Anda di halaman 1dari 3

BAGIAN IV

MEKANIKA KUANTUM
DUNIA MIKRO YANG DINAMIS
Pada (QS Yunus [10]:61)

Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat Al-Quran, dan kamu
tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu
melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar Zarrah (atom) di bumi
ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan (semua
tercatat) dalam Kitab yang nyata.

Pada (QS Saba[34]:3)

Dan orang-orang yang kafir berkata, Hari Berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.
Katakanlah, Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, sungguh Kiamat itu pasti
datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sebesar Zarrah pun yang ada di langit dan
yang ada di bumi, dan tidak ada uang lebih kecil dan yang lebih besar daripada itu, melainkan tersebut
dalam Kitab yang nyata.

Al-Quran menggunakan kata Zarrah untuk sesuatu yang paling kecil, dan makna lazim dari
kata ini adalah semut kecil atau partikel debu kecil. Karena kata Zarrah dikaitkan dengan objek kecil
dan paling kecil, sedangkan pengertian secara umum tentang objek terkecil merujuk pada atom,
Zarrah sering diartikan sebagai atom. Orang mencatat ide atom pertama kali dikemukakan oleh
Democritus, sebagai bagian terkecil dari suatu materi dan tidak dapat dibagi lagi, atomos.

Mengapa Zarrah atau atom Islam, sebut saja demikian, dikaitkan dengan aktivitas manusia
seperti membaca Al-Quran, sebagaimana kandungan Surah Yunus (61), atau Kiama, Hari Berbangkit,
dan hal yang gaib, sebagaimana telah disebutkan dalam Surah Saba(34)? Apakah atom Islam atau
selanjutnya sebut atom saja (atom menurut Islam) mempunyai sifat aktif? Sifat aktif seperti apakah?
Mengapa atom dapat dikaitkan dengan Kiamat, Hari kebangkitan, dan hal gaib? Kiamat selalu
dipahami sebagai kehancuran dan akhir kehidupan, Hari Berbangkitan kebalikan dari Kiamat,
sedangkan hal gaib sebagai ketiadaan dan kekosongan.
Dari mana kita harus memulai kajian atom? Entahlah. Kita tunda dulu pertanyaan-pertanyaan
tersebut dan beralih sebentar pada gagasan dasar dan seluk-beluk mekanika kuantum sebagai
kerangkan teori mutakhir bagi atom sekaligus teori yang meruntuhkan fondasi mekanika Newtonian.

Kelahiran teori kuantum merupakan kelahiran caecar yang dipicu oleh munculnya distribusi
radiasi benda hitam yang tidak dapat dijelaskan oleh materi mekanika Newtonian maupun gelombang
elektromagnetik Maxwell. Kita ulang dulu pengertian atau sifat dasar materi dan gelombang. Materi
terukur dalam ruang, artinya batas antara materi dan ruang sekitarnya sangat jelas, sedangkan
gelombang tersebar di dalam ruang dan batas antara ruang terisi gelombang dan tidak sangat kabur.

Dalam ungkapan lain, materi bersifat diskrit dan geraknya melompat-lompat, sedangkan
gelombang kontinu dan merambat.

Fenomena yang dapat dialami oleh materi adalah khas materi, tidak akan pernah terjadi
gelombang, sebaliknya fenomena gelombang hanya dapat terjadi pada gelombang. Materi mengalami
tumbukan, sedangkan gelombang mengalami interferensi dan difraksi.

Semua fenomena fisika yang dikenal dapat dijelaskan dengan baik menggunakan dua makhluk
materi gelombang ini. Pada akhir abad ke-19, para ahli fisika memperoleh distribusi energi radiasi
benda hitam dan ternyata tidak dapat dijelaskan dengan menggunakan konsep materi dan gelombang
yang ada. Fisika mengalami kebuntuan dan krisis.

Masalah baru teratasi setelah Max Planck, ahli fisika Jerman, memperkenalkan paket(kuanta)
energi bagi gelombang di dalam rongga benda hitam. Gelombang elektromagnetik yang
direpresentasikan sebagai osilator hanya dapat menyerap dan melepaskan energi sebesar h dan
kelipatan bulatnya.

Meskipun ide aneh paket ini berhasil gemilang, Planck sendiri masih tidak yakin bahwa idenya
sungguh-sungguh benar sehingga dai terus mencari gagasan dan penjelasan yang sesuai dengan teori
yang telah mapan. Ketika Planck belum menemukan jawaban yang diharapkan, Einstein mengadopsi
dan mempertajam gagasan paket gelombang dengan menyatakan bahwa cahaya terpaket adalah
partikel. Jelas, ide ini lebih nekat dan berani karena melawan paham mapan bahwa partikel adalah
partikel dan gelombang adalah gelombang, keduanya terpisah dan tidak dapat dijelaskan oleh
mekanika Newtonian dan elektromagnetisme Maxwellian.

Seperti ingin menambah kualitas kenekatan dan tidak mau kalah dari Planck dan Einstein, A.H.
Compton mengajukan ide lebih tajam dengan menyatakan bahwa sebagai partikel, cahaya dengan
paket energi h mempunyai momentum p.
Mengapa ide ini aneh? Jawabannya, selama ini momentum hanya dikaitkan dengan partikel
bermasa m dan bergerak dengan kecepatan v tertentu, p=mv. Karena cahaya tidak bermasa,
momentum cahaya nol, atau tidak relevan berbicara momentum bagi cahaya. Gagasan Compton ini
juga berhasil dengan gemilang menjelaskan hamburan cahaya oleh atom yang kemudian dikenal
dengan efek Compton.

Gelombang mempunyai sifat partikel, demikian ide dasar Planck, Einstein, dan Compton yang
menyalahi pakem fisika. Saat itu ada mahasiswa doktoral yang memandang gagasan ketiga ahli fisika
ini belum lengkap. Belum lengkap? Apa maksudnya? Mereka baru mengidentifikasi dan mengusulkan
sifat partikel gelombang. Prinsip simetri, kesetimbangan, atau keadilan mestinya juga mengizinkan
sifat sebaliknya, yakni materi bersifat gelombang, bukan hanya gelombang bersifat materi. Namun,
sayangnya, tidak ada eksperimen yang memerlukan penjelasan dengan gagasan ini. Akhirnya, tanpa
menunggu adanya eksperimen, mahasiswa Louis de Broglie dengan berani mengajukan ide ini
disertainya. Partikel dengan massa tertentu sedang bergerak dengan mempunyai momentum p maka,
menurut de Broglie, partikel mempunyai panjang gelombang =h/p.

Mungkin, karena ide spekulatif ini tidak berangkatkan dari kebutuhan penjelasan hasil
eksperimen, dewan penguji disertasi sempat kesulitan menyikapi ide de Broglie dan minta waktu sela
untuk berdiskusi dan mengundang Einstein. Setelah berdiskusi dan mendapat persetujuan Einstein,
ide partikel bersifat gelombang de Broglie diterima dan dia dinyatakan lulus sebagai doktor fisika teori.

Versi Hubungan
Newton, Maxwell Materi >< Gelombang
Planck, Einstein, Compton Materi Gelombang Dualisme
de Broglie Materi Gelombang Materi Gelombang

Gagasan de Broglie ini menghasilkan konsep dualisme materi-gelombang, materi dapat bersifat
sebagai gelombang sekaligus dapat bersifat sebagai materi. Gagasan ini menjadi mapan setelah pada
1925 di Bell Telephone Laboratories Amerika, CJ Davisson dan C.H. Kunsman kemudian Davission dan

Anda mungkin juga menyukai