Anda di halaman 1dari 12

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN VERBAL DALAM BERCERITA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI

METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI SUGIHAN 1 TOROH GROBOGAN

TAHUN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana


S-1 Pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Disusun oleh:
ARFISTIK ARIF ROHMANIK
A510090080

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
2
3
ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN VERBAL DALAM BERCERITA


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI
METODE TEAM QUIZPADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI SUGIHAN 1 TOROH GROBOGAN
TAHUN 2012/2013
Oleh:
Arfistik Arif Rohmanik, A510090080, Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013, 97 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ada tidaknya peningkatan


kemampuan verbal siswa dalam bercerita pada siswa kelas IV SD Negeri Sugihan
1 dengan menggunakan metode pembelajaran Team Quiz.Bentuk penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Metode atau teknik pengumpulan data
dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan/observasi, tes, dan
dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik
analisis data deskriptif kualitatif yang meliputi tahap pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data dan verifikasi data.
Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan
teknik.Prosedur penelitian meliputi tahap perencanaan tindakan (planning),
tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan verbal siswa dalam
bercerita. Pada kondisi awal 31,03% mengalami peningkatan pada siklus I sebesar
48,27% dan 38,62%, siklus II sebesar 86,20% dan 96,55% .
Dengan demikian dari penelitian ini dapat dismpulkan bahwa penerapan
metode pembelajaran Team Quiz dapat meningkatkan kemampuan verbal dalam
bercerita siswa kelas IV SD Negeri Sugihan 1 Toroh Grobogan tahun ajaran
2012/2013.

Kata kunci : kemampuan verbal, bercerita, bahasa indonesia, team quiz.


1

A. Pendahuluan
Pembelajaran mencakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar
dan mengajar. Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi
antara peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar,
sedang pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia
yang potensial di bidang pembangunan. Dalam Undang-undang RI Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pengertian
pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Kemampuan verbal merupakan modal yang paling utama untuk
melakukan kegiatan bercerita. Kegiatan bercerita akan mudah dimengerti olah
pendengar apabila kegiatan tersebut dilakukan dengan lancar dan tanpa
terbata-bata. Untuk itu dalam kegiatan bercerita di mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini harus menggunakan metode yang inovatif untuk
mengembengkan kemampuan verbal peserta didik agar memiliki kalihaian
dalam menyusun kalimat demi kalimat sehingga menjadi sebuah cerita yang
enak didengar.Kemampuan verbal peserta didik harus ditingkatkan sedini
mungkin agar kagiatan bercerita dapat dilakukan dengan baik.
Pengembangan program pembelajaran kemampuan verbal pada usia
sekolah dasar antara lain bertujuan agar anak dapat berbicara dengan lancar,
dapat menyusun kata-kata, menyusun kalimat yang memiliki makna dan dapat
di pahami oleh orang lain. Fakta menunjukkan bahwa proses pembelajaran
yang terjadi selama ini memposisikan diri anak sebagai pendengar yang setia
sementara guru aktif berbicara dan bercerita, sehingga anak tidak terbiasa
dengan merangkai kata-kata dan menyusun kalimat yang bermakna dan yang
2

dapat dipahami oleh orang lain. Akibatnya anak pun banyak yang berbicara
malu-malu, terbata-bata, suka mengulang kata yang itu-itu saja sehingga
menjadikan berbicarapun tidak lancar dan mereka akan mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi. Sedangkan siswa lainnya yang memiliki keaktifan lebih
akan lebih mendominasi dalam setiap kegiatan berbahasa dan tidak
memberikan kesempatan kepada teman yang lainnya untuk berbicara dengan
leluasa. Dalam hal ini penulis sangat ingin mengubah kebiasaan yang akan
berakibat tidak baik tersebut dengan melakukan penelitian dengan metode
yang inovatif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.Hal
ini sesuai dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia bahwa
belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Upaya untuk mengetasi
permasalahan yang terjadi di SD Negeri Sugihan 1, diperlukan metode yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam bercerita sehingga
pembelajaran akan lebih menarik. Dari latar belakang masalah di atas bahwa
kemampuan verbal perlu di tanamkan sejak dini agar peserta didik dapat
berkomunikasi dengan lancar dan tanpa terbata-bata.

B. Kajian Teori
Kemampuan verbal (linguistic) didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik
secara lisan maupun tulisan.Kecerdasan kemampuan verbal juga
mencakup kemampuan untuk memanipulasi sintaksis atau stuktur suatu
bahasa, fonologi atau suara-suara bahasa, semantic dan pengertian dari
bahasa serta dimensi-dimensi dan kegunaan praktis dari suatu bahasa.
Kemampuan verbal dalam berbahasa adalah kecerdasan kata-
kata atau kemampuan untuk menggunakan inti dari cara kerja bahasa
dengan jelas. Komponen untama dari kemampuan ini dijalankan melalui
komunikasi dengan cara membaca, mendengar, menulis, berbicara. Lebih
utama lagi, kemampuan ini membantu menghubungkan antara ilmu
3

dengan pemahaman yang telah dimiliki dengan informasi-informasi baru


serta menjelaskan bagaimana hubungan itu terjadi. Kecerdasan
verbal/linguistic memungkinkan pemikiran seseorang dikomunikasikan
dengan pihak lain, sehingga kecerdasan ini memiliki nilai lebih di sekolah.
Perkembangan bahasa meliputi ketrampilan reseptif (menerima dan
memahami ucapan dan ungkapan orang lain) dan ketrampilan produktif
yang kadang juga dikenal sebagai bahasa ekspresif yang berarti
pembetukan kata-kata, pikiran dan ide dalam ungkapan. Kedua jenis
perkembangan bahasa ini harus diperhatikan dalam program dan kegiatan
untuk anak ( Anita lie: 2004:71).
Kemampuan verbal/linguistic membantu siswa menghasilkan
dan menyaring penggunaan bahasa dalam berbagai format.Kemampuan
untuk membentuk dan mengenali kata-kata berikut memahami polanya
dengan melihat, mendengar dan pada beberapa kasus meraba adalah awal
dari kecerdasan verbal. Teknik-teknik berbahasa seperti metafora,
hiperbola, symbol dan tata bahasa adalah kemampuan lanjutan. Teknik-
teknik diperkaya dengan makna melalui pola-pola konseptual, alasan, cita
rasa, kecenderungan, kepekaan, struktur dan peningkatan kosa kata.Pada
akhirnya puncak perkembangan berbahasa di capai oleh orang-orang yang
mampu mengkombinasikan suara dan rasa bahasa dalam pola yang unik
untuk mengekspresikan dirinya.
Cerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada
murid-muridnya, ayah kepada anak-anaknya, guru bercerita kepada
pendengarnya.Suatu kegiatan yang bersifat seni karena erat kaitannya
dengan keindahan dan bersandar kepada kekuatan kata-kata
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan cerita yang sampaikan secara
natural.Pembelajaran merupakan terjemah dari instructional. Proses
memberi rangsangan kepada siswa supaya belajar. Pembelajaran berberda
dengan pengajaran yang berarti teaching. Pada proses pengajaran biasanya
ada guru yang mengajar siswa, sedangkan dalam pembelajaran tidak selalu
demikian. Sesekali siswa harus belajar dari media dan lingkungan yang
4

sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Menurut puji santoso (2007: 5.8)
pembelajaran bahasa Indonesia adalah proses member rangsangan belajar
berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mwncapai kemampuan
berbahasa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005: 430) Indonesia
adalah bangsa, budaya dan bahasa yang dipakai Negara Indonesia.

C. Metode Penelitian
1. Setting Penelitian
Tempat penelitian adalah SD Negeri Sugihan 1 Toroh
Grobogan.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Sugihan 1 Toroh Grobogan thaun ajaran 2012/2013.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan mengikuti
modelKemmis dan Mc. Taggartbahwa dalam siklus terdiri dari empat
langkah yaitu: perencanaan tindakan (planning), tindakan (action),
observasi (observation), dan refleksi (reflection).
5. Sumber data
Sumber data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini diperoleh
melalui sumber data yang meliputi: siswa kelas IV SDN Sugihan 1 Toroh,
GuruIV SDN Sugihan 1 Toroh, Data dokumen.
6. Metode Pengumpulan data
Metode atau teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode wawancara, pengamatan/observasi, tes, dan
dokumentasi.
7. Instrumen Penelitian
5

Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah lembar


observasi, lembar wawancara, soal tes, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).
8. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik analisis
data deskriptif kualitatif yang meliputi tahap pengumpulan data, reduksi
data, penyajian data verifikasi data dan penarikan kesimpulan.Menurut
Miles dan Huberman (1992: 15).
9. Validitas data
Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber dan metode.
10. Indikator ketercapaian
a. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan verbal siswa

dalam bercerita mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan target

kesesuaian tema atau gambar dengan cerita mencapai 75 %.

b. Keutuhan cerita yang disampaikan oleh siswa mencapai 75 %

c. Kelancaran siswa dalam bercerita mencapai 75 %.

D. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Kemampuan verbal siswa dalam bercerita mengalami peningkatan dari
kondisi awal, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.Peningkatan kemampuan verbal siswa dalam bercerita
6

No Aspek yang Pra Siklus 1 Siklus 2


diamati siklus Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
1 Kesesuaian 31,03% 48,27 % 58,62 % 86,20 % 95,55 %
tema atau
gambar
dengan
cerita

2 Keruntutan 27,58 % 58,62% 62,06% 72,41% 82,76 %


struktur isi
cerita

3 Kelancaran 20,69 % 24,29 % 31,03 % 93,10 % 95,55 %


dalam
bercerita
Rata-rata 26,43 % 43,72 % 50,57 % 83,93 % 91,28 %
prosentase

Adapun diagram peningkatan kemampuan verbal siswa dalam bercerita dapat

dilihat pada grafik 1 berikut :


Kemampuan verbal siswa dalam bercerita

120
93.1 95.55 95.55
100 86.2 82.76
80 72.41
Dalam persen (%)

58.62 62.06
58.62
60 48.27
40 31.03
27.58 31.03
20.63 24.29
20

0
Pra Siklus Siklus 1 pert 1 Siklus 1 pert 2 Siklus 2 pert 1 Siklus 2 pert 2

Kesesuaian tema atau gambar dengan cerita


Keruntutan struktur isi cerita
kelancaran dalam bercerita

Gambar 1.Diagram peningkatan kemampuan verbal siswa dalam bercerita


7

Berdasarkan data hasil penelitian di atas mendukung diterimanya hipotesis


bahwa melalui metode pembelajaran Time Quiz Kemampuan verbal siswa dalam
bercerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri
Sugihan 1 Toroh tahun ajaran 2012/2013 akan meningkat.

E. Pembahasan
Menurut Uzer Usman (1994), dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang efektif, guru harus : melibatkan siswa secara aktif, menarik
minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa dan
memperhatikan perbedaan individu siswa. Setelah melaksanakan dan
menyelesaikan tindakan pada setiap siklus sebagaimana telah dideskripsikan
di atas kemudian dilakukan pembahasan data.Kemampuan verbal siswa yang
ditunjukkan oleh perbaikan dengan kegiatan bercerita dengan menggunakan
metode Team Quiz mengalami peningkayan yang signifikan setelah
dilakukannya pembelajaran dalam siklus 1 dan 2.Hal ini dikarenakan
pembelajaran berpusat pada siswa dan berlangsung secara aktif, kreatif dan
menyenangkan bagi siswa sehingga siswa merasa nyaman.
Kemampuan verbal siswa dalam bercerita pada siklus dari I dan II
telah mampu mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar
75%.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Time
Quiz dapat meningkatkan kemampuan verbal siswa dalam bercerita pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri Sugihan 1.

F. Simpulan
Simpulan hasil penelitian adalah meningkatnya kemampuan verbal
siswa dalam kegiatan bercerita dengan strategi Team Quiz. Siswa yang
memiliki keutuhan gambar berseri dengan cerita secara utuh meningkat dari
48,27% menjadi 96,55 %. Siswa yang mempunyai memadu madankan cerita
dengan gambar atau temadari58,62% menjadi 82,76 % Artinya jumlah siswa
yang memiliki cerita yang tersetruktur dengan baik bertambahdari 17 menjad
24 siswa. Siswa yang mempunyai kelancaran dalam bercerita meningkat dari
8

24,28% menjadi 96,55 %. Artinya jumlah siswa mempunyai kelancaran


dalam bercerita meningkat dari 7 siswa menjadi 28 siswa.

G. Saran
Saran bagi guru Bagi GuruGuru hendaknya menerapkan strategi
pembelajaran Time Quiz sebagai alternative dalam meningkatkan kemampuan
verbal siswa dalam bercerita.Bagi Pihak SekolahPihak sekolah hendaknya
memotivasi guru dalam menerapkan strategi pembelajaran Time Quiz dengan
memberikan pelatihan mengenai pelaksanaan pembelajaran Time Quizserta
strategi pembelajaran lain yang bersifat PAIKEM. Pihak sekolah hendaknya
memfasilitasi guru dengan media pendukung pembelajaran untuk menerapkan
srategi pembelajaran Time Quiz terutama dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia.Bagi Peneliti
SelanjutnyaMengingatdalampenelitianinimasihbanyakkekurangan,makaperlud
ilakukanpenelitianlebihlanjutyang serupadenganpenelitianinitetapi dengan
menggunakan strategi pembelajaran danmateriyangberbeda.

Daftar Pustaka

Lie, Anita. 2004. 101 Cara menumbuhkan Kecerdasan Anak ( Usia Balita Sampai
Pra Remaja). Jakarta: Gramedia.

Puji Santoso dalam Ismi Novitasari ( 2011: 7-10) . 2007. Materi dan
Pembenlajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai