Anda di halaman 1dari 20

Tuberkulosis Paru pada Anak

Stephanie Anni Melissa Pakpahan


102009163

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Alamat korespondensi:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

phaniepakpahan@yahoo.com

Pendahuluan

Tuberculosis paru merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama
dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban,
lingkungan yang padat, dibuktikan dengan adanya penemuan tulang vertebra torak yang khas
TB dari kerangka yang digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga
penemuan yang berasal dari mumi dan ukiran dinding pyramid di Mesir kuno pada tahun
2000-4000 SM. Indonesia adalah negri dengann prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah
Cina dan India. Penyakit TBC disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculose, yang
penyebarannya melalui droplet. Penyakit ini menyerang semua umur. Dalam makalah ini
akan dibahas mengenai tuberculosis pada dewasa.

1
Pembahasan

A. Anamnesis

Anamnesis adalah komunikasi dua arah yang dilakukan dokter dengan pasien atau dengan
keluarga pasien. Ada dua macam komunikasi yang dilakukan, yaitu;

Auto = antara dokter dengan pasien (pasien dalam keadaan sadar)

a. Allo = antara dokter dengan keluarga pasien (pasien dalam keadaan tidak sadar)
Dalam scenario dokter harus melakukan anamnesis allo anamnesis karena pasien masih
berumur 5 tahun. Tujuan dari anamnesis adalah untuk memperoleh informasi, menjalin
hubungan baik, dan menjalin kepercayaan dokter dengan pasien.1 Dari scenario ada hal yang
dapat kita ketahui dan ada hal yang harus kita tanyakan, yaitu;
Keluhan utama
Batuk yang tidak kunjung sembuh sejak 2 minggu. Keluhan disertai demam ringan
terutama pada malam hari dan nafsu makan serta berat badan menurun.
Riwayat penyakit sekarang
Kita harus menanyakan kepada pasien;
Batuknya sudah berapa lama?
Batuk berdarahnya muncul tiba-tiba atau dari batuk berdahak dulu?
Ada penurunan nafsu makan tidak? Atau sakit kepala, meriang dan nyeri dada?
Sering keringat malam tidak?
Ada penurunan berat badan tidak? Jika ada berapa kilo turunnya?
Sebelumnya ada kontak dengan orang yang mengalami sakit sama dengan anda tidak?
Keluarga ada yang sakit seperti ini juga tidak?
Factor pemberat atau peringan dari penyakit?
Pernah melakukan foto toraks tidak? Jika pernah boleh lihat?
Apakah pasien sudah minum obat? Obat apa itu? Dan bagaimna hasilnya?
Adakah keluhan yang lain?
Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah sakit seperti ini sebelumnya?
Didiagnosa sakit apa? Obat apa yang diberikan? Bagaimana sekarang?

2
B. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dasar, yaitu;
a. Inspeksi = cara pemeriksaan dengan melihat dan mengamati bagian tubuh pasien yang
diperiksa. Contoh; inspeksi perut (ada benjolan atau tidak) dan inpeksi warna bola mata
(berwarna kuning atau tidak).
b. Palpasi = pemeriksaan secara perabaan dengan menggunakan rasa proprioseptif ujung
jari tangan.pemeriksaan ini gunanya unutuk menemukan adanya massa (lokasi, ukuran,
bentuk, tepi, permukaan, konsistensi, rasa nyeri, dan apakah ada pergerakan selama
respirasi).
c. Perkusi = pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan perantara
jari tangan untuk mengetahui keadaan organ-organ di dalam tubuh. Tergantung dengan
jaringan apa yang ada dibawahnya, maka akan timbul berbagai nada (pekak, redup,
sonor, hipersonor dan timpani).
d. Auskultasi = pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan suara yang terdapat di dalam
dengan bantuan alat yang disebut stetoskop, sehingga dapat mendengarkan suara secara
kualitatif maupun kuantitatif yang ditimbulkan oleh jantung, paru-paru dan usus.2

Pemeriksaan pertama terhadap keadaan umum pasien mungkin ditemukan konjungtiva


mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam (subfebris), badan kurus atau berat
badan menurun. Secara anamnesis dan pemeriksaan fisik, TB paru sulit dibedakan dengan
pneumonia biasa. Tempat kelainan lesi TB paru yang paling dicurgai adalah bagian apex
(puncak) paru. Bila dicurigai adanya infiltrasi yang agak luas, maka didapatkan perkusi yang
redup dan auskultasi suara napas bronchial. Akan didapatkan juga suara napas tambahan
berupa rongki basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi ini diliputi oleh penebalan
pleura, suara napasnya menjadi vesicular melemah. Bila terdapat kavitas yang cukup besar,
perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi memberikan suara amforik.
Pada TB paru yang lanjut dengan fibrosis yang luas sering ditemukan atrofi dan retraksi otot-
otot interkostal. Bagian paru yang sakit jadi menciut dan menarik isi mediastinum atau paru
lainnya. Paru yang sehat menjadi lebih hiperinflasi.

3
Bila jaringan fibrotic amat luas yakni lenih dari setengah jumlah jaringan paru-paru, akan
terjadi pengecilan daerah aliran darah paru dan selanjutnya meningkatkan tekanan arteri
pulmonalis (hipertensi pulmonal) diikuti terjadinya cor pulmonal dan gagal jantung kanan,
cirinya takikardi, takipnea, sianosis, tekanan vena jugularis meningkat, hepatomegali, asites,
edema.bila TB mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Paru yang sakit terlihat agak
tertinggal dalam pernapasan. Perkusi memberikan suara pekak. Dalam penampilan klinis, TB
sering asimptomatik dan penyakit baru dicurigai dengan didapatkannya kelainan radiologis
dada pada pemeriksaan rutin atau uji tuberculin yang positif.
b. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi
Pada saat ini pemeriksaan radiologi dada merupakan cara yang praktis untuk
menemukan lesi tuberculosis. Lokasi lesi TB umumnya didaerah apex paru (segmen
apical lobus atas atau segmen apical bawah), tetapi dapat juga mengenai lobus bawah
(bagian inferior) atau di daerah hilus menyerupai tumor paru. Tapi rontgen toraks pada
anak tidak khas1,2

Dinyatakan proses aktif bila ditemukan:

- Adanya infiltrate/konsolidasi/kesuraman di apex/segmen apical lobus


- Adanya pembesaran kelenjar hilus pada anak-anak
- Adanya cavitas (bayangan berupa cincin yang berdinding tipis)/disertai efusi
- Infiltrate milier di kedua paru berupa bercak-bercak seperti awan dan tidak tegas) =
snow storm appearances

Dinyatakan proses inaktif bila ditemukan:

- Adanya kalsifikasi pada anak (bayangan tampak bercak padat dengan densitas
tinggi)
- Adanya gambaran fibrosis pada dewasa (terlihat bayangan yang bergaris-garis)
- Tuberkuloma (bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas tegas)

Pemeriksaan labolatorium
- Darah

4
Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian karena hasilnya tidak efektif dan
tidak spesifik. Pada saat TB aktif akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah
normal. Laju endap darah mulai meningkat.
Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan juumlah
limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai turun kearah normal lagi. Hasil
pemeriksaan darah lain didapatkan juga: anemia ringan dengan gambaran
normokrom dan normositer; gama globulin meningkat; dan kadar natrium darah
menurun.2

- Uji serologi
Reaksi takahashi dapat menunjukkan proses TB masih aktif atau tidak.
Pemeriksaan peroksidase anti peroksida (PAP-TB) dapat menunjukkan adanay
antibody IgG yang spesifik terhadap antigen M.tb
Uji Mycodot = menggunakan LAM (lipoarabinomannan) yang dilekatkan pada
suatu alat berbentuk sisir plastic. Sisir ini dicelupkan ke dalam serum pasien.
Antibody spesifik anti LAM dalam serum akan terdeteksi sebagai perubahan
warna pada sisir yang intensitasnya sesuai dengan jumlah antibody.2

Tes tuberculin
Pemeriksan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis TB
pada anak-anak (balita. Biasanya dipakai tes Mantoux yakni dengan
menyuntikkan 0,1 cc tuberculin PPD (Purified Protein Derivative) intrakutan
berkekuatan 5 TU (intermediate strength). Tes tuberculin hanya menyatakan
apakah seseorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M.tbc, M.bovis,
vaksinasi BCG dan Mycobactericeae pathogen lainnya. Dasar tes tuberculin ini
adalah reaksi alergi tipe lambat.2

Pada penularan kuman patogen baik yang virulen ataupun tidak


(Mycobacterium tuberculosis) tubuh manusia akan mengadakan reaksi imunologi
dengan dibentuknya antibody seluler pada permulaan dan kemudian diikuti oleh

5
pembentukan antibody humoral yang dalam perannya akan menekankan antibody
seluler. Setelah 24 -72 jam tuberculin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa
indurasi kemerahan yang terdiri dari infiltrate limfosit yakni reaksipersenyawaan
antara antibosi seluler dan antigen tuberculin. Banyak sedikitnya reaksi
persenyawaan amat dipengaruhi oleh antibody humoral, makin besar pengaruh
antibody humoral, makin kecil indurasi yang ditimbulkan. Berdasarkan hal-hal
tersebut, hasil tes mantoux dibagi atas:
1. Indurasi 0-5 mm (diameter) = mantoux negative (golongan non-
sensitivity)
2. Indurasi 6-9 mm (diameter) = hasil meragukan (golongan low grade
sensitivity)
3. Indurasi 10-15 mm = mantoux positif (golongan normal sensitivity)
4. Indurasi >15 mm = mantoux positif kuat (golongan hypersensitivity

Tes positif palsu terjadi pada pemberian BCG atau terinfeksi M.tbc. tes negative
palsu terjadi pada:

Pasien yang baru terpajan 2-10 minggu


Anergi
Penyakit eksantematous dengan panas yang kuat: morbili, cacar air,
poliomyelitis
Reaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit limforetikulare (Hodgkin)
Pemberian kortikosteroid yang lama, pemberian obat imunosupresi
lainnya
Usia tua, malnutrisi, uremia, penyakit keganasan

Catatan: untuk pasien HIV, tes mantoux 5 mm dinilai positif.2

Anatomi Paru

Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam kantong yang
dibentuk oleh pleura pariestaslis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak, elastis,
sifatnya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam rongga torak. Jika dibentangkan luas
permukaannya 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru. Paru-paru merupakan sebuah alat

6
tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli
terdiri dari sel-sel epitel dan endotel kurang lebih 700 juta buah.
Setiap saat kita bernapas tanpa kita sadari. Bayangkan saja setiap menit kita akan bernapas
sekitar 15 ampai 25 kali permenit dengan memompakan udara setiap hari sekitar 8.000 9.000
liter udara per hari.

Paru-paru berwarna biru keabu-abuan dan berbintik-bintik karena adanya partikel debu yang
masuk dimakan oleh fagosit. Hal ini terlihat nyata pada pekerja tambang. Paru-paru terletak di
samping mediastinum dan melekat pada perantaraan radiks pulmonalis yang satu sama lainnya
dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah besar, dan struktur lain dalam mediastinum.
Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul dan menjorok ke atas kira-kira 2,5 cm
di atas klavikula. Fasies kostalis yang berbentuk konveks berhubungan dengan dinding dada
sedangkan fasies mediastinalis yang berbentuk konkaf membentuk perikardium. Pada
pertengahan permukaan paru kiri terdapat hilus pulmonalis yaitu lekukan di mana bronkus,
pembuluh darah, dan saraf masuk ke paru-paru membentuk radiks pulmonalis.
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Paru-paru terbungkus oleh selaput
paru-paru (pleura). Jika pleura ini terkena radang, penyakitnya disebut pleuritis. Paru-paru
manusia terbagi menjadi dua bagian, sebelah kanan memiliki tiga gelambir dan sebelah kiri kiri
memeliki dua gelambir. Di dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang disebut alveolus.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah, pada aveolus inilah terjadi pertukaran antara
O2 dan CO2.

Paru-paru manusia memiliki volume 5-6 liter.

Bagian-bagian utama paru-paru adalah alveoli, trachea, diapragm, bronchi, dan


bronchioles. Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya udara. Udara yang
dihirup dari hidung dan mulut akan ditarik ke trachea menuju paru-paru.Bronchi merupakan
batang yang menghubungkan paru-paru kanan dan kiri dengan trachea. Udara dari trachea akan
di bawa keparu-paru lewat batang ini.Bronchioles merupakan cabang-cabang dari bronchi berupa
tabung-tabung kecil yang jumlahnya sekitar 30.000 buah untuk satu paru-paru. Bronchioles ini
akan membawa oksigen lebih jauh ke dalam paru-paru. Alveoli merupakan ujung dari
bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini
oksigen akan didifusi menjadi karbondioksida yang diambil dari dalam darah.

7
Jika dibentangkan luas permukaannya 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini Paru-paru
merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa,
alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari

Apeks Pulmo

Berbentuk bundar menonjol ke arah dasar yang melebar melewati apartura torasis superior 2,5-4
cm di atas ujung iga pertama.

Basis Pulmo

Pada paru-paru kanan, bagian yang berada di atas permukaan cembung diafragma akan lebih
menonjol ke atas daripada paru-paru bagian kiri, maka basis paru kanan lebih kontak dari pada
paru-paru kiri.

Insisura atau Pulmo

Dengan adanya fisura atau takik yang ada pada umumnya, paru-paru dapat dibagi menjadi
beberapa lobus. Letak insisura dan lobus dapat digunakan untuk menentukan diagnosis.
Pada paru-paru kiri terdapat insisura yaitu insisura obligus. Insisura ini membagi paru-paru kiri
atas menjadi dua lobus yaitu:

1. Lobus superior adalah bagian paru-paru yang terletak di atas dan sebagian di depan insisura.

2. Lobus inferior adalah bagian paru-paru yang terletak di belakang dan di bawah insisura.

Paru-paru kanan memiliki dua insisura yaitu insisura obligue dan insisura interlobularies
sekunder.

Insisura obligue (interlobularies primer): mulai daerah atas dan ke belakang sampai ke hilus
setinggi vertebrata torakalis ke-4 terus ke bawah dan ke depan searah dengan iga ke-6 sampai
linie aksilaris media ke ruang interkostal ke-6 memotong margo inferior setinggi artikulasi iga
ke-6 dan kembali ke hilus.

Insisura interlobularies sekunder: mulai insisura obligue pada aksilaris media berjalan horizontal
memotong margo anterior pada artikulasio kosta kondralis keenam terus ke hilus. Insisura

8
obligue memisahkan lobus inferior dari lobus medius dan lobus posterior. Insisura horizontal
memisahkan lobus medius dari lobus superior.

Radiks Pulmonalis

Susunan dalam jaringan penyambung media spenalis dikelilingi oleh garis peralihan pleura,
susunan alat utama bronkus, arteri pulmonalis, dan vena pulmonalis segmen pulmonari.
Dari bronkus lobaris radiks pulmonari bercabang menjadi bronkus segmentorum. Segmen
bronkus pulmonari adalah daerah yang diurus oleh cabang-cabang bronkus segmentorum, dan
mendapat darah dari arteri yang berjalan bersama bronkus segmentorum yang berdekatan,
sedangkan darah vena diatur oleh vena-vena yang terletak intersegmental.

C. Working Diagnosis
Tuberkulosis adalah suatu penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh
mycobakterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi mungkin
menyerang semua organ atau jaringan ditubuh. Biasanya bagian granuloma tuberkular
mengalami nekrosis perkijauan.
Menurut American Thoracic Society dan WHO 1964 diagnosis pasti tuberculosis paru adalah
dengan menemukan kuman Mycobacterium tuberculosae dalam sputum atau jaringan paru

9
secara biakan. Sebenarnya dengan menemukan kuman BTA dalam sediaan sputum secara
mikroskopik biasa, sudah cukup untuk memastikan diagnosis TB paru.2,3

D. Diferensial Diagnosis
1. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini
menyerang lobus paru. Berdasar etiologinya, pneumonia dibagi : (1) bakteri
(Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, S.hemolyticus, S.aureus, H.influenza,dll),
(2) virus (RSV, influenza, adenovirus, CMV), (3) Mycoplasma pneumoniae, (4)
Jamur (Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Aspergillus, Candida
albicans, dll), (5) Aspirasi (makanan, kerosen, cairan amnion, benda asing), (6)
pneumonia hipostatik, (7) Sindrom Loeffler.
Gambaran Klinis = biasanya didahului dengan adanya infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai 39oC atau lebih..
Kesukaran bernafas yang disertai adanya sianosis di sekitar mulut dan hidung. Tanda
kesukaran bernafas ini dapat berupa bentuk nafas berbunyi (ronki dan friction rub di
atas jaringan yang terserang), pernafasan cuping hidung, retraksi-retraksi pada daerah
supraklavikuler, interkostal dan subkostal. Pada awalnya batuk jarang ditemukan, tapi
dapat dijumpai pada perjalanan penyakit lebih lanjut serta sputum yang berwarna
seperti karat (dahak berdarah). Lebih lanjut lagi bisa terjadi efusi pleura dan
empiema, dimana keadaan ini dapat menyebabkan ketinggalan gerak pada sisi yang
terkena pada saat respirasi yang dapat dilihat dengan gerakan berlebihan pada sisi
yang berlawanan. Pada pemeriksan paru, perkusi redup pada daerah efusi dengan
pengurangan fremitus dan suara pernafasan. Suara bronkial sering ditemukan tepat di
atas batas cairan dan pada sisi yang tidak terkena. Foto thorak, terlihat konsilidasi
satu atau beberapa lobus (pneumonia lobaris) atau bercak- bercak infiltrate pada satu
atau beberapa lobus, kadang di sertai penebalan pleura. Darah tepi, didapat leukotisis,
biasanya antara 10.000-45.000/mm3 disertai pergeseran kekiri.2,5

2. Bronkitis Akut
Inflamasi saluran nafas besar- trakea dan bronkus. Gejala klinisnya :

10
a. Demam (37-39 C)
b. Batuk kering
c. Nyeri Dada
d. Ronki basah kasar/halus
e. Wheezing

E.Etiologi
Mycobacterium tuberculose merupakan penyebab dari penyakit tuberculosis.2,3
Sifat-sifat umum:
- Batang halus, gerak (-), kapsul (-), spora (-)
- Aerob, tahan asam dan alkali
- Tumbuh lambat (generation time 12-18 jam)
- Pewarnaan tahan asam (ziehl-neelsen atau kinyoun gabbet)
Pada dinding sel mengandung:
- Mycolic acid : asam lemak rantai panjang (yang menyebabkan bakteri tahan asam pada
pewarnaan)
- Wax-D (lilin) : dapat memperkuat respon imun (digunakan sebagai Freunds adjuvant
- Fosfatida : berperan dalam proses nekrosis pengejuan.

Gambar 1. Mycobacterium tuberculosis

Daya tahan kuman:

- Sangat tahan asam, tahan dalam keasaman dan enzim GIT, tahan suasana alkali dan
kekeringan, dalam sputum kering tahan 8-10 hari.

11
- Peka terhadap ultraviolet, panas (mati dalam pasterurisasi), alcohol, formaldehyde,
glutaraldehyde. Kuman peka terhadap hypochloride dan phenol.

F. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) ,merupakan penyakit infeksi yang sejarahnya dapat dilacak sampai ribuan
tahun sebelum masehi. Sejak zaman purba, penyakit ini dikenal sebagai penyebab kematian
yang menakutkan.
Sampai pada saat Robert Koch menemukan penyebabnya, penyakit ini masih termaksud yang
mematikan. Istilah saat itu untuk penyakit mematikan ini adalah comsumption. Pada tahun
1969 terjadi penurunan yang drastis di Amerika Serikat, yaitu sekitar 1,4 per 100.000.2,3
Penurunan angka kesakitan maupun angka kematian di yakini sebabkan oleh:
- Membaiknya keadaan sosialekonomik
- Infeksi pertama yang terjadinya pada usia muda
- Penderita yang sangat rentan segera meninggal (tidak menjadi sumber penularan)
- Serta ditemukan obat anti TB yang ampuh

Di Indonesia, TB paru menduduki urutan ke-4 untuk angka kesakitan sedangkan sebagai
penyebab kematian menduduki urutan ke-5; menyerang sebagian besar usia produktif dari
kelompok sosioekonomi lemah. Walau upaya membrantas TB telah dilakukan, tetapi angka
insiden maupun prevalensi TB paru di Indonesia tidak pernah turun. Dengan bertambahnya
penduduk bertambah, pula jumlah penderita TB paru, dan kini Indonesia adalah adalah
negara peringkat ketiga terbanyak di dunia dalam jumlah penderita tuberkulosis paru.
Dengan meningkatnya infeksi HIV/AIDS di indonesia, penderita TB akan meningkat pula.
Karena diperkirakan seperempat penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Pada
tahun 1993 WHO mencanangkan tuberkulosis sebagai kedaruratan global.

Cara penularan
Lingkungan hidup yang sangat padat dan penukiman di wilayah perkotaan kemungkinan
besar telah mempermudah proses penularan dan berperan sekali atas peningkatan kasus TB.
Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei,
khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak yang
mengandung basil tahan asam (BTA). Pada TB kulit atau jaringan lunak penularan bias

12
melalui inokulasi langsung. Sudah dibuktikan bahwa lingkungan social ekonomi yang baik,
pengobatan teratur dan pengawasan minum obat ketat berhasil mengurangi angka morbiditas
dan mortalitas di Amerika selam tahun 1950-1960.2

Gambar 2.penyebaran bakteri TBC

G. Patogenesis
A. Tuberculosis primer
Infeksi primer terjadi setelah seseorang menghirup M.tb. setelah melalui barier
mukosilier saluran napas, basil TB akan mencapai alveroli. Kuman akan mengalami
multiplikasi di paru, disebut focus Ghon. Melalui aliran limfe, basil mencapai kelenjar
limfe hilus. Focus Ghon dan limfadenopati hilus membentuk kompleks primer. Melalui
kompleks primer basil dapat menyebar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Respon
imun seluler/hipersensitivitas tipe lamabt terjadi 4-6 mingggu setelah infeksi primer.
Banyaknya basil serta kemampuan daya tahan tubuh host akan menentukan perjalanan
penyakit selanjutnya.pada kebanyakan kasus, respon imun tubuh dapat menghentikan
multiplikasi kuman, sebagian kecil menjadi kuman dorman.2,3,4

13
Pada penderita dengan daya tahan tubuh yang buruk, respon imun tidak dapat
menghentikan multiplikasi kuman, sehingga akan menjadi sakit pada beberapa bulan
kemudia. Sehingga kompleks primer akan mengalami slah satu hal sebagai berikut:
- Penderita akan sembuh tanpa meninggalkan cacat (restirution ad integrum)
- Sebuh dngan meninggalkan bekas (seperti sarang Ghon, fibrotic, perkapuran)
- Menyebar denga cara: perkontinuitatum ke jaringan sekitarnya (a)pembesaran
kelenjar limfe di hilus yang menyebabkan penekanan bronkus lobus medius, sehingga
terjadi atelektasis, (b) pembesaran kelenjar limfe di leher, dapat menjadi abses disebut
scrofuloderma, (c)penyebaran ke pleura menyebabkan efusi pleura ; penyebaran
bronkogen ke paru bersangkutan atau paru sebelahnya, atau tertelan bersama dahak
sehingga terjadi penyabaran di usus ; penyebaran secara hematogen dan llimfogen ke
organ lain seperti TB milier, meningitis, ke tulang, ginjal, dan genitalia.

B. Tuberculosis sekunder
Terjadi setelah periode laten (beberapa bulan/tahun) setelah infeksi primer. Dapat terjadi
karena reaktifasi atau reinfeksi. Reaktifasi terjadi karena kurman dorman yang
mengalami multiplikasi. Hal ini terjadi akibat daya tahan tubuh melemah. Reinfeksi
diartikan adanya infeksi ualng pada seseorang yang belum pernah mengalami infeksi
primer. Karakteristik TB post primer adalah adanya kerusakan paru yang luas dengan
cavitas, hapusan dahak BTA positif, dan pada umumnya tidak terdapat limfadenopati
intratorak. TB post primer dimulai dari sarang dini yang umumnya pada segmen apical
lobus superior atau lobus inferior. Awalnya berbentuk sarang pneumonik kecil.2,3,4
Sarang ini dapat mengalami keadaan berikut:
- Direabsorbsi dan sembuh dengan tidak menimbulkan cacat
- Sarang meluas, tetap mengalami penyembuhan berupa jaringan fibrosis dan
perkapuran, sarang dapat aktif kembali membentuk jaringan keju dan bila
dibatukkan menimbulkan cavity. Cavity awalnya berrdinding tipis kemudian
menjadi tebal (cavity sklerotik). Cavity akan mengalami: (a) meluas dan
menimbulkan sarang pneumoni baru; (b) memadat dan membungkus diri disebut
tuberkuloma (dapat mengapur dan sembuh, tapi dapat aktif kembali dan mencair
menimbulkan cavity kembali); (c) menyembuh dan disebut open healed cavity atau

14
menyembuh dengan membungkus diri, akhirnya mengecil, menciut dan tampak
sebagai bintang (stellate shape).

H. Gejala klinik
Keluhan yang dirasakan pasien TB dapta bermacam-macam. Keluhan yang terbanyak
adalah;2,3
- Demam
Serangan demam bersifat hilang timbul. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya
tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kumann TB yang masuk.
- Batuk/batuk berdarah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-
produktif) emudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan
sputum). Keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang
pecah.
- Sesak napas
Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang lebih lanjut , yang infiltrasinya
sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
- Nyeri dada
Nyeri dada timbul jika infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga
menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien
menarik/melepaskan napas.
- Malaise
Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia, berat badan meurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot, keringat malam dan lain-lain.2

I. Penatalaksanaan
a. Medika mentosa
Obat yang digunakan untuk tuberculosis digolongkan atas dua kelompok yaitu obat lini-
pertama dan obat lini-kedua.2,7

15
1. Obat lini-pertama
- Isoniazid (INH)
Isoniazid secara in vitro bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid. Mekanisme
kerjanya, yaitu: menghambat biosintesis asam mikolat (mycolic acid, unsure
penting dinding sel mikobakterium), mencegah perpanjangan rantai asam lemak
(merupakan bentuk awal dari asam mikolat), serta menghilangkan sifat tahan
asam. Isoniazid mudah diabsorbsi pada pemerian oral maupun parenteral, dan
akan diasetilasi di hati. Efek samping yang ssering ditimbulkan adalah; neuritis
perifer, neurotoksisitas (kejang, kedut otot, ataksia), reaksi hipersensitifitas
(demam, urtikaria), kelainan hepar (ikterus), mulut kering, tinnitus, dan lain-lain.
Isoniazid merupakan obat yang sangat penting untuk mengobati semua tipe
tuberculosis. Harus dikombinasi dengan obat anti tbc (OAT) lain.
- Rifampisin
Dihasilkan oleh Streptomyces mediterranei. Secara in vitro rifampisin akan
menghambat pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis. Rifampisin terutama
aktif terhadap sel yang sedang bertumbuh. Kerjanya menghambat DNA-
dependent RNA polymerase dari mikobakeria dan mikroorganisme lain dengan
menekan mula terbentuknya rantai dalam sintesis RNA. Obat ini berdifusi baik
ke berbagai jaringan termaksud ke cairan otak. Luasnya distribusi ini tercermin
dari warna merah pada urin, tinja, sputum, air mata, dan keringat pasien.
Dieksresi melalui urin, empedu dan ASI. Efek sampingnya adalah ruam kulit,
demam, mual dan muntah. Rifampisin merupakan pemacu metabolism obat yang
cukup kuat, sehingga berbagai obat hipoglikemik oral, kortikosteroid dan
kontrasepsi oral akan berkurang efektifitasnya bila diberikan bersama rifampisin.
Pemberian PAS dengan rifampisin akan menghambat absorbs rifampisin.
- Etambutol
Sensitive untuk seluruh strain M.tuberkulosis termaksud yang sudah resisten
terhadap INH dan streptomisin.. etambutol akan menghambat sintesis metabolism
sel , sehingga kuman mati.etambutol tidak dapat menembus sawar otak tapi pada
meningitis tbc dapat dicapai kadar terapi utuh. Efek samping yang timbul neuritis
retrobulbar (gangguan pengelihatan bilateral berupa hilangnya kemampuan

16
membedakan warna, lapangan pengelihatan mengecil, dan skotoma
sentral/lateral). Manfaat utamanya adalah mencegah resistensi kuman tbc dan
menggantikan kedudukan PAS dalam terapi tbc.

- Streptomisin
Termaksud golongan aminoglikosida. Streptomisin in vitro bersifat bakteriostatik
dan bakteriosid. Obat ini bersifat neurotoksik dan ototoksik, sehingga dianjurkan
tidak diberi pada usia >65 tahun, kehamilan trimester pertama, selain itu dosisi
total tidak boleh melebihi 20 gram dalam 5 bulan terakhir kehamilan untuk
mencegah ketulian pada bayi.
- Pirazinamid
Merupakan analog nikotinamid, besifat tuberkulostatik. Efek samping yang sering
terjadi adalah kelainan hati (ikterus, mengambat ekskresi asam urat sehingga
menyebabkan penyakit pirai). Obat ini lebih aktif dalam suasana asam.
2. Obat lini-kedua
- Asam para aminosalisilat (PAS)
Bersifat bakteriostatik, mudah diserap melalui saluran cerna. Masa paru obat
sekitar satu jam. Diekskresi melalui ginjal, efek sampingnya mual dan gangguan
saluran cerna lainnya.
- Sikloserin
Merupakan antibiotic yang dihasilkan oleh Streptomyces orchidaceus. Secara in
vitro, obat ini mengahmbat pertumbuhan kuman tbc, dengan cara menghambat
sintesis diniding sel. Dapat menembus sawar otak. Efek samping yang timbul:
gangguan SSP (somnolen, sakit kepala, tremor, disartria, vertigo, dan gangguan
tingkah laku.
- Etionamid
Obat ini akan menghambat pertumbuhan M.tbc . efek sampingnya; anoreksia,
mual, muntah, hipotensi posturnal, depresi mental, rasa metalik.
- Amikasin dan Kanamisin
Termaksud antibiotic golongan aminoglikosida. Bersifat bakterisid dengan
menghambat sintesis protein bakteri.

17
- Kapreomisin
Merupakan suatu antituberkulosis polipeptida yang dihasilkan oleh Sterptomyces
sp. Obat ini terutama digunakan pada infeksi paru oleh M.tbc yang rsisten
terhadap antituberkulosis primer. Efek sampingnya neurotoksin dan otottoksin.7

b. Non-medica mentosa

Pada penyakit TBC dapat di terapi tanpa obat, yaitu dengan;

Berjemur matahari, karena kuman TB tidak tahan terhadap sinar ultraviolet


Tidak berbagi alat makan dengan orang lain (menghindari penularan)
Menggunakan masker ketika diperjalanan (profilaksis)

J. Komplikasi
Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi.
Komplikasi dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut.
- Komplikasi dini: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis, usus, poncets arthropathy
- Komplikasi lanjut: obstruksi jalan napas/SOPT (sindrom obstruksi pasca tuberculosis),
kerusakan parenkim berat, fibrosis paru, cor pulmonal, amiloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas/ARDS (sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB).2

K. Pencegahan
Pada satu dari uji klinis terkontrol terbesar yang pernah diadakan, diperlihatkan bahwa
pemberian isoniazid selama 1 tahun efektif untuk menurunkan insiden TB pada individu
yang tuberculin positif yang diduga terinfeksi M.tuberculosis. Dalam pemberian profilaksis
isoniazid, prioritas utama sebaiknya ditujukan terhadap pengobatan pasien dengan system
imun yang tertekan (imunosupresi) dan yang terinfeksi HIV, individu yang berkontak
dengan pasien tuberkulosa aktif melalui alat-alat rumaha tangga, dan individu yang
diketahui terinfeksi dalam tahun sebelumnya.
Vaksin BCG
Bacciile Calmette-Guerin (BCG), satu bentuk strain hidup basil TB (M.bovis) yang
dilemahkan adalah jenis vaksin yang paling banyak dipakai di berbagai Negara. Pada

18
vaksinasi BCG, organism ini disuntikkan ke kulit untuk membentuk focus primer yang
berdinding, berkapur dan berbatas tegas.vaksinasi dengan BCG biasanya menimbulkan
sensitifitas terhadap tes tuberculin. Derajat sensitifitas bervariasi, tergantung pada strain
BCG yang dipakai dan populasi yang divaksinasi. Vaksinasi BCG hanya memiliki tingkat
kefektifan 50% untuk mencegah semua bentuk TB.7

L. Prognosis
Prognosis dari penyakit tuberculosis umumnya baik. Namun juga ada kemungkinan fatal
pada pasien dengan TB milier atau pada TB yang sudah resisten dengan obat anti TBC.

Penutup

Tuberculosis paru adalah penyakit menular yang dapat menyerang semua usia. Penyakit
ini sulit didiagnosa karena terkadang asimptomatik. Untuk mendapatkan diagnosis pastinya
maka harus dilakukan pemeriksaan BTA dari sputum atau bilasan lambung, dapat juga dilakukan
pemeriksaan radiologi. Pengobatan untuk penyakit ini harus terus dilakukan dan tidak boleh
sistop karena akan menyebabkan kuman TB menjadi resisten.

19
Daftar Pustaka

1. Patel, Pradip R. Lecture Notes: Radiologi. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.39.
2. Sudoyo.W.Aru, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata Marcellus, Setiati Siti.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-5. Jilid III. Jakarta: InternaPublishing;
2009.h.2230-8.
3. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper. Harrison prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Edisi ketigabelas. Vol 2. Jakarta:EGC; 1999.h.799-808.
4. Anderson Sylvia, Price. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi
keenam. Vol 2. Jakarta: EGC;2006.h.852-61.
5. Gunawan Gan Sulistia, Nafrialdi, Setiabudy Rianto, Elysabeth. Farmakologi dan terapi.
Edisi kelima. Jakarta: FKUI; 2008.h.613-24.
6. Aditama TY, Chairil A.S, Herry B.W. Resistensi primer dan sekunder mikobakterium
tuberculosis. Cermin Dunia Kedokteran.1995 : 10:48-49.

20

Anda mungkin juga menyukai