2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan Nilai Konsentrasi Larutan Standar
Konsentrasi larutan standar KNO3 yang digunakan pada praktikum ini berbeda
pada tiap kelompok. Konsentrasi larutan KNO3 yang berbeda-beda ini diperoleh
dari proses pengenceran larutan KNO3 20 micro mol menjadi konsentrasi yang lebih
kecil sesuai dengan ketentuan dengan volume sebesar 100 ml. Pada Shift 2 kelas ose
B didapatkan hasil konsentrasi yang paling besar adalah 1,5 mol, Sedangkan nilai
konsentrasi yang paling kecil di dapatkan oleh kelompok kita dengan nilai 0,8 mol
dan kelompok lainnya mendapat nilai kosentrasi 1 mol. Sehingga dapat dikatakan
bahwa semakin tinggi nilai konsetrasi Nitrat maka volume pengencernya pun lebih
banyak. Karena dalam konsentrasi yang tinggi tersebut ikatan antar ion dan molekul
semakin besar dan semakin kuat jadi untuk memutuskan ikatannya diperlukan
banyak pelarut agar ikatan yang ada memiliki jarang yang renggang dan akhirnya
terpisah. Sehingga semakin tinggi konsentrasi Nitrit semakin banyak volume
pengencerannya.
4.2.2 Perbandingan Nilai Absorbansi
Besarnya nilai absorbansi tergantung pada besarnya konsentrasi larutan tersebut. Ketika
larutan KNO3 yang diuji memiliki nilai konsentrasi yang lebih besar maka nilai absorbansi
yang terbaca oleh spektrofotometer juga lebih besar.Pada praktikum ini di peroleh nilai
absorbansi terbesar adalah 2,419 dan nilai absorbansi terkecil adalah 0,326 Sedangkan
kelompok kita mendapatkan nilai absorbansi 1,753 Menurut hasil yang diperoleh, ternyata
hasil tersebut sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya didapatkan, jika pada teori
harusnya semakin besar konsentrasi maka semakin besar pula nilai absorbansinya namun
pada praktikum kali ini kita dapatkan bahwa nilai absorbansinya tidak sesuai. Kesalahaan
atau ketidaktepatan dalam nilai absorbansi ini dipengaruhi oleh kurangnya ketelitain sebagai
praktikan, selain itu kuvet yang dipakai sebagai wadah untuk melakukan perhitugan
absorbansi ada spektometri beberapa diantaranya dalam keadaan yang kurang baik dan dapat
menjadi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengukuran nilai absorbansi. Dimana nilai
absorbansi didapatkan memalui panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh
spektrofotometri.