FISIOTERAPI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016-2017
A. Definisi Frozen Shoulder
Istilah frozen shouder hanya digunakan untuk penyakait yang sudah diketahui dengan
baik yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan progresif bahu yang berlangsung 18 bulan.
Proses peradangan dari tendonitis kronis tapi perubahan-perubahan peradangan kemudian
menyebar melibatkan seluruh cuff dan capsul (Appley, 1993).
Selama peradangan berkurang jaringan berkontraksi kapsul menempel pada kaput
humeri dan guset sinovial intra artikuler dapat hilang dengan perlengketan. Frozen
merupakan kelanjutan lesi rotator cuff, karena degenerasi yang progresif. Jika
berkangsung lama otot rotator akan tertarik serta memperlengketan serta memperlihatkan
tnada-tanda penipisan dan fibrotisasi. Keadaan lebih lanjut, proses degenerasi diikuti
erosi tuberculum humeri yang akan menekan tendon bicep dan bursa subacromialis
sehingga terjadi penebalan dinding bursa. Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada
penimbunan kristal kalsium fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun
dalam tendon, ligamen, kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali
ditemukan pada tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdeltoid
sehingga terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus
menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketandinding
dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive akhirnya terjadi frozen
shoulder (Mayo, 2007)
Frozen shoulder dibagi 2 Klasifikasi, yaitu :
1. Primer/ idiopetik frozen shoulder
Yaitu frozen yang tidak diketahui penyebabnya. Frozen shoulder lebih
banyak terjadi pada wanita dari pada pria dan biasanya terjadi usia lebih dari 41
tahun. Biasanya terjadi pada lengan yang tidak digunakan dan lebih
memungkinkan terjadi pada orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan
gerakan bahu yang lama dan berulang.
3. Sendi acromioclaviculare
Dibentuk oleh extremitas acromialisclavicula dengan tepi medial
dari acromion scapulae. Facies articularisnya kecil dan rata dan dilapisi oleh
fibro cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Secara
morfologis termasuk ariculatio ellipsoidea, karena facies articularisnya
sempit, dengan ligamentum yang longgar.
Ligamentum yang memperkuatnya:
1) Ligamentacromio claiculare, yamg membentang antara
acromion dataran ventral sampai dataran caudal clavicula.
2) Ligament coraco clavicuculare, terdiri dari 2 ligament yaitu:
a) Ligamentum conoideum, yang membentang antara dataran
medial procecuscoracoideus sampai dataran caudal
claviculare
b) Ligamentum trapezoideus, yang membentang dari dataran
lateral procecuscoraoideus sampai dataran bawah
clavicuare
Gerak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan
dengan gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka
terjadi rotasi clavicula mengitari sumbu panjangnya. Rotasi ini menyebabkan
elevasi clavicula, elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian
30% berikutnya pada rotasi clavicula.
4. Sendi subacromiale
Sendi subacromiale berada diantara arcus acromioclaviculare yang berada
di sebelah cranial dari caput serta tuberositas humeri yang ada di sebeleh
caudal, dangan bursa subacromiale yang besar bertindak sebagai rongga sendi.
3) Kompresi
Kompresi adalah gerakan translasi tulang yang arahnyategak lurus
tetapi kedua pernukaan sendi saling mendekati, biasanya akan
menimbulkan nyeri (mudatsir, 2007).
C. Patologi
Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal kalsium fosfat
dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon, ligamen, kapsul serta
dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali ditemukan pada tendon lalu
kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdeltoid sehingga terjadi rardang
bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus menyebabkan penebalan
dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketan dinding dasar dengan bursa
sehingga timbul pericapsulitis adhesive akhirnya terjadi frozen shoulder.
Faktor immobilisasi juga merupakan salah satu faktor terpenting yang juga dapat
menyebabkan perlekatan intra, ekstra selular pada kapsul dan ligamen, kemudian
kelenturan jaringan menjadi menurun dan menimbulkan kekakuan. Semua organ yang
disekeliling jaringan lunak, terutama tendon supraspinatus terlibat dalam perubahan
patologi. Fibrotic ligamen coracohumeral cenderung normal dari tendon bicep caput
longum juga rusak (robek). Keterlibatan tendon bicep berpengaruh secara signifikan
dalam penyebaran nyeri ke anterior sendi glenohumeral yang berhubungan dengan
adhesive capsulitis
Frozen shoulder merupakan gangguan pada sendi bahu yang menimbulkan nyeri
dan keterbatasan luas gerak sendi (LGS) pada sendi glenohumeral. Adanya rasa nyeri
dapat mengganggu penderita dalam melakukan aktifitas. Biasanya nyeri ini akan timbul
saat melakukan aktifitas, seperti : mengangkat tangan ke atas waktu menyisir rambut,
menggosok punggung sewaktu mandi, menulis dipapan tulis, mengambil sesuatu dari
saku belakang celana, mengambil atau menaruh sesuatu di atas dan kesulitan saat
memakai atau melepas baju. Hal ini akan menyebabkan pasien enggan menggerakkan
sendi bahunya yang akhirnya dapat memperberat kondisi yang ada sehingga dapat
menimbulkan gangguan dalam gerak dan aktifitas fungsional keseharian (Wiratno, 1988).
Sedangkan sifat keterbatasan frozen shoulder ditandai dengan : (1) mengikuti pola
kapsular (capsular pattern), yang ditandai dengan gerak eksorotasi lebih nyeri dan
terbatas dari gerakan abduksi serta lebih terbatas lagi dari endorotasi. (eksorotasi >
abduksi > endorotasi), (2) bukan pola kapsuler (non capsular pattern), yaitu keterbatasan
gerak dan nyeri terjadi pada arah gerak tertentu, tergantung dari topis lesi, misalnya
keterbatasan ke arah endorotasi atau abduksi saja (Heru Purbo Kuntono, 2007).
Problematika pada frozen shoulder berupa nyeri dan keterbatasan gerak akan
menyebabkan keluhan pada keterbatasan fungsi berupa ketidakmampuan untuk
menggosok punggung saat mandi, menyisir rambut, kesulitan dalam berpakaian,
mengambil dompet dari saku belakang, kesulitan memakai pakaian dalam bagi wanita
dan gerakan- gerakan fungsional yang lain yang melibatkan sendi bahu (Apley, 1993).
Akibat selanjutnya penderita frozen shoulder akan mendapatkan hambatan dalam
aktifitas sosial masyarakat karena keadaannya
1) Nyeri
2) Keterbatasan Lingkup gerak sendi
3) Penurunan Kekuatan otot
4) Atropi otot
5) Gangguan aktifitas fungsional
F. Etiologi
Penyebab frozen shoulder capsulitis adhesiva belum diketahui dengan jelas
namun, adapun beberapa teori yang dikemukakan oleh American Asociation of
Orthopaedic Surgeons tahun 2007 mengenai frozen shoulder capsulitis adhesiva adalah
sebagai berikut frozen shoulder capsulitis adhesiva dibagi 2 klasifikasi predisposing,
yaitu:
1) Primer/ idiopetik frozen shoulder
Yaitu frozen shoulder yang tidak jelas diketahui penyebabnya seperti: \
a) Teori Hormonal
b) Teori Genetik
c) Teori Auto Immuno
d) Teori Postur