Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENELITIAN TINDAK KELAS

ALUR PENALARAN PENELITIAN

Disusun Oleh:

Kelompok II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2017
Anggota Kelompok

1. Andreson
2. Ade Irwandi
3. Bambang noprianto
4. M. Rizkon
5. I Made Suwardike
6. Wimprit Weren
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palangka Raya, 17 November 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ........................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan penulisan ....................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Menentukan Model Penelitian Tindakan Kelas ......................................... 3


2.2 Langkah Pertama........................................................................................ 5
2.3 Langkah Kedua .......................................................................................... 7
2.4 Langkah Ketiga .......................................................................................... 9
2.5 Pertanyaan .................................................................................................. 18

BAB III. PENUTUP .............................................................................................. 19

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya,


yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah
yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar
memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih ketrampilan. Pendidikan berfungsi
mengembangkan apa yang secara potensial dan aktual telah dimiliki oleh peserta
didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa :Pendidikan merupakanusaha sadar yang terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian,kecer dasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa maupun Negara.
Pendidikan merupakan usaha sadar dalam proses pembelajaran yang
terencana agar nantinya peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan
dasar sebagai pendidikan awal juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan yang
selanjutnya. Salah satu usaha agar mutu pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan
adalah dengan memperbaiki proses belajar di dalam maupun di luar kelas. Proses
belajar mengajar ini dapat diperbaiki salah satunya adalah dengan cara mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada dasarnya sebagai seorang calon pendidik
sebenarnya secara tidak sadar sudah sangat sering menemukan berbagai macam
masalah dan solusi pemecahannya salah satunya yaitu lewat PPL maupun cerita dari
pendidik-pendidik disekitar 2 penulis, hanya saja masih belum banyak laporan yang
dibuat. Sekaranglah hendaknya para calon penerusmulai belajar melaksanakan dan
membuat laporan PTK dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran dan dapat
memberi pengetahuan kepada para pendidik terhadap pemecahan suatu masalah di
dalam kelas. Melalui laporan tersebut nantinya bisa dijadikan sebuah acuan bagi

1
pendidik, sehingga kita dapat memperbaiki kualitas pembelajaran disamping sebagai
informasi bagi rekan sejawat. Dan sebagai calon pendidik, peneliti juga berusaha
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan membuat laporannya. Peneliti
berharap nantinya laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Indonesia

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

a. Bagaimanakah menentukan model penelitian kelas?


b. Bagaimanakah langkah pertama dalam model penelitian kelas?
c. Bagaimanakah langkah kedua dalam model penelitian kelas?
d. Bagaimanakah langkah ketiga dalam model penelitian kelas?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menentukan model penelitian kelas.


b. Untuk mengetahui langkah pertama dalam model penelitian kelas.
c. Mengetahui langkah kedua dalam model penelitian kelas.
d. Untuk mengetahui langkah ketiga dalam model penelitian kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menentukan Model Penelitian Tindakan Kelas

