Anda di halaman 1dari 29

Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis

Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551


ISSN: 1829 - 9822

PENGARUH PELATIHAN DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA


KARYAWAN PADA PT. ARINA MULTI KARYA CABANG PEKANBARU

YOP HARRIS

Fakultas Ekonomi Universitas Lancang Kuning

Abstrak: Memiliki sumber daya manusia yang teruji kemampuan, keterampilan, setia
pada perusahaan, bersemangat dalam mencapai tujuan perusahaan akan membuat
perusahaan tetap mampu bersaing dalam era persaingan global. Terlebih bagi
perusahaan yang merupakan lokomotif kemajuan ekonomi di Indonesia, khususnya di
sektor distributor seperti PT. Arina Multi Karya Cabang Pekanbaru, pemberian
pelatihan, insentif dan pembinaan perilaku kepada karyawan harus terus dilakukan. Ini
dimaksudkan agar keterampilan, pengetahuan, sikap, loyalitas, semangat kerja dan
komitmen pada perusahaan meningkat sehingga setiap pekerjaan akan lebih mudah
diselesaikan tepat waktu dan tepat sasaran sehingga dapat meningkatkan kinerja yang
pada akhirnya juga akan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan di
dalam dunia usaha yang berkompetisi secara global. Populasi penelitian ini adalah
seluruh karyawan di PT. Arina Multi Karya Cabang Pekanbaru yang berjumlah 140
orang. Adapun teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling (sampel kluster).
Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Model analisis
data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan menggunakan software
SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan insentif secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Pelatihan berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja. Insentif berpengaruh signifikan terhadap kinerja.

Abstract: Recognizing that human resources are important assets of a company that has
the ability to grow as a determinant of corporate success in the long term, the
improvement of human resource skills are in highest order. Having a proven human
resource capabilities, skills, loyal to the company, eager to achieve company goals will
make the company stay competitive in an era of global competition. Especially for a
company which is the locomotive of economic progress in Indonesia, particularly in
sectors such distributor PT. Arina Multi Karya Branch Pekanbaru, providing training,
incentives and guidance to the employee behavior should continue. This meant that the
skills, knowledge, attitude, loyalty, morale and commitment to the company increases so
that every job will be easier to be completed on time and on target so as to improve the
performance, which in turn will also increase productivity and profitability in the
business world who compete globally. The population was all employees at PT. Arina
Multi Karya Pekanbaru Branch, amounting to 140 people. The sampling technique is
cluster sampling (cluster sampling). Methods of data collection is done by interviews
and questionnaires. Data analysis model used was multiple linear regression using
SPSS software. The results showed that the training and incentives simultaneously
significant affects employee performance. Training not significant effect on
performance. Incentives significant effect on performance.
Kata kunci: Pelatihan, Insentif, Kinerja.
PENDAHULUAN

1
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Setiap perusahaan dalam pelanggan sejak tahun 1960 sebagai


menjalankan /mengembangkan usahanya distributor produk Unilever dan
sangat memerlukan keterlibatan sumber mempunyai kantor pusat di Sidoarjo
daya yang dimiliki oleh perusahaan (Jawa Timur) dan membuka kantor
tersebut. Sumber daya itu meliputi cabang di Pekanbaru.
modal, tenaga kerja, tanah, bahan baku Dalam organisasi, sangatlah
dan teknologi. Sebagai unsur produksi, penting untuk memiliki instrumen
manusia berkedudukan sama dengan penilaian kinerja yang efektif bagi
unsur produksi lainnya, seperti teknologi karyawan profesional. Proses evaluasi
dan biaya. Namun manusia memiliki ciri kinerja bagi profesional menjadi bagian
yang unik yaitu : manusia memiliki terpenting dalam upaya manajemen
kepribadian yang aktif, banyak untuk meningkatkan kinerja organisasi
menggunakan intuisi, dinamis, bahkan yang efektif. Penilaian prestasi kerja
sensitif dan sekaligus sebagai pengelola adalah suatu proses penilaian kinerja
dua unsur tadi, yaitu teknologi dan biaya karyawan yang dilakukan pemimpin
untuk menghasilkan output tertentu. perusahaan secara sistematik
Dengan meningkatnya berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan
perkembangan perekonomian dewasa ini kepadanya. Pemimpin perusahaan yang
yang disertai dengan kemajuan teknologi menilai kinerja karyawan, yaitu atasan
dan industrialisasi maka masalah tenaga karyawan langsung. Disamping itu pula,
kerja menjadi semakin komplek baik kepala bagian personalia berhak pula
pengadaan, penempatan maupun memberikan penilaian kinerja terhadap
pengembangannya karena tenaga kerja karyawannya sesuai dengan data yang
merupakan salah satu kekuatan ada di bagian personalia. Data tersebut
perusahaan. Apabila perusahaan dapat berupa:
menghargai bakat dan kemampuan - Kuantitas (penjualan) dengan skor = 50
mereka, serta mampu menggunakan - Kualitas (professional manner and
secara tepat dan mengembangkan sesuai attitude, reporting, absensi) dengan
dengan kondisi dan kebutuhan maka skor = 50.
perusahaan dapat berkembang dengan Kualitas karyawan dapat dicapai
baik. dalam bentuk peningkatan kualitas
Kunci keberhasilan dalam suatu kehidupan mereka, baik ditempat kerja
perusahaan bukan saja terletak pada alat maupun di lingkungan sosial. Oleh sebab
yang dipakai, melainkan juga manusia itu, manajer personalia mempunyai
yang berada dibalik alat dan sumber tanggung jawab untuk meningkatkan
daya lainnya. Jadi tenaga kerja sebagai kinerja karyawannya melalui pelatihan,
sumber daya manusia tetap menjadi insentif dan perilaku.
subjek dan tujuan dari manajemen Pelatihan yang diberikan kepada
perusahaan serta aset bagi perusahaan. karyawan dalam suatu perusahaan
Untuk itu perusahaan harus bisa adalah menjadi tanggung jawab dari
mempertahankan dan mengelola sumber suatu perusahaan. Dalam pelaksanaan
daya manusia yang ada supaya menjadi dari pelatihan tersebut, pimpinan
efektif sehingga dapat dijadikan tenaga perusahaan dapat menggunakan tenaga
yang terampil dan bermutu. ahli yang telah mempunyai pengetahuan
PT. Arina Multi Karya dan kemampuan di bidang pelatihan
merupakan perusahaan yang melayani tersebut. Tanggung jawab dari tugas

2
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

tersebut tetap berada pada pimpinan kontribusi yang terbaik dalam


perusahaan. pencapaian tujuan perusahaan. Melalui
Salah satu cara yang dilakukan pelatihan ini juga perusahaan dapat
oleh PT. Arina Multi Karya Cabang memiliki karyawan yang mempunyai
Pekanbaru dalam meningkatkan kinerja kompetensi untuk bersaing dengan
karyawan yaitu mengadakan pelatihan. perusahaan lain, terlebih lagi pada
Dari pelatihan tersebut diketahui bahwa persaingan global dan tuntutan
sebahagian besar karyawan tidak mampu konsumen yang semakin beragam.
menguasai materi pelatihan. Ini dapat Sebagai manifestasi dari fungsi
dilihat dari jumlah karyawan yang pengembangan karyawan, karyawan
mendapatkan nilai kurang baik jauh yang dimiliki oleh organisasi harus
lebih besar dibandingkan dengan jumlah diberikan pelatihan yang baik.
karyawan yang mendapatkan nilai baik / Program pelatihan merupakan
sangat baik. proses berlanjut karena munculnya
Pelaksanaan aktivitas pelatihan kondisi mengenai perkembangan
adalah penting untuk menambah teknologi, perkembangan ekonomis dan
kemampuan, produktivitas dan efisiensi non ekonomis dalam perusahaan. Untuk
karyawan. Pelatihan yang dilakukan mengantisipasi adanya perkembangan
karyawan PT. Arina Multi Karya lain / kondisi baru yang mendorong
Cabang Pekanbaru meliputi: perusahaan untuk menyusun program
- Product knowledge dan job description latihan secara menyeluruh.
yang meliputi hygiene and reporting Pelatihan yang diberikan kepada
(teori) dengan bobot = 5 %. karyawan akan mendorong karyawan
- Personality training include seelling untuk bekerja lebih baik, karena
skill, problem solving, handling karyawan telah mengetahui dengan baik
objection and beauty class and tentang tugas dan tanggung jawab
personality grooming (praktek) dengan sehingga berusaha untuk mencapai
bobot = 70 %. tingkat moral kerja yang tinggi. Arti
- Team work training (kerjasama) pentingnya pelatihan bagi karyawan
dengan bobot = 25 %. yaitu: supaya karyawan dapat mengikuti
Program pelatihan berusaha adanya perubahan teknologi yang
mengajarkan kepada karyawan tentang dipakai di perusahaan.
bagaimana menunaikan aktivitas / Perusahaan yang mempunyai
pekerjaan tertentu. Dalam pelatihan personalia yang lebih baik, lebih
diciptakan suatu lingkungan dimana berkualitas, dan lebih berdedikasi adalah
karyawan dapat memperoleh / perusahaan yang akan memenangkan
mempelajari sikap, kemampuan, persaingan. Dengan demikian, usaha
keahlian, pengetahuan dan perilaku yang meningkatkan karyawan yang
spesifik yang berhubungan dengan berkualitas baik mental maupun
pekerjaan. Pelatihan biasanya berfokus kemampuan harus lebih diperhatikan,
pada penyediaan keahlian khusus bagi apalagi dengan perkembangan
karyawan dalam membantu mereka perusahaan yang semakin pesat.
membenahi kelemahan kinerja mereka. Menurut Rivai (2004:226)
Dengan adanya pelatihan tersebut menegaskan bahwa Pelatihan adalah
dapat menghasilkan karyawan yang proses sistematis mengubah tingkah laku
berkualitas dan mampu memberikan pegawai untuk mencapai tujuan

3
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

organisasi. Pelatihan berkaitan dengan yang mencapai target. Target tersebut


keahlian dan kemampuan pegawai dalam meliputi:
melaksanakan pekerjaan saat ini. - Target penjualan (Rp 15.000.000,-
Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan sampai dengan Rp 60.000.000,- per
membantu pegawai untuk mencapai bulan).
keahlian dan kemampuan tertentu agar - Target peningkatan jumlah
berhasil melaksanakan pekerjaan. pelanggan (10 sampai dengan 20
Menurut penelitian yang toko per bulan).
dilakukan oleh Fahrul Alamsyah (2005) - Target peningkatan keuntungan
tentang Pengaruh pelatihan terhadap perusahaan (di atas
peningkatan prestasi kerja karyawan Rp1.000.000.000,- per bulan).
pada PLN Bandung bahwa terdapat Setiap perusahaan selalu
hubungan yang positif antara pelatihan menginginkan target yang maksimum.
dengan prestasi kerja. Artinya, jika Untuk mencapai target perusahaan
program pelatihan dapat diterapkan tersebut perlu adanya dukungan dari
dengan baik dan tepat, maka prestasi setiap unsur perusahaan termasuk di
kerja juga akan meningkat. dalamnya kemampuan karyawan untuk
Berbagai upaya yang harus mencapai target tersebut.
dilakukan oleh manajer untuk dapat Perusahaan akan memberikan
menarik, memelihara, maupun suatu penghargaan bagi karyawan yang
mempertahankan karyawan yang ada berprestasi baik dan hal ini akan
untuk tetap berada dalam perusahaan membuat karyawan bekerja sebaik
dengan kinerja yang tinggi yaitu: mungkin agar menerima penghargaan
perusahaan harus memberikan imbalan dan imbalan yang lebih besar disamping
atas jasa yang telah dikeluarkan oleh tunjangan lain yang telah disediakan
tenaga kerja pada perusahaan. oleh perusahaan. Bentuk pembayaran
Pemberian insentif dan pelatihan kerja dan penghargaan atas kerja karyawan
akan mempengaruhi perilaku karyawan yang tepat akan menghasilkan
dalam pekerjaannya, maka pihak pencapaian produktivitas yang lebih
perusahaan perlu memperhatikan tinggi, hal itu mencakup sistem
konsekuensi logis terhadap karyawan pemberian insentif yang tepat serta
guna meningkatkan prestasi kerja usaha usaha lain untuk menambah
(kinerja) karyawan. semangat dan kepuasan kerja bagi
Salah satu cara yang dilakukan karyawan.
oleh PT. Arina Multi Karya Cabang Insentif adalah penghargaan /
Pekanbaru dalam meningkatkan kinerja ganjaran yang diberikan untuk
karyawan yaitu: pemberian insentif memotivasi para pekerja agar
kepada karyawan. Sebagian besar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya
karyawan tidak mampu mencapai target tidak tepat / sewaktu waktu. Oleh
yang ditetapkan PT. Arina Multi Karya karena itu insentif sebagai bagian dari
Cabang Pekanbaru sehingga tidak keuntungan, terutama sekali diberikan
mendapatkan insentif. Ini dapat dilihat pada pekerja yang bekerja secara baik /
dari jumlah karyawan yang tidak berprestasi, misalnya dalam bentuk
mencapai target jauh lebih besar pemberian bonus dan dapat pula
dibandingkan dengan jumlah karyawan diberikan dalam bentuk barang.
(Nawawi, 1997:317).

4
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Pemberian insentif akan Definisi Kinerja.


berpengaruh terhadap kinerja karyawan, Istilah kinerja berasal dari kata
ini disebabkan karena uang masih job performance yang berarti prestasi
merupakan motivator yang kuat bagi kerja / prestasi sesungguhnya yang
karyawan. Setiap perusahaan perlu dicapai seseorang. Menurut
memperhatikan mengenai upah yang Mangkunegara (2005:67) kinerja
diharapkan oleh karyawan. Dengan adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh
adanya gaji, hubungan antara karyawan seorang karyawan untuk mencapai
dan pihak perusahaan akan dapat terjalin tujuan yang diharapkan. Menurut
dengan baik, sehingga karyawan sendiri Siagian (2002:227) menyatakan bahwa
akan berusaha untuk meningkatkan kinerja adalah suatu cara / metode kerja
prestasi kerjanya karena merasa dihargai yang dilakukan oleh setiap pekerja,
oleh perusahaan. dengan menggunakan sumber daya yang
Menurut penelitian yang terbatas untuk mencapai suatu sasaran
dilakukan oleh Koko Sujatmoko (2007) yang telah sebelumnya dengan
tentang Pengaruh insentif terhadap membandingkan sasaran yang ingin
peningkatan prestasi kerja karyawan dicapai dengan hasil nyata yang dicapai
pada Daerah Operasional Pemasaran setelah pekerjaan tersebut selesai
Dunkin Donuts Cabang Arteri Jakarta dikerjakan.
yang membuktikan adanya hubungan Dari beberapa pendapat diatas
yang kuat dan positif antara pemberian dapat disimpulkan bahwa yang
insentif dengan prestasi kerja karyawan. dimaksud kinerja adalah hasil kerja yang
Hal ini menunjukkan bahwa semakin dicapai setiap karyawan sehingga dapat
besar insentif yang diberikan oleh memberikan kontribusi terhadap
perusahaan akan berpengaruh positif perusahaan. Penilaian kinerja merupakan
terhadap peningkatan prestasi karyawan. proses yang dilakukan perusahaan dalam
Tujuan dari penelitian ini adalah: mengevaluasi kinerja pekerjaan
pertama, untuk mengetahui pengaruh perusahaan.
pelatihan, insentif dan perilaku individu
Penilaian Kinerja.
secara simultan terhadap peningkatan Penilaian kinerja adalah proses
kinerja karyawan pada PT. Arina Multi mengevaluasi pelaksanaan kerja
Karya Cabang Pekanbaru. Kedua untuk individu. Dalam organisasi modern,
mengetahui pengaruh pelatihan secara penilaian kinerja memberikan
parsial terhadap peningkatan kinerja mekanisme penting bagi manajemen
karyawan pada PT. Arina Multi Karya untuk digunakan dalam menjelaskan
Cabang Pekanbaru. Ketiga. untuk tujuan dan standar kinerja dan
mengetahui pengaruh insentif secara memotivasi kinerja individu di waktu
parsial terhadap peningkatan kinerja berikutnya (Simamora, 2001:416).
karyawan pada PT. Arina Multi Karya
Cabang Pekanbaru. Keempat, untuk Tujuan Penilaian Kinerja.
mengetahui pengaruh perilaku individu Adapun tujuan penilaian kinerja
secara parsial terhadap peningkatan menurut Dharma (1997:150) adalah :
kinerja karyawan pada PT. Arina Multi 1) Pertanggungjawaban. Apabila
Karya Cabang Pekanbaru. standard dan sasaran digunakan
sebagai alat pengukur
TINJAUAN PUSTAKA pertanggungjawaban, maka dasar

5
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

untuk pengambilan keputusan 3. Manfaat bagi perusahaan antara lain


kenaikan gaji / upah, promosi, :
penugasan khusus, dan sebagainya a) Perbaiki seluruh simpul unit
adalah kualitas hasil pekerjaan unit yang ada dalam perusahaan.
karyawan yang bersangkutan. b) Meningkatkan kualitas
2) Pengembangan. Jika standard dan komunikasi.
sasaran digunakan sebagai alat untuk c) Meningkatkan motivasi
keperluan pengembangan, hal itu karyawan secara keseluruhan.
mengacu pada dukungan yang d) Meningkatkan pandangan secara
diperlukan karyawan dalam luas menyangkut tugas yang
melaksanakan pekerjaan mereka. dilakukan untuk masing masing
Dukungan itu dapat berupa pelatihan, karyawan.
bimbingan, atau bantuan lainnya.
Unsur Yang Digunakan Dalam
Manfaat Penilaian Kinerja. Penilaian Kinerja Karyawan.
Setiap karyawan dalam Menurut Hasibuan (2001:59)
melaksanakan kewajiban / tugas merasa unsur unsur penilaian kinerja adalah :
bahwa hasil kerja mereka tidak terlepas 1) Prestasi. Penilaian hasil kerja baik
dari penilaian atasan baik secara kualitas maupun kuantitas yang dapat
langsung maupun tidak langsung. dihasilkan karyawan.
Penilaian kinerja digunakan untuk 2) Kedisiplinan. Penilaian disiplin dalam
mengetahui kinerja seorang karyawan. mematuhi peraturan yang ada dan
Menurut Rivai (2005:55) manfaat melakukan pekerjaan sesuai dengan
penilaian kinerja adalah : intruksi yang diberikan kepadanya.
1. Manfaat bagi karyawan yang dinilai 3) Kreatifitas. Penilaian kemampuan
antara lain : karywan dalam mengembangkan
a) Meningkatkan motivasi. kreatifitas untuk menyelesaikan
b) Meningkatkan kepuasaan kerja. pekerjaannya sehingga dapat bekerja
c) Adanya kejelasan standar hasil lebih berdaya guna dan berhasil guna.
yang diharapkan. 4) Bekerja sama. Penilaian kesediaan
d) Adanya kesempatan karyawan berpartipasi dan bekerja
berkomunikasi ke atas. sama dengan karyawan lain secara
e) Peningkatan pengertian tentang vertikal / horizontal didalam maupun
nilai pribadi diluar sehingga hasil pekerjaannya
2. Manfaat bagi penilai antara lain : lebih baik.
a) Meningkatkan kepuasan kerja. 5) Kecakapan. Penilaian dalam
b) Kesempatan untuk mengukur dan menyatukan dan melaraskan
mengidentifikasikan bermacam macam elemen yang
kecenderungan kinerja karyawan. terlibat dalam menyusun
c) Meningkatkan kepuasan kerja kebijaksanaan dan dalam situasi
baik dari para manajer ataupun manajemen.
karyawan. 6) Tanggung jawab. Penilaian kesediaan
d) Sebagai sarana meningkatkan karyawan dalam mempertanggung
motivasi karyawan. jawabkan kebijaksanaannya,
e) Bisa mengidentifikasikan pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana
kesempatan untuk rotasi dan prasarana yang digunakan, serta
karyawan perilaku pekerjaannya.

6
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Pelaku Penilaian Kinerja. aset utama untuk mencapai tujuan. Oleh


Menurut Robbins (2001:687) karena itu pengelolaan manajemen
dalam penilaian kinerja terdapat sumber daya manusia harus
beberapa pilihan dalam penentuan dioptimalkan. Perlu disadari bersama
mengenai yang sebaiknya melakukan bahwa untuk mengembangkan sumber
penilaian tersebut antara lain : daya manusia setiap organisasi memiliki
1. Atasan langsung. Semua hasil keterbatasan. Oleh karena itu perlu
evaluasi kinerja pada tingkat bawah melibatkan pihak lain dalam proses
dan menengah pada umumnya pengembangan sumber daya manusia
dilakukan oleh atasan langsung tersebut. Melalui cara inilah pelatihan
karyawan tersebut. dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan
2. Rekan sekerja. Evaluasi ini pendapat Hasibuan (2001:70) yaitu :
merupakan salah satu sumber paling dengan pengembangan sumber daya
handal dari penilaian. Alasan rekan manusia, maka diharapkan produktivitas
sekerja yang tindakan dimana kerja akan meningkat, kualitas dan
interaksi sehari hari memberi kuantitas produksi semakin baik, karena
pandangan menyeluruh terhadap technical skill dan managerial skill
kinerja dalam pekerjaannya. sumber daya manusia yang semakin
3. Pengevaluasi diri sendiri. baik.
Mengevaluasi kinerja mereka sendiri
Insentif.
apakah sudah konsisten dengan nilai, Insentif merupakan suatu usaha
dengan sukarela dan pemberian dari organisasi untuk memberikan
kuasa. tambahan diluar upah biasa untuk
4. Bawahan langsung. Evaluasi mendorong guru agar bekerja lebih giat
bawahan langsung dapat memberikan lagi dan bersemangat guna
informasi yang tepat dan rinci meningkatkan kinerja kerja mereka.
mengenai perilaku seorang manajer, Insentif adalah penghargaan atau
karena lazimnya penilaian yang ganjaran yang diberikan untuk
mempunyai kontak yang sering memotivasi para pekerja agar
dinilai. produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya
5. Pendekatan menyeluruh. Pendekatan tidak tepat / sewaktu waktu. Oleh
ini memberikan umpan balik kinerja karena itu insentif sebagai bagian dari
dari lingkungan yang mungkin keuntungan, terutama sekali diberikan
dimiliki karyawan, yang di sekitar pada pekerja yang bekerja secara baik /
personalia, ruang surat sampai ke berprestasi, misalnya dalam bentuk
pelanggan atasan rekan sekerja. pemberian bonus dan dapat pula
Pelatihan Untuk Meningkatkan diberikan dalam bentuk barang.
Kinerja. (Nawawi,1997:317).
Sumber daya manusia yang Menurut Hasibuan (2001:133),
terampil dan memiliki kinerja tinggi Insentif adalah balas jasa yang
sangat diperlukan dalam era globalisasi dibayarkan kepada tenaga kerja tertentu
seperti sekarang ini, sehingga mampu yang prestasinya di atas prestasi standar.
bersaing dalam tataran internasional. Menurut Nitisemito (2002:165), insentif
Organisasi pada masa sekarang adalah penghasilan tambahan yang akan
menyadari bahwa produktivitas sumber diberikan kepada para karyawan yang
daya manusia yang berkualitas adalah

7
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

dapat memberikan prestasi sesuai - Standar prestasi di atas dapat


dengan yang telah ditetapkan. digunakan sebagai dasar
Menurut Panggabean (2002:93), pemberian balas jasa yang diukur
Insentif adalah kompensasi yang dalam bentuk uang.
mengaitkan gaji dengan produktivitas. - Karyawan harus lebih giat agar
Insentif merupakan penghargaan dalam dapat menerima uang lebih besar.
bentuk uang yang diberikan kepada
Jenis / Tipe Insentif.
mereka yang dapat bekerja melampaui Menurut Dessler (2003:141), jenis
standar yang telah ditentukan. rencana insentif secara umum adalah:
Dari pengertian diatas dapat a. Program insentif individual
diambil kesimpulan bahwa insentif memberikan pemasukan lebih dan di
merupakan suatu perangsang / atas gaji pokok kepada karyawan
pendorong yang dapat menimbulkan individual yang memenuhi satu
semangat / gairah kinerja seseorang guna standar kinerja individual spesifik.
meningkatkan prestasi kerja. Bonus di tempat diberikan,
Tujuan Pemberian Insentif. umumnya untuk karyawan
Fungsi utama dari insentif adalah individual, atas prestasi yang belum
untuk memberikan tanggung jawab dan diukur oleh standar, seperti contoh
dorongan kepada karyawan. Insentif mengakui jam kerja yang lama yang
menjamin bahwa karyawan akan digunakan karyawan tersebut bulan
mengarahkan usahanya untuk mencapai lalu.
tujuan organisasi. Sedangkan tujuan b. Program insentif kelompok adalah
utama pemberian insentif adalah untuk seperti rencana insentif individual
meningkatkan produktivitas kerja namun memberi upah lebih dan di
individu maupun kelompok atas gaji pokok kepada semua
(Panggabean, 2002:93). anggota tim ketika kelompok / tim
Secara lebih spesifik tujuan secara kolektif mencapai satu standar
pemberian insentif dapat dibedakan dua yang khusus kinerja, produktivitas /
golongan yaitu: perilaku sehubungan dengan kerja
a. Bagi Perusahaan. Tujuan dari lainnya.
pelaksanaan insentif dalam c. Rencana pembagian laba secara
perusahaan khususnya dalam umum merupakan program insentif
kegiatan produksi adalah untuk di seluruh organisasi yang
meningkatkan produkstivitas kerja memberikan kepada karyawan satu
karyawan dengan jalan bagian (share) dari laba organisasi
mendorong/merangsang agar dalam satu periode khusus.
karyawan: d. Program pembagian perolehan (gain
- Bekerja lebih bersemangat dan sharing) adalah rencana upah di
cepat. seluruh organisasi yang dirancang
- Bekerja lebih disiplin. untuk memberi imbalan kepada
- Bekerja lebih kreatif. karyawan atas perbaikan dalam
b. Bagi Karyawan. Dengan adanya produktivitas organisasi.
pemberian insentif karyawan akan Menurut Manullang (2002:141), tipe
mendapat keuntungan: insentif ada dua yaitu:
- Standar prestasi dapat diukur 1) Finansial insentif. Merupakan
secara kuantitatif. dorongan yang bersifat keuangan

8
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

yang bukan saja meliputi gaji yang Ho: Pelatihan secara parsial tidak
pantas. Tetapi juga termasuk berpengaruh terhadap kinerja.
didalamnya kemungkinan Ha: Pelatihan secara parsial berpengaruh
memperoleh bagian dari keuntungan terhadap kinerja.
perusahaan dan kesejahteraan yang
meliputi pemeliharaan jaminan hari Ho: Insentif secara parsial tidak
tua, rekreasi, kesehatan dan lain berpengaruh terhadap kinerja.
lain. Ha: Insentif secara parsial berpengaruh
2) Non finansial insentif. Ada 2 elemen terhadap kinerja.
utama dari non finansial insentif,
Variabel Penelitian.
yaitu: Berdasarkan hipotesis yang telah
- Keadaan pekerjaan yang dikemukakan, maka variabel penelitian
memuaskan yang meliputi yang digunakan penulis dalam penelitian
tempat kerja, jam kerja, tugas ini adalah sebagai berikut :
dan rekan kerja. 1. Variabel Dependent / variabel terikat
- Sikap pimpinan terhadap (variabel Y), adalah kinerja
keinginan masingmasing karyawan.
karyawan seperti: jaminan 2. Variabel Independen / variabel bebas
pekerjaan, promosi, keluhan, (variabel X1) adalah pelatihan
hiburan dan hubungan dengan karyawan.
atasan. 3. Variabel Independen / variabel bebas
Hipotesis. (variabel X2) adalah insentif
Berdasarkan rumusan masalah karyawan.
penelitian dan tinjauan pustaka, maka
METODE PENELITIAN
penulis merumuskan hipotesis
penelitian, yaitu : Lokasi Penelitian.
- Diduga pelatihan, insentif secara Dalam rangka pelaksanaan
simultan berpengaruh terhadap penelitian untuk memperoleh data yang
kinerja karyawan pada PT. Arina penulis perlukan, sebagai lokasi
Multi Karya Cabang Pekanbaru. penelitiannya adalah pada perusahaan
- Diduga pelatihan secara parsial PT. Arina Multi Karya Cabang
berpengaruh terhadap kinerja Pekanbaru di Jalan Melayu No. 57.
karyawan pada PT. Arina Multi Jenis dan Sumber Data.
Karya Cabang Pekanbaru. Bentuk data yang penulis
- Diduga insentif secara parsial gunakan dalam penulisan ini adalah
berpengaruh terhadap kinerja bersumber dari:
karyawan pada PT. Arina Multi 1. Data Primer, yaitu: Data yang
Karya Cabang Pekanbaru. diambil langsung di tempat
penelitian. Data primer yaitu data
Ho: Pelatihan, Insentif dan Perilaku yang berasal langsung dari sumber
Individu secara bersama sama data yang dikumpulkan secara
tidak berpengaruh terhadap kinerja. khusus dan berhubungan dengan
Ha: Pelatihan, Insentif dan Perilaku permasalahan yang diteliti / data
Individu secara bersama sama yang diperoleh dengan survei
berpengaruh terhadap kinerja. lapangan yang menggunakan semua

9
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

metode pengumpulan data original. dikumpulkan oleh lembaga


Data primer dalam penelitian ini pengumpul data dan dipublikasikan
adalah data yang diperoleh langsung kepada masyarakat pengguna data
dari penyebaran daftar pertanyaan / Data sekunder yang dimaksud antara
kuesioner kepada responden yang lain data yang memuat informasi
terpilih untuk penelitian ini. Adapun tentang Company Profile obyek
data yang dibutuhkan dalam penelitian yang diperbolehkan untuk
penelitian ini meliputi: (1) data dipublikasikan dalam penelitian ini.
identitas responden, (2) data persepsi (Mudrajad Kuncoro, 2003:127).
responden terhadap Pelatihan,
Populasi dan Sampel.
Insentif, Perilaku Individu dan Dalam penelitian ini, yang
Kinerja. menjadi populasi adalah seluruh
2. Data Sekunder, yaitu: Data yang karyawan PT. Arina Multi Karya
diperoleh dengan mengumpulkan Cabang Pekanbaru yang berjumlah 140
bahan sehubungan dengan data orang. Dengan sampel sebanyak 104
pelatihan, insentif, dan perilaku orang. Dengan demikian penelitian ini
individu karyawan. Data sekunder memakai rumus Slovin:
merupakan data yang telah

n= N = 140 = 104 orang.


1 + Ne2 1 + (140 0,052)

Tabel 1.
Populasi dan Sampel
No. Bagian Populasi (orang) Sampel (orang)
1. Pimpinan. 9 (9140)104 = 7
2. Bagian Penjualan. 118 (118140)104 = 88
3. Bagian Operasional. 7 (7140)104 = 5
4. Bagian Administrasi. 3 (3140)104 = 2
5. Bagian Keuangan. 3 (3 140) 104 = 2
6. Jumlah 140 104

Menurut Arikunto (2002:109), 1. Karyawan tetap PT. Arina Multi


sampel adalah sebagian dari populasi Karya Cabang Pekanbaru.
saja yang digunakan untuk penelitian. 2. Karyawan yang telah bekerja
Sampel yang dimaksud adalah selama minimal 1 tahun.
karyawan di PT. Arina Multi Karya 3. Pendidikan terakhir minimal
Cabang Pekanbaru yang memenuhi Sarjana (S1 atau D3).
persyaratan dengan ciri ciri subyek Pemilihan sampel dengan ciri
sebagai berikut: ciri di atas sesuai dengan metode cluster
sampling, dimana sampel yang diambil

10
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

merupakan sampel yang sudah berhubungan dengan penulisan


memenuhi persyaratan / kriteria sebagaimana yang terdapat dalam
tertentu. variabel penelitian.
Metode Pengumpulan Data. Kuesioner tersebut dibagikan
Untuk memperoleh data dalam dan dikumpulkan secara langsung oleh
melakukan penelitian, maka penulis peneliti pada waktu istirahat kerja.
mengumpulkan data dengan cara : Kuesioner secara personal digunakan
1. Wawancara / interview yaitu: untuk mendapatkan data tentang
mengadakan wawancara langsung dimensi dari konstruk yang sedang
dengan pimpinan / staff yang dikembangkan dalam penelitian ini.
berwenang serta pihak perusahaan Pernyataan dalam kuesioner
dan tenaga kerja yang menjadi dibuat dengan menggunakan skala 1 5
responden. untuk mendapatkan data yang bersifat
2. Menyusun daftar pertanyaan ordinal dan diberi skor atau nilai
(kuesioner), yaitu: memberikan sebagai berikut:
daftar pertanyaan kepada responden
sehubungan masalah yang
STS TS KS S SS
1 2 3 4 5

Keterangan:
STS : Sangat Tidak Setuju. S : Setuju
TS : Tidak Setuju. SS : Sangat Setuju
KS : Kurang Setuju.

Analisa Data. Untuk melihat kuat lemahnya


Untuk melakukan penganalisaan pengaruh antara variabel kinerja
terhadap data yang dikumpulkan di terhadap pelatihan dan insentif
lapangan, maka cara yang penulis karyawan, maka digunakan analisis
pergunakan adalah: dengan korelasi dengan menggunakan
menggunakan metode deskriptif, analisa rumus:
kuantitatif. Setelah data dikumpulkan Y = a + bX1 + bX2 +
lalu ditabulasi selanjutnya dikaitkan Dimana :
dengan kerangka teori yang relevan lalu Y = Kinerja karyawan.
ditarik suatu kesimpulannya. X1 = Pelatihan karyawan.
Kemudian untuk menguji a = Konstanta.
hubungan antara pelatihan, insentif, X2 = Insentif karyawan.
perilaku individu karyawan dan kinerja = Standar Error.
karyawan secara statistik (kuantitatif)
b. Uji validitas dan reliabilitas data.
digunakan analisis regresi linier Sebelum data kuesioner digunakan
berganda dengan SPSS Versi 17.0 untuk perhitungan maka perlu
(Priyatno, 2009:138) sebagai berikut: terlebih dahulu dilakukan uji
a. Menentukan model persamaan pendahuluan terhadap validitas dan
regresi linier berganda. reliabilitas data.

11
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Validitas adalah suatu ukuran yang butir butir yang ada pada instrumen).
menunjukkan tingkat kevalidan / (Riduwan, 2011:195).
kesahihan suatu instrumen. Suatu Reliabilitas (reliability analysis)
instrumen yang valid mempunyai adalah analisis yang banyak digunakan
validitas yang tinggi; dan untuk mengetahui konsistensi alat ukur
sebaliknya, bila tingkat validitasnya yang menggunakan skala, kuesioner, /
rendah maka instrumen tersebut angket dengan menggunakan teknik
kurang valid. Sebuah instrumen Cronbach Alpha. Cara penilaiannya:
dikatakan valid apabila mampu - Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
mengukur apa yang hendak diukur / kurang baik.
diinginkan. Sebuah instrumen - Reliabilitas 0,7 adalah dapat
dikatakan valid apabila dapat diterima.
mengungkap data dari variabel - Reliabilitas di atas 0,8 adalah baik.
yang diteliti. (Riduwan, 2011:195). (Priyatno, 2008:167).
Untuk mengukur validitas item c. Uji Normalitas dan Linearitas
butir pertanyaan dengan teknik Data.
Corrected Item Total Correlation, yaitu Salah satu uji persyaratan yang
mengorelasikan antara skor item dengan harus dipenuhi dalam penggunaan
total item, kemudian melakukan koreksi analisis parametrik yaitu uji normalitas
terhadap nilai koefisien korelasi. Nilai data populasi. Pengujian normalitas
korelasi item dengan total item yang dilakukan dengan menggunakan
dikoreksi dapat dilihat pada kolom statistik Kolmogorov Smirnov. Alat
Corrected Item Total Correlation. uji ini biasa disebut dengan uji KS
Selanjutnya, nilai ini kita bandingkan yang tersedia dalam program SPSS
dengan r table product moment. Jika dengan menggunakan fungsi Explore.
nilai koefisiennya positif dan lebih Uji normalitas sampel baik yang
besar daripada r table product moment, menggunakan rumus Kolmogorov
maka item tersebut dinyatakan valid. Smirnov maupun Shapiro Wilk
(Priyatno, 2008:167). menghasilkan besaran statistik dan taraf
Reliabilitas menunjuk pada kepercayaan (Significance Level), jika
suatu pengertian bahwa sesuatu ditemukan besaran 0,000 / jauh lebih
instrumen dapat dipercaya untuk kecil dari taraf kepercayaan yang
digunakan sebagai alat pengumpul data ditentukan, misalnya, 0,05, maka
karena instrumen tersebut sudah besaran ini menunjukkan bahwa data
dianggap baik. Instrumen yang baik sampel berdistribusi normal.
tidak akan bersifat tendensius Dari hasil pengujian regresi
mengarahkan responden untuk memilih sederhana diperoleh nilai F dengan
jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat signifikansi (p < 0,05), hasil pengujian
dipercaya juga dapat diandalkan. ini menunjukkan bahwa hubungan
Sehingga beberapa kali diulang pun variabelnya adalah linear.
hasilnya akan tetap sama (konsisten).
d. Pengujian Multikoliniearitas.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan Uji multikolinieritas adalah suatu
secara eksternal (stability / test retest, pengujian terhadap variabel bebas
equivalent / gabungan keduanya) dan (independent variables) dengan tujuan
secara internal (analisis konsistensi untuk menilai bahwa variabel tersebut

12
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

tidak saling berhubungan. Untuk besar daripada nilai 10. (Priyatno,


menilai bahwa variabel tersebut tidak 2008:152).
saling berhubungan dapat diuji dengan
e. Pengujian Autokorelasi.
kondisi variance inflating factor (VIF) Uji autokorelasi adalah suatu
< 5. pengujian terhadap variabel
Multikoliniearitas artinya antar pengganggu (error term) dengan tujuan
variable independen yang terdapat untuk menilai bahwa variabel tersebut
dalam model regresi memiliki tidak saling berkorelasi.
hubungan linear yang sempurna / Autokorelasi merupakan
mendekati sempurna (koefisien korelasi antara anggota observasi yang
korelasinya tinggi / bahkan 1). Model disusun menurut waktu / tempat. Model
regresi yang baik seharusnya tidak regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi sempurna / mendekati terjadi autokorelasi. Metode pengujian
sempurna di antara variabel bebasnya. menggunakan uji Durbin Watson (DW
Konsekuensi adanya multikolinearitas test). Model regresi dikatakan tidak
adalah koefisien korelasi variabel tidak terdapat autokorelasi apabila nilai
tertentu dan kesalahan menjadi sangat Durbin Watson berkisar 1,55 sampai
besar / tidak terhingga. (Priyatno, 2,46 (untuk n < 15). (Priyatno,
2008:152). Ada beberapa metode uji 2008:158).
multikolinearitas, yaitu: Durbin Watson merupakan nilai
- Dengan membandingkan nilai yang menunjukkan ada / tidaknya
koefisien determinasi individual (r2) autokorelasi dalam model regresi.
dengan nilai determinasi secara Autokorelasi adalah hubungan yang
serentak (R2). Cara pengujian ini terjadi antara residual dari pengamatan
menggunakan pendekatan L. R. satu dengan pengamatan yang lain.
Klein. Adapun cara yang ditempuh Model regresi yang baik seharusnya
adalah meregresikan setiap variabel tidak menunjukkan autokorelasi. Untuk
dependen dengan variabel dependen mendeteksi ada / tidaknya autokorelasi,
lainnya. Tujuannya adalah untuk maka nilai DW akan dibandingkan
mengetahui nilai koefisien r2 untuk dengan DW tabel. Kriteria yang dipakai
setiap variabel yang diregresikan. adalah sebagai berikut:
Selanjutnya, nilai r2 tersebut - Jika DW < dL atau DW > 4 dL,
dibandingkan dengan nilai koefisien berarti terdapat autokorelasi.
determinasi R2. Kriteria - Jika DW terletak antara dU dan 4
pengujiannya sebagai berikut: dU, berarti tidak ada autokorelasi.
Jika r2 > R2, maka terjadi - Jika DW terletak antara dL dan dU
multikolinearitas. atau di antara 4 dU dan 4 dL,
Jika r2 < R2, maka tidak maka tidak menghasilkan
terjadi multikolinearitas. kesimpulan yang pasti. (Priyatno,
- Dengan melihat nilai tolerance dan 2008:145).
inflation factor (VIF) pada model
regresi. Variabel yang menyebabkan
multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai tolerance yang lebih kecil f. Pengujian Heteroskedastisitas.
daripada 0,1 / nilai VIF yang lebih Uji heteroskedastisitas adalah
suatu pengujian terhadap variabel

