Anda di halaman 1dari 8

PENDIDIKAN KESEHATAN

HIPERPLASIA ENDOMETRIUM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9 :

1. Sariwati
2. Sendra Sumardi Sastro
3. Siti Khadijah

AKADEMI KEPERAWATAN KALTARA TARAKAN


TAHUN AJARAN 2012/2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hiperplasia Endometrium

Waktu : 20 menit

Tempat : Lokal C Tingkat II, Akper Kaltara

Hari/ Tanggal : Senin, Mei 2014

Sasaran : Tingkat II Lokal C

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU) :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien mampu memahami

tentang Hiperplasia Endometrium

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

Setelah dilakukan tindakan penyuluhan mahasiswa/siswi mampu untuk :

Mahasiswa memahami pengertian dari Hiperplasia Endometrium

Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari Hiperplasia Endometrium

Mahasiswa mengerti penyebab dari Hiperplasia Endometrium.

Mahasiswa mengerti cara pengobatan Hiperplasia Endometrium.

Mahasiswa mengetahui bagaimana cara pencegahan Hiperplasia

Endometrium

III. Materi : terlampir


IV. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Metode :

Ceramah

Tanya jawab

Demonstrasi

V. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan penyuluhan Waktu Kegiatan perseta

1 Memberi salam 5 menit Menjawab salam

Menyampaikan pokok Menyimak

bahasan

Menyampaikan tujuan

2 Kegiatan inti 10 Menit Menyimak

Menjelskan Bertanya

pengertian dari Memperhatikan

Hiperplasia

Endometrium

Menjelaskan tanda dan

gejala dari Hiperplasia

Endometrium

Menjelaskan penyebab

dari Hiperplasia
Endometrium.

Menjelaskan cara

pengobatan

Hiperplasia

Endometrium.

Menjelaskan

bagaimana cara

pencegahan

Hiperplasia

Endometrium

3 Penutup 5 menit Memperhatikan

Menjawab salam penutup


Evaluasi
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN

Hiperplasia Endometrium adalah suatu kondisi di mana lapisan dalam rahim

(endometrium) tumbuh secara berlebihan. Kondisi ini merupakan proses yang

jinak (benign), tetapi pada beberapa kasus (hiperplasia tipe atipik) dapat

menjadi kanker rahim.

B. PENYEBAB

Hiperplasia endometrium biasa terjadi akibat rangsangan / stimulasi hormon

estrogen yang tidak diimbangi oleh progesteron. Pada masa remaja dan

beberapa tahun sebelum menopause sering terjadi siklus yang tidak

berovulasi sehingga pada masa ini estrogen tidak diimbangi oleh progesteron

dan terjadilah hiperplasia. Kejadian ini juga sering terjadi pada ovarium

polikistik yang ditandai dengan kurangnya kesuburan (sulit hamil).

C. TANDA DAN GEJALA

1) Karena hiperplasia endometrium dan karsinoma endometrium

mempunyai gejala perdarahan abnormal maka dapat dilakukan

anamnesis yang mengarah kepada keganasan untuk menyingkirkan

diagnosis karsinoma endometrium. Biasanya pada tipe hyperplasia

tanpa atipia bersifat asimtomatik. Selain itu dapat juga ditemukan

gejala perdarahan setelah menopause, vaginal discharge, kram pada

abdominal bawah.
2) Siklus menstruasi tak teratur,

3) Amenore ataupun menstruasi terus-menerus dan banyak.

4) Sering mengalami plek / sering menemukan noda-noda darah di

pakaian dalam

5) Sakit kepala, mudah lelah serta tidak bergairah saat beraktivitas

6) Anemia berat.

7) Dampak berkelanjutannya adalah bisa mengalami kesulitan hamil

terserang anemia. Hubungan suami-istri pun terganggu karena

biasanya terjadi perdarahan yang cukup parah.

D. PENCEGAHAN

Harus diambil langkah untuk menurunkan resiko hiperplasia endometrium :

1) Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai dengan

pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium.

2) Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi

progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan.

Tderapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi.

3) Rubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan.


E. PENGOBATAN

Terapi atau pengobatan bagi penderita hiperplasia, antara lain sebagai berikut:

1) kuratase selain untuk menegakkan diagnosa sekaligus sebagai terapi

untuk menghentikan perdarahan.

2) Selanjutnya adalah terapi progesteron untuk menyeimbangkan kadar

hormon di dalam tubuh. Namun perlu diketahui kemungkinan efek

samping yang bisa terjadi, diantaranya mual, muntah, pusing, dan

sebagainya. Rata-rata dengan pengobatan hormonal sekitar 3-4 bulan,

gangguan penebalan dinding rahim sudah bisa diatasi.

3) Jika pengobatan hormonal yang dijalani tak juga menghasilkan

perbaikan, biasanya akan diganti dengan obat-obatan lain. Tanda

kesembuhan penyakit hiperplasia endometrium yaitu siklus haid kembali

normal. Jika sudah dinyatakan sembuh, ibu sudah bisa mempersiapkan

diri untuk kembali menjalani kehamilan. Namun alangkah baiknya jika

terlebih dahulu memeriksakan diri pada dokter. Terutama pemeriksaan

bagaimana fungsi endometrium, apakah salurannya baik, apakah

memiliki sel telur dan sebagainya.

4) Khusus bagi penderita hiperplasia kategori atipik, jika memang terdeteksi

ada kanker, maka jalan satu-satunya adalah menjalani operasi

pengangkatan rahim. Penyakit hiperplasia endometrium cukup

merupakan momok bagi kaum perempuan dan kasus seperti ini cukup

dibilang kasus yang sering terjadi, maka dari itu akan lebih baik jika bisa

dilakukan pencegahan yang efektif.


DAFTAR PUSTAKA

Branson Kathleen H. Gangguan Reproduksi Wanita. Dalam: Sylvia A. Price,


Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

Volume Edisi 6. Jakarta: EGC; 2006: 1292-93

Prajitno Raden P. Endometriosis. Dalam: Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2008: 314-16

Ganong W.F. 1992. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Wiknjosastro H. 1997. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.


Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai