Aspek2 Negara Dalam Hukum Internasiaonal
Aspek2 Negara Dalam Hukum Internasiaonal
Huala Adolf, SH
1990
BAB I
Negara
-JL Brierky : Negara sebagai suatu lembaga (institutuion), sebagai suatu wadah di mana
manusia mencapai tujuan dan dapat melaksanakan kegiatannya.
-Fenwick : Suatu masyarakat politik yang diorganisasi secara tetap, menduduki suatu
daerah tertentu dan hidup dalam batas daerah tersebut dan bebas dari pengawasan negara lain.
-Henry C Black : Sekumpulan orang yang secara permanen menempati suatu wilayah
yang tetap diikat oleh ketentuan hukum yang berdaulat, mengawasi daerah perbatasannya,
mampu menyatakan perang dan damai serta mampu mengadakan hubungan internasional.
1. rakyat
2. Wilayah
3. Pemerintah
3. Pemerintah : beberapa orang yang mewakili rakyat memerintah menurut hukum negerinya
6.Hraus merdeka
-Hubungan dengan negara lain : Pasal 11 UUD 1945 tentang kewenangan pemerintah
mengadakan hubungan luar negeri
- Pengakuan Indonesia secara de facto dan de jure dari Inggris, Amerika Serikat, India,
Mesir, Syria, Irak dan Australia.
1. Negara kesatuan
2. Dependent States
3. Federal States
4. Members of Commonwealth
5. Negara Netral
1. Negara Kesatuan
Yaitu suatu negara yang memiliki suatu pemerintahan yang bertanggung jawab mengatur seluruh
wilayahnya.
Contoh : Indonesia, Myanmar, Srilangka dan Singapura. Perancis dan Inggris pun juga.
1. Dependent States
Negara yang bergantung kepada negara lain karena adanya pengawasan dari negara lainnya,
perjanjian, persetujuan menyerahkan hubungan luar negeri kepada negara lain atau karena
adanya pendudukan sebagai akibat perang.
Negara yang kekuasaan luar negerinya berada dibawah kekuasaan negara lain seluruhnya.
1. Protektorat non Eropa terhadap negara yang dilindungi yang sebelumnya tidak
mempunyai International Personality
1. Protektorat Koloni : Perlindungan terhadap wilayah yang tidak terorganisir secara politis.
Wilayah yang tidak mampu mengadakan hubungan dengan fihak asing tanpa dukungan negara
lain.
Ciri negara perwalian :
Wewenang dalam negeri dibagi menurut konstitusi antara pejabat federal dan anggota federasi
sedangkan urusan luar negerinya dipegang pemerintah federal.
Suatu negara yang kemerdekaan, politik dan wilayahnya dengan kokoh dijamin oleh suatu
perjanjian bersama negara besar dan negara ini tidak akan pernah berperang melawan negara lain
kecuali untuk mempertahankan diri dan tidak akan melakukan aliansi yang dapat menimbulkan
peperangan.
Tujuan Netralisasi :
1. V. Intervensi
- Lauterpacht : Intervensi adalah campur tangan secara diktator oleh suatu negara terhadap
urusan dalam negeri lain.
- Pasal 2 ayat 4 dan ayat 7 Piagam PBB : PBB dilarang untuk campur tangan dalam urusan
domestik suatu negara
1. Intervensi Internal
2. Intervensi external
3. Intervensi Punitive
1. Negara protektorat telah diberikan hak intervensi dalam perjanjian negara yang minta
perlindungan
2. Jika ada negara yang melanggar perjanjian pelarangan intervensi maka negara lain dalam
perjanjian itu boleh mengintervensi negara tersebut.
3. Jika ada negara yang melanggar perjanjian pelarangan intervensi maka negara lain boleh
mengintervensi negara tersebut.
