat atau tidak berwarna
merah maka kemungkinan murid tersebut terkena anemia. Berikut hasil dari
pemeriksaan fisik yang didapatkan oleh pemeriksa.

Pemeriksaan Anemia

100%
99%
50%

0% 1%

Normal
Anemis

Diagram 3. Hasil Pemeriksaan Anemia Murid Kelas 1 Mts Plumpung tahun ajaran
2017-2018
Dari data diatas didapatkan bahwa terdapat 1% murid dengan konjutiva
anemis atau pucat, sehingga perlu di beritahukan kepada guru sekolah agar murid
tersebut dirujuk ke puskesmas untuk dilalukan pemeriksaan penunjang berupa
pemeriksaan darah.
Setelah dilakukan pemerksaan anemia. Selanjutkan dilakukan pemeriksan
THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorok). Untuk pemriksaan kali ini hanya
dikhususkan unuk pemeriksaan telinga. Pemeriksaan ini dilakukan secara
pemeriksaan fisik menggunaan lampu senter untuk melihat kondisi telinga. Yang
dinilai pada pemeriksaan ini ada tidaknya serumen telinga. Apabila terdapat
serumen, penilaian dilanjutkan serumen yang ditemukan termasuk serumen kering
atau serumen basah karena apabila terdapat serumen kering maka harus dirujuk ke
puskesmas. Berikut hasil pemriksaan fisik telinga yang didapatkan oleh
pemeriksa.
Pemeriksaan Serumen Telinga

81%
100%

50% 4% 5%

0%
Normal Serumen Serumen
kering basah

Diagram 4. Hasil Pemeriksaan Serumen Telinga Murid Kelas 1 Mts Plumpung


tahun ajaran 2017-2018
Dari data diatas didapatkan 4% murid yang ada serumen kering di telinga
dan 5% murid yang ada serumen basah di telinga dan teerdapat 81% murid
dengan kondisi sehat telinganya. 4% murid yang ada serumen kering di telinganya
akan dirujuk ke puskesmas untuk penangan lebih lanjut.
Setelah dilakukan pemeriksaan telinga, pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan gigi mulut, pada pemriksaan gigi mulut ini yang dinilai adalah ada
tidaknya karies gigi dan ada tidaknya gigi yang berlubang. Pemeriksaan
menggunakan alat bantu lampu senter. Berikut hasil pemeriksaan gigi mulut yang
didapatkan.

Pemeriksaan Gigi Mulut


100%
50% 79%
21%
0%
Normal
Karies dan
berlubang

Diagram 5. Hasil Pemeriksaan Gigi Mulut Murid Kelas 1 Mts Plumpung tahun
ajaran 2017-2018
Dari data diatas didapatkan bahwa terdapat 79% murid yang giginya
berlubang dan terdapat karies. Sedangkan 21% muri tidak didapatkan kelainan
pada gigi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, dari keseluruhan pemeriksaan fisik
yang di lakukan kepada 48 murid kelas 1 Mts Plumpung ditemukan murid yang
berbadan kurus (89%), murid yang rabun jauh (8%), murid yang tedapat serumen
kering di telinganya(4%), murid yang anemis (1%) dan yang giginya berlubang
dan terdapat karies (79%). Dari hasil presentasi ini menunjukkan adanya
permasalahan kesehatan yang sangat menentukan pendidikan anak. Untuk
mengatasi permasalahan ini adalah menganjurkan kepada guru sekolah agar murid
yang ditemukan adanya gangguan anemia, gangguan penglihatan, pendengaran
maupun kelainan kesehatan gigi dan mulut diberikan rujukan ke Puskesmas
Plaosan untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan, 2008. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta: Departemen Kesehatan.
Effendi, 1998. Usaha Kesehatan Sekolah Bumi Aksara. Jakarta
Undang-Undang RI Tahun Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.
Wibowo,A., 1982. Kesehatan Sekolah. Jakarta. PT Citra Aditya Bakti.
LAMPIRAN
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP

UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

F.3

PENJARINGAN KESEHATAN SEKOLAH PADA


MURID KELAS 1 MTS PLUMPUNG, DESA
PLUMPUNG, KECAMATAN PLAOSAN

Oleh :

dr. Rukmana Tri Y

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS PLAOSAN, KECAMATAN PLAOSAN

KABUPATEN MAGETAN

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Penjaringan Kesehatan Sekolah Pada Murid Kelas


1 Mts Plumpung, Desa Plumpung, Kecamatan
Plaosan
Pelaksana Kegiatan : dr. Rukmana Tri Y
Jenis Kegiatan : Skrining kesehataan Murid Sekolah
Kode Kegiatan : F3
Hari, Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 25 Agustus2017

Magetan,

Menyetujui,

Dokter Pendamping Pelaksana Kegiatan

dr.Siti Sumarni dr.Rukmana Tri Y


NIP. 19600813 198802 2 001

Anda mungkin juga menyukai