Pendamping:
dr. Agustina Rusmawati
Disusun Oleh:
dr. Nabiel
PUSKESMAS KAJEN I
KABUPATEN PEKALONGAN
2017
LAPORAN KEGIATAN
PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
DAN TIDAK MENULAR (F5)
TUBERKULOSIS PARU PADA DEWASA
A. Nama Kegiatan
Kunjungan Rumah pasien dengan diagnosis Tuberkulosis Paru (F5).
B. Latar Belakang
Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman
menyerang paru lewat saluran pernafasan, tetapi juga dapat mengenai organ
tubuh lainya.
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar
melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB.
TBC adalah penyakit menular secara langsung yang disebabkan oleh
kuman TBC. Sumber penularan penyakit TBC adalah ketika seorang
penderita TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak sengaja
keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainya. Akibat
terkena matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi menguap.
Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin akan
membuat bakteri tuberkulosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang
ke udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat maka orang itu
berpotensi terkena infeksi bakteri tuberkulosis.
Pada global report WHO 2016 terdapat sekitar 10,4 juta orang dengan
keluhan TB. Dari kasus TB di seluruh dunia 60% berada di 6 negara yakni
China, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan dan afrika Selatan.
Penderita TBC di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 156,723 orang.
Provinsi dengan peringkat 3 tertinggi penderita TBC adalah Jawa Barat, Jawa
Timur dan Jawa Tengah. Perkiraan kasus TB paru BTA positif di Jawa Barat
sebanyak 23.774, Jawa Timur sebanyak 21.606, Jawa Tengah sebanyak
14.139.
Penderita TB Paru Jawa Tengah tahun 2015 sebanyak 160.851 jiwa.
Kab./Kota dengan peringkat 3 tertinggi adalah Kota magelang, Kota Tegal,
dan Kota Surakarta. Kab. Pekalongan menempati posisi ke-10 penderita Tb
terbanyak dengan jumlah 6.603 jiwa.
Data dari Puskesmas Kajen 1 didapatkan pasien TB selama tahun 2016
sebanyak 15 orang, tahun 2017 sampai dengan bulan September 15 orang.
Jumlah ini belum termasuk pasien yang berobat mandiri di praktek dokter
pribadi.
TB paru sendiri merupakan penyakit dengan julukan great immitator.
Gejala yang dirasakan bisa saja menyerupai banyak penyakit lain. Sehingga
kewaspadaan harus ditingkatkan, mengenai risiko penularan, pengobatan,
serta efek samping pengobatan, maka itu dilakukan kunjungan rumah.
Kunjungan rumah ini juga berfungsi untuk mem-follow-up pasien, khususnya
menjaga kepatuhan minum obat, dan ada tidaknya efek samping yang terjadi
pada pasien.
C. Tujuan Kegiatan
1. Melaksanakan anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnostik terhadap
pasien.
2. Menelusuri faktor yang berpengaruh terhadap pasien dengan tuberkulosis
paru.
3. Memberikan edukasi mengenai kondisi pasien dengan tuberkulosis paru.
D. Bentuk Kegiatan
1. Penegakan diagnosis dengan urutan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
2. Menganalisis faktor yang mempengaruhi penyakit tuberkulosis paru pada
pasien.
3. Melakukan home visit untuk mengetahui kondisi lingkungan dan
perkembangan penyakit pasien.
4. Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga.
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan telah dilaksanakan pada tanggal 9 September 2017
F. Tempat Kegiatan
Kunjungan rumah ini dilakukan di Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen,
Kabupaten Pekalongan.
G. Peserta Kegiatan
Tn. J di Desa Sambiroto, Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
H. Pelaksana Kegiatan
dr. Nabiel
Dausri AMK
I. Hasil Kegiatan
a. Anamnesis
1. Keluhan utama
Batuk berdahak sudah lama.
b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum/ Kesadaran
KU : Compos Mentis ( GCS 15 : E4 V5 M6 )
BB : 50 kg
1) Vital Sign
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 86x/ menit
Pernafasan : 20x/ menit
Suhu : afebris
2) Pemeriksaan Fisik
a. Kepala:
Konjungtiva anemis (-/-)
Sclera ikterik(-/-)
nafas cuping hidung tidak ditemukan.
b. Leher :
retraksi supra sternal tidak ditemukan,
deviasi tracheal tidak ditemukan,
peningkatan JVP tidak ditemukan,
pembesaran kelenjar leher (-)
c. Toraks
Pulmo : simetris, gerak dada kanan dan kiri sama, retraksi
intercostal(-/-), SD vesikuler, Wheezing :-/- , Rhonki
kasar: +/+
Jantung : Bunyi jantung I-II regular, bising jantung (-).
d. Abdomen :
Inspeksi: perut tampak datar, simetris
Palpasi :nyeri tekan(-),lien dan hepar tidak teraba
Perkusi: timpani
Auskultasi: bising usus (+) normal.
e. Ekstremitas :
Dari hasil pemeriksaan ekstremitas dalam batas normal.
f. Pemeriksaan BTA: didapatkan hasil +1
J. Evaluasi
1. Kendala
Tingkat pengetahuan pasien yang kurang.
Kurangnya informasi yang dapat digali dari pasien sehingga sulit
menentukan dari mana pasien tertular TB.
2. Kelebihan
Keluarga pasien sangat terbuka dan kooperatif sehingga
memudahkan pendataan dan komunikasi dapat berjalan dengan
baik.
Keluarga pasien sangat mendukung pasien untuk sembuh sehingga
sampai saat ini pengobatan berjalan dengan lancar.
Adanya rekam medis pasien mempermudah dalam pencatatan
perjalanan penyakit pasien.
Kajen, 15 September 2017
Dokter Pendamping Dokter Internsip