4. Jika warga negara dilakukan semena-mena oleh negara lain, maka negara lain tersebut
boleh mengintervensi
5. Intervensi sah bila dilakukan bersama oleh suatu organisasi internasional terhadap negara
anggotya atas dasar kesepakatan
6. Intervensi sah apabila diminta oleh pemerintah yang sah dari suatu negara
1. Kolektif Intervensi
2. Melindungi hak-hak warga negaranya di luar negeri
3. Melindungi negara protektorat
4. Suatu negara melanggar hukum internasional
- Prinsip non kolonisasi, yaitu amerika menjamin tidak ada wilayahnya yang boleh di
kolonisasi negara lain
- J.L Brierly : Persamaan (equality) disini harus dibaca sebagai persamaan hukum (legal
equality)
- Resolusi Majelis Umum PBB 21 desember 1952 : Hak setiap negara untuk memanfaatkan
secara bebas kekayaan alamnya (economic self determination)
- Pasal 1Covenant on Economic, social and cultural 16 desember 1966 dan pasal 1 covenant
on civil and political rights 16 Desember 1966 : hak suatu negara untuk memanfaatkan secara
bebas kekayaan alamnya
- Resolusi majelis umum PBB tentang Permanent Soveregnity over natural Resourches
1974 : Menegaskan kedaulatan negara untuk mengawasi kekayaan alamnya
BAB II
Pengakuan
Brierly : pengakuan negara adalah tindakan politik dan bukan tindakan hukum.
Pengakuan dalam hukum Internasional adalah tindakan politis suatu negara untuk mengakui
negara baru sebagai subyek hukum internasional yang mengakibatkan hukum tertentu
JB Moore : pengakuan adalah jaminan yang diberikan negara baru bahwa negara baru tersebut
diterima sebagai masyarakat internasional
Fungsi pengakuan : memberikan tempat yang sepantasnya kepada suatu negara baru sebagai
masyarakat internaional.
Podesta Costa : Pengakuan adalah tindakan fakultatif, suatu negara bebas untuk mengakui atau
tidak mengakui
DJ Harris : A state may exisit without being recognised, and it does exist in fact, then, wether or
not it has been formally recognised by other states, it has a right to be treated by them as a state.
suatu negara tetap eksis (ada) walaupun tanpa diakui, dan itu tetap eksis (ada) secara fakta,
apakah diakui atau tidak diakui secara formal oleh negara lain, negara tersebut tetap mempunyai
hak untuk diperlakukan sebagai suatu negara.
Oppenheim : pengakuan tidak berlaku prinsip berlaku surut artinya suatu saat negara boleh
tiba-tiba tidak mengakui negara yang dahulu pernah diakuinya.
Bentuk-Bentuk Pengakuan
1. a. Pengakuan negara baru
Institut Hukum Internasional : Tindakan negara mengakui suatu masyarakat yang mendiami
wilayah tertentu untuk menjadi anggota masyarakat internasional
Teori Pengakuan
- Teori Konstitutif : Suatu negara menjadi subyek hukum internasional hanya melalui
pengakuan
- Pengakuan kolektif : Dalam bentuk deklarasi bersama atau karena perjanjian multilateral
kepada suatu negara baru.
- Pengakuan mutlak : Pengakuan de jure yang sudah diberikan tidak dapat dikembalikan,
sedangkan secara de facto bisa ditarik kembali.
1. Doktrim legitimasi
1. Doktri de facto-isme
Mengakui keabsahan setiap pemerintahan dengan melihat fakta pemerintahan baru dalam suatu
negara
1. Pengakuan de facto
1. Pengakuan de jure
Doktrin Tobar
Doktrin Estrada
Hubungan diplomatik suatu negara harus terus berlangsung walaupun negara tersebut sedang
dilanda perebutan kekuasaan
Pengakuan Beligerensi
Beligerensi adalah Pemberontak yang sudah cukup kuat dan menentang pemerintah yang
berkuasa
Suatu negara tidak memberikan pengakuannya kepada suatu negara atau pemerintah yang
menggunakan cara tidak sah dalam mendapatkannya
1. A. Pengakuan tegas
- Perjanjian
1. B. Pengakuan diam-diam
- ara diam-diam
- Surat menyurat
- Membuat perjanjian
- Kekebalan diplomatik
- Dapat menuntut
- Perjanjiannya diakui
Akibat tidak diakui / non-recognition
Bab iii
Kedaulatan teritorial
Pengertian
- Kedaulatan teritorial
- Wilayah yang tidak berada di dalam kedaulatan suatu negara (res nullius)
- Wilayah yang tidak dapat berada di bawah suatu kedaulatan tertentu (res communis)
1. Occupation (kependudukan)
Pendudukan terhadap terra nullius atau wilayah yang sebelumnya belum menjadi milik siapa-
siapa. Okupasi dibagi dua menjadi penemuan dan pengaturan.
1. Aneksasi / penaklukan
1. Akresi
1. Preskripsi
Pemilikan suatu wilayah oleh suatu negara yang telah didudukinya dalam jangka waktu yang
lama dan dengan sepengetahuan pemiliknya.
- A titre de souverain / memperlihatkan kekuasaan negara dan tidak ada negara lain yang
mengklaimnya
1. Cession (cessi)
1. Plebisit / plebicite
Konvensi Chicago 1919 : setiap negara memiliki yurisdiksi eksklusif untuk mengontrol ruang
udara di atas wilayahnya
1. Perairan Pendalaman
1. Laut Teritorial
1. Selat
Negara yang berada di tepi selat juga mempunyai kedaulatan penuh diatasnya.
1. Jalur Tambahan
Zona tambahan yang berada di luar laut teritorial dimana negara berhak mengatur tentang bea
cukai, fiskal, imigrasi dan kesehatan. Maksimal 24 mil.
1. Landas kontinen
Meliputi dasar laut dan tanah dibawahnya maksimal 200 mil dari garis pantai
1. Laut Lepas
1. Kawasan
Adalah dasar laut dan dasar samudera serta tanah dibawahnya diluar batas-batas yuridiksi negara
Servitudes
Bab IV
Jurisdiksi
Jurisdiksi adalah Kekuasaan hukum negara terhadap orang, benda atau peristiwa.
1. Legislatif
2. Eksekutif
3. Yudikatif
Bentuk-Bentuk Jurisdiksi :
1. 1. Prinsip Teritorial
Setiap negara mempunyai jurisdiksi terhadap kejahatan yang dilakukan di dalam teritori nya
Prinsip teritorial berlaku pada
Suatu negara dapat mengadili warga negaranya terhadap kejahatan yang dilakukannya
dimanapun juga.
Negara memiliki jurisdiksi terhadap warga negaranya yang melakukan tindak pidana di luar
negeri
Negara memiliki jurisdiksi untuk mengadili orang asing yang melakukan tindak pidana terhadap
warga negaranya di luar negeri.
Mengatur dan berlaku terhadap kejahatan diatas pesawat apapun yang didaftarkan di negara
peserta konvensi ketika pesawat sedang terbang atau sedang berada di atas laut lepas atau diatas
wilayah yang bukan milik suatu negara (terra nullius)
- Di lakukan diatas kapal suatu negara dimana pesawat didaftarkan di negara tersebut
- Dilakukan diatas pesawat yang diserahkan kepada penyewa yang berkedudukan di negara
tersebut
- Dilakukan diatas pesawat yang diserahkan kepada penyewa yang berkedudukan di negara
tersebut
BAB V
Latar belakang : Tidak ada satu negara pun yang boelh menggunakan hak-haknya tanpa
menghormati hak-hak negara lain.
- Eksplorasi Nuklir
- Pelanggaran kontrak
Teori Lord Palmerston ( 1848) : Negara kreditor berhak campur tangan secara diplomati
atau bahkan militer
Teori Drago (MenLu Argentina 1902) : Negara tidak boleh meng intervensi secara
meiliter kepada negara debitur
Tidak ada ketentuan bagaimana negara debitur membayar utang-utangnya
- Teori objektif / teori resiko : Tanggung jawab negara mutlak, maksudnya jika ada pejabat
atau agen negara yang merugikan orang lain maka negaranya bertanggung jawab tidak peduli
salah atau benar
- Teori subjective / teori kesalahan : Tanggung jawab negara ditentukan oleh adanya unsur
kesalahan (dolus) atau kelalaian (culpa) pada pejabat atau agen negara
1. Doktrin Imputabilitas
- Negara sebagai suatu kesatuan hukum yang abstrak tidak dapat melakukan tindakan-
tindakan yang nyata
1. V. Ekspropriasi
- Menasionalisasi atau mengambil alih perusahaan dagang negara penjajahnya
- Megara maju : menginginkan perlindungan modal, harta benda dan warga negaranya di
luar negeri
- Pandangan pertama : suatu negara harus memberlakukan warga negara asing dengan
perlakuan internasional minimun standart
- Orang asing mempunyai hak perlindungan sama dengan warga negara tersebut dan tidak
boleh menuntut perlindungan yang lebih besar.
- Menuntut hak perlindungan yang diberikan oleh negara dimana ia tinggal tidak sesuai
dengan hak persamaan antara negara (the rights of equality of nations)
Negara bertanggung jawab akibat timbulnya kerugian terhadap negara lain akibat penggunaan
lingkungan.