Disusun Oleh:
Kelompok II
1. Andreson
2. Ade Irwandi
3. Bambang noprianto
4. M. Rizkon
5. I Made Suwardike
6. Wimprit Weren
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pendidik, sehingga kita dapat memperbaiki kualitas pembelajaran disamping sebagai
informasi bagi rekan sejawat. Dan sebagai calon pendidik, peneliti juga berusaha
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan membuat laporannya. Peneliti
berharap nantinya laporan PTK ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Indonesia
Berdasarkan rumusan masalah yang disusun oleh penulis di atas, maka tujuan
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Setelah pelajaran selesai, siswa keluar dari kelas, ditanya 3 x 6 ada berapa? Siswa
segera menjawab, ada 18.
Program pembelajaran
Materi Sarana
Guru Pengelolaan
Lingkungan
Sebelum masuk kelas, siswa belum tahu bagaimana makanan yang masuk
kedalam mulut itu diproses sampai ke usus. Dalam mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam tentang organ pencernaan manusia, siswa mendapat pelajaran dari guru yang
diperjelas dengan gambar dan model pencernaan makanan. Setelah keluar dari kelas,
siswa dirumah dapat bercerita ke ibu dan adik-adiknya tentang perjalanan makanan
daru mulum ke perutnya. Anak ini bukan hanya menguasai ilmunya secara tuntas,
melainkan dapat menerapkannya dirumah. Sesudah itu, apabila makan, dia akan hati
hati mengunyah, mengikuti ketentuan bahwa mengunyah makanan di mulut sebaiknya
32 kali, agar makanan itu benar-benar lumat dan makanan yang masuk ke badannya
dapat menyehatkan.
Untuk mendapat proses belajar yang dikehendaki, guru harus waspada dengan
unsur-unsur masukan instrumental maupun lingkungan.
4
2.2 Langkah Pertama
Dalam menentukan alur penelitian tindakan atau penelitian yang lain, peneliti
pasti berpikir melihat celah antara kondisi nyata dengan kondisi harapan atau ideal.
Demikian pula dalam memulai PTK. Bukan rahasia lagi bahwa dalam pembelajaran
sehar-hari, guru pasti merasakan ada ketidak puasan dalam mengajar. Sebaliknya,
mungkin juga guru pernah merasakan puas sesudah mengajar karena nilai siswa sesuai
dengan harapannya. Kalau dilihat secara menyeluruh, bagaimana kepuasan anda dalam
mengajar? Coba htunglah manakah yang lebih banyak terjadi, rasa puas atau kecewa?
Jika ada rasa kecewa, yang menyebabkan kecewa karena hasilnya tidak baik?
Prosesnya bukan? Sementara itu, ada kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi
harapan maka itulah yang menjadi harapannya. Apakah yang menyebabkan
kesenjangan tersebut? Pada umumnya metode mengajar yang kita terapkan tidak
cocok/ apabila metode pembelajaran yang kita terapkan ideal, maka akan memuaskan
siswa maupun guru. Jika biasanya kita mengajar dengan metode ceramah atau tanya
jawabm kita tahu bahwa suasana kelas sepi, siswa kurang bergairah. Mungkin siswa-
siswa yang duduk dibelakang mengantuk. Lalu kita teriak-teriak supaya siswa tidak
mengantuk. Siswa terbangun namun siswa tetap tidak aktf. Mengapa? Karena kita tidak
memberikan mereka rangsangan agar tidak mengantuk.
Untuk itu, kita mengubah strategi untuk mengatasi masalah, kita ajak siswa
keluar kelas untuk mengawasi kebun sekolah. Disitu banyak tanaman. Anak-anak kita
beri tugas untuk mengamati tanaman-tanaman itu dengan mengisi tabel dengan
menyebutkan: bentuk batang, bentuk daun, mengambar tanaman keseluruhan,
menggambar daunnya, memetik daun dan membaunya, atau siswa diminta untuk
mencerkan baunya supaya siswa tidak mengantuk lagi. Inilah suatu contoh guru
mengatasi masalah yang ada dikelas. Siswa yang semula mengantuk kini tidak
mengantuk lagi karena guru sudah menemukan strategi yang tepat untuk mengatasi
masalah yang semula mengganja.
