Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN DAN PENILAIAN DALAM BK

RINGKASAN TUGAS KE-4

RELIABILITAS
A. Konsep Dasar Reliabilitas
Reliabilitas, dipahami dari asal kata reliable yang artinya keandalan,
terpercaya/ketetapan. Reliabilitas merujuk pada keandalan dan konsistensi skor
yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang
sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir
ekuivalen yang berbeda atau dibawah kondisi pengujian yang berbeda (Anastasi,
1997:63). Reliabilitas adalah karakter lain dari hasil evaluasi, yang juga dapat
diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrument evaluasi,
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai
hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak di ukur. Reliabilitas
memberikan konsistensi yang membuat terpenuhinya syarat utama, yaitu validnya
suatu hasil skor instrument.
Reliabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa sumber kesalahan telah
dihilangkan sebanyak mungkin. Perhitungan reliabilitas pada umumnya lebih
mudah dibanding validasi. Hal ini terjadi karena dalam menentukan koefisien
korelasi, peneliti tidak lagi memikirkan substansi dalam tes. Ada beberapa tipe
reliabilitas tes sering digunakan dalam kegiatan evaluasi dan masing-masing
reliabilitas mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Beberapa tipe reliabilitas
diantaranya: tes-retes, ekuivalen, dan belah dua yang ditentukan melalui korelasi.
Reliabilitas serupa dengan konsistensi. Suatu instrument penelitian
dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat
mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti
semakin reliable suatu tes memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat
menyatakan bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama ketika
dilakukan tes kembali. Reliabilitas yang tinggi menunjukkan kesalahan varian
yang minim. Jika sebuah tes mempunyai reliabilitas tinggi maka pengaruh
kesalahan pengukuran telah terkurangi dan menunjukkan bahwa sumber-sumber
kesalahan telah dihilangkan sebanyak mungkin. Perhitungan reliabilitas pada
umumnya lebih mudah dibanding validitas.
Suatu instrument reliabilitas merujuk pada kadar stabilitas dan konsistensi
hasil instrument tersebut. Secara konseptual, reliabilitas mengandung makna:
a. Reliabilitas merupakan hasil yang diperoleh dengan instrument evaluasi,
bukan kepada instrument itu sendiri.
b. Perkiraan reliabilitas itu menunjuk kepada konsistensi dari skor instrument.
c. Reliabilitas itu penting tetapi tidak cukup untuk menjamin validitas suatu
instrument. Karena hanya menyediakan tentang konsistensi bukan isi
instrument.
d. Reliabilitas dinyatakan dalam coefficient reliability/standard error
measurement.
B. Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas
Dalam penelitian kuantitatif banyak faktor yang mempengaruhi reliabilitas
alat ukur diantaranya:
1. Konstruksi item yang tidak tepat, sehingga tidak punya daya beda yang
kuat. Misalnya: karena alat ukur yang salah konstruksinya siswa yang
cerdas salah dalam melaksanakan tes tersebut.
2. Panjang/pendek Instrument, instrument panjang dengan item yang
representative akan lebih baik dibanding instrument yang pendek, akan
tetapi jikalau instrument terlalu panjang akan mempengaruhi dari
jawaban responden karena faktor kelelahan, kebosanan responden dan
hal ini akan mempengaruhi reliabilitas skor pada alat ukur tadi.
3. Evaluasi yang subjektif akan menurunkan reliabilitas alat ukur, bisa
disebabkan oleh kelelahan guru atau peneliti dalam memeriksa hasil
suatu instrument juga akan mempengaruhi reliabilitas tersebut. Salah
satunya hubungan dekat dengan responden, tulisan yang rapi atau buruk
dan sebagainya.
4. Ketidak tepatan waktu yang diberikan, maksudnya yaitu setiap
instrument akan diberikan waktu untuk menyelesaikan sesuai dengan
tingkat kesulitan item instrument tadi. Apabila terjadi
ketimpangan/ketidak sesuaian antara beban item instrument atau
kemampuan responden dengan waktu, itu akan menyebabkan hasil yang
kurang memuaskan dan mengganggu reliabilitas alat ukur.
5. Kemampuan yang ada dalam kelompok, makin berbeda kemampuan
siswa/responden dalam suatu kelas yang mengikuti instrument, makin
tinggi reliabilitas instrument.
6. Luas/tidaknya sampel yang diambil, makin luas sampel yang diambil
makin tinggi pula reliabilitas suatu instrument, sebab makin luas cakupan
responden dan makin bervariasi individu yang terlibat.
7. Kondisi dan situasi pada pendistribusian alat ukur, maksudnya makin
baik peneliti mengontrol situasi pada pendistribusian instrument, makin
reliable instrument yang diberikan. Karena kondisi akan mempengaruhi
jawaban dari responden.
8. Jarak waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test, maksudnya
makin dekat waktu pendistribusian instrument dalam test dan re-test akan
makin tinggi korelasinya. Korelasi yang didapat belum menunjukkan
reliabilitas instrument tersebut, karena harga r yang didapat telah
dipengaruhi karena masih diingatnya butir soal yang lalu oleh tester.
Maka hendaklah tester harus arif dalam menentukan waktu untuk
melakukan re-test.

