BAB I
PENDAHULUAN
tinjauan pustaka dan analisisnya. Laporan kasus ini diharapkan bermanfaat bagi
praktisi kesehatan yang ingin mengkaji mengenai kehamilan dengan seksio sesarea.
BAB II
3
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS UMUM
Nama pasien : Ny. YA
Usia : 35 tahun 5 bulan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Bangsa : WNI
Agama : Islam
Alamat : Jalan Peternakan 4 Lr. Kayu Are IV Suka Bangun
MRS : 07 April 2014 pukul 17.30
No rekam medik : 811455
Alergi : disangkal
Riwayat Persalinan
Dikirim oleh : RS Siti Khadijah
His mulai dirasakan sejak tanggal : 06 April 2014
Darah lendir sejak tanggal :-
Rasa mengedan sejak tanggal :-
Ketuban pecah sejak tanggal :-
Status presens
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadarah : kompos mentis
Tekanan darah : 120/80mmHg
Frekuensi nadi : 88 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 20 kali/ menit
Temperatur : 36oC
Tinggi badan : 153 cm
Berat badan : 80 kg
Kepala : konjungtiva palpebra pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : JVP (5-2) cmH20, pembesaran KGB (-)
Toraks : simetris
Jantung : HR: 88 x/menit, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Payudara : hiperpigmentasi +/+
Hati : sulit dinilai
Limpa : sulit dinilai
Edema : -/-
Varises : -/-
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
FUT 3jbpx (33 cm), melintang, - , dorso superior, his 2/10/25, DJJ 156 x/menit,
TBJ 3100 gram.
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo
Portio livide, OUE terbuka, Fluor (+), Fluksus (+), darah tidak efektif, E/L/P (-).
7
D. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 10,2 mg/dl 11,2-15,5 mg/dl
RBC 3.570.000 /m3 4,2-4,5 juta/m3
WBC 12.500 /m3 4,5-11 x 103/m3
Ht 28 % 43-49 %
Trombosit 258.000/m3 150-450/m3
Diff. Count 0/0/0/88/10/2 0-1/1-6//2-6/50-70/25-40/2-8
Pemeriksaan USG
Tampak JTH letak lintang, dorso superior, kepala di kanan
Biometri janin:
BPD : 92,1 mm
HC : 329 mm
AC : 338 mm
FL : 70,2 mm
EFW : 3160 gr
Ketuban cukup, Sp: 4,0 cm
Plasenta di corpus anterior meluas menutupi seluruh OUI
K/ Hamil 37 minggu JTH Letli + Plasenta Previa Totalis
E. DIAGNOSIS
G3P1A1 hamil 37 minggu inpartu dengan PPT + bekas SC 1x, JTH, Letak lintang.
F. PROGNOSIS
Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam
8
G. PENATALAKSANAAN
Observasi TVI
IVFD RL XX/menit
Inj Ceptriaxone 2x1 gr IV
R/ terminasi perabdominam
Persiapan tindakan (alat, izin, obat, darah)
Cek lab DR, UR, KD
H. LAPORAN PERSALINAN
Tanggal 07-April-2014
Pukul 19.10 WIB : Operasi dimulai
Penderita terlentang dalam keadaan spinal anastesi. Dilakukan tindakan aseptic
dan antiseptic pada daerah operasi dan sekitarnya. Lapangan operasi dipersempit
dengan doek steril. Dilakukan insisi Ptannesteill diatas luka operasi lama
kemudian insisi diperdalam secara tajam dan tumpul sampai menembus
peritorneum. Didapatkan uterus sebesar kehamilan aterem. Diputuskan untuk
melakukan SSTP dengan cara sebagai berikut:
- Membuka plika vesiko uterine, vesika urinaria disisihkan ke bawah dan
dilindungi dengan hak besar.
- Insisi SBR linier +- 3 cm secara tajam di bagian tengah sampai menembus
cavum uteri. Kemudian diperlebar ke lateral secara tumpul dengan jari.
Menembus plasenta secara tumpul. Ketuban cukup jernih (-).
- Bayi dilahirkan dengan cara ekstraksi kaki.
Pukul 19.20
Lahir neonates hidup laki-laki, BB 2900 gr, PB 50 cm, Apgar score 8/9 FT AGA.
Ke dalam cairan infus dimasukkan oksitosin 20 iu. Plasenta dilahirkan dengan
tarikan ringan pada tali pusat.
Plasenta lahir lengkap, BP 450 gram, PTP 50 cm, ukuran 18 x 19 cm. Dilakukan
pembersihan kavum uteri dengan kassa. Dilakukan insersi IUD pasca plasenta.
Kemudian dilakukan penjahitan dengan cara sebagai berikut:
- Dilakukan penjahitan sudut secara figure of eight dengan chromic catgut no I.
- Dilakukan penjahitan SBR secara jelujur peston dengan Vicryl no. 1.
- Dilakukan retroperitonealisasi secara jelujur dengan Plain catgut no. 2.
- Perdarahan dirawat sebagaimana mestinya.
- Dilakukan pencucian kavum abdomen dengan NaCl 0,9%.
Dilanjutkan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis dengan cara sebagai
berikut:
- Peritoneum dijahit secara jelujur dengan Plain catgut no. 2.0
- Otot dijahit secara jelujur dengan Plain catgut no. 2.0
- Fascia dijahit secara jelujur festoon dengan Vicryl no. 1
- Subkutis dijahit satu-satu dengan plain catgut no 2.0
- Kulit dijahit secara jelujur subkutikuler dengan Vicryl no. 3.0
Follow Up
Tanggal/Jam Follow Up
7 April 2014/ Instruksi post op.
1. Cek TVI, perdarahan, luka operasi.
20.10 WIB
2. Cek Hb, bila Hb <10g% transfuse s.d. Hb >10g%.
3. IVRD RL + Oksitosin 20 iu xx/menit.
4. Kateter menetap.
5. Mobilisasi bertahap :
- 6 jam post op : miring kanan-kiri
- 12 jam post op : duduk
- 24 jam post op : berdiri
6. Diet biasa
7. Obat-obatan
- Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
10
Status Obstetri
PL : FUT 2jbpst, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lokia rubra
(+), vulva tenang, luka operasi tertutup opsite
P:
Observasi TVI, perdarahan
Mobilisasi bertahap
Vulva higine
ASI on demand
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr IV
Inj. Tramadol 3x1amp IV
Inj. Asam Tranexamat 3x1 amp IV
P:
Observasi TVI, perdarahan
Mobilisasi bertahap
Vulva higine
Inj. Tramadol pukul 12.00
Inj. Transamin pukul 12.00
P:
Observasi TVI, perdarahan
Mobilisasi bertahap
Inj. Ceftriaxone pukul 18.00
Inj. Tramadol pukul 20.00
Inj. Transamin pukul 20.00
8 April 2014/ S: Keluhan (-)
21.00 WIB
O: Status Present
KU : sakit sedang
Sensorium : Kompos mentis
TD : 110/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5oC
P:
12
P:
Observasi TVI, perdarahan
Mobilisasi bertahap
Vulva higine
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Tramadol 3x1 mg
Inj. Transamin 3x1 mg
R/ aff kateter
R/ aff infus
P:
Observasi TVI, perdarahan
ASI on demand
Inj. Tramadol IV pukul 12.00
Inj. Transamin IV pukul 12.00
Aff dcatch (+)
Aff IVFD (+)
10 April 2014/ S: Keuhan (-)
06.30
O:
Status Present
KU : sakit sedang
Sensorium : Kompos mentis
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,5oC
Status Obstetri
PL : FUT 2jbpst, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lokia rubra
(+), vulva tenang.
P:
Observasi TVI, perdarahan
Mobilisasi bertahap
ASI on demand
Vulva higine
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
Inj. Asam mefenamat 3x1 mg
Vitamin B Coplex
R/ pulang
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEKSIO SESAREA
1. Definisi
Seksio sesarea atau Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana
janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.
15
b. Indikasi Ibu
1) Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun ,
memiliki risiko melahirkan dengan operasi. Apalagi pada wanita
dengan usia 40 tahun ke atas. Pada usia ini, biasanya seseorang
memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
kencing manis, dan preeklampsia. Eklampsia dapat menyebabkan ibu
kejang shingga dokter memutuskan persalinan dengan seksio sesarea.
2) Tulang Panggul
Cephalopelvic diproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat
menyebabkan ibu tidak melahirkan secara alami. Tulang panggul
sangat menentukan mulus tidaknya proses persalinan.
Plasenta previa
Posisi plasenta terletak dibawah rahim dan menutupi sebagian
atau seluruh jalan lahir.
Plasenta lepas (solusio plasenta)
Kondisi ini merupakan keadaan plasenta yang lepas lebih cepat
dari dinding rahim sebelum waktunya. Persalinan dengan operasi
dilakukan untuk menolong janin segera lahir sebelum ia
mengalami kekurangan oksigen atau keracunan air ketuban.
Plasenta accreta
Merupakan keadaan menempelnya plasenta di otot rahim. Pada
umumnya dialami ibu yang mengalami persalinan yang berulang
kali, ibu berusia rawan untuk hamil (di atas 35 tahun), dan ibu
yang pernah operasi (operasinya meninggalkan bekas yang
menyebabkan menempelnya plasenta).
e) Kelainan Tali Pusat
Prolapsus tali pusat (tali pusat menumbung)
Keadaan penyembulan sebagian atau seluruh tali pusat. Pada
keadaan ini, tali pusat berada di depan atau di samping atau tali
pusat sudah berada di jalan lahir sebelum bayi.
Terlilit tali pusat
Lilitan tali pusat ke tubuh janin tidak selalu berbahaya. Selama
tali pusat tidak terjepit atau terpelintir maka aliran oksigen dan
nutrisi dari plasenta ke tubuh janin tetap aman.
4) Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atas rahim,
kemudian diperlebar secara sagital dengan gunting
5) Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban dipecahkan. Janin
dilahirkan dengan meluksir kepala dan mendorong fundus uteri. Setelah
janin lahir seluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong di antara kedua
penjepit.
6) Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan 10 unit oksitosin ke
dalam rahim secara intramural.
7) Luka insisi segmen atas rahim dijahit kembali.
Lapisan I : Endometrium bersama miometrium dijahit secara
jelujur dengan benang cat gut, khromik
c. Teknik Seksio-Histerektomi
1) Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga rahim, dilakukan
hemostasis pada insisi dinding rahim, cukup dengan jahitan jelujur atau
simpul
2) Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh dikeluarkan dari rongga
pelvis.
22
Gambar 3. Seksio-histerektomi
b. Perdarahan
25
2. Indikasi VBAC
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pada tahun
1999 dan 2004 memberikan rekomendasi untuk menyeleksi pasien yang
direncanakan untuk persalinan pervaginal pada bekas seksio sesarea.
1 Usia< 40 tahun 2
2 Riwayat persalinan pervaginal
- sebelum dan sesudah seksio sesarea 4
- persalinan pervaginal sesudah seksio sesarea 2
- persalinan pervaginal sebelum seksio sesarea 1
- tidak ada 0
3 Alasan lain seksio sesarea terdahulu 1
4 Pendataran dan penipisan serviks saat tiba di
Rumah Sakit dalam keadaan Inpartu:
- 75 % 2
- 25 75 % 1
- < 25 % 0
5 Dilatasi serviks> 4 cm 1
Makrosemia, IUGR 0 3
3. Kontraindikasi VBAC
Kontra indikasi mutlak melakukan VBAC adalah :
a) Bekas seksio sesarea klasik
b) Bekas seksio sesarea dengan insisi T
c) Bekas ruptur uteri
d) Bekas komplikasi operasi seksio sesarea dengan laserasi serviks yang luas
e) Bekas sayatan uterus lainnya di fundus uteri contohnya miomektomi
f) Disproporsi sefalopelvik yang jelas.
g) Pasien menolak persalinan pervaginal
h) Panggul sempit
i) Ada komplikasi medis dan obstetrik yang merupakan kontra indikasi
persalinan pervaginal
e. Usia Maternal
Dari penelitian didapatkan wanita yang berumur lebih dari 35 tahun
mempunyai angka seksio sesarea yang lebih tinggi.
f. Usia kehamilan saat seksio sesarea sebelumnya
Pada usia kehamilan < 37 minggu dan belum inpartu misalnya pada
plasenta previa dimana segmen bawah rahim belum terbentuk sempurna
kemungkinan insisi uterus tidak pada segmen bawah rahim dan dapat
mengenai bagian korpus uteri yang mana keadaannya sama dengan insisi
pada seksio sesarea klasik.
g. Riwayat persalinan pervaginam
30
5. Komplikasi
Menurut Landon komplikasi terhadap maternal, antara lain:
a. Ruptur uteri,
Tanda-tanda ruptur uteri adalah sebagai berikut :
Nyeri akut abdomen
Sensasi popping (seperti akan pecah)
Teraba bagian-bagian janin diluar uterus pada pemeriksaan Leopold
Deselerasi dan bradikardi pada denyut jantung bayi
Presenting parutnya tinggi pada pemeriksaan pervaginal
Perdarahan pervaginal
b. Gangguan sistem tromboembolik,
c. Endometritis,
d. Kematian maternal dan gangguan-gangguan lain.
31
BAB IV
ANALISIS KASUS
DAFTAR PUSTAKA
Angsar MD dan Listya S. Seksio sesarea. Dalam: Hanifah W, Abdul BS, dan Trijatmo
R, penyunting. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC; 2000. h. 133-43.
33
Anonim. Persalinan pervaginam dengan bekas seksio sesarea [serial online] 2010
[diakses 03 Agustus 2011]. Didapat dari: http://library.usu.ac.id/download/pdf.
Cunningham, F.G et al. 2005. Breech Presentation and Delivery In: Williams
Obstetrics.22st edition. New York: Mc Graw Hill Medical Publising Division,
509-536.
Gabbe SG, Niebyl JR, Simpson JL. Malpresentation. In: Obstetrics normal and
problem pregnancies. 3rd ed. New York: Churchill Livingstone. Ltd.
2000:478-90.
Leveno KJ,dkk. Sesar. Dalam: Leveno KJ, Gary C, Norman FG, James MA, Steven
LB, Brian MC, dkk, penyunting. Obstetri Williams panduan ringkas. Jakarta:
EGC;2003. h. 247-58.
Porter TF dan James RS. Cesarean Delivery. Dalam: Danforths obstetric and
gynecology, chapter 24. Isilo; 2007.