Berdasarkan data jenis kelamin Balita yang di beri PMT-P, maka evaluasi program ini
didominasi dengan perempuan sebanyak orang (%) sedangkan laki-laki orang (%).
Bedasarkan tabel di atas, orang tua dengan Balita dengan BGM atau kurang gizi
didominasi dengan tingkat kepatuhan yang rendah sebanyak orang (%), lalu dengan
kepatuhan sedang orang (%), dan hanya orang (%) orang tua dengan balita BGM atau
kurang gizi yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi.
Frekuensi Persen
Pendidikan Tinggi %
Pendidikan Rendah %
Total %
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan hasil
kegiatan Puskesmas pada bulan Januari - Maret 2017, didapatkan
masalah dengan Program Gizi yaitu PMT-P Balita BGM. Dari jumlah
sampel yang ada didapatkan hanya 12,1% Orang tua dengan Balita
BGM.
2. Hasil intervensi berupa penyuluhan dan dialog interaktif yang telah
dilakukan kepada Orang tua Balita BGM dan Kader disetiap Posyandu
Kelurahan Pejaten Timur untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
PMT-P, Gizi secara umum, serta meningkatkan capaian persentase SPM
dikemudian waktu. Dari perhitungan tabel hasil kuesioner dengan uji
Kolmogorv-Smirnov didapatkan hasil p = 0,005 dan p = 0,001 untuk
tingkat pendidikan dan pengetahuan dengan Kepatuhan berkunjung ke
posyandu untuk mengambil PMT-P, yang dapat disimpulkan bahwa
keduanya hubungan yang bermakna karena p < 0,05.
3. Dari hasil wawancara kepala program sekaligus Ahli Gizi Puskesmas
didapatkan kemungkinan penyebab masalah yang utama dari faktor
input, proses dan lingkungan adalah sulitnya pihak Puskesmas untuk
memantau para penerima PMT-P untuk tetap rutin mengikuti program
hingga target yang ditentukan, kurangnya media promosi sebelumnya
dan penyuluhan yang dilakukan belum rutin mengenai PMT-P dan
Pengetahuan Gizi secara umum di Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur,
serta tidak adanya dialog interaktif pada kegiatan sebelumnya, sehingga
rasa ingin tahu orang tua dengan masalah gizi menjadi tidak
tersampaikan dan tidak terealisasikan.
4.
6.2 Saran
1. Memberikan penyuluhan Yang efektif dan secara rutin mengenai PMT-P,
dapat disertakan dengan pembagian media promosi yang mudah
dimengerti agar informasi dapat mudah menyebar di masyarakat.
Masyarakat diharapkan dapat memahami secara umum mengenai PMT-P
khususnya tujuan PMT-P.
2. Hal yang dapat dilakukan selain memberikan penyuluhan, ialah dialog
interaktif Atau diskusi yang dilakukan setiap waktu posyandu, hal ini
akan membuka pandangan serta arahan untuk orang tua yang memiliki
balita BGM agar tergugah memperbaiki gizi balitanya untuk menjadi
masyarakat yang berkualitas bagi bangsa.
3. Mengaktifkan kembali pojok gizi yang telah lama vakum, hal ini perlu
dilakukan melihat belum tercapainya SPM saat ini.
4. Pelatihan kader untuk membuat inovasi menu yang sesuai dengan nilai
gizi, untuk membantu peningkatan berat badan balita. Program tersebut
berlangsung saat posyandu.
5. Pemantauan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan oleh kader.
Pemantauan ditujukan kepada penerima dan mengkonsumsi PMT-P.