13
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

pengganggu (error term) dengan tujuan variabel. Korelasi tidak secara otomatis
untuk menilai bahwa variabel tersebut menunjukkan hubungan kausalitas antar
terdistribusi secara normal. Indikator variabel. Hubungan dalam korelasi
yang digunakan adalah signifikan jika dapat berupa hubungan linier positif dan
korelasi spearman > 0,05. negatif. Interpretasi koefesien korelasi
Heteroskedastisitas adalah akan menghasilkan makna kekuatan,
varian residual yang tidak sama pada signifikansi dan arah hubungan kedua
semua pengamatan di dalam model variabel yang diteliti.
regresi. Regresi yang baik seharusnya Koefisien korelasi (r) adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. korelasi berganda, yaitu korelasi antara
Macammacam uji heteroskedastisitas dua / lebih variabel independen
adalah : terhadap variabel dependen. Dalam
- Uji koefisien korelasi Spearmans regresi sederhana, angka r ini
rho. Pengujian heterokedastisitas menunjukkan korelasi sederhana
menggunakan teknik uji koefisien (korelasi Pearson) antara variabel X
Spearmans rho, yaitu terhadap Y. Dalam regresi sederhana,
mengorelasikan variabel independen angka r ini menunjukkan korelasi
dengan residualnya. Pengujian sederhana (korelasi Pearson) antara
menggunakan tingkat signifikansi variabel X terhadap Y. Dalam regresi
0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi berganda, nilai r berkisar antara 0
antara variabel independen dengan sampai 1. Jika nilainya mendekati 1,
residual memberikan signifikansi maka hubungan semakin erat.
lebih dari 0,05 maka dapat Sebaliknya, jika mendekati 0, maka
dikatakan bahwa tidak terjadi hubungan semakin lemah. (Priyatno,
problem heteroskedastisitas. 2008:144).
- Melihat pola titik pada grafik
h. Koefisien Determinasi (r).
regresi. Kriteria yang menjadi dasar Koefesien determinasi dengan
pengambilan keputusan adalah simbol r2 merupakan proporsi
sebagai berikut:
variabilitas dalam suatu data yang
Jika ada pola tertentu, seperti dihitung didasarkan pada model
titiktitik yang ada membentuk statistik. Definisi berikutnya
suatu pola tertentu yang teratur menyebutkan bahwa r2 merupakan rasio
(bergelombang, melebar, variabilitas nilai-nilai yang dibuat
kemudian menyempit), maka model dengan variabilitas nilai data asli.
terjadi heteroskedastisitas. Secara umum r2 digunakan sebagai
Jika tidak ada pola yang jelas, informasi mengenai kecocokan suatu
seperti titiktitik menyebar di model. Dalam regresi r2 ini dijadikan
atas dan di bawah angka 0 pada sebagai pengukuran seberapa baik garis
sumbu Y, maka tidak terjadi regresi mendekati nilai data asli yang
heteroskedastisitas. (Priyatno, dibuat model. Jika r2 sama dengan 1,
2008:160). maka angka tersebut menunjukkan garis
g. Menentukan Koefisien Korelasi regresi cocok dengan data secara
(r). sempurna.
Korelasi merupakan teknik R Square (r2) / kuadrat r
analisis yang digunakan untuk menunjukkan koefisien determinasi.
mengukur kekuatan hubungan dua Angka ini akan diubah ke bentuk

14
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

persen, yang artinya persentase - Jika signifikansi > 0,05, maka Ho


sumbangan pengaruh variabel diterima.
independen terhadap variabel dependen. - Jika signifikansi < 0,05, maka Ho
(Priyatno, 2008:144). ditolak.
Adjusted R Square adalah R
j. Uji t
Square yang telah disesuaikan. Hal ini Kemudian untuk memperoleh
menunjukkan sumbangan pengaruh hasil yang akurat, juga dilakukan Uji
variabel independen terhadap variabel t, dengan tujuan untuk mengetahui
dependen. Adjusted R Square biasanya apakah hubungan antara X dan Y
dipakai untuk mengukur sumbangan signifikan / tidak.
pengaruh jika dalam regresi T hitung (analisis regresi linier
menggunakan lebih dari dua variabel sederhana) adalah pengujian
independen. (Priyatno, 2008:144). signifikansi untuk mengetahui pengaruh
i. Uji F. variabel X terhadap Y, apakah
Uji F dengan menggunakan berpengaruh signifikan / tidak. Untuk
pendekatan Analysis of Variance mengetahui hasilnya signifikan / tidak,
(ANOVA) adalah untuk menguji angka t hitung akan dibandingkan
hubungan regresi antara variabel terikat dengan t tabel.
dengan satu / lebih variabel bebas. T hitung (analisis regresi linier
Pengujian hipotesis dengan berganda) adalah pengujian signifikansi
menggunakan uji F adalah untuk untuk mengetahui pengaruh variabel X 1
menguji apakah variabel bebas yang dan X 2 terhadap Y, apakah berpengaruh
terdapat dalam model regresi secara signifikan / tidak. Untuk mengetahui
bersamasama dapat / tidak dapat hasilnya signifikan / tidak, angka t
menjelaskan perubahan yang terjadi hitung akan dibandingkan dengan t
pada variabel terikat / untuk menguji tabel.
keberartian koefisien regresi secara Signifikansi adalah besarnya
keseluruhan. probabilitas / peluang untuk
Analisis varian (ANOVA), yaitu memperoleh kesalahan dalam
uji koefisien regresi secara bersama mengambil keputusan. Jika pengujian
sama (uji F) untuk menguji signifikansi menggunakan tingkat signifikansi 0,05
pengaruh beberapa variabel independen artinya peluang memperoleh kesalahan
terhadap variabel dependen. Analisis ini maksimal 5 %; dengan kata lain, kita
lebih tepat diterapkan pada regresi percaya bahwa 95 % keputusan adalah
berganda. (Priyatno, 2008:134). benar.
Analisis varian (ANOVA) Menurut Priyatno (2008:149),
merupakan uji koefisien regresi secara pengujian uji T berdasarkan signifikansi
bersamasama (uji F) untuk menguji yaitu:
signifikansi pengaruh beberapa variabel - Jika signifikansi > 0,05, maka Ho
independen terhadap variabel dependen. diterima.
Pengujian menggunakan tingkat - Jika signifikansi < 0,05, maka Ho
signifikansi 0,05. (Priyatno, 2008:146). ditolak.
Menurut Priyatno (2008:149),
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengujian uji F berdasarkan signifikansi
yaitu : Analisa Pelatihan Karyawan.
Pelatihan mengandung makna

15
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

yang lebih khusus (spesifik), dan suatu lingkungan dimana karyawan


berhubungan dengan pekerjaan / tugas dapat mempelajari sikap, kemampuan,
yang dilakukan seseorang. Sedangkan keahlian, pengetahuan dan perilaku
yang dimaksudkan praktis adalah yang spesifik yang berhubungan dengan
bahwa responden yang sudah dilatihkan pekerjaan. Pelatihan biasanya berfokus
dapat diaplikasikan dengan segera pada penyediaan keahlian khusus bagi
sehingga harus bersifat praktis karyawan dan membantu karyawan
(Tjiptono, 2001:13). membenahi kelemahan kinerja.
Dalam pelatihan diciptakan

Tabel 2.
Tanggapan responden terhadap kuesioner pelatihan di PT. Arina Multi
Karya Cabang Pekanbaru.
Indikator SS S KS TS STS Skor Rata rata
(5) (4) (3) (2) (1)
1 - 52 - 51 1 311 2.990385
2 - 32 71 - 1 342 3.288462
3 - 35 - 64 5 273 2.625
4 - 36 - 58 9 269 2.586538
Total - - - - - - 11.49038
Rata - - - - -
rata - 2.872596

Untuk menilai variabel karyawan merasa pelatihan telah dapat


pelatihan maka digunakan 4 (empat) meningkatkan kemampuan pelaksanaan
indikator yang diinterpretasikan ke tugas karyawan.
dalam 4 (empat) pertanyaan. Tanggapan Responden yang memberikan
responden berkaitan dengan pelatihan tanggapan kategori kurang setuju / tidak
dapat dilihat pada Tabel 2. setuju / sangat tidak setuju berkaitan
Responden yang memberikan dengan pelatihan adalah karyawan yang
tanggapan kategori setuju berkaitan merasa tidak mendapatkan kesempatan
dengan pelatihan adalah karyawan yang mengikuti pelatihan yang sesuai dengan
merasa telah mendapatkan kesempatan kebutuhan pelaksanaan tugas dan tidak
mengikuti pelatihan yang sesuai dengan mendapatkan tambahan pengetahuan
kebutuhan pelaksanaan tugas dan juga dari keikut sertaan mereka dalam on
mendapatkan tambahan pengetahuan the job training. Dengan demikian,
dari keikutsertaan karyawan dalam on karyawan merasa pelatihan tidak dapat
the job training. Dengan demikian,

16
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

meningkatkan kemampuan pelaksanaan bekerja melampaui standar yang telah


tugas karyawan. ditentukan.
Analisa Insentif Karyawan. Dari uraian tentang insentif di
Menurut Nitisemito (2002:165), atas maka dapat dikatakan bahwa
insentif adalah penghasilan tambahan insentif memiliki pengaruh terhadap
yang akan diberikan kepada para kinerja. Insentif diberikan dengan
karyawan yang dapat memberikan maksud untuk memberikan daya
prestasi (kinerja) sesuai dengan yang perangsang kepada karyawan / pekerja
telah ditetapkan. Menurut Panggabean supaya lebih bersemangat dan bergairah
(2002:93), insentif adalah kompensasi dalam melakukan pekerjaan / untuk
yang mengaitkan gaji dengan berkembang lebih maju yang pada
produktivitas. Insentif merupakan akhirnya juga berpengaruh kepada
penghargaan dalam bentuk uang yang kinerja karyawan.
diberikan kepada mereka yang dapat

Tabel 3.
Tanggapan responden terhadap kuesioner insentif di PT. Arina Multi
Karya Cabang Pekanbaru.
Indikator SS S KS TS STS Skor Rata rata
(5) (4) (3) (2) (1)
1 17 74 9 4 - 416 4
2 18 57 23 3 3 396 3.807692
3 25 57 11 7 4 404 3.884615
4 30 63 7 4 - 431 4.144231
5 38 64 1 1 - 451 4.336538
6 22 50 19 8 5 388 3.730769
7 24 49 14 15 2 390 3.75
Total - - - - - 27.65385
Rata rata - - - - - 3.950549

Untuk menilai variabel insentif dengan insentif adalah karyawan


maka digunakan 7 (tujuh) indikator mereka yang merasa kurang / tidak /
yang diinterpretasikan ke dalam 7 sangat tidak puas atas insentif yang
(tujuh) pertanyaan. Tanggapan karyawan terima karena tidak sebanding
responden berkaitan dengan pelatihan dengan tenaga yang karyawan
dapat dilihat pada Tabel 3. keluarkan.
Responden yang memberikan
Analisa Kinerja Karyawan.
tanggapan kategori sangat setuju / Menurut Siagian (2002:227)
setuju berkaitan dengan insentif adalah menyatakan bahwa kinerja adalah
karyawan yang merasa puas atas suatu cara / metode kerja yang
insentif yang karyawan terima karena dilakukan oleh setiap pekerja, dengan
sudah sebanding dengan tenaga yang menggunakan sumber daya yang
karyawan keluarkan. terbatas untuk mencapai suatu sasaran
Responden yang memberikan yang telah sebelumnya dengan
tanggapan kategori kurang setuju / tidak membandingkan sasaran yang ingin
setuju / sangat tidak setuju berkaitan

17
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

dicapai dengan hasil nyata yang dicapai yang diinterpretasikan ke dalam 6


setelah pekerjaan tersebut selesai (enam) pertanyaan. Tanggapan
dikerjakan. responden berkaitan dengan kinerja
Untuk menilai variabel kinerja dapat dilihat pada tabelberikut ini:
maka digunakan 6 (enam) indikator

Tabel 4.
Tanggapan responden terhadap kuesioner kinerja di PT. Arina Multi
Karya Cabang Pekanbaru.
Indikator SS S KS TS STS Skor Rata rata
(5) (4) (3) (2) (1)
1 30 71 3 265 2.548077
2 8 58 36 2 288 2.769231
3 35 66 3 341 3.278846
4 29 71 4 333 3.201923
5 25 75 4 329 3.163462
6 35 69 139 1.336538
Total - - - - - 16.29808
Rata rata - - - - - 2.716346

18
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Responden yang memberikan 17.0 maka diperoleh persamaan


tanggapan kategori sangat setuju / regresi linier berganda sebagai
setuju berkaitan dengan penilaian berikut :
kinerja adalah karyawan yang merasa Y = 4,318 + 0,209 X1 + 2,933 X2 +
puas atas penilaian kinerja yang
2. Uji validitas dan Reliabilitas Data.
karyawan terima karena sudah Output reliability statistics:
sebanding dengan tenaga yang output ini sebagai hasil dari analisis
karyawan keluarkan. reliabilitas dengan teknik Cronbach
Responden yang memberikan Alpha. Diketahui nilai Cronbach Alpha
tanggapan kategori kurang setuju / tidak adalah 0,870. Karena nilai di atas 0,8
setuju / sangat tidak setuju berkaitan maka hasil baik (reliabel). Menurut
dengan penilaian kinerja adalah Priyatno (2008:172), reliabilitas kurang
karyawan yang merasa kurang / tidak / dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan
sangat tidak puas atas penilaian kinerja 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8
yang karyawan terima karena tidak adalah baik.
sebanding dengan tenaga yang Output Case Processing
karyawan keluarkan. Summary: Output ini menjelaskan
Pengaruh Pelatihan dan Insentif tentang jumlah data yang valid untuk
Terhadap Kinerja Karyawan diproses dan data yang dikeluarkan.
(simultan). Dapat dilihat bahwa data (case) yang
Untuk mengetahui bagaimana valid berjumlah 104 dengan persentase
pengaruh pelatihan dan insentif 100 % dan tidak ada data yang
terhadap kinerja karyawan PT. Arina dikeluarkan (exclude).
Multi Karya Cabang Pekanbaru dapat
3. Pengujian Normalitas Dan
dilakukan dengan menggunakan analisis
Linearitas.
regresi liniear berganda dengan rumus: Dari output dapat dilihat bahwa
Y = a + bX1 + bX2 + signifikansi (Asymp Sig) adalah 0,221.
Dimana : Karena signifikansi > 0,05. Jadi, dapat
Y = Kinerja. disimpulkan bahwa distribusi normal.
X1 = Pelatihan Karyawan. Dari hasil pengujian regresi
a = Konstanta. sederhana diperoleh nilai F sebesar
= Standar Error. 21,589 dengan signifikansi sebesar
X2 = Insentif Karyawan. 0,000 (p < 0,05), hasil pengujian ini
b = Koefisien Regresi. menunjukkan bahwa hubungan
variabelnya adalah linear.
Pengujian Hipotesis / Pengambilan
Keputusan. 4. Pengujian Autokorelasi.
Menurut Priyatno (2009:138), Untuk menguji apakah variabel
langkahlangkah analisis regresi linier pengganggu (error term) tidak saling
berganda dengan SPSS Versi 17.0 berhubungan maka dilakukan uji
adalah sebagai berikut: Durbin Watson. Dari hasil perhitungan
1. Menentukan model persamaan dengan menggunakan program paket
regresi linier berganda. SPSS (Statistical Program of Social
Berdasarkan hasil analisis dengan Science), telah diperoleh nilai d hitung
regresi linier berganda (Durbin Watson) sebesar 1,177.
menggunakan program SPSS Ver. Variabel pengganggu (error term)

563
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

adalah tidak saling berhubungan apabila 7. Menentukan Koefisien Korelasi


dipenuhi syarat dl < du < d < 4 du. (r).
Nilai dl dan du dapat dilihat pada tabel R menunjukkan korelasi
dimana k = 3, = 5 %, dan n = 104. berganda, yaitu korelasi antara dua /
Dari tabel Durbin Watson d statistic : lebih variabel independen terhadap
Significance points of dl and du at 0,05 variabel dependen. Nilai R berkisar
level of significance diperoleh hasil dl = antara 0 sampai 1. Jika nilainya
1,6194 , du = 1,73904 , dan (4 du) = mendekati 1, maka hubungan semakin
2,26096. Berdasarkan persyaratan erat. Sebaliknya, jika mendekati 0,
model di atas dl < du < d < 4 du maka hubungan semakin lemah.
dengan nilai 1,6194 < 1,73904 < 1,177 Angka R didapat 0,627, artinya
< 2,26906 maka semua kendala korelasi antara variabel X terhadap
terpenuhi, sehingga dapat dikatakan variabel Y sebesar 0,627. Hal ini berarti
model ini tidak mengandung terjadi hubungan yang sangat erat
autokorelasi. karena nilai mendekati 1.
5. Pengujian Heteroskedastisitas. 8. Koefisien Determinasi (r).
Dari output SPSS dapat R Square (r2) / kuadrat R
diketahui bahwa titik titik yang ada menunjukkan koefisien determinasi.
tidak membentuk suatu pola tertentu Angka ini akan diubah ke bentuk
yang teratur. Jadi dapat disimpulkan persen, artinya persentase sumbangan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pengaruh variabel independen terhadap
dalam model regresi. variabel dependen. Nilai R2 sebesar
Dari output SPSS dapat 0,393, artinya persentase sumbangan
diketahui bahwa korelasi antar variabel pengaruh variabel X (pelatihan, insentif,
X 1 , X 2 , X 3 dengan Unstandardized dan perilaku individu) terhadap variabel
Residual memiliki nilai signifikansi Y (kinerja) sebesar 39,3 % sedangkan
lebih dari 0,05. Karena signifikansi sisanya sebesar 60,7 % dipengaruhi
lebih besar daripada 0,05; maka dapat oleh variabel lain yang tidak diteliti
disimpulkan bahwa tidak terjadi (dimasukkan) dalam model (penelitian)
heteroskedastisitas. ini.
Adjusted R Square adalah R
6. Pengujian Multikolinieritas.
Square yang telah disesuaikan. Nilai
Uji multikolinearitas digunakan
yang diperoleh sebesar 0,375. Hal ini
untuk memastikan bahwa variabel
menunjukkan sumbangan pengaruh
bebas (independent variables) tidak
variabel independen terhadap dependen.
saling berhubungan. Indikator yang
Adjusted R Square biasanya dipakai
digunakan adalah nilai VIF (Variance
untuk mengukur sumbangan pengaruh
Inflation Factor) masing masing
X terhadap Y jika dalam regresi
variabel bebas (independent variables),
menggunakan lebih dari dua variabel
dimana nilai VIF < 10.
independen.
Dari output dapat dilihat bahwa
nilai Tolerance ketiga variabel (X 1 , X 2 , 9. Uji F.
X 3 ) lebih dari 0,10 dan VIF kurang dari Anova / analisis varian
10. Maka dapat disimpulkan bahwa merupakan uji koefisien regresi secara
tidak terjadi multikolinearitas antar bersama sama (uji F) untuk menguji
variabel bebas. signifikansi pengaruh beberapa variabel

564
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

independen terhadap variabel dependen. Variabel insentif (X 2 ) mempunyai


Dalam hal ini peran anova adalah untuk signifikansi (0,030 < 0,05), maka Ho
menguji signifikansi pengaruh X ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
(pelatihan dan insentif) terhadap Y insentif berpengaruh signifikan terhadap
(kinerja). Pengujian menggunakan kinerja karyawan.
tingkat signifikansi 0,05.
Pembahasan Hasil Penelitian.
Ho: Pelatihan dan Insentif secara Berdasarkan tinjauan teoritis,
bersamasama tidak berpengaruh pembahasan tentang pelatihan dapat
terhadap kinerja. dilihat dari berbagai sudut, pelatihan
Ha: Pelatihan dan Insentif secara dilihat dari pengertian, tujuan, asas,
bersamasama berpengaruh efektivitas dan manajemen pelatihan.
terhadap kinerja. Pembahasan tersebut masih dalam
tataran teoritis, sehingga baru diperoleh
Signifikansi (0,000 < 0,05), informasi yang bersifat umum.
maka Ho ditolak. Jadi, dapat Informasi ini merupakan dasar rujukan
disimpulkan bahwa pelatihan dan dan pijakan dalam membahas dan
insentif secara bersama sama menganalisis permasalahan pelatihan
(simultan) berpengaruh signifikan lebih jelas.
terhadap kinerja. Apabila ditinjau dari segi
10. Uji t evaluasinya pelatihan akan memiliki
T hitung adalah pengujian keberartian yang lebih mendalam.
signifikansi untuk mengetahui pengaruh Evaluasi ini akan memperlihatkan
variabel X 1 dan X 2 terhadap Y secara tingkat keberhasilan / kegagalan suatu
parsial, apakah berpengaruh signifikan / program. Beberapa kriteria yang
tidak. Signifikansi adalah besarnya digunakan dalam evalusi pelatihan akan
probabilitas / peluang untuk berfokus pada outcome (hasil akhir).
memperoleh kesalahan dalam Menurut Rifai (2004:431432) dan
mengambil keputusan. Jika pengujian Simamora (2001:327), menunjukkan
menggunakan tingkat signifikansi 0,05, bahwa kriteria yang efektif dalam
artinya peluang memperoleh kesalahan mengevaluasi pelatihan yaitu :
maksimal 5 %. Dengan kata lain, kita 1) Reaksi dari peserta.
percaya bahwa 95 % keputusan adalah 2) Pengetahuan/proses belajar
benar. mengajar.
Ho: Pelatihan tidak berpengaruh 3) Perubahan perilaku akibat pelatihan.
terhadap kinerja. 4) Hasil/perbaikan yang dapat diukur.
Ha: Pelatihan berpengaruh terhadap Kriteria tersebut dalam konteks
kinerja. yang lebih luas dapat dikembangkan
Variabel pelatihan (X 1 ) mempunyai untuk mengetahui dampak keberhasilan
signifikansi (0,867 > 0,05), maka Ho
suatu program pelatihan yang sudah
diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dilaksanakan.
pelatihan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan. Dari analisa dapat dilihat bahwa:
Ho: Insentif tidak berpengaruh 1. Faktor Pelatihan.
terhadap kinerja. Hasil penelitian ini juga relevan
Ha: Insentif berpengaruh terhadap dengan penelitian yang dilakukan oleh
kinerja. Yuk Kuen Wong (2007) yang

565
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan, keterampilan dan


pelatihan tidak signifikan terhadap kemampuan yang terkait dengan suatu
kinerja dalam melaksanakan tugas. pekerjaan sehingga kinerja menurun.
Karyawan yang sudah mengikuti Pelatihan berpengaruh tidak
pelatihan mempunyai kinerja yang lebih signifikan terhadap kinerja karyawan
rendah dibandingkan dengan karyawan pada PT. Arina Multi Karya Cabang
yang belum mengikuti pelatihan. Pekanbaru. Hal ini berarti pelatihan
Menurut Moekijat (2003) menyatakan yang diterima karyawan PT. Arina
bahwa pelatihan adalah suatu bagian Multi Karya Cabang Pekanbaru selama
pendidikan yang menyangkut proses ini ternyata tidak mampu meningkatkan
belajar untuk memperoleh dan kinerja karyawan. Dapat dikatakan
meningkatkan keterampilan diluar bahwa sebenarnya program pelatihan
sistem pendidikan yang berlaku, dalam yang diberikan oleh PT. Arina Multi
waktu yang relatif singkat dan dengan Karya Cabang Pekanbaru bukanlah satu
metode yang lebih mengutamakan satunya hal yang dapat meningkatkan
praktik daripada teori. Kegiatan kinerja, namun ada hal hal lain yang
pelatihan merupakan proses membantu ikut mempengaruhinya seperti
karyawan untuk memperoleh hubungan yang baik dengan rekan
keefektifan dalam melakukan pekerjaan rekan sekerja, penempatan karyawan
mereka baik pada saat sekarang maupun pada posisi yang tepat, kompetisi yang
masa yang akan datang melalui sehat, adanya insentif / bonus, dan
pengembangan kebiasaan pikiran dan sebagainya. Namun dalam hal ini, hal
tindakan tindakan, kecakapan, hal tersebut tidak termasuk dalam
pengetahuan, dan sikap. Kegiatan penelitian ini.
pelatihan juga dilakukan dalam upaya Sebaiknya PT. Arina Multi
memecahkan berbagai permasalahan Karya Cabang Pekanbaru harus
yang dihadapi dalam aktivitas pekerjaan memperbaiki metode pelatihannya agar
seharihari dan mengantisipasi pelaksanaan pelatihan bisa lebih baik
kemungkinan permasalahan yang terjadi lagi, misalnya dengan menambah
dimasa yang akan datang. konsep acara yang dilakukan diluar
Latihan akan membentuk dasar ruangan seperti outbound dan ada
dengan menambah keterampilan dan kebijakan khusus bagi karyawan yang
pengetahuan yang diperlukan untuk disiplin dan mematuhi peraturan
memperbaiki prestasi dalam jabatan perusahaan.
sekarang atau mengembangkan Pelatihan merupakan suatu
potensinya untuk masa yang akan proses pengembangan sumber daya
datang. Pelatihan mampu mengubah manusia untuk meningkatkan
keadaan sehingga menjadi kemampuan intelegensi yang
menguntungkan, misalnya dengan berdampak pada peningkatan kualitas
pelatihan seseorang dapat melakukan manusia itu sendiri.
hal hal yang belum bisa dilakukan / Hubungan antara pelatihan
melakukan perubahan tanggung jawab. terhadap kinerja mempunyai pengaruh
Pengaruh pelatihan cukup yang tidak signifikan, hal ini
rendah terhadap kinerja, karena disebabkan karena:
pelatihan tidak dapat membantu
karyawan untuk mempelajari

566
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

- Materi pelatihan yang diberikan pengaruh yang signifikan antara insentif


kepada karyawan bersifat umum terhadap kinerja. Secara konseptual
dan teoritis. insentif akan meningkatkan kinerja.
- Pelatihan yang diberikan merupakan Insentif merupakan salah satu
pelatihan keterampilan manajemen cara memotivasi karyawan agar
dan tidak berhubungan langsung karyawan dapat memberikan prestasi
dengan pekerjaan karyawan sehari- terbaiknya, maka pemberian insentif
hari. bagi karyawan merupakan salah satu
Pelatihan juga merupakan faktor bentuk kebijakan dalam meningkatkan
yang sangat mempengaruhi kinerja kinerja karyawan agar lebih termotivasi
karyawan. Pelatihan merupakan suatu untuk memberikan prestasi kerja yang
kegiatan perusahaan yang bermaksud lebih baik dalam meningkatkan
untuk memperbaiki dan pelayanan konsumen. Hal ini sejalan
mengembangkan sikap, tingkah laku, dengan kenyataan bahwa insentif dalam
ketrampilan dan pengetahuan dari bentuk uang (finansial) dan non uang
karyawan agar sesuai dengan keinginan (nonfinansial) termasuk salah satu
perusahaan yang bersangkutan. faktor motivasi ekstrinsik yang dapat
Pemberian pelatihan ditunjukkan agar meningkatkan kinerja karyawan dalam
para karyawan dapat menguasai pelayanan konsumen.
pekerjaan yang menjadi tanggung Jadi, dapat disimpulkan bahwa
jawabnya sehingga terwujud dengan insentif berpengaruh signifikan terhadap
efisien dan efektif dalam pelaksanaan kinerja karyawan. Insentif diberikan
tugasnya. dengan maksud untuk memberikan daya
Peningkatan kinerja pelatihan perangsang kepada karyawan supaya
karyawan dapat dicapai melalui trainer lebih bersemangat dan bergairah dalam
pelatihan yang berkualitas untuk melakukan pekerjaan / untuk
memberikan materi, arahan dan terus berkembang lebih maju yang pada
menciptakan suasana belajar mengajar akhirnya juga berpengaruh kepada
yang nyaman selama pelatihan bagi kinerja karyawan.
tenaga penjualan. Karyawan PT. Arina Multi
Trainer yang berkualitas dapat Karya Cabang Pekanbaru dapat
mengendalikan jalannya pelatihan menghargai dan mendukung dengan
sehingga peserta (karyawan) lebih dapat pemberian insentif dari PT. Arina Multi
berkonsentrasi pada pelatihan. Karya Cabang Pekanbaru untuk
Kemampuan trainer untuk menciptakan peningkatan kinerja karyawan sehingga
suasana yang positif juga akan berimbas termotivasi untuk bekerja dengan baik.
positif pula pada peserta pelatihan Perusahaan akan memberikan
sehingga materi yang disampaikan akan suatu penghargaan bagi karyawan yang
lebih mudah dipahami. Adanya trainer berprestasi baik dan hal ini akan
yang berkualitas akan mempermudah membuat karyawan bekerja sebaik
peserta menerima materi yang mungkin agar menerima penghargaan
disampaikan sehingga mereka dapat dan imbalan yang lebih besar disamping
meningkatkan kinerjanya. tunjangan lain yang telah disediakan
oleh perusahaan. Bentuk pembayaran
2. Faktor Insentif.
dan penghargaan atas kerja karyawan
Penelitian ini juga sejalan dengan
yang tepat akan menghasilkan
Koko Sujatmoko (2007) membuktikan

567
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

pencapaian produktivitas yang lebih dalam tugas tertentu. Begitu pula,


tinggi, hal itu mencakup sistem karyawan lama yang telah
pemberian insentif yang tepat serta berpengalaman memerlukan
usaha lain untuk menambah semangat pelatihan / untuk mempelajari
dan kepuasan kerja bagi karyawan. keterampilan baru yang akan
Perusahaan perusahaan meningkatkan kinerja karyawan.
meyakini bahwa system imbalan pada Program pelatihan hendaknya
umumnya dan system insentif pada dilakukan secara rutin atau berkala
khususnya mempengaruhi kinerja. dengan menyusun materi, tempat
Selain itu, banyak karyawan yang lebih pelatihan dan metode pelatihan yang
menyukai bahwa insentif mereka relevan didukung dengan sarana
dikaitkan dengan kinerja masing prasarana yang memadai dan pelatih
masing. yang kompeten. Kemampuan trainer
Insentif dan kinerja adalah untuk menciptakan suasana yang
bagian dari pengelolaan yang kompleks positif juga akan berimbas positif
untuk menyatakan dan mempertahankan pula pada peserta pelatihan sehingga
hubungan kerja di antara perusahaan materi yang disampaikan akan lebih
dan karyawan. Kedua hal tersebut mudah dipahami.
mendemonstrasikan tidak hanya apa 2. Insentif karyawan berpengaruh
yang hendak dicapai oleh manajemen, signifikan terhadap kinerja
namun juga keyakinan manajemen karyawan. Insentif diberikan dengan
tentang hubungan tersebut. maksud untuk memberikan daya
perangsang kepada karyawan
KESIMPULAN DAN SARAN
supaya lebih bersemangat dan
Kesimpulan.
bergairah dalam melakukan
Setelah penulis menguraikan
pekerjaan / untuk berkembang lebih
secara terperinci dalam bab bab
maju yang pada akhirnya juga
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
berpengaruh kepada kinerja
sebagai berikut:
karyawan. Perusahaan meyakini
1. Pelatihan karyawan tidak
bahwa sistem imbalan pada
berpengaruh signifikan terhadap
umumnya dan sistem insentif pada
kinerja karyawan. Hal ini berarti
khususnya mempengaruhi kinerja.
pelatihan yang diterima karyawan
Selain itu, karyawan yang lebih
PT. Arina Multi Karya Cabang
menyukai bahwa insentif mereka
Pekanbaru selama ini ternyata tidak
dikaitkan dengan kinerjanya masing
mampu meningkatkan kinerja
masing. Insentif dan kinerja
karyawan. Kinerja karyawan
adalah bagian dari pengelolaan yang
dibawah standar disebabkan
kompleks untuk menyatakan dan
sejumlah faktor, mulai dari
mempertahankan hubungan kerja di
keterampilan kerja yang buruk
antara perusahaan dan karyawan.
sehingga motivasi yang tidak cukup
/ suasana kerja yang buruk. Saran.
Meskipun karyawan baru telah Adapun saransaran yang dapat
menjalani pelatihan, karyawan penulis berikan pada perusahaan PT.
jarang melaksanakan pekerjaan Arina Multi Karya Cabang Pekanbaru
dengan memuaskan. Karyawan baru setelah penulis melakukan penelitian
harus dilatih dan dikembangkan

568
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

yang dituangkan dalam sebuah karya pelatihan dan metode pelatihan yang
tulis ini adalah sebagai berikut : relevan didukung dengan sarana
1. Sebaiknya PT. Arina Multi Karya prasarana yang memadai dan pelatih
Cabang Pekanbaru harus yang kompeten.
memperbaiki metode pelatihannya 2. Perusahaan perlu meningkatkan
agar pelaksanaan pelatihan bisa perhatiannya terhadap peningkatan
lebih baik lagi, misalnya dengan kesejahteraan karyawan melalui
menambah konsep acara yang kebijakan insentif yang memihak
dilakukan diluar ruangan seperti kepada kemampuan karyawan
outbound dan ada kebijakan khusus dalam pencapaian target penjualan.
bagi karyawan yang disiplin dan Target penjualan harus disesuaikan
mematuhi peraturan perusahaan. dengan kemampuan karyawan untuk
Program pelatihan hendaknya mencapainya.
dilakukan secara rutin atau berkala
dengan menyusun materi, tempat

DAFTAR PUSTAKA

Asad Moh, SU, Psi, 2000, Psikologi Industri: Seri Ilmu Sumber Daya Manusia, Edisi
keempat, Liberty, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Adam Clemens, 2010, Distorted Incentives and the Fit between Job Design and
Incentive Pay: Evidence from Europe,
Academy of Management
Journal

569
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

DAFTAR PUSTAKA

Asad Moh, SU, Psi, 2000, Psikologi Industri: Seri Ilmu Sumber Daya Manusia,
Edisi keempat, Liberty, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Adam Clemens, 2010, Distorted Incentives and the Fit between Job Design and
Incentive Pay: Evidence from Europe, Academy of Management Journal.

Agung Hery Nugroho, 2006, Pengaruh konflik peran dan perilaku anggota
organisasi terhadap kinerja pegawai pada Kepolisian Republik Indonesia
Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang.

Chris Amisano, 2005, Relationship Between Training And Employee Performance,


The ACUTA Journal, University of Memphis, Spanish.

David Sirota, Louis Mischkind and Michael Irwin Meltzer, 2005, The Enthusiastic
Employee: How Companies Profit by Giving Workers What They Want,
Wharton Center for Human Resources.

Dale, Margaret A, 2003, The Art of Human Resources Development. Developing


Management Skills, Meningkatkan Keterampilan Manajemen, Edisi Bahasa
Indonesia, PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Dharma, Agus, 1997, Manajemen Prestasi Kerja Edisi Revisi, CV. Rajawali, Jakarta.

Dessler, Gary, 2003, Human Resource Management (9th Edition) Human Resource
Management, Pearson Education Ltd., Prentice Hall.

Dyne, L. V. and Ang, S, 1998, Organizational Citizenship Behavior of Contingent


Workers in Singapore. Academy of Management Journal.

Dosma, 2010, Hubungan Antara Budaya Kerja Dengan Perilaku Pegawai Pada
Sekretariat Daerah (Sekda) Kota Serang, Tesis, UNPAD Repository.

Fahrul Alamsyah, 2005, Pengaruh pelatihan terhadap peningkatan prestasi kerja


karyawan pada PLN Bandung, Fakultas Bisnis Dan Manajemen Universitas
Widyatama.

Fakhar Ul Afaq, Anwar Khan. 2005, Relationship of training with Employees


Performance in Hoteling Industry Case of Pearl Continental hotels in
Pakistan, Comsats Institute of Information Technology, Pakistan.
Friedhelm Pfeiffer, 2000, Training and Individual Performance in Europe: Evidence
from Microeconometric Studies, Academy of Management Journal.

570
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Greg H. Neely, 1999, The Relationship Between Employee Morale And Employee
Productivity, The National Fire Academy, Oklahoma.

Gibson, J.L, Ivancevich, J.M,Donelly, J.H., 2000. Organisasi Dan Manajemen,


Perilaku Struktur Proses. Edisi ke empat. Terjemahan Wahid. D. Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Gomes, Faustin Cardoso, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan keempat,
Andi Offset, Yogyakarta.

Hasibuan, SP, M., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara Jakarta.

Hariandja, Marihot Tua Efendi, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

James P. Guthrie and Elaine C. Hollensbe, 2004, Group Incentives and Performance: A
Study of Spontaneous Goal Setting, Goal Choice and Commitment, University
of Kansas, USA.

Koko Sujatmoko, 2007, Pengaruh insentif terhadap peningkatan prestasi kerja


karyawan pada Daerah Operasional Pemasaran Dunkin Donuts Cabang
Arteri Jakarta, Tesis, USU Repository.

Khairul Akhir Lubis, 2008, Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, Tesis,
USU Repository.

Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
Erlangga, Jakarta.

Kelly Sherrill, 2010, Raising Employee Morale, Academy of Management Journal.

Kreitner, Robert and Angelo Kinicki, 2003, Perilaku Organisasi, Prenhallindo,


Jakarta.

Landis, 2004, Handbook of Intercultural Training, www.google.com.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,
Cetakan I, PT. Refika Aditama, Bandung.

Manulang, M, 2002, Dasar Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Michael Armstrong, 2000, Understanding Training, www. google.com.

Mudrajad Kuncoro, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Penerbit Erlangga,

571
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Jogjakarta.

Nawawi, H, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Gajah Mada Universitas Press,
Yogyakarta.

Nitisemito, S, Alex, 2002, Manajemen Personalia, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nigel F. Piercy, George S. Low, David W. Cravens, 2004, Consequences of Sales


Managements Behavior- and Compensation-Based Control Strategies in
Developing Countries, Texas Christian University, USA.

Panggabean, Mutiara, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Ghalia


Indonesia, Jakarta.

Priyatno, 2008, 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 17.0, Penerbit Andi,
Jogjakarta.

Robbin. P. Stephen, 2001, Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid ke


1, Edisi kedelapan, Prenhallindo Jakarta.

Robert D. Hobert Ph.D, 2010, How Non Financial Incentive Programs Reinforce
Behavior, Academy of Management Journal.

Riduwan, 2011, Cara Mudah Belajar SPSS 17.0 Dan Aplikasi Statistik Penelitian,
Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sarwoto, 1996, Dasar Dasar Organisasi Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Simamora, Henry, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Bagian
Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta.

Siagian, SP., 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Sumantri, S, 2000, Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Fakultas
Psikologi Universitas Padjajaran, Bandung.

Tjai M. Nielsen, George A. Hrivnak, Megan Shaw, 2009, Organizational Citizenship


Behavior and Performance, The George Washington University, USA.

Tjiptono, Fandy, 2001, Strategi Bisnis dan Manajemen, Penerbit Andi offset.
Yogyakarta.

Veithzal Rivai, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Jakarta,
PT. Raja Grafindo Persada.

Ying Teng, 2010, Management Market, series of books (Performance of Sword,

572
Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis
Vol. 11, No. 2, September 2014: 563 551
ISSN: 1829 - 9822

Cultural Road and public policy), Equity Incentive Plan Design Consulting:
www.heyeehrm.com.

Yuk Kuen Wong, 2007, Software Quality And Group Performance, Griffith
University Australia.

YK Wong, 2004, Does Task Training Really Affect Group Performance ?,


www.portal.acm.org.

573

Anda mungkin juga menyukai