Bagaimanakah cara untuk menentukan model untuk Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) ? sudah dijelaskan dibagian terdahulu bahwa penelitian tindakan merupakan
kegiatan inreiyen metode, cara, atau strategi untuk meningkatkan kualitas hasil
prestasi siswa. Penelitian tindakan perlu dan penting dilakukan karena prestasi siswa
pada umumnya belum memuaskan. Peneyebab rendahnya prestasi siswa diperkirakan
karena prises pembelajaran yang terjadi belum seperti diharapkan. Misalnya,
kesalahan yang dilakukan oleh siswa, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Beberapa teori tentang belajar dan pembelajaran yang terdapat dalam buku
buku pendidikan menyebutkan bahwa guru-guru perlu melakukan penelitian tindakan,
untuk memperbaiki proses pembelajaran, terutama dalam mengganti metode, cara atau
strategi pembelajaran. Ada juga yang mengatakan bahwa dengan PTK, guru ingin
memperbaiki iklim kelas. Iklim kelas diharapkan sejuk, nyaman, dan tertib.
Harapan guru, apabila metode, cara atau strategi pembelajaran diganti dengan yang
lebih menyenangkan bagi siswa maka prestasi belajar siswa akan meningkat. Apakah
hanya guru saja yang dapat mengubah pembelajaran menjadi lebih baik? Tidak, ada
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Dalam bagan berikut terlihat bagan transformasi pembelajaran. Program
transformasi merupakan suatu proses pengubahan bahan mentah, yaitu siswa, untuk
diproses dalam proses pembelajaran oleh guru yang menyampaikan materi ajar,
menggunakan sarana yang dibutuhkan dan dikelola oleh kepala sekolah. Setelah
proses Kegiatan Belajar dan Mengajar selesai, siswa yang semula berstatus bahan
mentah , setelah mengikuti proses lalu berubah menjadi produk hasil belajar. Hal ini
dapat diterangkan dengan mudah saja. Sebelum masuk kelas, mungkin siswa belum
tahu materi yang diajarkan oleh guru, misalnya perkalian dengan bilangan sampai 20.

3
Setelah pelajaran selesai, siswa keluar dari kelas, ditanya 3 x 6 ada berapa? Siswa
segera menjawab, ada 18.

Program pembelajaran

Materi Sarana

Guru Pengelolaan

Siswa PROSES KBM Hasil

Lingkungan

Bagan 1.2 Skema Pembelajaran

Sebelum masuk kelas, siswa belum tahu bagaimana makanan yang masuk
kedalam mulut itu diproses sampai ke usus. Dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam tentang organ pencernaan manusia, siswa mendapat pelajaran dari guru yang
diperjelas dengan gambar dan model pencernaan makanan. Setelah keluar dari kelas,
siswa dirumah dapat bercerita ke ibu dan adik-adiknya tentang perjalanan makanan
daru mulum ke perutnya. Anak ini bukan hanya menguasai ilmunya secara tuntas,
melainkan dapat menerapkannya dirumah. Sesudah itu, apabila makan, dia akan hati
hati mengunyah, mengikuti ketentuan bahwa mengunyah makanan di mulut sebaiknya
32 kali, agar makanan itu benar-benar lumat dan makanan yang masuk ke badannya
dapat menyehatkan.
Untuk mendapat proses belajar yang dikehendaki, guru harus waspada dengan
unsur-unsur masukan instrumental maupun lingkungan.

4
2.2 Langkah Pertama
Dalam menentukan alur penelitian tindakan atau penelitian yang lain, peneliti
pasti berpikir melihat celah antara kondisi nyata dengan kondisi harapan atau ideal.
Demikian pula dalam memulai PTK. Bukan rahasia lagi bahwa dalam pembelajaran
sehar-hari, guru pasti merasakan ada ketidak puasan dalam mengajar. Sebaliknya,
mungkin juga guru pernah merasakan puas sesudah mengajar karena nilai siswa sesuai
dengan harapannya. Kalau dilihat secara menyeluruh, bagaimana kepuasan anda dalam
mengajar? Coba htunglah manakah yang lebih banyak terjadi, rasa puas atau kecewa?
Jika ada rasa kecewa, yang menyebabkan kecewa karena hasilnya tidak baik?
Prosesnya bukan? Sementara itu, ada kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi
harapan maka itulah yang menjadi harapannya. Apakah yang menyebabkan
kesenjangan tersebut? Pada umumnya metode mengajar yang kita terapkan tidak
cocok/ apabila metode pembelajaran yang kita terapkan ideal, maka akan memuaskan
siswa maupun guru. Jika biasanya kita mengajar dengan metode ceramah atau tanya
jawabm kita tahu bahwa suasana kelas sepi, siswa kurang bergairah. Mungkin siswa-
siswa yang duduk dibelakang mengantuk. Lalu kita teriak-teriak supaya siswa tidak
mengantuk. Siswa terbangun namun siswa tetap tidak aktf. Mengapa? Karena kita tidak
memberikan mereka rangsangan agar tidak mengantuk.
Untuk itu, kita mengubah strategi untuk mengatasi masalah, kita ajak siswa
keluar kelas untuk mengawasi kebun sekolah. Disitu banyak tanaman. Anak-anak kita
beri tugas untuk mengamati tanaman-tanaman itu dengan mengisi tabel dengan
menyebutkan: bentuk batang, bentuk daun, mengambar tanaman keseluruhan,
menggambar daunnya, memetik daun dan membaunya, atau siswa diminta untuk
mencerkan baunya supaya siswa tidak mengantuk lagi. Inilah suatu contoh guru
mengatasi masalah yang ada dikelas. Siswa yang semula mengantuk kini tidak
mengantuk lagi karena guru sudah menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi
masalah yang semula mengganja.

5
MENENTUKAN MODEL

Kondisi M
a
s
a Menentukan
Ada l model yang
a tepat
h

Kondisi

Bagan 1.3 Menentukan Model Berdasarkan Kesenjangan


Seperti apakah model yang tepat tersebut? Menurut teori baru, model
pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran yang menyenangkan, baik bagi
siswa maupun bagi guru. Bukan rahasia lagi, model yang menyenangkan tersebut
dikenal dengan nama PAIKEM, yaitu Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efesien,
dan Menyenangkan. Sebetulnya, sebutan ini dapat dikatakan berlebihan karena kata
efektif tentu sudah memenuhi persyaratan inovatif, aktif, kreatif, dan pembelajaran
yang efektif tentu saja sudah menyenangkan, baik bagi siswa maupun bagi guru. Bagan
diatas menunjukan adanya kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang
ideal. Itulah yang menjadi masalah guru. Masalah ini akan diatasi dengan model yang
tepat. Inilah langkah pertama mengatasi masalah, yaitu mencari cara agar siswanya
aktif, motivasi belajarnya tinggi, dan dalam suasana gembira.

6
2.3 Langkah Kedua
Langkah untuk memperoleh model yang tepat adalah menentukan model yang
nyaman bagi siswa maupun guru.dalam proses pembelajaran, subjek yang sedang
belajar adalah siswa. Menurut teori pembelajaran, ketika pembelajaran berlangsung ,
siswa harus terlibat langsung dalam proses, mereka harus aktif dan memiliki motivasi
yang tinggi untuk belajar. Siswa tidak boleh hanya pasif, apalagi mengantuk ketika
pembelajaran berlangsung. Jadi, persyaratan pertama untuk pembelajaran, siswanya
harus aktif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang rendah,
akan menyebabkan hasil belajar yang tidak maksimal. Sebaliknya, jikamotivasi siswa
rendah bermalas-malasan dalam belajar, tentu hasilnya akan rendah juga.
Dalam contoh yang sudah diberikan, siswa diajak keluar ruangan untuk
mengamati tanaman yang ada dikebun dan mencatat, menggambar, serta membau daun
yang diremas, adalah contoh siswa diaktifkan. Banyak sekali cara untuk
mengaktifkan siswa. Dalam kelas, tiba-tiba guru mengajak siswa untuk berkelompok
dan setiap kelompok diminta untuk menemukan cerita yang terkait dengan materi yag
dipelajari oleh siswa, hal tersebut contoh cara mengatasi masalah kejenuhan dalam
kelas. Contoh lain lagi, guru menyuruh salah seorang siswa untuk maju kepapan tulis
guna memperagakan gerakan menembak musuh, seandainya yang diajarkan tentang
perang, karena sedang berlangsung pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebenarnya, disini diharapkan guru mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam
menciptakan kegiatan untuk siswanya supaya aktif.
Apa hanya siswa aktif dan motivasi tinggi saja yang diperlukan untuk
pembelajaran yang efektif ? bukan hanya itu, melainkan juga harapan guru ketika
pembelajaran berlangsung, yaitu suasana yang menyenangkan. Jika suasana
pembelajaran kelihatan menyenangkan tentu guru dan siswa merasa gembira , dan
hasil belajarnya akan tinggi. Hasil belajar tersebut bukan hanya dirasakan setelah
pelajaran berakhir , melainkan juga ketika proses sedang berlangsung. Indikator atau
bukti-bukti tersebut akan menjadi instrumen untuk lembar pengamatan bagi guru
ketika proses berlangsung , yaitu apakah model yang diterapkan sudah menyebabkan
siswa :

7
1) Aktif
2) Bermotivasi tinggi
3) Suasananya menyenangkan
4) Hasilnya baik

Bagan 1.4 Indikator


UNSUR-UNSUR MODEL YANG TEPAT
proses pembelajaran
MODE AKTIF INSTR
L yang baik
YANG UMEN
TEPA MOTIVASI
T
SUASANA

HASIL

Ketika mengajar, sebaiknya perhatian guru harus penuh pada siswa. Apakah
siswanya aktif ? apakah siswa mau mencatat meskipun guru tidak menyuruh ? tanda
bahwa siswa aktif, mereka mencatat apa yang dikatakan atau dituliskan di papan tulis
oleh guru di papan tulis sesudah guru menyuruhnya demikian, siswa tersebut tunduk
pada perintah guru, bukan karena aktif sendiri. Jadi, indikator atau bukti bahwa siswa
aktif, apabila mereka mempunyai keinginan untuk mencatat meskipun tidak disuruh
oleh guru. Mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk merekam apa yang mereka
peroleh.
Apakah ada bukti lagi bahwa siswa aktif , selain menulis tanpa disuruh oleh
guru? Ya, siswa mau bertanya apabila ada bagian pelajaran yang belum dipahami.
Siswa bertanya dengan aktif, juga merupakan bukti bahwa siswanya aktif. Selain itu,
siswa secara aktif mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain, itu juga
bukti bahwa siswa harus aktif. Apakah ada siswa yang mengajukan saran jawaban, atau
mengajukan pendapat atau ide baru? Itu juga merupakan bukti-bukti bahwa siswanya
aktif.

8
2.4 Langkah Ketiga

Langkah ketiga dalam menentukan Model yang tepat adalah


memahami,selanjutnya menentukan indicator atau bukti bahwa model pembelajaran
yang disenangi siswa dan guru. Jika dalam langkah kedua, peneliti baru menentukan
bagaimana seharusnya siswa bertindak didlam kelas maka dalam langkah ketiga ini
peneliti harus dapat menentukan intikator atau buti-bukti. Sebetulnya dalam langkah
kedua tadi,peneliti sudah mampu menentukan indicator atau bukti-buktinya. Akan
tetapi,dalam langkah ketiga ini Indikator atau bukti-bukti tadi didaftar untuk dijadikan
butir-butir insrtumen yang akan digunakan oleh peneliti untuk mengamati proses
dalam tindakan.

INDIKATOR UNSUR-UNSUR
MODEL

INDIKATOR/BUKTI

Aktif

Motivasi

Suasana

Hasil

Bagan 1.5 Menetukan bukti-bukti dari Indikator

9
Dalam Bab IV dari buku PTK ini, dasampaikan secara umum isi dari laporan
PTK, melalui gambaran sosok manusia, pada bab itu, dasmapaikan isi laporan dari bab
I sampai denagan Bab V. Tampaknya pembaca akan lebih senang menempatkan
mencatat tanpa disuruh sebagai Indikator atau bukti bahwa siswa memiliki motivasi
tinggi untuk belajar. Apakah demikian? Memang antara aktif dan motivasi tinggi
agak berdekatan, dan Indikator atau buktinya dapat dipertukarkan? Silahkan saja.
Dalam hal ini, yang terpenting adalah bahwa dalam proses pembelajaran itu siswa aktif
adan memiliki motivasi yang tinggi untukn belajar, memperoleh ilmu sebanyak-
banyaknya.
Dalm pembicaraan ini, banyak disinggung masalah keaktifan dan motivasi
siswa. Duan hal ini memang sangat penting untuk pembelajaran karena menjadi
tumpuan bagi perolehan materi belajar. Jika judulpenelitian tindkan kelas dituntut
bukan hanya kehasil, melainkan ke proses sehingga dua hal ini dapat disebutkan dlam
judul penelitian.

Contoh Judul yang tepat

Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Menentukan PPB dan KPK Siswa


Kelas V Sekolah Dasar Melalui Kerja Kelompok dan Koreksi Berpasangan

atau

Meningkatkan Keaktifan dan Kemampuan Menentukan PPB dan KPK Siswa


Kelas V Dasar Melalui Kerja Kelompok dan Koreksi Berpasangan

Sejauh ini sudah mencoba dan selesai mengidentifikasi indicator Siswa aktif
tinggi. Marilah kini mengidentifikasi suasana menyenangkan dlam pembelajaran.
Pertam, tentu ada Indikator sebentar-sebentar terdengar suara tertawa karena siswa
gembira.. Kedua, tidak ada siswa yang mengantuk karena mereka senang. Ketiga,

10
Mungkin siswa keliahatan sibuk, hiruk-pikuk tetapi tertib, artinya tidak ada suara
Negatif, semaunya siswa.
Sekali lagi, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , guru mementingkan
proses, tidak semata-mata hasil. Oleh karena itu, pembelajaran berhasil apabila istilah
hasil itu bukan hanya hasil ahir melaikan juga hasil yang berada dalam proses. Untuk
itu, HAsil pada ciri pembelajaran yang baik juga dilihat dari hasil selama proses
berlangsung , Setiap pembelajaran terdiri ari deratan Indikator yang akan dicapai,
bukan? Selain itu, keberhasilan pembelajaran juga diukur dari pencapaian Indikator.
Jika guru merasa puas karena siswa dapat menjawab Indikator-1 dengan baik, maka
proses pembelajaran tersebut berhasil. Demikian juga dengan Indikator-2 ,Jika siswa
dapat menjawab dengan betul Indikator-2, maka proses tersebut berhasil. Apabila ada
Indikator yang belum baik, guru segara dapat memperbaiki mana yang belum baik
tersebut.
Berikut ini adalah gambaran keseluruhan Indikator dari seluruh penampilan
pembelajaran, baik mengenai proses maupun hasil. Mengenai proses disini dapat
dilihat dari sisi siswa maupun suasananya.

Tabel 1.1 Indikator-Indikator Proses Pembelajaran PAIKEM

No Pembelajaran Indikator atau Bukti-bukti


menyenangkan
1. Siswa Aktif a. mau bertanya
b. mau menjawab pertanyaan
c. mengajukan Idea tau saran
2. Motivasi siswa tinggi a. mau mencatat tanpa disuruh
b. mengikuti pembelajaran dengan tertib
c. tidak mengantuk

11
No Pembelajaran Indikator atau bukti-bukti
Menyenangkan
3. Suasana kelas menyenangkan a. riuh,tetapi tertib
b. terdengar gelak tertawa, dan
c. terkadang ada humor
4. Hasil baik a. Siswa ditanya keberhasilan Indikator-1
dapat menjawab betul
b. Siswa ditanya Indikator-2 dapat
menjawab dan
c. Hasil ahirnya baik

Dengan bertambahnya Indikator suasana pembelajaran yang baik, kini akan


bertambah kata untuk membuat judul PTK yang bukan hanya mengarah kehasil belajar
saja, melainkan juga keproses, yaitu suasana belajar. Banyak yang menggunakan kata
Kondusif tetapi ketika ditanya apa arti kondusif tidka dapat menjelaskan, Dengan
telah diketahuinya Indikator suasana yang diharapakan baik ini sekarang kita dapat
mejelaskan apa kondusif itu. Suassana Kondusif adalah suasana pembelajaran yang
memeperlihatkan :

(1) Terdengar suara tertawa karena siswa gembira

(2) Tidak ada siswa mengantuk karena siswa mengantuk karena mereka senang, dan

(3) Siswa kelihatan sibuk, hiruk-pikuk,tetapi tertib. Artinya, tidak ada suara negative.

Kini kita sudah bertambah satu Indikatior baik lagi untuk membuat Judul PTK
yang tidak hanya mengarah kepada hasil saja, tetapi juga suasana kondusif. Judul
penelitian sebagai berikut :

Meningkatkan Suasana Kondusif dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial


Topik Perjuangan Kemerdekaan Melalui Peragaan Perang

12
Dengan kegiatan peragaan-peragaan perang ini pasti siswa akan melakukan
gerakan yang aneh-aneh dan macam-macam, apalagi kalau guru memang mempunyai
bakat lucu atau humor, pasti tidak aka nada siswa yang mengantuk. Adalagi penelitian
PTK yang menggunakan suasana kondusif, Yaitu judul berikut.

Meningkatkan Suasana Kondusif dan Kemampuan Siswa SMP Kelas X dalam


Berpidato Melalui Penilaian Oleh Siswa.

Untuk melakukan penelitian silang ini, siswa harus diajak membuat lembar
penilaian dulu oleh guru. Indikator penilaian berpidato berarti penilaian untuk kerja
siswa. Terdpat tiga aspek penilaian di sini,yaitu (1) Penilaian sikap berpidato (2)
Penilaian bahasa yang digunakan, dna (3) Indikator suara yang dikeluarkan oleh siswa

1. Indikator penilaian sikap berpidato antara lain :

a. Sikap berdiri-tegak, badan mengarah kehadirin

b. Pandangan ma9ta- kesegala arah

c. Anggota badan- menyertai apa yang sedang dibicarakan

d. Ekpresi- sesuai dengan isi dengan suasana hati yang sedang dipidatokan dan

e. Gerakan tubuh mengikuti isi yang dipidato

2. Indikator penilaian bahasa yang digunakan, meliputi :

a. Kualitas susunan kalimat

b. Pilihan kata atau diksi

c. Kompleksitas kalimat, dan

d. Pemenggalan kata

3. Indikator suara yang dikeluarkan, antara lain :

a. Naik turunnya suara atau intonasi

13
b. Kekerasan atau volume suara

c. kecepatan berbicara atau langgam, dan

d. Kelencaran berbicara

Dengan mempraktikan saling menilai antara siswa, ada keuntungan yang


dipeeroleh. Selain siswa mendapat keterampilan menilai, siswa itu sendiri akan
berusaha untuk memperbaiki dirinya sendiri dari pengalamanyamenilai teman.
Demikian juga dengan adanya kegiatan saling menilai antarguru.
Dari uraian tersebut, marilah disimpulakn apa saja Indikator atau bukti-bukti
bahwa pembelajaran berlangsung menyenangkan. Kesimpulan tersebut disajikan
dalam tabel 1.2. Hal-hal yang disebutkan dlam tabel tersebut selanjutnya
dikembangkan menjadi instrument pengamatan yang memang dituntut dlam
melaksanakan penelitian tindakan. Laporan penelitian tindakan yang tidak
menyertakan instrument pengamatan, pasti tidak akan mendapatkan nilai.
Dalam proses pembelajaran, guru peneliti sebaiknya melakukan pengamatan
apakah proses pembelajaran yang berlangsung sudah sesuaian dengan harapan, yaitu
menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Butir-butir Indikator atau bukti-bukti
tersebut dapat membantu guru untuk membuat instrument pengamatan. Ketika
membuat instrument, guru sebagai peneliti hanya memuat butir-butir Indikator tersebut
menjadi sebuah pernyataan, dan ketika pengamatan berlangsung, pernyataan tersebut
hanya dicek keberadaannya, apakah terjadi atau tidak. Kalau kita ingin melihat
tingkatan dari Indikator yang dinilai, nanti kalau Indikator tersebut sudah diubah
bentuknya menjadi Instrumen.
Banyak diantara guru penenliti tindakan, yang merasa berat membuat
instrument pengamatan karena tidak tahu apasaja yang akan diamati, padahal titik berat
penelitian tindakan adalah proses, yang lembar pengamatan menjadi syarat utama bagi
pelaksanaan penelitian tindakan tersebut. Apa yang perlu diamati? Tergantung pada
objek yang direncanakan oleh peneliti sebagai objek tindakan. Apabila kita ambil, ada
empat hal yang diamati karena mengambikl objek tadi, yaitu (1) Pembelajaran yang
menyenangkan sehingga objek yang diamati adalah keaktifan siswa, (2)

14
Tingginyamotivasi siswa untuk belajara, (3) suasana kelas, dan terakhir, (4) Hasil
belajara siswa, yang meliputi hasil ketika dalam proses dan hasil ahir. Kini kita sudah
dapat menyebut indicator untuk suasana kondusif tersebut. Adapun instrument lembar
pengamatan dengan pilihan Ya dan Tidak sebagai berikut.
Tabel 1.2 Lembar pengamatan pembelajaran yang menyenangkan

No Objek yang Indikator atau Bukti-Bukti ya Tidak


Diamati
1. Siswa aktif a. Siswa mencatat tanpa
disuruh
b. Mengikuti pembelajaran
dengan tertib
c. Tidak ada siswa yang
mengantuk
2. Motivasi siswa a. Terdengar gelak tertawa
tinggi b. Riuh, tetapi tertib
c. Kadang-kadang ada humor
3. Suasana a. Terdengar gelak tertawa
pembelajaran b. Riuh tetapi tertib
yang baik c. Terkadang ada humor
4. Hasil belajar a. Pertanyaan indikator -1
baik dijawab betul
b. Pertanyaanindikator -2
dijawab betul
c. Hasil akhir baik

Mungkin di antara pembaca yang mengajukan pertanyaan indikator atau bukti-bukti


itu harus dibuat per poin, yaitu a, b, dan c ? hal itu memang sengaja dibuat agar
memudahkan untuk menskor. Memang sebetulnya tidak ada batasan mengapa
sebaiknya tiga indikator. Peneliti juga boleh menggunakan 4 indikator, agar

15
penskorannya menjadi lima jenjang ( dengan lima kategori ) yaitu dari sangat baik,
aktif , cukup aktif yaitu dalam keadaan sedang, kurang akrif dan tidak aktif.
Dengan lima jenjang tersebut, apakah anda merasa nyaman ? Posisi yang di tengah-
tengah, yaitu cukup aktif , keadaannya agak mirip dengan aktif.
Kecenderungan zaman sekarang, orang diminta lebih bersikap tegas. Memilih
tengah-tengah artinya tidak tegas. Pilihan yang baik adalah pilihan yang tegas, memilih
ya atau tidak . Olah karena itu, sebaiknya indikator itu 3 saja, agar menghasilkan
skor yang tegas. Dengan kata lain, yang umum sekarang adalah menggunakam empat
kategori, yaitu sangat aktif , aktif dan tidak aktif . Dengan empat kategori
tersebut, apabila penelitian ingin menggolongkan menjadi dua, tinggal yang sangat
baik dan aktif menjadi aktif saja dan yang Kurang aktif dan tidak aktif
menjadi tidak aktif . Adapun idikator skor, predikat, dan persyaratan yang harus
dipenuhi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Skor, predikat, dan pemenuhan persayaratan

Skor Predikat Persyaratan Isi syarat


4 Sangat aktif Memnuhi 3 syarat A,b,c
3 Aktif Memenuhi 2 syarat A dan b
A dan c
B dan c
2 Kurang aktif Memenuhi 1 syarat A saja
B saja
C saja
1 Tidak aktif Tidak ada syarat yang -
memenuhi

Hal yang perlu di perhatikan adalah kalimat yang digunakan dalam instrumen.
Oleh karena alternatif jawabannya ada empat, yaitu angka 4, 3, 2, dan 1, maka kalimat
dalam pernyataan harus berbeda, yaitu kalimat yang tepat untuk menunjukan peringkat.
Apabila dalam instrumen yang menggunakan pilihan ya dan tidak , itu gunakan

16
objek amatannya kata sifat, yaitu siswa aktif, motivasi tinggi, suasana
menyenangkan, dan hasil baik maka agar kalimat menjadi tepat, objek amatan
menggunakan kata benda atau kata kerja yang dibedakan. Demikian juga untuk
alternatif 1,2,3, dan 4 sehingga tabel untuk instrumennya menjadi berikut.

Tabel 1.4 Instrumen dengan empat alternatif

No Objek yang Indikator atau bukti-bukti 1 2 3 4


di amati
1. Keaktifan a. Kemauan siswa untuk
siswa bertanya
b. Kemauan untuk
menjawab pertanyaan
c. Kemauan mengajukan
usul/ide
2. Tingginya a. Minat siswa mencatat
motivasi tanpa disuruh
siswa b. Ketertiban mengikuti
pembelajaran
c. Semangat siswa
mengikuti pembelajaran
3. Baknya a. Suara tertawa siswa
suasana dalam pembelajaran
pembelajaran b. Keriuhan dan ketertiban
c. Munculnya humor
dalam pembelajaran
4. Baiknya a. Betulnya jawaban
hasil belajar indikator -1
b. Betulnya jawaban
indikato -2

17
c. Baiknya hasil akhir

2.5 Pertanyaan
1. Apakah langkah pertama yang harus di lakukan oleh guru sebelum menentukan
cara dalam mengatasi masalah ?
2. Apakah yang harus diutamakan dalam mengatasi masalah ? Kita melihat pada
hasil atau pada proses ?
3. Mengapa kita perlu menentukan indikator terhadap metode yang kita pilih ?
4. Apa sebab dalam penelitian tidakan diperlukan lembar pengamatan ?
5. Bagaimanakah kita menentukan butir-butir untuk lembar pengamatan itu ?
6. Berapa banyaknya indikator yang akan dikembangkan menjadi instrumen atau
lembar pengamatan ?
7. Mengapa banyaknya indikator sebaiknya tiga ?

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa penelitian


tindakan perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa. Dimana
dalam meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa memiliki tiga langkah. Langkah
pertama menentukan model yang sesuai dengan masalah yang ada didalam kelas.
Selanjutnya dalam tahap dua, model yang sudah ditentukan harus dapat membuat
siswa menjadi aktif, memiliki motivasi, suasana yang menyenangkan dan hasil yang
baik. Setelah itu dalam langkah ketiga peneliti harus dapat menentukan indikator atau
bukti-bukti yang didaftarkan menjadi butir-butir instrumen yang akan digunakan
untuk mengamati proses dalam tindakan. Dengan adanya instrumen-intrumen tadi
maka peneliti dapat mengetahui model yang digunakan dalam penelitan tersebut sudah
tepat atau belum.

3.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan makalah ini yaitu dalam
melakukan penelitian tindakan yaitu sebaiknya guru dapat menganalisa masalah dalam
pembelajaran dengan teliti sehingga guru dapat menentukan model pembelajaran yang
tepat dan dapat membuat prestasi siswa meningkat.

19
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.


Edisi Revisi. Jakarta. Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai