2 Rumusan Masalah
A. Definisi A. Tujuan.
Berat jenis batu pecah adalah berat batu Mengetahui keausan Batu pecah untuk
pecah saat berada di udara terbuka beton dengan menggunakan mesin Los
dibandingkan dengan berat batu pecah saat Angeles
dimasukkan ke dalam air dimana pori-pori 3.5.3.7 Analisa Saringan (ASTM 136-95
batu pecah tersebut terisi oleh air A)
B. Tujuan.
Menentukan berat jenis Batu pecah pada 3.5.4. Analisa Abu Vulkanik
kondisi SSD
3.5.3.3 Percobaan Air Resapan Pada Analisa Abu Vulkanik dilakukan dengan
Batu Pecah (ASTM C 127- 88 cara mencari jenis dan jumlah senyawa
Reapp 93 ) yang terkandung di dalamnya.
Percobaan ini lakukan dengan tujuan Kehalusan Abu Vulkanik diperoleh dengan
untuk mengetahui kadar air resapan pada menggunakan analisa ayakan.yaitu ayakn
agregat kasar yang akan digunakan. Berikut no 200.
adalah langkah pelaksanaanya:
A. Tujuan. 3.6. Penentuan Komposisi Awal Tiap
Menentukan Kadar air resapan Batu pecah Bahan
3.5.3.4 Percobaan Berat Volume Batu
Pecah (ASTM C 29/C 29 M 91a Penentuan komposisi awal tiap
) bahan adalah sebagai berikut :
Percobaan ini lakukan dengan tujuan 1. Perbandingan volume agregat halus dan
untuk mengetahui berat volume pada agregat agregat kasar adalah 39:61.
kasar yang akan digunakan baik pada kondisi 2. Perbandingan semen:Abu Vulkanik
lepas ataupun kondisi padat. Berikut adalah sebesar 100:0, 85:15, 75:25, 65:35, 5:5.
langkah pelaksanaanya: Kemudian dilanjutkan dengan
A. Definsi prosentase perbandingan 100:0 , 90:10,
Berat volume batu pecah adalah berat batu 85:15, 80:20, 75:25.
pecah dalam kondisi asli dibandingkan 3. Jumlah air yang diberikan pada saat
dengan berat batu pecah ketika pori-pori dilakukan trial mix adalah sesuai dari
batu pecah tersebut dimampatkan dengan hasil perhitungan Mix design.
cara dirojok tetapi pori-pori batu pecah
tersebut masih terisi oleh udara tetapi tidak 1.7.1.1 Percobaan Slump Test (ASTM C
penuh 143 78)
B. Tujuan. A. Tujuan
Menentukan berat volume batu pecah baik Untuk mengukur workability
dalam keadaan lepas maupun padat. (kemampuan dikerjakan) dari
3.5.3.5 Test Kebersihan Batu Pecah campuran beton. Dan memperoleh
Terhadap Lumpur ( Pencucian ) keseragaman pemakaian air.
(ASTM C 117 95)
3.8.1 Pembuatan Benda Uji Pasta pori yang terbuka membuat menjadi keropos
3.8.1.1 Benda Uji Pasta Ukuran 20 x 40 (menurunkan kuat tekan).
mm (AFNOR NF B 49104)
Tes porositas binder abu vulkanik bertujuan
Pengetesan benda uji pasta ukuran 20 untuk mengetahui besarnya pori terbuka dan
x 40 mm ini digunakan untuk menghitung tertutup yang ada didalam binder (pasta)
prosentase optimum campuran semen dengan
dengan abu vulkanik tersebut:
fly ash. Yang nantinya digunakan sebagai
campuran dasar untuk membuat beton yang 3.9.1.1 Benda Uji Mortar Ukuran 50 x 50
akan diuji temperaturnya.
mm (SKSNI M-111-1990-03)
3.8.1.2 Uji Setting Time (ASTM C 191-01a)
1.10.1 Tes Kuat Tekan (ASTM C 39/C
Setting time merupakan suatu uji untuk
39M-01) Pasta dan Mortar
mengetahui pengikatan awal dan pengikatan
Pertama-tama tes kuat tekan
akhir pada pasta binder, dimana indikasi
dilakukan pada binder ukuran 20x40 mm
pengikatan awal terjadi ketika penurunan
dengan variasi prosentase abu vulkanik 0%,
jarum vicat tercatat sebesar 25 mm. Sedangkan
15%, 25%, 35% dan 50%, pada umur 3, 7, 14,
untuk pengikatan akhir tercatat kurang lebih 0
28, 56, dan 91, hari untuk mendapatkan
mm, dengan kata lain tidak terjadi penurunan
prosentase yang paling optimum. Jumlah
jarum vicat.
sampel yang dibuat untuk masing-masing
prosentase adalah 6 buah binder dengan 3
3.8.1.3 Pengujian Panas Hidrasi (ASTM C benda uji untuk masing-masing umur
1074-98) pengujian. Nantinya prosentase optimum
Dalam penelitian ini yang menjadi tersebut akan digunakan pada beton ukuran
salah satu analisa adalah pada pendataan suhu 10x20 cm yang akan diuji tekan pada umur 3,
7, 14, 28, 56, dan 91 hari untuk mencari nilai
b. Pengujian kuat tekan dimaksudkan untuk
mengetahui kuat tekan pasta dan beton yang
telah mengeras.:
3.13.1. Capping Silinder Beton (ASTM 3.17. Cek Standard Deviasi Beton
C-617-83) Normal = 30 MPa. Sebagai Quality
Control.
Caping merupakan suatu cara Untuk mengetahui kualitas dari
meratakan ujung benda uji dengan beton yang telah dibuat, perlu dilakukan
menutupnya menggunakan bahan yang kontrol kualitas beton agar nantinya
cocok, sehingga terbentuk ujung dapat diketahui kelas dari beton yang
permukaan silinder yang berbidang telah dibuat.
datar. Hal ini diperlukan agar Standart deviasi dinyatakan dengan simbol S
pembagian tekanan dapat merata ke dengan rumus sebagai berikut :
semua permukaan benda uji sehingga ( )
tidak hanya terpusat pada bagian yang
cembung saja. Bahan yang digunakan .......................................( Rumus 21)
untuk caping bisa berupa campuran X = niali benda uji
semen, ataupun dari bahan mortar yang = rata -rata
mengandung belerang. n = jumlah benda uji
BAB IV
HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
DATA
Kondisi Pasir :
1. Lolos saringan No. 200 :
2. Berat jenis (SSD) : 2.72 gr/cm3
3. Berat Volume : 1.485gr/cm3
4. Kelembaban : 5.82 %
5. Resapan : 1.52 %
6. Modulus Kehalusan : 2.2495
7. Grading zone :2
4.3.1 Tes Kuat Tekan (ASTM C 823-75) % Abu Vulkanik Air (ml)
Test kuat tekan dilakukan pada 3 jenis 0 72.9
benda uji, yaitu benda uji binder ukuran 20 x 40 10 75.36
mm,benda uji mortar ukuran 50 x 50mm dan 15 77.5
benda uji beton ukuran 10 x 20 cm.
Adapun tes kuat tekan yang dilakukan 20 78.6
pada binder 20 x40 mm adalah untuk 25 79.3
mengetahui nilai kuat tekan optimum pada 30 79.95
campuran semen dan abu vulkanik dengan 35 80.04
prosentase tertentu. Prosentase abu vulkanik
yang digunakan pada awalnya yaitu 0%, 15%,
25%, 35%, 50%. Namun dikarenakan pada saat Keterangan : Berat Semen + Abu = 300 gram.
percobaan ternyata yang optimum antara
15%,maka dilakukan uji ulang dengan
komposisi 0%, 10%, 15% ,20%dan 25%. Tes Berikut disajikan grafik konsistensi
kuat tekan untuk binder dilakukan pada umur 3, normal semen dengan Abu Vulkanik pada
7, 14, 21 dan 28 hari. Gambar 4.4 dibawah ini:
Untuk tes kuat tekan yang dilakukan
pada mortar 50 x 50 mm adalah untuk
mengetahui nilai kuat optimum dan trend yang
terjadi akibat penambahan abu
vulkanik.prosentase abu vulkanik yang di
tambahkan yaitu 0%, 10%, 15%, 20%, 25%.Tes
kuat tekan untuk mortar dilakukan pada umur 3,
7, 14, 21 dan 28 hari.
Sedangkan untuk benda uji ukuran 10 x
20 cm dilakukan beberapa pengetesan untuk
beberapa tujuan.Diantaranya untuk mengetahui
kuat tekan beton dengan campuran abu vulkanik
bromo dan mendapatkan prosentase abu
vulkanik bromo optimum yang ditambahkan
pada campuran beton. Gambar 4.1 Grafik Konsistensi Normal
binder dengan pengamatan.
untuk mengetahui dari variasi prosentase Abu
Vulkanik. Pada awalnya dilakukan pengujian
terhadap pasta dengan prosentase 0%, 15%,
25%,35% dan 50% Abu Vulkanik, manakah
prosentase yang memberikan nilai kuat tekan
paling optimum.pengujian kuat tekan ini
menggunakan mesin Old UTM .
3 7 14 21 28
STDV hari hari hari hari hari
0% 0.45 0.86 3.51 2.98 2.57
10% 2.71 0.99 1.55 1.31 2.81
15% 3.03 0.16 3.49 1.80 1.51
20% 0.15 0.46 1.23 0.00 2.96
25% 1.47 1.80 3.05 3.14 3.18
Panas Hidrasi Panas Maksimum (C) Panas Akhir (C) C) Komulatif (C)
0% 52.85 28
15% 48.85 28 4 4
25% 44.9 28 3.95 7.95
35% 42.8 28 2.1 10.05
50% 38.05 28 4.75 14.8
awal
Tabel 4.50 Hasil panas hidrasi
Prosentase 1 (gram) 2 (gram) 3 (gram)
Panas Hidrasi Setting awal (C) setting akhir (C) C) Komulatif (C) 0% 289.5 301 300.5
0% 54.8 28 10% 312.5 306.5 304.5
15% 51.3 28 3.5 3.5 15% 294 299.2 297
20% 49.5 28 1.8 5.3 20% 292 298 300.5
25% 47.3 28 2.2 7.5
25% 302.6 301 304
PercobaanDari tabel tersebut dapat di ketahui
bahwa penambahan Abu Vulkanik 25% dapat akhir
menurunkan suhu dalam pasta sebesar 7.5C. hal Prosentase 1 (gram) 2 (gram) 3 (gram)
ini menunjukan bahwa Abu vulkanik tidak dapat 0% 278.8 278.4 279.5
bereaksi secara cepat semen.sehingga semen
memerlukan waktu yang cukup lama untyk 10% 289.4 284 283
mengikat abu vulkanik tersebut. 15% 273.7 279.1 267.3
20% 271.4 277.2 270.2
25% 275.3 274.7 279.8
4.4.3 Uji porositas
Tabel 4.53 hasil pengujian porositas Mortar
Pengujian porositas ini sangat perlu
dilakukan,hal dilakukan agar kita dapat rata-
mengetahui kualitas benda uji yang kita buat. porositas 1 (%) 2 (%) 3 (%) rata(%)
Dalam penelitian ini juga dilakukan uji porositas 0% 3.696028 7.508306 6.988353 6.064229
terhadap binder (pasta),mortar dan beton hanya 10% 7.392 7.340946 7.060755 7.264567
pada prosentase 0%, 10%, 15%, 20%, 25%. 15% 6.904762 6.717914 10 7.874225
Karena prosentase tersebut marupakan titik-titik
20% 7.054795 6.979866 10.08319 8.039285
optimum penambahan abu vulkanik berdasarkan
percobaan sebelumnya diatas.berikut disajikan 25% 9.021811 8.737542 7.960526 8.573293
hasil dari .porositas dalam bentuk tabel.
Berdasarkan tabel diatas kita dapat mengetahui 4.4.5 Tes Kuat Tarik beton.
bahwa porositas yang terdapat di dalam Tes kuat tarik beton juga diperlukan
campuran mortar maksimum mencapai untuk mengetahui kemampuan tarik yang bisa
10,08319, namum hal tersebut masih bisa di pikul oleh campuran beton. Hasil dari tes
diterima karena porositas maksimum yang bisa kuat tarik kami tampilkan sebagai berikut:
ditolelir sebesar 12 %.
Tabel 4.55 Tes belah beton pada umur 28 hari
Tabel 4.54 porositas terbuka Beton
Awal 1 2 3 rata-rata
Prosent 1 2 3 Prosentase (ton) (ton) (ton) (ton)
ase (gram) (gram) (gram) umur 0% 8.50 11.00 10.50 10.00
0% 3925 3900 3965 28 10% 7.80 8.50 9.50 8.60
10% 3845 3840 3855 28 15% 12.35 10.00 8.55 10.30
15% 3860 3845 3865 28 20% 9.65 10.10 8.00 9.25
20% 3925 3905 3940 28 25% 7.00 9.00 9.00 8.33
25% 3860 3855 3865 28
Akhir 1 2 3 rata-rata
Prosent 1 2 3 Prosentase (Mpa) (Mpa) (Mpa) (Mpa)
ase (gram) (gram) (gram) umur 0% 27.57 35.68 34.05 32.43
0% 3725 3700 3760 34-37 10% 25.30 27.57 30.81 27.89
10% 3725 3720 3715 34-37
15% 40.05 32.43 27.73 33.41
15% 3725 3720 3740 34-37
20% 31.30 32.76 25.95 30.00
20% 3715 3705 3755 34-37
25% 3675 3675 3696 34-37 25% 22.70 29.19 29.19 27.03
Compound SiO2 Na20 Fe2O3 Al2O3 CaO K2O TiO2 SO3 MgO P205
conc unit 35.70% 22% 15.80% 9.90% 8.32% 3.37% 1.50% 1.30% 1% 0.73
Selain unsur silika,ternyata terdapat kandungan
unsur-unsur lain seperti Ferat (Fe2O3 15,8%),
Nitrit (Na2O 22%), dan Alumunium Oksida
(Al2O3 9.9%).
Gambar 4.23 X-Ray Diffractometer Merapi Volcano Ash
Pada bab terkhir ini akan disampaikan 1. Ketepatan Hasil Analisa ini
beberapa kesimpulan dan saran dari pengujian bergantung pada Kuat tekan dan
yang telah dilakukan. perawatan dan kontrol pada saat
pengujian, untuk itu pada saat
pembuatan benda uji,pemeliharaan
5.1 Kesimpulan
,capping, suhu,kondisi alat,serta
kondisi benda uji sebelum dan pada
1. Kandungan Kimia dari abu vulkanik saat dilakukan pengetesan harus benar-
ini sebagian besar adalah unsur yang benar terjaga dan berhati-hati dalam
digunakan sebagai pozolan,yaitu 35% melaksanakanya agar didapatkan hasil
SiO2, (Fe2O3 15,8%), (Al2O3 9.9%). yang sangat akurat.
2. Dari Hasil percobaan yang kami 2. Penelitian ini tidak menggunakan
lakukan menunjukan sifat kuat tekan terlalu banyak benda uji
beton semakin menurun seiring dengan beton.dikarenakan jumlah abu
bertambahnya prosentase abu vulkanik yang cukup terbatas dan
vulkaanik. Pada saat pelaksaan pengolahanya sebelum dijadikan
pengecoran terlihat benda uji waktu pengganti semen yang cukup lama,
basah mengeluarkan air dan terjadi oeleh karena ini diharapkan pada
segregasi,ada indikasi bahwa reaksi penelitian selanjutnya gunakan benda
antara beton denga abu vulkanik uji yang cukup banyak dengan ukuran
melambat. Hal ini terbukti melalui uji 15x30 supaya didapatkan hasil yang
setting time dan panas hidrasi. lebih akurat lebih baik.
3. Abu vulkanik pada prosentase 10% 3. Dalam penelitian ini metode yang
kurang berperan dalam campuran digunakan adalah metode beton
beton, hal ini di indikasi karena pada normal bisasa.untuk itu diharapkan
prosentase tersebut jumlah silika yang pada penelitian selanjutnya digunakan
bereaksi tidak cukup untuk metode-metode lain yang
menggantikan jumlah semen yang memungkinkan hasil dari penggunaan
hilang, sehingga terjadi kekacauan di abu vulkanik ini jauh lebih baik.
prosentase tersebut.namun ketika 4. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
prosentase di tambah menjadi 15% digunakan sebagai pembanding oleh
maka didalam campuran tersebut peneliti-peneliti selanjutnya.
prosentase silika dan bahan pozolan
yang terkanding dalam abu vulkanik
cukup untuk bereaksi menggantikan
jumlah semen yang hilang.
4. Hasil Kuat tekan beton pada Umur 28
hari menunjukan bahwa penambahan
abu vulkanik tidak menunjukan
penurunan yang signifikan. Dari
prosentase abu vulkanik yang
ditambahkan didapatkan kekuatan
pada komposisi 0% = 35.212 MPa,
10% = 28. 085 MPa, 15% = 31.903
MPa, 20% =29.485, 25%= 26.727.
dengan hal tersebut dapat disimpulkan
abu vulkanik ini dapat digunakan
namun dengan prosentase dibawah
25%. Dan komposisi teroptimum
disarankan menggunakan prosentase
15%.
.