Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN


RSUP RATATOTOK BUYAT

PROSEDUR PASIEN PENYIKSAAN ANAK

JL.J.W. LASUT RATATOTOK II, No. Dokumen No. Revisi Halaman


KAB. MINAHASA TENGGARA
0 1.2
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUP Ratatotok Buyat
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Vally Ch. H. Ratulangi
Pembina
NIP. 197307192000122002
I. PENGERTIAN : Pasien kasus penyiksaan anak adalah pasien anak-anak
dimana didapatkan cidera yang bukan karena kecelakaan
biasa yang tidak disengaja melainkan kerena kesengajaan
dan perbuatan orang lain
Cidera yang paling dapat berupa cidera fisik maupun cedera
psikologik

II. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penanganan segera, cepat dan tepat,


kepada pasien dengan kasus penyiksaan anak
2. Untuk menghindari pasien anak dari kematia, kecacatan,
dan pebderitaan akut akibat penyiksaan
3. Untuk menemukan tanda-tanda akibat penyiksaan pasien
anak

III. KEBIJAKAN : Pada pasien anak bila didapatkan fakta-fakta sperti dibawah
ini maka perlu dicurigai kemungkinan kasus penyiksaan
anak yaitu :
1. Perbedaan yang nyata antara riwayat terjadinya
kecelakaan dengan hasil pemeriksaan
2. Adanya jarak waktu yang lama antara waktu kejadian
dengan waktu dikirim ke Rumah Sakit untuk mencari
pertolongan ke Rumah Sakit yang berlainan
3. Adanya riwayat cidera yang berulang dan dicarikan
pertolongan kerumah sakit yang berlainan
4. Tampak orang tua bersikap tidak mengacuhkan dan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIRJEN BINA UPAYA KESEHATAN
RSUP RATATOTOK BUYAT

PROSEDUR PASIEN PENYIKSAAN ANAK

JL.J.W. LASUT RATATOTOK II, No. Dokumen No. Revisi Halaman


KAB. MINAHASA TENGGARA
0 2.2
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RSUP Ratatotok Buyat
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL dr. Vally Ch. H. Ratulangi
Pembina
NIP. 197307192000122002
kurang perhatian terhadap penderiataan anak dan
mengabaikan nasehat dokter
5. Adanya cedera yang tidak lazim dialami anak baik
bentuk, lokasi dan perkiraan penyebab cedera
6. Anak tampak ketakutan terhadap ornag tua dan
pengantarnya
7. Pada anamnesa kepada orang tua / pengantar terdapat
keterangan yang berbeda-beda

IV. PROSEDUR : 1. Dokter melakukan anamnesa baik kepada anak (bila


dapat berkomunikasi dengan baik) dan kepada orang
tua / pengantarnya
2. Dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien
3. Dokter melakukan tindakan / pengobatan sesuai
dengan kondisi pasien
4. Petugas IGD menghubungi jajaran kepolisian, bahwa
ada pasien dengan kasus penganiyaan anak
5. Bila diduga kasus penyiksaan tersebut akan berlanjut
maka sebaiknya pasien dirawat inap terlebih dahulu
6. Penanganan selanjutnya mengikuti standar pelayanan
gawat darurat di IGD RSUP Ratatotok Buyat

V. UNIT TERKAIT : Instalasi Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai