Anda di halaman 1dari 3

BAGIAN 1

ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN


PENGAWASAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

1.1. Pengertian Peraturan Perundang-Undangan


Peraturan adalah suatu ketentuan yang mengatur tentang kaidah hukum atau norma
hukum yang berupa perintah atau larangan yang dikeluarkan oleh suatu
lembaga atau badan yang berhak membuatnya. Badan ini bisa swasta bisa
pula negara atau pemerintah, semua ketentuan tersebut mengikat dan harus
ditaati.
Undang-undang adalah suatu ketentuan yang berisikan perintah atau larangan yang
dibuat oleh badan negara atau pemerintah dan harus ditaati dan kalau dilanggar
akan menimbulkan akibat hukum atau sanksi hukum.

Peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan negara atau pemerintah, disebut sebagai
Peraturan Perundang-undangan. Semua peraturan yang dikeluarkan badan negara harus
dibuat secara tertulis dan harus diberitahukan kepada masyarakat, melalui Lembaran
Negara (LN) atau Berita Negara (BN). Dalam Lembaran Negara dimuat tentang
pengumuman Undang-undang dan Peraturan Pemerintah sedangkan Berita Negara dimuat
hal-hal lain yang diserahkan oleh Undang-undang atau Peraturan Pemerintah pada alat
perlengkapan lain mengenai hal-hal yang harus dan dianggap perlu atau berguna untuk
disiarkan.

Dan pada saat undang-undang itu dilembar negarakan (diundangkan), maka undang-
undang itu harus dianggap telah diketahui oleh masyarakat dan masyarakat harus dianggap
menerimanya sebagai suatu perilaku baru, oleh karena itu harus ditaati tanpa kecuali.
Disamping peraturan atau undang-undang yang tertulis ada pula yang tidak tertulis (yaitu
hukum adat) yaitu yang berupa kaidah hukum atau norma-norma dan kebiasaan yang
timbul di dalam masyarakat, yang penyampaiannya atau pemberitahuannya berlangsung
dalam bentuk perilaku warga masyarakat lewat jalur institusi-institusi hukum adat serta
putusan-putusan hakim (yurisprudensi).

1.2. Hirarki (Tata Urutan) Peraturan Perundang-Undangan.


(UU No 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, pasal 7)

Hirarchi atau tata urutan peraturan perundang-undangan di negara kita adalah sebagai
berikut :

Buku pangan fkm 2010 1


1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Ketetapan MPR (Tap MPR)
3. Undang-Undang (UU)
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah (PP)
6. Peraturan Presiden (Keputusan Presiden/Kepres)
7. Peraturan Menteri (Keputusan Menteri/Intruksi Menteri)
8. Peraturan Daerah (Perda)

1.3. Organisasi dan Kelembagaan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan.

Luasnya permasalahan pangan yang harus diawasi sesuai dengan konsep from farm to
the table, yang melibatkan berbagai organisasi kelembagaan pemerintah sesuai dengan
bidang tugas dan kewenangannya masing-masing diantaranya :

1. Departemen Pertanian: Pengawasan terhadap Produksi bahan mentah, dan bahan


penolong (meliputi GAP/GFP), Penanganan bahan mentah (meliputi GHP/HACCP)
2. Badan Pom : pengolahan (meliputi GMP/HACCP), distribusi (meliputi GDP/GTP),
konsumen (meliputi GCP/HACCP), pemasaran (meliputi GRP)
3. Pemerintah Daerah : Pengolahan ( meliputi GMP/HACCP)
4. Departemen Kesehatan : Konsumen (meliputi GCP/HACCP)
Dalam skema dapat digambarkan sbb :

Pedoman cara budidaya yang baik ditetapkan oleh Menteri terkait dengan Pertanian,
perikanan atau kehutanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan masing-masing.
Pedoman cara produksi pangan olahan yang baik untuk pangan olahan ditetapkan oleh
Kepala Badan POM.

Buku pangan fkm 2010 2


Pedoman cara distribusi pangan yang baik ditetapkan oleh Menteri terkait dengan
bidang perindustrian, pertanian atau perikanan sesuai dengan bidang tugas dan kewenangan
masing-masing.
Pedoman cara produksi pangan siap saji yang baik ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian, perikanan, kehutanan, perindustrian,
kesehatan atau Kepala Badan berwenang mewajibkan penerapan standar atau
persyaratan lain yang berkenan dengan sistem jaminan mutu sesuai dengan bidang tugas
masing-masing.
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pertanian atau perikanan sesuai dengan bidang
tugas dan kewenangan masing-masing berwenang menetapkan jenis pangan segar yang
wajib diuji secara laboratoris sebelum diedarkan. Penguiian secara laboratories,
dilakukan di laboratorium pemerintah atau laboratorium lain yang telah diakeditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional atau Lembaga Akreditasi lainnya yang diakui oleh Komite
Akreditasi Nasional
Kepala badan yang bertanggung jawab di bidang standardisasi nasional menetapkan
standar mutu pangan yang dinyatakan sebagai Standar Nasional Indonesia sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Gubernur atau Bupati/Walikota berwenang melakukan pemeriksaan dalam hal tetdapat
dugaan terjadinya pelanggaran hukum di bidang pangan segar.
Kepala Badan berwenang melakukan pemeriksaan dalam hal terdapat dugaan terjadinya
pelangaran hukum di bidang pangan olahan.
Bupati/walikota berwenang melakukan pemeriksaan dalam hal terdapat dugaan ierjadinya
pelanggaran hukum di bidang pangan siap saji dan pangan olahan hasil industri rumah
tangga.
Disamping berbagai lembaga yang terkait secara langsung dalam proses pengolahan pangan,
masih ada beberapa lembaga/departemen yang dirasakan perlu berfungsi dalam rantai system
pengawasan pangan ini seperti : Lingkungan hidup yaitu pada peristiwa pencemaran air yang
disebabkan oleh limbah industri, rumah sakit dan lain sebagainya, demikian juga lembaga
kehutanan dimana pada kawasan kehutanan banyak tumbuhan yang mengandung racun alami.

Buku pangan fkm 2010 3

Anda mungkin juga menyukai