PENDAHULUAN
Instalasi gawat darurat merupakan suatu unit di rumah sakit yang memiliki tim kerja
dengan kemampuan khusus dan peralatan yang lengkap serta memadai untuk memberikan
pelayanan kepada pasien gawat darurat dalam upaya penanggulangan pasien gawat darurat yang
terorganisir.
RSUD dr. Achmad Darwis mulai dioperasionalkan sejak Tahun 1986. Pada awalnya
RSUD Suliki berdasarkan SK Menkes RI No. 1183 Tahun 1994 ditetapkan sebagai Rumah
Sakit tipe D. RSUD Dr. Achmad Darwis telah diresmikan namanya tanggal 18 Maret 2013
menjadi RSUD dr ACHMAD DARWIS berdasarkan Perda No. 4 tahun 2012, dan efektif
dipakai tahun 2013.
Pada tahun 2011 telah terakreditasi dengan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit No :
KARS-SERT/73/IX/2011 tanggal 14 September 2011 dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dengan status lulus tingkat dasar yang berlaku dari tanggal 14 september 2011 s/d 14
Serptember 2014 sebagai pengakuan bahwa RSUD dr. Achmad Darwis telah memenuhi standar
pelayanan Rumah Sakit yang meliputi: Pelayanan Administrasi dan Manajemen, Pelayanan
Medis, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Kepertawatan dan Rekam Medis. Selain
Akreditasi RSUD Dr. Achmad Darwis telah menjadi tipe C berdasarkan Surat Keputusan
Kementerian Kesehatan No : HK 03.05/I/2233/12 tanggal 29 Oktober 2012, dengan kapasitas
101 tempat tidur. RSUD dr. Achmad Darwis telah memiliki Izin Operasional dengan Surat
Keputusan Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu dengan nomor :
001/OPR/BPMPPT-LK/2016 tanggal 8 April 2016.
Seiring dengan perubahan manajemen keuangan negara, di mana salah satu perubahan
yang paling menonjol adalah pergeseran dari penganggaran tradisional ke penganggaran
berbasis kinerja (mewiraswastakan pemerintah), yang artinya sebuah paradigma yang memberi
arah yang tepat bagi keuangan pada sektor publik. Menyikapi hal tersebut maka pada sejak
tahun 2013 RSUD dr. Achmad Darwis telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status BLUD Penuh (Keputusan Bupati Kabupaten
Lima Puluh Kota Nomor: 498 Tahun 2013 tanggal 24 September 2013). Seiring tuntutan waktu
dan perkembangan rumah sakit kedepan, pada tahun 2014 RSUD dr. Achmad Darwis sudah
menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD yang bertujuan untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kepada masyarakat.
a. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan yang dilakukan meliputi : pelayanan medis, pelayanan
spesialistik, keperawatan, penunjang medik, pelayanan farmasi, pelayanan gizi,
pelayanan rekam medis.
Kegiatan pelayanan RSUD dr. Achmad Darwis antara lain :
1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen.
2. Pelayanan Medis dan Keperawatan.
a. Pelayanan Rawat Jalan.
b. Pelayanan Rawat Inap.
c. Pelayanan Gawat Darurat.
d. Pelayanan/Tindakan Operasi Kecil s.d Operasi Besar.
e. Pelayanan ICU.
3. Pelayanan Penunjang Medik.
a. Pelayanan Radiologi.
b. Pelayanan Laboratorium.
c. Pelayanan Farmasi/obat obatan dan bahan habis pakai alat kesehatan.
d. Pelayanan Gizi/ Konsultasi gizi.
e. Pelayanan Rehabilitasi Medik/Fisioterapi.
f. Pelayanan Kamar Jenazah.
g. Pelayanan IPSRS.
4. Pelayanan Khusus
a. Unit Transfusi dan donor darah (UTDRS)
b. General Check Up.
c. EKG.
8. Dokter spesialis yang tetap di RSUD dr. Achmad Darwis saat ini adalah :
No Dokter Spesialis Jumlah
1 Spesialis Bedah 2 orang
JUMLAH 15 orang
Di samping itu juga terdapat beberapa Dokter Spesialis, status IKS/ dokter tamu
dengan RSUD dr. Achmad Darwis antara lain :
No Dokter Spesialis Jumlah
1 Spesialis Anak 2 orang
JUMLAH 5 orang
1.1 VISI
Visi RSUD dr. Achmad Darwis dirumuskan sebagai berikut:
Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang menjadi pilihan pertama masyarakat
Kabupaten Lima Puluh Kota dan sekitarnya.
1.3 MOTTO
Motto RSUD dr. Achmad Darwis adalah sebagai berikut :
Melayani dengan sepenuh hati.
1.4 FALSAFAH
Falsafah RSUD dr. Achmad Darwis adalah sebagai berikut :
1. Terwujud, artinya terlaksana atau tercipta pelayanan rumah sakit yang cepat, tepat dan
memuaskan bagi masyarakat.
2. Menjadikan RSUD dr. Achmad Darwis pilihan utama masyarakat Kabupaten Lima
Puluh Kota dan sekitarnya.
3. Dengan memberikan Pelayanan kesehatan kepada masyarakat , artinya pelayanan
medis, pelayanan keperawatan, pelayanan penunjang medis dan pelayanan umum
lainnya di rumah sakit.
1.5 NILAI-NILAI
Nilai-nilai dasar rumah sakit, memuat:
a. kejujuran
b. kerendahan hati
c. kesediaan melayani
d. keadilan
1.6 TUJUAN
Berdasarkan visi dan misi maka ditetapkanlah tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
oleh RSUD dr. Achmad Darwis. Tujuan yang akan dicapai oleh RSUD dr. Achmad Darwis
adalah agar:
1. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang profesional, dapat dipercaya dalam arti
dapat dipertanggung jawabkan dan penuh kasih sayang dalam rangka meningkatkan
kepuasan masyarakat.
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga medis, paramedic dan penunjang lainnya
dalam rangka mewujudkan layanan yang tepat dan berkualitas.
3. Terwujudnya jumlah dan kualitas serta utisasi sarana prasarana yang optimal dalam
rangka mencapai layanan kesehatan yang berkualitas.
4. Terselenggaranya manajemen pengelolaan rumah sakit yang berkualitas dalam
rangka mencapai layanan yang cepat, tepat dan memuaskan.
5. Terselenggaranya peningkatan kemitraan rumah sakit dalam pengelolaan dan
pelayanan kesehatan dalam rangka peningkatan pemanfaatan layanan dan
peningkatan mutu serta profesionalis pelayanan.
Dari tujuan yang telah dirumuskan maka ditetapkan sasaran-sasaran yang hendak
dicapai oleh RSUD dr. Achmad Darwis. Sasaran tersebut adalah :
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM).
2. Meningkatnya kuantitas dan utilitas sarana dan prasarana.
3. Meningkatnya kapabilitas sistem manajemen dalam pengelolaan rumah sakit secara
keseluruhan berbasis Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) secara teknologi
terkini.
4. Meningkatnya pelaksanaan Akreditasi rumah sakit versi 2012.
5. Meningkatnya rujukan dalam pemanfaatan layanan Rumah Sakit melalui jejaring
puskesmas dan lainnya.
Tujuan strategis yang ingin dicapai oleh RSUD dr. Achmad Darwis adalah :
Tercapainya peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan
masyarakat melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, prima dan komprihensif yang
ditunjang dengan tenaga yang profesional, produktif, berkomitmen tinggi serta manajemen
yang efektif dan mandiri.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD dr. ACHMAD DARWIS
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7 tahun 2013 Tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7 tahun 2008
Tentang Pembentukan Organiasai dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Teknis Lainnya, RSUD dr.
Achmad Darwis memilik Tugas dan Fungsi sebagai berikut :
Tugas :
Membantu Bupati dalam penyelenggaraan upaya kesehatan secara berdayaguna dan
berhasil guna, dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Pelayanan medis, asuhan keperawatan, penunjang medis dan non medis dan rujukan;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan ruang lingkup bidang
tugasnya.
Struktur Organisasi :
Susunan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Achmad Darwis terdiri dari :
a. Direktur;
b. Sekretaris terdiri dari :
1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2). Sub Bagian Keuangan;
3). Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
c. Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Logistik terdiri dari :
1). Kepala Seksi Sarana dan Prasarana;
2). Kepala Seksi Logistik.
d. Kepala Bidang Pelayanan Penunjang dan Promosi Rumah Sakit terdiri dari :
1). Kepala Seksi Pelayanan Penunjang;
2). Kepala Seksi Promosi dan Pengembangan Rumah Sakit.
e. Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan terdiri dari :
1). Kepala Seksi Pelayanan Medis;
2). Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan.
f. Kelompok Jabatan Fungsional.
g. Satuan Pemeriksa Internal.
Bagan Struktur Organisasi RSUD dr. Achmad Darwis berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7
tahun 2013 terlihat pada gambar berikut :
1. Direktur.
Direktur mempunyai tugas pokok Memimpin, Menyusun Kebijakan, Mengkoordinasikan
dan Mengawasi pelaksanaan tugas pelayanan RSUD sesuai dengan ketentuan perundang
undangan yang berlaku.
2. Sekretaris
Kepala Instalasi
Dokter Jaga
A. KEPALA INSTALASI
Identitas Jabatan
Fungsi Jabatan
Membantu Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan dalam hal menyusun dan
melaksanakan kegiatan operasional Unit IGD dan melaksanakan kebijakan Kabid Pelayanan
Medis dan Keperawatan serta memberikan saran dan masukan di Unit IGD untuk mendukung
tercapainya sasaran kinerja, nilai tambah dan pertumbuhan rumah sakit.
Uraian Jabatan
o Perencanaan
o Operasional
No Uraian Tolok Ukur Kinerja
Sesuai dengan SPO dan keluhan
1 Mengelola pelayanan di Unit
pasien
2 Melakukan pembinaan SDM di Unit Tercapainya target kinerja SDM
o Kewenangan
No Uraian
1 Mengusulkan kebutuhan SDM
2 Melakukan penilaian kinerja SDM di Unit
3 Mengusulkan reward and punishment
4 Mengajukan usulan kenaikan golongan dan kenaikan berkala SDM di Unit
5 Mengelola anggaran eksploitasi di Unit
6 Mengajukan usulan program pengembangan SDM kepada Kabid Pelayanan
o Spesifikasi Jabatan
No Uraian
1 Kompetensi Managerial : Kepemimpinan, komunikasi dan networking,
entrepreneurship, perencanaan dan penanganan tugas, inovatif dan kreatif, integritas,
manajemen strategik, manajemen sdm, manajemen keuangan, manajemen pemasaran,
bahasa inggris pasif dan aktif, mengikuti pelatihan manajemen mutu
2 Kompetensi Teknis :
Memahami secara umum pelayanan medis
Memahami secara umum pelayanan gawat darurat
Memahami secara umum disaster plan
Memahami secara umum pelayanan ambulans
3 Pendidikan Formal Minimal : S1 (Dokter Umum
4 Pengalaman jabatan dan prestasi kerja sebelumnya:
Prestasi Kerja : minimal BAIK selama 2 tahun terakhir, sesuai dengan Sistem
penilaian Karya (SPK) yang berlaku
5 Pelatihan yang dijalani :
Pelatihan pelayanan prima
Pelatihan keselamatan pasien
PEDOMAN PENGORGANISASIAN IGD RSUD dr. ACHMAD DARWIS 19
Pelatihan akreditasi rumah sakit
Pelatihan gawat darurat (ATLS, ACLS, dll)
Pelatihan Disater plan
B. KEPALA RUANGAN
Kepala ruangan adalah : Seseorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruangan
1. Kualifikasi Tenaga
1) Pendidikan : - Sarjana Keperawatan
-D III Keperawatan
2. Tanggung Jawab
3. Wewenang
1) Meminta informasi dan pengarahan dari atasan
2) Member petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf perawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga kperawatan,
peralatan dan mutu asuhan keperawatan di ruangan rawat.
4) Menandatangani surat dan dokumen yang di tetapkan menjadi wewenang Kepala
Ruangan.
4. Uraian Tugas :
1) Melaksanakan Perencanaan meliputi :
a. Menyusun rencana kepala ruangan
b. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruangan
rawat yang bersangkutan
c. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala instalasi
2) Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan meliputi :
a. Mengatur dan mengkordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat,
melalui kerja sama dengan petugas lain yang bekerja di ruangan rawat.
b. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lainnya,
sesuai kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku.
c. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawat baru atau tenaga lain
yang akan bekerja di ruang rawat.
d. Member pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawat untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai dengan ketentuan/ standart.
e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dengan cara bekerja sama dengan berbagai
fihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
f. Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana keperawatan, tenaga lain
yang berada di ruang wilayahhhh tanggung jawab.
g. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keprawatan antara lain
pertemuan ilmiah
h. Mengenal jenis dan kegunaan barang/ peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai dengan kebutuhan klien agar tercapai pelayanan yang
optimal.
i. Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain yang
dibutuhkan di ruang rawat.
j. Mengatur , dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat kesehatan agar selalu
dalam siap pakai.
k. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventaris pralatan
l. Melaksanakan program orintasi dan membimbing kepada mahasiswa
keperawatan yang menggunakan ruang rawat sebagai lahan praktek.
Tanggung Jawab
Uraian Tugas
D. Ketua Tim
Ketua tim adalah : Seseorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruangan yang bertanggung jawab kepada Kepala ruangan
2. Tanggung Jawab
dalam tahap1, yaitu pengkajian perawat Ketua tim berfungsi sebagai pengumpul data-data tentang
kesehatan klien.
Implementasi,
Tugas sebagai pengorganisasian, meliputi :
a. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
b) Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
c) Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
d) Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim kesehatan lain
e) Mengatur waktu istirahat anggota tim
f) Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim
g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
Evaluasi:
Dalam tugas sebagai evaluasi, mempunyai Fungsi sebagai pengendalian, meliputi :
a) Mengevaluasi asuhan keperawatan
1. Identitas Jabatan
2) Lokasi : IGD
2. Fungsi Jabatan
Membantu kepala Unit IGD dalam mengkoordinasi, memberikan dan menjaga kualitas
pelayanan asuhan medis kepada pasien, serta memberikan saran dan masukan untuk
mendukung tercapainya sasaran kinerja, nilai tambah dan pertumbuhan rumah sakit.
3. Uraian Jabatan
Perencanaan
No Uraian Tolok Ukur Kinerja
RKAP tersusun sesuai
1 Membantu menyusun RKAP Unit
ketentuan (waktu)
2 Membantu menyusun konsep Rencana Pengembangan Sistem
Pengembangan, Sistem, Kebijakan dan Prosedur
Unit
Operasional
No Uraian Tolok Ukur Kinerja
1 Bertanggung jawab terhadap pemberian assessment/ Kelengkapan dan kesesuaian
asuhan medis gawat darurat kepada pasien terisinya form asuhan medis
IGD
Kewenangan
No Uraian
1 Mengkoordinasi, mengusulkan dan membuat rencana operasional layanan medis di
Unit
4. Spesifikasi Jabatan
No Uraian
1 Kompetensi Managerial : Kepemimpinan, Komunikasi dan Networking
Entrepreneurship, Perencanaan dan Penanganan Tugas, Inovatif dan kreatif, Integritas.
2 Kompetensi Teknis :
Memahami secara umum pelayanan medis
Memahami secara umum pelayanan kegawatdaruratan
3 Pendidikan Formal Minimal : S1 (Dokter Umum)
4 Pengalaman jabatan dan prestasi kerja sebelumnya:
Koordinator operasional pelayanan
Staf operasional (Dokter)
Prestasi Kerja : minimal BAIK selama 2 tahun terakhir, sesuai dengan Sistem
Penilaian Karya (SPK) yang berlaku
F. DOKTER IGD
1) Identitas Jabatan
3) Uraian Jabatan
o Perencanaan
o Operasional
No Uraian
1 Mengusulkan dan membuat rencana operasional layanan medis di Unit
2 Membantu proses monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan asuhan medis
di IGD
3 Melakukan tindakan medis sesuai kewenangan klinis yang telah disetujui
4) Spesifikasi Jabatan
No Uraian
1 Kompetensi Managerial : Komunikasi Penanganan Tugas, Inovatif dan kreatif.
2 Kompetensi Teknis :
Memahami secara umum pelayanan medis
Memahami secara umum pelayanan kegawatdaruratan
3 Pendidikan Formal Minimal : S1 (Dokter Umum)
4 Pengalaman jabatan dan prestasi kerja sebelumnya:
Staf operasional (Dokter)
5 Pelatihan yang dijalani:
Pelatihan pelayanan prima
Pelatihan keselamatan pasien
Pelatihan gawat darurat (ATLS, ACLS dll)
Pelatihan disaster plan
BAB VII
POLA TATA HUBUNGAN KERJA
1. Rekanan/Asuransi
6. Laboratorium
7. Rawat Inap
8. Farmasi
9. Radiologi
11.IPS
12. SDM
13. Satpam
15. Linen/Laundry
16. Ambulance/Driver
1. Gudang
Kebutuhan alat, bahan habis pakai yang diminta berdasarkan kebutuhan logistik (DKB)
diperoleh dari bagian gudang.
2. Farmasi
Kebutuhan obat dan alat medis untuk pasien di IGD, diperoleh dari bagian farmasi baik
farmasi rawat jalan maupun farmasi rawat inap.
3. Keuangan/Kasir
Proses administrasi pasien IGD dapat diselesaikan di bagian kasir.
5. Rawat Jalan
Pasien IGD yang tidak gawat darurat dan memerlukan tindakan lanjut/konsul ke dokter
spesialis pada jam kerja, maka akan dimotivasi untuk melakukan tindak lanjut
pemeriksaan ke poliklinik spesialis terkait berkoordinasi dengan Unit Rawat Jalan.
6. Laboratorium
Pasien IGD baik rawat jalan maupun rawat inap yang membutuhkan pemeriksaan
laboratorium akan dibuatkan formulir permintaan laboratorium oleh dokter dan
formulir diserahkan kepada petugas laboratorium.
7. Rawat Inap
Pasien IGD yang memerlukan rawat inap akan ditransfer ke ruangan rawat inap setelah
proses pemeriksaan dan penanganan di IGD selesai.
10. IPS
Kerusakan alat medis dan non medis di IGD akan dilaporkan dan diajukan perbaikan ke
bagian umum dengan prosedur permintaan perbaikan sesuai dengan SPO yang berlaku.
11. SDM
Kebutuhan akan sumber daya manusia, kebutuhan pelatihan, ketenagakerjaan
dikoordinasikan dengan bagian SDM
12. Satpam
Satpam membantu pelayanan pasien di front liner yang memerlukan transportasi ke
IGD dan membantu untuk transportasi pasien ke ruangan rawat inap dengan didampingi
perawat. Serta membantu koordinasi bagi pasien IGD yang belum ada identitasnya
(misal pasien kecelakaan lalu lintas).
14. Linen/Laundry
Semua kebutuhan selimut, linen yang ada di IGD, dikoordinasikan antara IGD dan
bagian Linen.
17. ICU
Apabila ada pasien dari IGD yang memerlukan perawatan intensif, maka pasien akan
dibuatkan surat pengantar rawat ICU oleh dokter, penanggung jawab/keluarga pasien
dianjurkan ke bagian admission, setelah penanggung jawab/keluarga pasien
menandatangani surat persetujuan rawat ICU, maka pasien diantar oleh perawat IGD ke
ruang ICU.
18. Asuransi/Rekanan
Pasien Rawat Inap yang masuk melalui IGD yang memiliki asuransi, harus
berkoordinasi dengan bagian asuransi terkait. Petugas menghubungi bagian asuransi
terkait, untuk mendapatkan surat jaminan perawatan pasien yang dilayani.
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan tenaga
kerja harus dipertimbangkan:
Koordinator ODC dan Ponek Minimal D3 Kebidanan STR, SIKP, Serifikat Pelatihan
Ponek, Minimal BK 3
Penghitungan WISN yang pertama harus menentukan waktu kerja tersedia (WKT), dalam
hal ini karena siklus jaga 8 hari dengan perincian : 2 hari pagi, 2 hari siang, 2 hari malam
dan 2 hari libur, maka didapat WKT:
- Siklus : 8 hari
- Jam kerja : 48 jam/ siklus
- Pelatihan : 36 jam/ tahun = 5 hari pertahun
- Hak cuti tahunan : 12 hari (cuti panjang belum diperhitungkan)
- Sakit dan hal lain : 5 hari
Waktu kerja tersedia :
- Jumlah hari tidak masuk kerja: (12 hari + 5 hari + 5 hari) = 22 hari
- Jumlah hari efektif: 365 22 hari = 343 hari.
- 343 : 8 (siklus) = 42,875 42,9 minggu.
- Jam kerja efektif = 42,875 X 48 jam/ minggu = 2058 jam
- WKT = 2058 Jam
Komponen beban kerja dibagi dalam:
- Kegiatan utama
- Kegiatan penunjang
- Kegiatan tambahan
Kegiatan Utama
Beban Beban
Komponen Beban Waktu Staf Yang
No Kerja Kerja
Kerja (jam) Dibutuhkan
Standar Setahun
1 Serah terima jaga 0,03 68600 18250 0,27
2 Triage 0,17 12106 18250 1,51
3 Anamnesa pasien 0,17 12106 18250 1,51
4 Memeriksa pasien 0,17 12106 18250 1,51
5 Menulis resep 0,08 25725 18250 0,71
6 Menulis asuhan medis 0,08 25725 18250 0,71
Melakukan konsultasi/ lapor
7 0,08 25725 18250 0,71
spesialis
8 Memberikan Edukasi ke pasien 0,08 25725 18250 0,71
9 Melakukan tindakan kedokteran 0,17 12106 18250 1,51
10 Memberikaninformed consent 0,17 12106 18250 1,51
TOTAL 6,21
Kegiatan Penunjang
Kegiatan penunjang adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh semua dokter yang tidak ada di
catatan statistik rumah sakit.
SKK
SKK Faktor
Komponen Standar Dalam
No dalam Kelonggaran
Beban Kerja Kelonggaran Jam
persen (%) Kategori
Setahun
1 ruangan(bulanan) 2 24 1,17
TOTAL 9,50
FKK = 1 dibagi dengan [1 dikurangi ( Total SKK (%) yang dibagi 100)]
Kegiatan Tambahan
Kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan oleh dokter tertentu (tidak semua) dan tidak ada di
catatan rumah sakit. Semisal kegiatan koordinator menyusun jadwal jaga, kegiatan penyuluhan
kesehatan dan kegiatan lain yang menjadi tugas individual dokter tertentu.
SKI
Jumlah
Komponen Standar Dalam FKI
No Staf yang
Beban Kerja Kelonggaran Jam Setahun
Terlibat
Setahun
Menyusun
1 jadwal 2 24 1 0,01
(bulanan)
Promotif
2 2 96 1 0,06
(4x sebulan)
Peningkatan
3 0,5 171,5 1 0,08
mutu
TOTAL 0,14
= 7,00
Hasil penghitungan kebutuhan dokter untuk kegiatan sebagaimana beban kerja adalah 7
(tujuh) dokter.
Cara menentukan kebutuhan tenaga perawat di IGD dengan melakukan analisa beban
kerja di IGD. Banyak metode bisa dilakukan untuk menghitung kebutuhan tenaga perawat
berdasarkan analisa beban kerja, seperti: metode WISN (Workload Indicators of Staffing
Need), formula dari hasil lokakarya PPNI, formula Ilyas, formula Gillies dan lainnya.
Penghitungan kebutuhan perawat dengan metode WISN dan rumus lokakarya PPNI
mempunyai perbedaan sebagai berikut :
Metode WISN membandingkan banyak pekerjaan yang bisa dicapai untuk kurun
waktu tertentu, sedangkan rumus lokakarya PPNI adalah membandingkan waktu yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu beban kerja tertentu. WISN bisa memperhitungkan
kegiatan yang tidak berhubungan dengan pasien, seperti: rapat, timbang terima, pelatihan
dan administrasi. Metode rumus lokakarya PPNI cuma memperhitungkan jumlah
kunjungan pasien.
Keterangan:
1. Jumlah jam perawatan:
Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk merawat seorang pasien (di IGD). Ditentukan
melalui literatur atau melakukan survey sendiri. RSUD dr. Achmad Darwis sudah
melakukan survey dan dihasilkan rata-rata waktu yang diperlukan untuk memberikan asuhan
keperawatan adalah 1,5 (dua) jam tiap pasien.
2. 365 hari
Jumlah hari dalam satu tahun. Angka ini sebagai pengali kegiatan (jumlah kunjungan) yang
nilainya rata-rata harian.
3. Jumlah kunjungan
Jumlah rata-rata kunjungan pasien setiap hari di IGD. Data bisa dilihat dari data rekam
medis, dengan menghitung total jumlah kunjungan satu tahun dibagi 365. Bisa juga dengan
memakai data bulanan, dengan pembaginya adalah jumlah hari bulan itu. Bila kegiatan yang
dipakai adalah angka kegiatan IGD dalam satu tahun maka rumus bisa dirubah dengan
menghilangkan pengali 365 ( X 365).
4. Jumlah jam kerja efektif
Jam kerja efektif adalah jam kerja rata-rata setiap karyawan (perawat IGD) dalam satu
tahun. Dalam menghitung harus memperhatikan hak cuti dan hari libur maupun siklus kerja.
Siklus kerja perawat adalah 8 hari (6 hari kerja, 2 hari libur) tanpa memperhitungkan hari
minggu dan hari libur nasional (IGD buka 7/24).
Jumlah kebutuhan tenaga perawat secara menyeluruh di IGD untuk beban kerja yang
dimaksud. Jumlah tenaga yang dihasilkan sudah termasuk penanggung jawab shift. Bila IGD
tersebut melayani one day care (ODC) maka tenaga perawat untuk observasi harus dihitung
1. Pendidikan
Perawat di IGD dengan pendidikan D3 Keperawatan diberi kesempatan melanjutkan
pendidikan S1 Keperawatan. Dengan persyaratan : masa kerja minimal 2 tahun dan
Hasil Penilaian Karyawan ( HPK )
2. Pelatihan
Pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga Dokter dan perawat di IGD
dilaksanakan melalui :
1. Orientasi Umum
NO MATERI UMUM WAKTU METODA PENANGGUNG
JAWAB
1 Visi, Misi, Moto dan 3 jam Pembelajaran dan Diklat RSUD dr.AD
nilai Rumah Sakit Hari ke I tanya jawab
2 Struktur Organisasi , 2 jam Pembelajaran dan Diklat RSUD dr.AD
Kebijakan Umum dan Hari ke I tanya jawab
Tata Tertib perusahaan
3 Service Exelence 5 jam Pembelajaran dan Diklat RSUD dr.AD
Hari ke II tanya jawab
4 Akreditasi RS : patien 2 jam Pembelajaran dan TIM Akreditasi
safety, Sasaran Hari ke II tanya jawab
Keselamatan Pasien dan
Handygiene
2. Orientasi Unit
NO MATERI KHUSUS WAKTU METODA PENANGGUNG
JAWAB
1 Struktur IGD 1 jam Pembelajaran Ka. Instalasi
dan tanya jawab
2 Triase 1 jam Pembelajaran Ka. Instalasi
dan tanya jawab
3 SPO Pelayanan IGD 1 jam Pembelajaran Karu IGD
dan tanya jawab
4 Pelayanan Administrasi 1 jam Pembelajaran Ka. Instalasi
IGD dan tanya jawab
5 Asuhan Keperawatan IGD 1 jam Pembelajaran Ka. Instalasi
dan tanya jawab
Rapat yang dilakukan di Unit IGD meliputi rapat rutin dan rapat insidentil. Rapat rutin
dilakukan sebulan sekali. Rapat insidentil dilakukan sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
2. Rapat Ka. Instalasi . dan Staf IGD Setiap satu bulan sekali
BAB XI
PEDOMAN PENGORGANISASIAN IGD RSUD dr. ACHMAD DARWIS 45
PELAPORAN
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala
bentuk kegiatan yang ada terkait dengan pemberian pelayanan gawat darurat di IGD.
A. Jenis Laporan
Laporan dibuat oleh Kepala ruangan IGD. Adapun jenis laporan yang dikerjakan terdiri
dari :
1. Laporan Harian
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab Shift dalam bentuk tertulis setiap hari.
Adapun hal hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien IGD Rawat Jalan dan Rawat Inap
b. Laporan pasien rujukan
c. Laporan alkes,obat emergency dan sarana prasarana
d. Laporan pemakaian ambulan
e. Operan hal-hal yang penting dalam setiap pergantian shift
f. Laporan harian Indikator Mutu
g. Laporan insiden keselamatan pasien
h. Laporan keselamatan kerja ( insiden tertusuk jarum di IGD )
2. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh Kasubdiv IGD dalam bentuk tertulis setiap bulannya
dan diserahkan kepada Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan. Adapun hal-hal yang
dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien IGD yang meliputi :
1. Jumlah kunjungan pasien IGD berdasarkan kriteria triage (ATS)
2. Jumlah kunjungan pasien IGD berdasarkan kondisi pasien ( Pulang, Rawat,
DOA, Rujuk, Observasi, menolak rawat ).
3. Jumlah Kecelakaan berdasarkan jenis kecelakaan yang datang ke IGD
( kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja)
4. Jumlah Pasien Meninggal kurang dari 24 jam.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN IGD RSUD dr. ACHMAD DARWIS 46
5. Jumlah kasus penyakit terbanyak di IGD
b. Laporan kinerja SDM IGD
1. Orientasi karyawan
2. Pelatihan
3. Evaluasi kinerja
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana IGD yang meliputi :
1. Pemeliharaan alat
2. Kalibrasi alat
3. Penambahan/ penggantian alat
d. Laporan Indikator Mutu Pelayanan IGD
3. Laporan Tahunan
Hal-hal yang dilaporkan adalah :
a. Laporan kunjungan pasien IGD
b. Laporan SDM / ketenagaan IGD
c. Laporan keadaan fasilitas dan sarana IGD yang meliputi
d. Laporan Indikator Mutu Pelayanan IGD
e. Jumlah pendapatan dan biaya IGD