Dasar Hukum
Istilah modal di sini menunjuk kepada istilah atau pengertian ekuitas menurut standar
akuntansi, sedangkan yang dimaksud dengan kewajaran atau kelaziman usaha
adalah adat kebiasaan atau praktik menjalankan usaha atau melakukan kegiatan yang
sehat dalam dunia usaha.
Catatan:
Besarnya perbandingan antara utang dan modal adalah paling tinggi sebesar
empat dibanding satu (4: 1).
Hutang meliputi utang jangka panjang, utang jangka pendek serta utang dagang
yang dibebani bunga.
Modal meliputi ekuitas sebagaimana dimaksud dalam standar akuntansi
keuangan yang berlaku dan pinjaman tanpa bunga dari pihak yang memiliki
hubungan istimewa.
Nilai utang = rata-rata saldo utang tiap akhir bulan pada tahun pajak atau
bagian tahun pajak
Nilai modal = rata-rata saldo modal tiap akhir bulan pada tahun pajak atau
bagian tahun pajak.
DER = Nilai Utang dibagi Nilai Modal
Biaya Pinjaman
1. bunga pinjaman;
2. diskonto dan premium yang terkait dengan pinjaman;
3. biaya tambahan yang terjadi yang terkait dengan perolehan pinjaman
(arrangement of borrowings);
4. beban keuangan dalam sewa pembiayaan;
5. biaya imbalan karena jaminan pengembalian utang; dan
6. selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih
kurs tersebut sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga dan biaya sebagaimana
dimaksud pada huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e.
biaya terkait dengan hutang tidak melampaui batas DER maksimum. Jika DER
melampaui DER maksimal, maka biaya pinjaman yang tidak boleh dibebankan
sebesar selisih DER dikali biaya pinjaman. Dalam contoh kasus di atas jika DER
6:1, maka biaya yang dapat dibebankan adalah sebesar 4/6 x biaya pinjaman
atau koreksi biaya=2/6 x biaya pinjaman.
Jika Wajib Pajak mempunyai saldo ekuitas nol atau kurang dari nol, maka
seluruh biaya pinjaman Wajib Pajak bersangkutan tidak dapat diperhitungkan
dalam penghitungan penghasilan kena pajak.
Besarnya biaya pinjaman sesuai dengan perbandingan utang dan modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) yang dapat diperhitungkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak juga wajib memperhatikan ketentuan Pasal
6 dan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008.
biaya pinjaman atas utang kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa harus memenuhi prinsip kewajaran dan kelaziman usaha sebagaimana
dimaksud dalam ketentuan Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
Entitas
Wajib Pajak badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia yang
modalnya terbagi atas saham-saham.
Ketentuan Khusus
1. Bagi Wajib Pajak yang menjalankan usaha di bidang pertambangan minyak dan gas
bumi, pertambangan umum, dan pertambangan lainnya yang terikat kontrak bagi hasil,
kontrak karya, atau perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan:
2. Wajib Pajak yang mempunyai utang swasta luar negeri, wajib menyampaikan
laporan besarnya utang swasta luar negeri tersebut kepada Direktur Jenderal Pajak. Jika
tidak menyampaikan laporan, maka atas biaya pinjaman yang terutang dari utang
swasta luar negeri tersebut tidak dapat dikurangkan untuk menghitung penghasilan
kena pajak.