ARTIKEL
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
ABSTRAK
1
Mahasiswa PGSD UPI Kampus Cibiru, NIM 1102340
2
Pembimbing I, Penulis Penanggung Jawab
3
Pembimbing II, Penulis Penanggung Jawab
Lia Purnama Sari, Komariah, Edi Rohendi, Pengaruh Model Learning Cycle 7e 2
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar
Pada saat ini perkembangan ilmu dari orang tuanya (Sadulloh, 2007, hlm.
pengetahuan dan teknologi semakin pesat. 9). Melalui pendidikan, manusia akan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman yang sangat
teknologi tersebut tentunya sangat berharga dan dapat menjadikan dirinya
berpengaruh terhadap semua aspek lebih dewasa. Pendidikan juga merupakan
kehidupan manusia, salah satunya yaitu sarana bagi siswa untuk aktif dalam
pada aspek pendidikan. Pendidikan mengembangkan kemampuan yang
merupakan suatu keharusan bagi manusia dimilikinya.
karena pada hakikatnya manusia lahir Pendidikan SD merupakan pondasi
dalam keadaan tidak berdaya dan tidak utama seorang individu karena Pendidikan
dapat hidup sendiri. Manusia dalam SD memegang peranan penting untuk
hidupnya pasti memerlukan bantuan dari kelangsungan pendidikan selanjutnya.
orang lain, begitupun pada saat lahir Salah satu mata pelajaran yang harus
sepenuhnya manusia memerlukan bantuan ddikuasai siswa SD adalah mata pelajaran
3 Antologi...., Volume..., Nomor..., Juni 2015
Berdasarkan Tabel 1, diketahui rata- siswa antara kelas eksperimen dan kelas
rata kelas eksperimen adalah 42,07 dan kontrol hampir sama.
rata-rata kelas kontrol adalah 41,13. Tahapan selanjutnya yaitu melakukan
Sedangkan untuk rata-rata kedua kelas uji normalitas data pretest kelas
memiliki selisih rata-rata 0,94. Selisih rata- eksperimen dan kelas kontrol. Uji
rata kedua kelas relatif tidak jauh berbeda, normalitas dilakukan dengan menggunakan
ini menunjukkan bahwa kemampuan awal bantuan Software SPSS versi 21.0 for
pemecahan masalah kedua kelas hampir windows. Dari hasil uji normalitas,
sama. Untuk lebih jelas melihat perbedaan menunjukan bahwa data pretest yang
nilai pretest kelas eksperimen dan kelas dimiliki oleh kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat dari explore berupa kontrol adalah berdistribusi normal. Nilai
boxplot nilai pretest untuk kelas signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu
eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan nilai signifikansi pretest di kelas
nilai pretest kelas eksperimen dan kelas eksperimen 0,079 dan di kelas kontrol
kontrol diperoleh dari median berupa garis 0,200. Kemudian tahap selanjutnya adalah
lurus di area dalam kotak masing-masing. uji homogenitas. Uji homogenitas
dilakukan untuk mengetahui variansi kedua
kelompok. Hasil uji homogenitas pada
pretest yaitu 0,273, artinya tidak terdapat
perbedaan variansi yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa data pretest dan posttest kedua kelas
tersebut berasal dari populasi yang
mempunyai varians sama.
Gambar 1 Analisis data selanjutnya adalah uji
Boxplot Pretest Kelas Eksperimen dan perbedaan rerata pretest kelas eksperimen
Kelas Kontrol dan kelas kontrol adalah untuk melihat ada
atau tidaknya perbedaan kemampuan
Berdasarkan Gambar 1, dapat kita pemecahan masalah matematis siswa
lihat area kotak kedua kelas beserta garis sebelum diberikannya perlakuan yang
tengahnya. Garis tengah itu menunjukkan berbeda. Perumusan hipotesis untuk uji t
titik tengah dari masing-masing kelas, adalah sebagai berikut.
maka kedua kelas baik eksperimen maupun Ho : 1 2 , Tidak terdapat perbedaan
kontrol memiliki median relatif sama pada kemampuan pemecahan
area kotak. Gambar tersebut berarti masalah matematis siswa antara
menunjukkan bahwa kemampuan awal
Lia Purnama Sari, Komariah, Edi Rohendi, Pengaruh Model Learning Cycle 7e 6
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar
Tabel 3
Nilai Statistik Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Eksperimen 30 64 100 2408 80,27 9,822 96,478
Kontrol 30 52 84 2012 67,07 7,978 63,651
area kelas kontrol. Jadi, terdapat perbedaan uji perbedaan rerata dari posttest kedua
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. sampel adalah sebagai berikut.
Tahapan selanjutnya yaitu melakukan Tabel 4
uji normalitas data posttest kelas Hasil Uji Perbedaan Rerata Posttest
eksperimen dan kelas kontrol. Uji Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
normalitas dilakukan dengan menggunakan Levene's t-test for Equality of Means
Test for
bantuan Software SPSS versi 21.0 for Equality of
windows. Dari hasil uji normalitas, Variances
menunjukan bahwa data posttest yang F Sig. T df Sig. Mean Std. 95%
dimiliki oleh kelas eksperimen dan kelas (2- Diffe Error Confidence
tailed) rence Diffe Interval of the
kontrol adalah berdistribusi normal. Nilai rence Difference
signifikansinya lebih besar dari 0,05 yaitu Lower Upper
nilai signifikansi posttest di kelas 1,347 ,251 5,713 58 ,000 13,200 2,310 8,575 17,825
eksperimen 0,200 dan di kelas kontrol
0,099. Kemudian tahap selanjutnya adalah Berdasarkan Tabel 4, diperoleh nilai
uji homogenitas. Uji homogenitas signifikansi kemampuan pemecahan
dilakukan untuk mengetahui variansi kedua masalah kedua kelas adalah 0,000. Nilai
kelompok. Hasil uji homogenitas pada signifikansi ini lebih kecil dari 0,05.
posttest yaitu 0,251, artinya tidak terdapat Berdasarkan kriteria pengambilan
perbedaan variansi yang signifikan antara keputusan, maka H0 ditolak. Hal tersebut
kelas eksperimen dan kelas kontrol (sama). dapat disimpulkan bahwa terdapat
Analisis data selanjutnya adalah uji perbedaan kemampuan pemecahan masalah
perbedaan rerata melalui uji-t (T-test matematis siswa antara kelas eksperimen
Sample Independent). Perumusan hipotesis dan kelas kontrol.
untuk uji-t adalah sebagai berikut.
Ho : 1 2 , Tidak terdapat perbedaan Uji Gain
kemampuan pemecahan Uji gain dilakukan untuk mengetahui
masalah matematis siswa antara terdapat tidaknya perbedaan peningkatan
kelas eksperimen yang kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan model learning siswa setelah diberikan perlakuan antara
cycle 7e dengan kelas kontrol kelas eksperimen dan kelas kontrol.
yang menggunakan Kelas Eksperimen
pembelajaran konvensional. Perolehan gain ternormalisasi pada
Ha : 1 2 , Terdapat perbedaan kelas eksperimen yaitu 0,66 dengan
kemampuan pemecahan interpretasi sedang. Untuk mengetahui
masalah matematis siswa antara terdapat peningkatan atau tidak dilakukan
kelas eksperimen yang tahap pengujian perbedaan rerata dengan
menggunakan model learning uji-t (one sample t-test) terhadap perolehan
cycle 7e dengan kelas kontrol indeks gain kelas eksperimen.
yang menggunakan Sebelum dilakukan uji-t gain pada
pembelajaran konvensional. kelas eksperimen, terlebih dahulu
Keterangan : dilakukan uji normalitas gain kelas
1 rata-rata kelas yang menggunakan eksperimen. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji Kolmogorov-
model learning cycle 7e
Smirnov, diperoleh hasil pengujian
2 rata-rata kelas yang menggunakan
normalitas gain kelas eksperimen dengan
pembelajaran konvensional nilai signifikansi sebesar 0,200. Nilai
Taraf signifikansi yang digunakan signifikansi tersebut lebih dari 0,05, maka
untuk pengujian ini adalah = 0,05. Hasil
Lia Purnama Sari, Komariah, Edi Rohendi, Pengaruh Model Learning Cycle 7e 8
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Dasar
membuat interaksi sosial yang baik eksperimen dan kelas kontrol dilakukan uji
diantara siswa untuk menyelesaikan soal gain ternormalisasi. Berdasarkan uji gain,
pemecahan masalah yang diberikan. didapatkan rata-rata gain kelas eksperimen
0,66 dan berada pada kriteria sedang,
Kemampuan Pemecahan Masalah sedangkan rata-rata gain kelas kontrol 0,44
Matematis Siswa Setelah Memperoleh dan berada pada kriteria
Pembelajaran Matematika dengan sedang.Berdasarkan analisis data yang
Model Konvensional telah dilakukan, diperoleh kemampuan
Pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah matematis awal siswa
menggunakan model konvensional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
kelas kontrol mampu meningkatkan sama. Hal ini terlihat dari rata-rata pretest
kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh oleh kedua kelas.
siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Berdasarkan hasil analisis data rata-rata
rata-rata nilai pretest dan posttest yang pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol,
diperoleh kelas kontrol. Berdasarkan data maka diperoleh rata-rata untuk kelas
yang diperoleh, rata-rata nilai pretest kelas eksperimen 42,07 dan kelas kontrol 41,13.
kontrol adalah 41,13 dan posttest kelas Selisih nilai rata-rata pretest kedua kelas
kontrol adalah 67,07. Data yang diperoleh adalah 0,94. Oleh karena itu, dapat
tersebut menunjukkan bahwa adanya disimpulkan bahwa kemampuan awal
peningkatan kemampuan pemecahan pemecahan masalah yang dimiliki oleh
masalah matematis siswa setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
mendapatkan pembelajaran matematika tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
dengan menggunakan model konvensional Setelah dilakukan treatment
yaitu sebesar 38,2. Gain ternormalisasi (perlakuan) terhadap kelas eksperimen
kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan model learning cycle
siswa yang diperoleh kelas eksperimen 7e dan kelas kontrol dengan menggunakan
yaitu sebesar 0,44 dengan interpretasi pembelajaran konvensional, selanjutnya
sedang. Hal tersebut juga diperkuat dengan siswa diberikan posttest. Berdasarkan hasil
hasil uji perbedaan rerata gain kelas posttest, diperoleh nilai rata-rata posttest
eksperimen melalui uji-t (one sample t-test) kelas eksperimen adalah 80,27 dan kelas
yang menunjukkan nilai signifikansi kontrol adalah 67,07. Ketika melihat hasil
sebesar 0,000. Nilai signifikansi rata-rata rata-rata posttest kelas eksperimen dan
ini kurang dari 0,05. Hal tersebut berarti kelas kontrol, maka dapat dilihat bahwa
bahwa terdapat peningkatan kemampuan rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
pemecahan masalah matematis siswa lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-
setelah memperoleh pembelajaran rata nilai posttest di kelas kontrol. Hasil
matematika dengan menggunakan model posttest tersebut menunjukkan bahwa ada
konvensional. perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa yang dimiliki oleh kelas
Perbedaan Kemampuan Pemecahan eksperimen dan kelas kontrol.
Masalah Matematis Siswa yang Selisih rata-rata kedua kelas adalah
Memperoleh Pembelajaran Matematika 13,2. Kenaikan rata-rata nilai posttest dari
dengan Menggunakan Model Learning nilai pretest kelas eksperimen adalah 38,2
Cycle 7e dengan Siswa yang Memperoleh dan kenaikan rata-rata nilai posttest
Pembelajaran Matematika dengan darinilai pretest kelas kontrol adalah 25,94.
Model Konvensional Hal tersebut menunjukkan bahwa
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan pemecahan masalah matematis
peningkatan perbedaan kemampuan siswa pada kelas eksperimen yang
pemecahan masalah matematis pada kelas
11 Antologi...., Volume..., Nomor..., Juni 2015