Anda di halaman 1dari 2

Keracunan Makanan: Ciri-Ciri, Gejala, Pengobatan

Keracunan makanan adalah timbulnya masalah pada kesehatan setelah seseorang menelan
makanan yang beracun atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri. Bakteri ini menghasilkan
racun yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia sehingga timbullah gejala-gejala keracunan
makanan baik ringan maupun berat. Meskipun tubuh kita memiliki sistem pertahanan pertama
terhadap makanan yang masuk, seperti asam lambung pada lambung yang dapat menghambat
atau membunuh bakteri, namun dalam beberapa kasus ketika kita menelan jumlah bakteri dalam
jumlah yang besar, maka bisa saja ada bakteri yang lolos dan menimbulkan keracunan makanan
pada seseorang, ataupun gejala penyakit lainnya. Ada banyak zat yang bisa menyebabkan
keracunan, misalnya saja HCN pada keracunan singkong, atau tertelannya obat serangga, dan
juga keracunan minyak tanah. Adapun bakteri penyebab keracunan makanan yang sering
mengkontaminasi biasanya adalah Salmonella, E. coli, Campylobacter atau Clostridium
perfringes, didapatkan ketika makan makanan yang disiapkan dalam kondisi tidak sehat, kurang
bersih, kurang matang, dan sebagainya.
Gejala Keracunanan Makanan
Ada seumlah gejala atau ciri-ciri ketika seseorang mengalami keracunan makanan, biasanya
bermanifestasi seketika atau bahkan sampai 48 jam kemudian setelah makan. Gejala yang paling
umum meliputi: Mual Muntah Diare Demam Malaise (rasa lemas atau sakit) Sakit kepala Sakit
badan
Pengobatan Keracunan Makanan
Penatalaksanaan keracunan makanan akan tergantung pada gejala yang muncul dan
memperhatikan kemungkinan penyabab. Pilihan pengobatan yang tersedia dalam kondisi seperti
ini biasanya sangat sederhana. Biasanya dokter akan meresepkan obat-obatan untuk
mengatasi muntah atau diare, demam, dikombinasikan dengan penggunaan antibiotik. Jika
ternyata Anda tidak merasa lebih baik setelah minum obat, maka mungkin saja dokter akan
meminta pemeriksaan lebih lanjut, seperti pemeriksaan darah dan pemeriksan sampel tinja.
Pemeriksaan darah akan membantu mengidentifikasi jika masih ada infeksi dalam tubuh,
sedangkan pemeriksaan sampel tinja akan membantu mengidentifikasi organisme apa yang
menyebabkan keracunan makanan.
Pentalaksanaan umum pada keracunan makanan: Rehidrasi, atau mengembalikan cairan tubuh
yang hilang akibat diare, muntah, dan demam dengan cara minum banyak air. Banyak minum
juga membantu mengusir racun dengan lebih cepat. Oral rehidrasi atau oralit merupakan bagian
penting dari mengobati keracunan makanan. Hal ini karena ketika seseorang menderita diare
dan/atau muntah, maka ia kehilangan tidak hanya air tetapi juga sejumlah garam dan mineral dari
tubuh. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka seseorang bisa mengalami shock yang
menyebabkan terganggunya fungsi utama tubuh, pingsan, bahkan kamtian. Rehidrasi oral
lainnya, yaitu bisa menggunakan air kelapa, selain alami minuman ini juga kaya akan menfaat
kesehatan.
Komplikasi atau Penyulit
Jika tidak diobati, keracunan makanan bisa berakibat fatal dan mungkin akan menyebabkan hal-
hal di bawah ini: Dehidrasi berat, hilanya sejumlah besar cairan dan elektrolit tubuh. Sindrom
Uremik Hemolitik: suatu kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup air dan menyebabkan
penumpukan urea dalam tubuh yang menyebabkan gagal ginjal. Arthritis reaktif: Ini adalah suatu
kondisi di mana sendi menjadi meradang karena infeksi gastrointestinal. Pericarditis: Peradangan
pada jaringan yang membungkus jantung Kematian
Bagaimana Mencegah Agar tidak Keracunan Makanan?
Kabar baiknya, keracunan makanan bisa kita hindari dihindari dengan menerapka pola hidup
bersih dan sehat, berikut ini beberapa tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan: Mencuci
tangan sebelum makan dengan sabun dan air mengalir. Selalu ingat untuk mencuci tangan
dengan baik menggunakan sabun antibakteri setelah mengunakan toilet. Makan makanan yang
dimasak dengan kebersihan yang baik. Jangan makan makanan sisa yang sudah lebih dari dua
hari Jangan makan buah yang mentah yang telah terbuka yang dijual di jalan di tempat terbuka.
Bagi pemasak hendaknya selalu mencuci tangan, peralatan, sayuran dan daging dengan baik
sebelum memasak. Selalu pastikan bahwa makanan sudah dimasak dengan matang. Jangan
makan telur atau daging yang tidak dimasak dengan baik (matang), karena sering kali membawa
bakteri penyebab keracunan makanan seperti Salmonella dan E.coli.

Bersumber dari: Keracunan Makanan: Ciri-Ciri, Gejala, Pengobatan | Mediskus

Anda mungkin juga menyukai