5
MENENTUKAN MODEL
Kondisi M
a
s
a Menentukan
Ada l model yang
a tepat
h
Kondisi
6
2.3 Langkah Kedua
Langkah untuk memperoleh model yang tepat adalah menentukan model yang
nyaman bagi siswa maupun guru.dalam proses pembelajaran, subjek yang sedang
belajar adalah siswa. Menurut teori pembelajaran, ketika pembelajaran berlangsung ,
siswa harus terlibat langsung dalam proses, mereka harus aktif dan memiliki motivasi
yang tinggi untuk belajar. Siswa tidak boleh hanya pasif, apalagi mengantuk ketika
pembelajaran berlangsung. Jadi, persyaratan pertama untuk pembelajaran, siswanya
harus aktif dan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Motivasi yang rendah,
akan menyebabkan hasil belajar yang tidak maksimal. Sebaliknya, jikamotivasi siswa
rendah bermalas-malasan dalam belajar, tentu hasilnya akan rendah juga.
Dalam contoh yang sudah diberikan, siswa diajak keluar ruangan untuk
mengamati tanaman yang ada dikebun dan mencatat, menggambar, serta membau daun
yang diremas, adalah contoh siswa diaktifkan. Banyak sekali cara untuk
mengaktifkan siswa. Dalam kelas, tiba-tiba guru mengajak siswa untuk berkelompok
dan setiap kelompok diminta untuk menemukan cerita yang terkait dengan materi yag
dipelajari oleh siswa, hal tersebut contoh cara mengatasi masalah kejenuhan dalam
kelas. Contoh lain lagi, guru menyuruh salah seorang siswa untuk maju kepapan tulis
guna memperagakan gerakan menembak musuh, seandainya yang diajarkan tentang
perang, karena sedang berlangsung pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebenarnya, disini diharapkan guru mempunyai kreatifitas yang tinggi dalam
menciptakan kegiatan untuk siswanya supaya aktif.
Apa hanya siswa aktif dan motivasi tinggi saja yang diperlukan untuk
pembelajaran yang efektif ? bukan hanya itu, melainkan juga harapan guru ketika
pembelajaran berlangsung, yaitu suasana yang menyenangkan. Jika suasana
pembelajaran kelihatan menyenangkan tentu guru dan siswa merasa gembira , dan
hasil belajarnya akan tinggi. Hasil belajar tersebut bukan hanya dirasakan setelah
pelajaran berakhir , melainkan juga ketika proses sedang berlangsung. Indikator atau
bukti-bukti tersebut akan menjadi instrumen untuk lembar pengamatan bagi guru
ketika proses berlangsung , yaitu apakah model yang diterapkan sudah menyebabkan
siswa :
7
1) Aktif
2) Bermotivasi tinggi
3) Suasananya menyenangkan
4) Hasilnya baik
HASIL
Ketika mengajar, sebaiknya perhatian guru harus penuh pada siswa. Apakah
siswanya aktif ? apakah siswa mau mencatat meskipun guru tidak menyuruh ? tanda
bahwa siswa aktif, mereka mencatat apa yang dikatakan atau dituliskan di papan tulis
oleh guru di papan tulis sesudah guru menyuruhnya demikian, siswa tersebut tunduk
pada perintah guru, bukan karena aktif sendiri. Jadi, indikator atau bukti bahwa siswa
aktif, apabila mereka mempunyai keinginan untuk mencatat meskipun tidak disuruh
oleh guru. Mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk merekam apa yang mereka
peroleh.
Apakah ada bukti lagi bahwa siswa aktif , selain menulis tanpa disuruh oleh
guru? Ya, siswa mau bertanya apabila ada bagian pelajaran yang belum dipahami.
Siswa bertanya dengan aktif, juga merupakan bukti bahwa siswanya aktif. Selain itu,
siswa secara aktif mau menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa lain, itu juga
bukti bahwa siswa harus aktif. Apakah ada siswa yang mengajukan saran jawaban, atau
mengajukan pendapat atau ide baru? Itu juga merupakan bukti-bukti bahwa siswanya
aktif.
8
2.4 Langkah Ketiga
INDIKATOR UNSUR-UNSUR
MODEL
INDIKATOR/BUKTI
Aktif
Motivasi
Suasana
Hasil
9
Dalam Bab IV dari buku PTK ini, dasampaikan secara umum isi dari laporan
PTK, melalui gambaran sosok manusia, pada bab itu, dasmapaikan isi laporan dari bab
I sampai denagan Bab V. Tampaknya pembaca akan lebih senang menempatkan
mencatat tanpa disuruh sebagai Indikator atau bukti bahwa siswa memiliki motivasi
tinggi untuk belajar. Apakah demikian? Memang antara aktif dan motivasi tinggi
agak berdekatan, dan Indikator atau buktinya dapat dipertukarkan? Silahkan saja.
Dalam hal ini, yang terpenting adalah bahwa dalam proses pembelajaran itu siswa aktif
adan memiliki motivasi yang tinggi untukn belajar, memperoleh ilmu sebanyak-
banyaknya.
Dalm pembicaraan ini, banyak disinggung masalah keaktifan dan motivasi
siswa. Duan hal ini memang sangat penting untuk pembelajaran karena menjadi
tumpuan bagi perolehan materi belajar. Jika judulpenelitian tindkan kelas dituntut
bukan hanya kehasil, melainkan ke proses sehingga dua hal ini dapat disebutkan dlam
judul penelitian.
atau
Sejauh ini sudah mencoba dan selesai mengidentifikasi indicator Siswa aktif
tinggi. Marilah kini mengidentifikasi suasana menyenangkan dlam pembelajaran.
Pertam, tentu ada Indikator sebentar-sebentar terdengar suara tertawa karena siswa
gembira.. Kedua, tidak ada siswa yang mengantuk karena mereka senang. Ketiga,
10
Mungkin siswa keliahatan sibuk, hiruk-pikuk tetapi tertib, artinya tidak ada suara
Negatif, semaunya siswa.
Sekali lagi, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) , guru mementingkan
proses, tidak semata-mata hasil. Oleh karena itu, pembelajaran berhasil apabila istilah
hasil itu bukan hanya hasil ahir melaikan juga hasil yang berada dalam proses. Untuk
itu, HAsil pada ciri pembelajaran yang baik juga dilihat dari hasil selama proses
berlangsung , Setiap pembelajaran terdiri ari deratan Indikator yang akan dicapai,
bukan? Selain itu, keberhasilan pembelajaran juga diukur dari pencapaian Indikator.
Jika guru merasa puas karena siswa dapat menjawab Indikator-1 dengan baik, maka
proses pembelajaran tersebut berhasil. Demikian juga dengan Indikator-2 ,Jika siswa
dapat menjawab dengan betul Indikator-2, maka proses tersebut berhasil. Apabila ada
Indikator yang belum baik, guru segara dapat memperbaiki mana yang belum baik
tersebut.
Berikut ini adalah gambaran keseluruhan Indikator dari seluruh penampilan
pembelajaran, baik mengenai proses maupun hasil. Mengenai proses disini dapat
dilihat dari sisi siswa maupun suasananya.
11
No Pembelajaran Indikator atau bukti-bukti
Menyenangkan
3. Suasana kelas menyenangkan a. riuh,tetapi tertib
b. terdengar gelak tertawa, dan
c. terkadang ada humor
4. Hasil baik a. Siswa ditanya keberhasilan Indikator-1
dapat menjawab betul
b. Siswa ditanya Indikator-2 dapat
menjawab dan
c. Hasil ahirnya baik
(2) Tidak ada siswa mengantuk karena siswa mengantuk karena mereka senang, dan
(3) Siswa kelihatan sibuk, hiruk-pikuk,tetapi tertib. Artinya, tidak ada suara negative.
Kini kita sudah bertambah satu Indikatior baik lagi untuk membuat Judul PTK
yang tidak hanya mengarah kepada hasil saja, tetapi juga suasana kondusif. Judul
penelitian sebagai berikut :
12
Dengan kegiatan peragaan-peragaan perang ini pasti siswa akan melakukan
gerakan yang aneh-aneh dan macam-macam, apalagi kalau guru memang mempunyai
bakat lucu atau humor, pasti tidak aka nada siswa yang mengantuk. Adalagi penelitian
PTK yang menggunakan suasana kondusif, Yaitu judul berikut.
Untuk melakukan penelitian silang ini, siswa harus diajak membuat lembar
penilaian dulu oleh guru. Indikator penilaian berpidato berarti penilaian untuk kerja
siswa. Terdpat tiga aspek penilaian di sini,yaitu (1) Penilaian sikap berpidato (2)
Penilaian bahasa yang digunakan, dna (3) Indikator suara yang dikeluarkan oleh siswa
d. Ekpresi- sesuai dengan isi dengan suasana hati yang sedang dipidatokan dan
d. Pemenggalan kata
13
b. Kekerasan atau volume suara
d. Kelencaran berbicara
14
Tingginyamotivasi siswa untuk belajara, (3) suasana kelas, dan terakhir, (4) Hasil
belajara siswa, yang meliputi hasil ketika dalam proses dan hasil ahir. Kini kita sudah
dapat menyebut indicator untuk suasana kondusif tersebut. Adapun instrument lembar
pengamatan dengan pilihan Ya dan Tidak sebagai berikut.
Tabel 1.2 Lembar pengamatan pembelajaran yang menyenangkan
15
penskorannya menjadi lima jenjang ( dengan lima kategori ) yaitu dari sangat baik,
aktif , cukup aktif yaitu dalam keadaan sedang, kurang akrif dan tidak aktif.
Dengan lima jenjang tersebut, apakah anda merasa nyaman ? Posisi yang di tengah-
tengah, yaitu cukup aktif , keadaannya agak mirip dengan aktif.
Kecenderungan zaman sekarang, orang diminta lebih bersikap tegas. Memilih
tengah-tengah artinya tidak tegas. Pilihan yang baik adalah pilihan yang tegas, memilih
ya atau tidak . Olah karena itu, sebaiknya indikator itu 3 saja, agar menghasilkan
skor yang tegas. Dengan kata lain, yang umum sekarang adalah menggunakam empat
kategori, yaitu sangat aktif , aktif dan tidak aktif . Dengan empat kategori
tersebut, apabila penelitian ingin menggolongkan menjadi dua, tinggal yang sangat
baik dan aktif menjadi aktif saja dan yang Kurang aktif dan tidak aktif
menjadi tidak aktif . Adapun idikator skor, predikat, dan persyaratan yang harus
dipenuhi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Skor, predikat, dan pemenuhan persayaratan
Hal yang perlu di perhatikan adalah kalimat yang digunakan dalam instrumen.
Oleh karena alternatif jawabannya ada empat, yaitu angka 4, 3, 2, dan 1, maka kalimat
dalam pernyataan harus berbeda, yaitu kalimat yang tepat untuk menunjukan peringkat.
Apabila dalam instrumen yang menggunakan pilihan ya dan tidak , itu gunakan
16
objek amatannya kata sifat, yaitu siswa aktif, motivasi tinggi, suasana
menyenangkan, dan hasil baik maka agar kalimat menjadi tepat, objek amatan
menggunakan kata benda atau kata kerja yang dibedakan. Demikian juga untuk
alternatif 1,2,3, dan 4 sehingga tabel untuk instrumennya menjadi berikut.
17
c. Baiknya hasil akhir
2.5 Pertanyaan
1. Apakah langkah pertama yang harus di lakukan oleh guru sebelum menentukan
cara dalam mengatasi masalah ?
2. Apakah yang harus diutamakan dalam mengatasi masalah ? Kita melihat pada
hasil atau pada proses ?
3. Mengapa kita perlu menentukan indikator terhadap metode yang kita pilih ?
4. Apa sebab dalam penelitian tidakan diperlukan lembar pengamatan ?
5. Bagaimanakah kita menentukan butir-butir untuk lembar pengamatan itu ?
6. Berapa banyaknya indikator yang akan dikembangkan menjadi instrumen atau
lembar pengamatan ?
7. Mengapa banyaknya indikator sebaiknya tiga ?
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan makalah ini yaitu dalam
melakukan penelitian tindakan yaitu sebaiknya guru dapat menganalisa masalah dalam
pembelajaran dengan teliti sehingga guru dapat menentukan model pembelajaran yang
tepat dan dapat membuat prestasi siswa meningkat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20