BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya fungsi dan peranan masjid saat ini merupakan suatu
dan kemanusiaan, masjid merupakan salah satu wadah atau sarana untuk
tatanan saat ini yang begitu cepat seyogyanya harus memiliki sikap yang
dimanapun masjid didirikan, fungsi dan peran yang diembannya sama saja,
salat yang wajib maupun yang sunnah, orang akan merasa sudah puas
sejujurnya harus diakui kurang serasi dengan gerak laju pembangunan dan
kemajuan yang sangat cepat seperti sekarang ini, juga tidak serasi dengan
dimanfaatkan pula untuk pengajian anak-anak dan remaja, kaum ibu, atau
biasanya dilakukan sehabis salat atau ketika menunggu waktu salat tiba
yang dilakukan di serambi masjid, selain itu juga sebagai tempat utama
masjid ini selain dipakai salat jumat juga dapat menampung salat ied yang
dan dilakukan secara swadaya, Meski pada awal tujuan pendirian masjid
bahwa apa yang dilakukan oleh Rasulullah pada periode awal Islam tidak
terlepas dari fungsi masjid sebagai pembentuk peradaban umat Islam dan
oleh karena itu, secara fungsional sebagai tempat ibadah, secara eksistensial
sebagai lembaga dan pranata sosial Islam, masjid dapat dipandang sebagai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup lahir batin merupakan dakwah bil hal
untuk pembinaan umat Islam secara total untuk mencapai dua kebahagiaan
masjid juga dapat dijadikan sebagai barometer, kualitas jamaah yang ada di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
sebagai salah satu pusat pembinaan umat dari tahun 1970 2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pembinaan umat.
2. Manfaat Praktis
E. Tinjauan Pustaka
Islan non formal (Studi Kasus di Masjid Al Huda Weleri, Kendal. Hasil
baik pengajian rutin maupun pengajian remaja hanya berjalan begitu saja
secara lengkap.
Skripsi Slamet Fuad yang dibuat pada tahun 2009 yang berjudul
Kautsar sebagai media pendidikan Islam telah berjalan dengan baik. Hal
Jadi penelitian yang sudah dikaji di atas bahwa skripsi yang dibuat
melakukan pendidikan Islam yang non formal namun belum tertata secara
baik karena proses pendidikannya pun belum ada komponen yang terkait
pengajian rutin biasa saja bagi para remaja. Penelitian ini seharusnya perlu
adanya pembelajaran yang baik dan tertata khususnya bagi para remaja
berjalan secara baik, hal ini dapat dilihat juga dengan adanya pendidikan
dilakukan.
peneliti terdahulu di atas memang telah ada penelitian yang hampir sama
dengan penelitian yang akan penulis lakukan, akan tetapi ada perbedaan
yang mendasar, namun belum diteliti tentang fungsi masjid sebagai pusat
umat dan fungsi masjid. Dakwah adalah suatu ajakan atau seruan kepada
karena itu sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim yang akan
secara eksplisit oleh nabi Muhammad, oleh karena itu umat Islam
dan di akhirat.
tersebut tidak dicapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang
pekerti, perangai, tingkah laku baik terhadap Allah Swt, sesama manusia,
diri sendiri dan alam sekitar, yang dilakukan secara efisien dan efektif
Islam yang hidup dalam suatu jamaah pada suatu daerah tertentu, mereka
perkataan masjid berasal dari bahasa arab. Kata pokoknya sujadan, fiil
madinya sajada (ia sudah sujud), fiil sajada diberi awalan ma, sehingga
bahasa Indonesia. Bahwa hal ini salah, sudah tentu kesalahan umum
seperti ini dalam Indonesianisasi kata-kata asing sudah biasa, dalam ilmu
kebudayaan Islam. Dari tempat inilah, syiar keislaman yang meliputi aspek
dan semangat umat Islam menginginkan masjid bukan saja sebagai tempat
jika melihat sejarah Rasulullah Saw, fungsi masjid tidak hanya mencakup
wilayah ritual tetapi lebih pada fungsi masjid sebagai institusi masyarakat
yang mampu menjadi pusat kegiatan dan aktifitas yang berdimensi sosial
sarana peribadatan saja bagi jamaahnya namun masjid memiliki misi yang
penyambutan hari besar Islam dan tahun baru hijriyah, pembukaan dan
pengelolaan masjid dan seluruh anggota jamaah, untuk itu diperlukan data
secara teratur.
seperti bagi nelayan, perlu memelihara terumbu karang agar ikan tetap
perbankan, mencari modal dari luar negeri dan usaha lain yang halal.
F. Landasan Teori
1. Pengertian Dakwah
berikut :
mengajak atau menyeru orang lain masuk ke dalam sabilillah (jalan allah),
bukan untuk mengikuti dai atau bukan pula untuk mengikuti sekelompok
orang.
pertama dapat disebut tabligh, dan yang terakhir disebut dakwah bi al-
harakah atau dakwah dalam arti yang lebih luas. Dakwah Islam dapat
umat
kumpulan pengetahuan yang berasal dari ajaran dan pemikiran Islam yang
khairul ummah.
Oleh kerena itu, ilmu dakwah bisa juga dikatakan sebagai ilmu rekayasa
1. Objek material
(dalam Al Quran dan hadist), sejarah dan beradapan Islam (hasil ijtihat
dakwah adalah ajaran pokok Islam (Al Quran dan hadist) dan
2. Objek formal
Objek formal ilmu dakwah adalah mengkaji salah satu sisi objek
terdiri dari, mengajak dengan lisan dan tulisan (dakwah bi al-lisan dan al-
kegiatan dengan sumber daya dan waktu yang tersedia untuk mencapai
dihadapi. Dalam hal ini dapat dinyatakan ada beberapa model dakwah
tahapan ini kegiatan utamanya adalah dakwah bil lisan (tabligh) sebagai
dalam kepribadian madu, kemudian apa yang sudah diterima dan dicerna
dari tekanan kaum Quraisy. Hasilnya sangat signifikan, para elite dan
Islam secara komprehensip dalam realitas sosial. Tahap ini diawali dengan
informasi yang diterima dari Muaab ibn Umair maupun interaksi nabi
dengan jamaah haji peserta baiatul Aqabah. Dari strategi dakwah, hijrah
ke fitri. Tahap pelepasan dan kemandirian, pada tahap ini ummat dakwah
mandiri dan, karena itu, merupakan tahap pelepasan dan perpisahan secara
manajerial. Apa yang dilakukan Rasulullah Saw ketika haji wada dapat
Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang Jurnal Wardah: No. 23/ Th.
XXII/Desember 2011).
E. Jenis-Jenis Dakwah
3. Dakwah Fardiah
seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang
dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi
tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori
memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang
sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu
4. Dakwah Ammah
seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan
dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang
dakwah.
5. Dakwah bil-Lisan
dan obyek dakwah). Dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila
hadirin.
6. Dakwah bil-Haal
mengikuti jejak dan hal ikhwal si Dai (juru dakwah). Dakwah jenis ini
mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah. Pada saat
7. Dakwah bit-Tadwin
Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit
dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini
tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat.
Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para
syuhada.
2. Pembinaan Umat
dalam kehidupannya. Perubahan itu bisa ke arah lebih baik, bisa pula ke
yang berarti jika yang masuk itu sampah maka yang keluar adalah sampah
pula.
ada dan ditangani secara serius, sistematis dan terukur secara berjamaah .
Dua hal ini wajib adanya dalam sebuah masyarakat. Jika tidak dilakukan,
maka doa mereka tidak akan dikabulkan Allah, bahkan siksa dan bencana
dari berbagai sisi kehidupan pasti akan datang silih berganti. Karena hal
bagi umat manusia secara jelas, rinci dan diikuti contoh kebaikan yang
dihasilkan bila dalam sebuah mayarakat terdapat amar maruf nahi munkar
ahli kitab (kaum Yahudi dan Nasrani). Mereka beragama, tetapi tidak lagi
dan menghayati isi kitab suci dan sunnah-sunah nabi serta berpegang
teguh kepada keduanya. Jika kedua sumber hukum itu diamalkan niscaya
harus hidup terpimpin, dengan Imaam yang ditaati bersama. Itulah yang
sendiri, tidak ada pemimpin yang ditaati dan tidak ada ikatan aqidah dan
neraka.
kelompok yang melakukan seruan kepada kebaikan dan ada pula yang
walau masih berjarak dua bulan perjalanan. Itu semua karena Muslimin
berpecah-belah dalam sekat sekat golongan dan partai, maka tidak ada
lagi kewibawaan di mata umat lain. Maka Allah mengancam dengan azab
berseri. Mereka berada dalam rahmat dan kasih sayang Allah serta
dipaparkan dengan jelas. Allah tidak akan pernah berlaku zalim kepada
hamba-Nya. Semua yang ada di langit dan bumi adalah milik Allah dan
jawabkan di hadapan-Nya.
umat dengan selalu menegakkan amar maruf dan nahi munkar. Jika itu
dilakukan dengan baik seperti telah diterangkan di atas, maka pasti akan
terwujud umat yang terbaik. Bahkan kaum non-muslim pun pasti akan
wahai mukmin (umat Islam) jangan seperti mereka yang fasik itu. Allah
akan membahayakan kamu, karena kamu dalam keadaan kuat. Jika mereka
akan datang silih berganti, dan kehidupan mereka akan diliputi kehinaan
G. Metode Penelitian
merupakan proses dalam mengkaji dan menganalisis secara kritis tentang apa
dikaji dalam penelitian baik itu berupa sumber benda, sumber tulisan maupun
yang mengetahui ada tidaknya pelaku yang lain untuk diwawancara (Priyadi.
2014:90).
mencari data yang valid dan dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian.
(keabsahan) sumber dan kritik intern yang menilai apakah sumber itu
Tujuan dari kegiatan ini ialah bahwa setelah peneliti berhasil mengumpulkan
disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (eksteren) sumber ataupun
kepada narasumber terkait dengan Masjid Agung Baitussalam dalam hal ini
ditarik kesimpulan sehingga nanti data yang diperoleh berupa dokumen asli.
dijadikan sebagai objek wawancara ini dapat dipercaya maupun tidak dalam
sastra (Priyadi, 2011: 88-89). Dalam penelitian ini, peneliti meneliti fakta-
fakta yang terdapat pada sumber sejarah yang telah terkumpul dan sudah
Dalam hal ini penulis dapat mengungkapkan kembali dari data yang
mencari fakta dari wawancara I dan wawancara II supaya data tersebut dapat
dirangkai menjadi satu kesatuan yang padau terkait penelitian yang dilakukan
kronologis peristiwa. Aspek ini sangat penting karena arah peneliti adalah
dari hasil penelitian sesuai dengan fakta yang disampaikan oleh narasumber
sehingga penulis juga mencatat hasil wawancara dari awal sampai akhir
H. Sistematika Penelitian
bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal memuat judul,
BAB I :
PURWOKERTO.
1. Fungsi Masjid
2. Letak Geografis
Purwokerto
1. Segi Aqidah
2. Segi Ekonomi
3. Segi Kecerdasan
4. Segi Kepemimpinan
5. Segi Fisik
1. Tempat Beribadah
1. Faktor Pendukung
2. Faktor Penghambat
BAB V: PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN