Proposal
Oleh :
I Made Suwardike
ACE 114 030
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pada program PTM Jurusan PTK Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Palangka Raya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak
memperoleh bantuan yang berasal dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP Universitas Palangka
Raya.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik dan Kejuruan FKIP Universitas
Palangka Raya yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.
4. Prof. Dr. Sanggam R.I Manalu M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah PTK.
Serta semua pihak yang tidak tersebut di atas yang telah membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini baik moril maupun materiil. Penulis menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap semoga
skripsi ini dan memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan,
khususnya Pendidikan Teknik Mesin.
Penulis
1
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .........................................................................................
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................
ABSTRAK ............................................................................................................
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1 Latar Belekang Masalah .........................................................................
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ..................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
1.4 Keterbatasan Penelitian ...........................................................................
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................
1.6 Definisi Istilah .........................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
tetapi juga harus membekali siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam dunia kerja. Kondisi dan situasi yang demikian ini, sebagaimana
dikemukakan oleh Amir Taufik (2009,hlm.13) bahwa:
Pembelajaran yang penekanannya pada kompetensi dunia kerjasemestinya
adalah berdasarkan masalah (problem based learning).Problem based learning
dapat membantu siswa membangun kecakapan sepanjang hidupnya dalam
memecahkan masalah, kerja sama tim, dan berkomunikasi.
2 80 89 B
3 70 79 C
4 < 70 D
(Sumber:Dokumen guru mata pelajaran pekerjaan dasar otomotif)
3. Guru tidak memberi inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih
siswa untuk belajar mandiri dan berkelompok.
5
4. Adanya pembelajaran di kelas yang berlangsung selama ini lebih berorientasi
pada guru, seperti metode ceramah yang selalu digunakan di kelas
menyebabkan kecilnya kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa
dan aktivitas guru pada mata pelajaran pekerjaan dasar otomotif dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas X
TSM B SMK Karsa Mulya Palangka RayaTahun Ajaran 2017/2018. Sedangkan
tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TSM B SMK Karsa Mulya Palangka
Raya pada mata pelajaran pekerjaan dasar otomotif terutama pada Kompetensi
Dasar mendeskripsikan Alat-Alat Ukur.
2. Mengetahui aktivitas guru dikelas X TSM B SMK Karsa Mulya Palangka Raya
dalam pembelajaran pekerjaan dasar otomotif pada saat diterapkanya model
pembelajaran Problem Based Learning.
E. Manfaat Penelitian
6
2. Bagi guru, sebagai alternatif model pembelajaran dalam rangka proses
pembelajaran Student Centered.
3. Bagi siswa, selain diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, juga
dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran
mata pelajaran pekerjaan dasar otomotifdi kelas.
4. Bagi Kepala Sekolah SMK Karsa Mulya Palangka Raya, memberikan
konstribusi selaku pemegang kebijakan di sekolah untuk berupaya mencoba
menerapkan model PBL pada kompetensi keahlian yang lain.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
1. Problem Based Learning (PBL)
8
beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
Keadaan tersebut menunjukan bahwa model PBL dapat memberikan
pengalaman yang kaya pada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga
diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi yang nyata dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan PBL
9
c. Langkah-Langkah Problem Based Learning (PBL)
10
Fase 5. Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi terhadap
Menganalisis dan
investigasinya dan proses-proses
mengevaluasi proses
yang mereka gunakan.
mengatasi masalah.
(sumber: Arends, 2007: 56-60)
Fase 1. Memberikan Orientasi tentang Permasalahannya kepada Siswa.
Pada awal pelajaran PBL, seperti semua tipe pelajaran lainnya, guru seharusnya
mengkomunikasikan dengan jelas maksud pelajarannya, membangun sikap
positif terhadap pelajaran itu, dan mendeskripsikan sesuatu yang diharapkan
untuk dilakukan oleh siswa. Guru perlu menyodorkan situasi bermasalah dengan
hati-hati atau memiliki prosedur yang jelas untuk melibatkan siswa dalam
identifikasi permasalahan. Guru seharusnya menyuguhkan situasi bermasalah itu
kepada siswa dengan semenarik mungkin.
Fase 2. Mengorganisasikan Siswa untuk Meneliti.
PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan kolaborasi di
antara siswa dan membantu mereka untuk menginvestigasi masalah secara
bersama-sama. PBL juga mengharuskan guru untuk membantu siswa untuk
merencanakan tugas investigatif dan pelaporannya.
Fase 3. Membantu Investigasi Mandiri dan Kelompok.
Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan, atau dalam tim-tim
studi kecil adalah inti PBL. Meskipun setiap situasi masalah membutuhkan
teknik investigatif yang agak berbeda, kebanyakan melibatkan proses
mengumpulkan data dan eksperimentasi, pembuatan hipotesis dan penjelasan,
dan memberikan solusi.
Fase 4. Mengembangkan dan Mempresentasikan Artefak dan Exhibits.
Fase investigatif diikuti dengan pembuatan artefak dan exhibits. Artefak lebih
dari sekedar laporan tertulis. Artefak termasuk hal-hal seperti rekaman video
yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang diusulkan,
model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau
solusinya, dan pemrograman komputer serta presentasi multimedia. Setelah
artefak dikembangkan, guru sering mengorganisasikan exhibits untuk
memamerkan hasil karya siswa di depan umum. Exhibits dapat berupa pekan
11
ilmu pengetahuan tradisional, yang masing-masing siswa memamerkan hasil
karyanya untuk diobservasi dan dinilai oleh orang lain.
Fase 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Mengatasi Masalah.
Fase terakhir PBL melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri
maupun keterampilan investigatif dan keterampilan intelektual yang mereka
gunakan. Selama fase ini, guru meminta siswa untuk merekontruksikan pikiran
dan kegiatan mereka selama berbagai fase pelajaran.
2. Metode Eksperimen
12
Kelebihan metode eksperimen menurut Cece Wijaya dan A. Tabrani
Rusyan (1994: 95-96) sebagai berikut:
a. Metode ini memakan waktu yang banyak. Jika diterapkan dalam rangka
pelajaran di sekolah, ia dapat menyerap waktu pelajaran lainnya.
b. Kebanyakan metode ini cocok untuk pelajaran sains dan teknologi, kurang
dapat diterapkan pada pelajaran-pelajaran yang lainnya, terutama bidang
ilmu pengetahuan sosial.
13
c. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap. Jika kurang salah
satu daripadanya, eksperimen akan gagal, dan
d. Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia,
kemungkinan menghadapi bahaya selalu ada. Dalam hal in faktor
keselamatan kerja perlu diperhitungkan.
Sejalan dengan pendapat Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan (1994: 95-
96) tersebut, Syaiful Bahri (2006: 84) mengemukakan bahwa metode
eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami serta membuktikan sendiri akan sesuatu yang
dipelajari dengan sebuah kegiatan. Sejalan dengan pendapat tersebut pada
karangan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 84-85) juga
menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran dengan metode percobaan ini
siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri,
mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses
sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari
kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik
kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Metode eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan, metode
eksperimen mengandung beberapa kelebihan (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, 2006: 84-85) antara lain:
a. Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya.
b. Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
c. Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
Metode eksperimen juga mengandung beberapa kekurangan (Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006: 84-85) antara lain:
14
b. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
c. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
16
d. Melaksanakan strategi (Act on the strategy), pada tahap ini ketika siswa
telah berhasil mencari berbagai pilihan strategi, maka selanjutnya mereka
harus menggunakan salah satunya.
e. Mengamati pengaruh atau efek bagi siswa (Look at the effects), pada
tahap akhir ini siswa bertanya pada dirinya sendiri apakah jawaban mereka
telah sesuai dengan solusi yang ada.
18
dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali ketika informasi itu
diperlukan untuk menyelesaikan masalah (Purwanto, 2011: 50).
19
f. Menciptakan (creating), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk
sesuatu yang berbeda atau membuat produk original. Dalam taksonomi ini
siswa menghasilkan (generating), merencanakan (planning), dan
menghasilkan karya (producing).
5. Alat Ukur
20
terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis dari kurang kritis pada siklus I
menjadi cukup kritis pada siklus II.
Penelitian Ika Setyaningsih tersebut relevan dengan penelitian ini karena
sama-sama menggunakan model PBL pada siswa kelas X SMA. Hal yang
membedakan adalah tujuan dari penelitian ini. Penelitian Ika Setyaningsih
bertujuan untuk (1) mengetahui keterlaksanaan PBL dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-D semester II SMA Negeri 4
Yogyakarta pada materi pokok pencemaran lingkungan. (2) mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-D semester II SMA
Negeri 4 Yogyakarta pada materi pokok pencemaran lingkungan setelah
dilakukan pembelajaran dengan PBL. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh model PBL melalui metode eksperimen terhadap
kemampuan kognitif C3, C4, C5, dan C6 berdasarkan keterampilan penggunaan
peralatan bengkel siswa kelas X TSM B.
C. Kerangka Berfikir
21
Model PBL melalui metode eksperimen dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran yang dapat membuat suatu pembelajaran lebih menarik
dan variatif serta dapat membantu siswa belajar lebih mandiri.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, bentuk skema kerangka berpikir
penelitian ditunjukan pada Gambar 1.
Pembelajaran Pekerjaan dasar otomotif banyak mempelajari mengenai peralatan
yang akan digunakan dibengkel.
Dengan PBL ini Salah satu model Dengan PBL ini maka siswa
akan pembelajaran yang dapat maka mempengaruhi akan menjadi
lebih diterapkan yaitu model aktif. PBL. kemandirian siswa.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
Jawaban tersebut dicapai dengan bantuan berupa pendekatan, cara atau metode
yang tepat agar lebih cepat sampai menuju jawaban yang dibutuhkan. Pendekatan
dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research.
Ciri utama penelitian tersebut menurut Kusumah dan Dwitagama (2012:8-9) adalah
adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian
Wilfred Carr dan Stephen Kemmis yang juga adaptasi dari Kurt Lewin. Wilfred
Carr dan Stephen Kemmis memikirkan bagaimana konsep Penelitian Tindakan ini
tersebut pada waktu itu digunakan untuk bidang sosial namun dalam penelitian ini
konsep tersebut juga dapat digunakan. Konsep tersebut merupakan adaptasi dari
dalam setiap siklus yaitu (1) Perencanaan, (2) Tindakan atau perlakuan, (3)
Penelitian Tindakan Kelas model Carr dan Kemmis karena model tersebut selain
pemahaman praktek.
23
Gambar 7. Siklus PTK menurut Carr dan Kemmis (Liu, 2014: 1006)
deskriptif namun data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif, sehingga tempat dan
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMK Karsa Mulya yang mempunyai alamat
di Jalan G. Obos Palangka Raya. SMK Karsa Mulya adalah lembaga pendidikan
ditemukannya masalah.
24
2. Waktu penelitian
instrumen dilakukan pada bulan Oktober 2017. Pembuatan instrumen berdasar pada
C. Subjek penelitian
Penelitian ini wilayah sasaran yang akan diteliti sudah jelas maka diberi
nama subjek penelitian. Subjek penelitian kali ini adalah seluruh siswa kelas X
TSM B SMK Karsa Mulya jurusan teknik permesinan yang berjumlah 30 siswa.
D. Jenis tindakan
Jenis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah dengan penerapan
disingkat PBL. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada penelitian kali ini
menggunakan model yang dikembangkan oleh Carr dan Kemmis. Model ini
mempunyai langkah pokok 4 macam yaitu (1) Perencanaan, (2) Tindakan atau
perlakuan, (3) Observasi atau pengamatan, (4) Refleksi (Liu, 2014: 1006).
pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pra siklus dilaksanakan untuk mengetahui apakah
tindakan yang akan diberikan dapat terlaksana dengan baik sedangkan siklus 1 dan
2 merupakan inti tindakan yang akan diberikan. Setiap siklus tersebut mencakup 4
tahapan seperti model PTK yang dikembangkan oleh Carr dan Kemmis seperti
dijelaskan sebelumnya. Siklus akan berhenti atau berhasil apabila 80% dari jumlah
25
1. Pra siklus
Pra siklus adalah siklus yang diterapkan sebelum siklus utama diterapkan.
Pra siklus digunakan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dan kondisi
belajar siswa dapat mengikuti arahan guru untuk menerapkan tindakan pada siklus
1 dan 2 yaitu dengan metode PBL. Keberhasilan pada pra siklus ini ditentukan
dengan tingkat partisipasi siswa 80% dari jumlah siswa, pengetahuan dan
ketrampilan memecahkan masalah 75% dari jumlah siswa, dan kesesuaian waktu
setiap pertemuan.
a. Perencanaan
b. Perlakuan
masalah.
3) Guru memberikan tugas harian dan mengambil data partisipasi siswa dan
c. Pengamatan
26
1) Guru mengamati partisipasi siswa dan minat siswa pada saat
d. Refleksi
2) Guru membuat daftar solusi yang logis untuk mengatasi kekurangan dan
dilakukan.
2. Siklus 1
metode pembelajaran berbasis masalah. Siklus ini diterapkan dengan mengacu pada
refleksi yang dianalisis pada siklus sebelumnya yaitu pra siklus. Keberhasilan pada
siklus ini ditentukan dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai
job gambar yang memenuhi KKM yaitu 76 dengan banyak siswa 60% dari
jumlah siswa.
a. Perencanaan
27
3) Guru menyiapkan materi job dan media pembelajaran Pekerjaan Dasar
b. Perlakuan
masalah.
dipecahkan siswa dan mengambil data partisipasi siswa dan nilai job.
memecahkan masalah.
c. Pengamatan
mengerjakan job.
d. Refleksi
2) Guru membuat daftar solusi yang logis untuk mengatasi kekurangan dan
dilakukan.
28
3. Siklus II
kekurangan yang muncul pada siklus 1. Keberhasilan pada siklus ini ditentukan
dengan prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai job memenuhi KKM
a. Perencanaan
siklus 1.
b. Perlakuan
masalah.
dipecahkan siswa dan mengambil data partisipasi siswa dan nilai job.
memecahkan masalah.
c. Pengamatan
29
1) Guru mengamati partisipasi siswa dan minat siswa pada saat
mengerjakan job.
d. Refleksi
E. Instrumen penelitian
Penelitian ini data yang diperoleh berupa nilai tes prestasi belajar siswa
yang dimasukkan dalam lembar penilaian. Data tersebut dikumpulkan dan disajikan
agar lebih mudah untuk memahaminya. Data yang diambil berupa nilai oleh karena
itu instrumen penelitian ini adalah lembar penilaian. Penyusunan instrumen lembar
penilaian didasarkan pada kajian teori yang kemudian dihasilkan kisi-kisi untuk
penelitian. Pengukur keberhasilan pada penelitian ini adalah penilaian kelas berupa
prestasi belajar yang didapat dari data nilai praktik menggambar siswa.
Data nilai prestasi belajar siswa pada praktik menggambar didapat dari hasil
menggambar siswa dan kriteria penilaian dari lembar penilaian. Kisi-kisi lembar
Nama Siswa
30
No
Kompetensi
Aspek yang dinilai siswa Bobot Nilai
Dasar
Proses pengerjaan
a. mampu menyebutkan nama-nama alat
bengkel otomotif sesuai dalam bahasa
20
indonesia dan bahasa teknik
Mengidentifikasi
b. mampu menjelaskan fungsi dari 10
jenis jenis hand masing-masing alat bengkel
tools sesuai Hasil
fungsinya a. dapat memeragakan alat sesuai dengan
Serta prosedur yang benar 25
menggunakan
dan merawat b. Siswa mengetahui k3 dalam 20
macam macam penggunaan kunci kunci di bengkel
c. Komponen alat digunakan dengan
hand tools 10
benar
dengan benar. d. Penggunaan alat sesuai dengan
fungsinya
5
Waktu (psikomotor)
a. Lebih cepat dari waktu yang ditentukan 10
Total 100
Penelitian ini digunakan tes praktek berupa penggunaan alat alat tangan
karena mata pelajaran yang diteliti merupakan mata pelajaran produktif yang lebih
31
menekankan pada praktek. Data yang didapatkan dari penelitian ini adalah tabel
nilai berupa prestasi belajar atau nilai praktik siswa dan skor penilaian yang
digunakan sebagai indikator ketercapaian hasil penelitian dengan dasar adalah nilai
KKM. Teknik analisis data nilai yang digunakan menggunakan statistik deskriptif
Penarikan kesimpulan pada statistik deskriptif hanya ditujukan pada kumpulan data
yang ada. Berdasarkan atas ruang lingkup bahasannya, statistik deskriptif pada
penelitian ini berupa Distribusi frekuensi dengan Grafik distribusi, dan Ukuran nilai
pusat (rata-rata, median, modus). Perhitungan jumlah siswa ditentukan dari batasan
nilai KKM yaitu 76, maka siswa yang tidak memiliki total nilai lebih dari atau sama
G. Indikator Keberhasilan
tentunya perlu dibatasi agar tujuan penelitian lebih jelas dan terarah. Indikator
keberhasilan pada penelitian ini dapat menjadi batas minimum peneliti melakukan
dari:
32