C. Cara Menentukan Reliabilitas


Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menentukan reliabilitas
alat ukur, sebagai berikut:
1. Metode Belah Dua (Split-Half Method)
Dalam pelaksanaannya, seorang peneliti hanya melakukan test satu
kali terhadap sejumlah responden, sehingga tidak ada pengaruh dari
instrument terdahulu. Jumlah butir soal haruslah genap untuk dibagi dua
menjadi paruhan yang equivalen/sama. Dengan metode ini koefisien
reliabilitas akan menunjukan internal konsistensi dari pada butir soal
dalam keseluruhan instrument.
Cara membagi dua instrument tersebut dapat dilakukan dengan: 1)
mengelompokkan nomor item genap dan ganjil, 2) awal dan akhir (50%
bagian awal dan 50% bagian akhir). Untuk menentukan reliabilitas kedua
kelompok bagian instrument itu antara lain digunakan Product Moment
Correlation, sedangkan untuk mencari reliabilitas instrument keseluruhan
dengan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:
2 x r 12 12
r11 =
1 + r 12 12 )

keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas
r = Korelasi antara bagian instrument
*) = Harga Mutlak

a. Cara Menggunakan Product Moment Correlation


1) Susunlah ujian dalam suatu daftar yang mudah dikenali, sebagai
berikut:

Tabel Persiapan
Sam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 T G G A A
pel o n j w k
t p l l r

A 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 5 4 1 3 2
B 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 7 4 3 4 3
C 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 4 4 4 4
D 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 5 2 3 3 2
E 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 6 3 3 3 4
F 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 3 4 3 4
G 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 6 4 2 2 4
H 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 6 3 3 3 3
I 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 3 4 3 4
J 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7 4 3 4 3

2) Cari harga X, Y, X 2 , Y 2 , dan XY dengan menggunakan table


persiapan atau langsung dengan kalkulator Casio 3600. Jadikan
jumlah skor nomor ganjil sebagai Y untuk masing-masing
responden:

X = 34 X 2 = 120
Y = 30 Y 2 = 98
XY = 100

3) Masukkan ke dalam rumus :


4)
N XY (X)(Y)
r 12 . 12 =
{ NX 2 (X 2 )} { NY 2 (Y 2 )}

10 x 100 34 x 30
r 12 . 12 =
{ 10 x 120 342 } { 10 x 98 302 }

1000 1020
1r 12 . 12 =
( 1200 1156) ( 980 900)

20
r 12 . 12 =
44 x 80

20
r 12. 12 = = 0,34
59,329587
5) Kemudian hasil : r 12. 12 masukkan ke rumus Spearman
Brown :

2 x 0.34 0.68
r11 = = = 0.51
(1 + 0.34) 1.34

Maka dapat kita lihat dari hasil perhitungan metode belah dua dan
penggunaan rumus Spearman Brown maka hasil reliabilitas yaitu:
-0.51, metode diatas dengan mengambil angka genap dan ganjil.
Jikalau diambil angka yang pada awal 50% dan akhir 50% hasilnya
juga tidak jauh berbeda.

b. Kuder-Richardson 20 ( ): merupakan metode untuk mencari


reliabilitas yang merupakan pendistribusian alat ukur yang hanya
dilakukan satu kali. Dimana pada metode ini semua aitem soal hanya
mengukur satu factor bersamaan, jadi yang ditekankan dalam rumus
ini konsistensi antar soal atau interkorelasi antar aitem soal dalam
instrument itu sendiri secara keseluruhan.
Rumus yang dikemukakan ialah:
(n) (S 2 pq)
r =
n1 S2
Keterangan :
r : reliabilitas instrument secara keseluruhan
n : jumlah butir soal dalam satu instrument
p : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1-p)
S2 : variance dari instrument (kuadrat St)
St : standard deviasi dari skor total
c. Koefisien Alpha : koefisien alpha merupakan metode untuk mendapatkan
reliabilitas alat ukur yang juga dilakukan hanya sekali distribusi untuk
menentukan reliabilitas melalui konsistensi internal instrument, yang
dikembangkan oleh Cronbach.
Rumus yang digunakan yaitu:
r = (k) /(k 1) (1 Vi / Vt )
Keterangan :
r = reliabilitas instrument
k = jumlah butir soal bagian
Vi = jumlah variance butir soal
Vt = variance skor total

2. Metode Tes dan Retes


Metode yang paling jelas untuk menemukan reliabilitas skor tes ialah
dengan mengulang tes yang sama pada kesempatan kedua. Koefisien
reliabilitas (rtt ) dalam kasus ini hanyalah korelasi antara skor-skor yang
didapatkan oleh orang yang sama pada dua penyelengaraan tes. Varians
kesalahan berhubungan dengan fluktuasi acak kinerja dari satu kesempatan
tes ke kesempatan tes lainnya. Variasi ini diakibatkan oleh kondisi yang tak
terkontrol (Anastasi, 1997:68).
Kondisi yang tak terkontrol itu seperti perubahan cuaca, kebisingan
lokasi tes. Atau perubahan kondisi peserta tes yaitu letih, sakit dan bosan.
Reliabilitas tes ulang menunjukkan sejauhmana skor pada tes dapat
digeneralisasikan untuk berbagai kesempatan yang berbeda; makin tinggi
reliabilitasnya, makin rentanlah skor terhadap perubahan sehari-hari yang
acak dalam kondisi responden.
Reliabilitas tes-retes sering disebut dengan istilah coefficients of
stability yaitu bagaimana stabilnya skor setiap individu apabila dilakukan
pengujian dalam waktu yang berbeda,dengan kondisi dan perlengkapan
yang sama/hamper bersamaan rumusnya yaitu Product Moment Correlation.
Kelemahan dari metode tes-retes (instrument-reinstrument) yaitu:
a. Sangat sukar bagi penilai meminimalkan intervensi/pengaruh
dari variasi lain pada waktu pendistribusian instrument
pertama maupun yang kedua.
b. Sulit bagi penilai untuk menghilangkan pengaruh factor lain yang dapat
merubah penampilan instrument kedua.
c. Siswa dapat mengingat jawaban dari soal terdahulu sehingga hasil akan
baik pada tes kedua.

3. Metode Bentuk Paralel


Bentuk ini dapat digunakan untuk memperkirakan reliabilitas dari
semua tipe, tetapi koefisien yang dihasilkan dengan cara ini hanya akan
menggambarkan Equivalence antara kedua instrument itu, atau hanya
menunjukkan hubungan antara kedua instrument itu. Bentuk ini tidak akan
menunjukkan equivalensi dalam kesukaran item dan isi.
Dalam pelaksanaannya instrument berbentuk tes-retes, tetapi yang
diberikan pada pendistribusian instrument yang kedua adalah instrument
yang setara dengan yang pertama, akan tetapi dalam bentuk pertanyaan yang
berbeda. Sehingga dikenal dengan Immediate Alternate Form yaitu
instrument kedua yang setara dengan yang pertama langsung diberikan
setelah yang pertama diberikan, dan Delayed Alternate Form yaitu ada
penundaan sementara pendistribusian instrument yang kedua setelah
instrument yang pertama. Pengukurannya bisa dengan Product Moment
Correlation atau Rank Order Correlation.
Kesukaran yang dihadapi yaitu:
a. Kesukaran dalam penyusunan bentuk instrument yang paralel
dengan yang pertama
b. Biaya dan waktu yang mahal dan lama.
KEPUSTAKAAN

A. Muri Yusuf. 2011. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Padang:


Universitas Negeri Padang.
A. Muri Yusuf. 2005. Dasar-dasar dan Teknik Evaluasi
Pendidikan. Padang: UNP Press.
Asnelly Ilyas. 1997. Evaluasi Pendidikan. Batusangkar: STAIN Press.

Anda mungkin juga menyukai