Oleh
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus ini menyajikan dua kasus tertundanya replantasi gigi avulsi
insisivus sentral atas setelah beberapa jam gigi mengering di luar rongga mulut.
Anak laki-laki 8 tahun dan anak laki -laki 10 tahun insisivus sentral atas avulsi
karena trauma terjadi masing-masing 27 dan 7 jam sebelumnya. Pedoman
pengobatan untuk gigi permanen matur/immature yang avulsi dengan lamanya
periode waktu gigi di luar rongga mulut dan perawatan endodontik yang
dilakukan di ekstra-oral selesai. Setelah gigi di reposisi, gigi tersebut stabil dalam
4 minggu dan diresepkan obat antibiotik profilaksis. Kontrol secara klinis dan
radiografi dilakukan setelah 18 bulan untuk Kasus I dan 12 bulan untuk Kasus II.
Selama periode follow up gigi dalam kasus ini tetap di jaga dalam keadaan stabil,
posisi fungsional tapi secara klinis terlihat adanya resorpsi tahap awal dan
ankilosis.
1. Pendahuluan
Avulsi gigi adalah keluarnya seluruh gigi dari soket dengan jumlah kasus
0,5-3% dari semua kasus trauma gigi [1-3]
. Prevalensi kasus avulsi pada anak-anak
meningkat antara usia 7 dan 9 tahun karena perkembangan akar yang belum
selesai dan resistensi minimal dari tulang alveolar/ligamen periodontal (PDL)
selama periode erupsi gigi [1, 3].
Etiologi avulsi gigi bervariasi sesuai dengan tahap perkembangan gigi.
Avulsi pada gigi sulung biasanya disebabkan karena benturan benda keras,
sedangkan avulsi gigi permanen umumnya disebabkan karena jatuh, perkelahian,
trauma karena olahraga, kecelakaan mobil, dan kekerasan pada anak [4-6].
Pada proses pertumbuhan gigi permanen dan sulung, avulsi umumnya
terjadi pada rahang atas, dan yang paling sering terkena adalah gigi insisivus
sentral rahang atas. Overjet yang berlebihan dan bibir yang tidak kompeten di
duga sebagai faktor etiologi yang paling banyak dalam kasus avulsi [2, 4, 7]
. Avulsi
biasanya melibatkan satu gigi, cedera jaringan pendukung gigi, cidera bibir, dan
kasus avulsi multiple juga telah didokumentasikan [8, 9].
Tujuan utama dalam perawatan avulsi gigi adalah untuk mempertahankan
dan merawat jaringan pendukung gigi dan menanam kembali gigi yang avulsi.
Keberhasilan replantasi tergantung pada kesehatan umum pasien, keadaan akar
gigi, lama waktu gigi keluar dari soket, dan media penyimpanan [10-13]. Lama waktu
gigi di luar rongga mulut dan media penyimpanan memiliki efek yang paling
penting terhadap status sel PDL [11-13]
. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk
menyajikan dua kasus tertundanya replantasi avulsi gigi insisivus sentral atas
setelah lamanya waktu gigi di luar rongga mulut.
2. Laporan Kasus
2.1. Kasus I
Seorang anak 8 tahun dirujuk ke bagian paedodonti klinik gigi setelah
jatuh yang mengakibatkan terjadinya trauma pada gigi. Trauma terjadi 27 jam
yang lalu saat anak sedang bermain di taman sekolahnya. Anak sudah di periksa
oleh staf medis unit gawat darurat rumah sakit setempat, tidak terdeteksi ada
kerusakan saraf atau komplikasi medis. Orang tuanya meletakkan gigi yang avulsi
di selembar kertas sehingga mengering dan membawanya ke klinik. Orang tua
pasien tidak mempunyai riwayat penyakit sistemik. Pemeriksaan intraoral pasien
didapatkan gigi insisivus sentral permanen atas (gigi 21) telah avulsi (Gambar 1).
Ditemukan komplikasi fraktur gigi bagian mahkota, dengan keterlibatan dentin,
luksasi, kegoyahan gigi insisivus sentral kanan permanen atas (gigi 11), dan
didapatkan laserasi mukosa bagian palatal. Tes vitalitas, gigi yang berdekatan
memberikan respon positif. Pasien tersebut dalam keadaan gigi bercampur dan
banyaknya gigi yang karies karena kebersihan mulut yang jelek.
2.2. Kasus II
Seorang anak 10 tahun dirujuk ke klinik gigi bagian paedodonti setelah
kecelakaan sepeda yang mengakibatkan terjadi trauma pada giginya. Gigi yang
avulsi tidak ditempatkan dalam media penyimpanan dan dibawa ke klinik 7 jam
setelah kecelakaan. Tidak ada riwayat penyakit sistemik pada orang tua pasien;
tidak ada riwayat hilangnya kesadaran atau muntah. Pada pemeriksaan, tidak
ditemukan adanya cidera tambahan. Pemeriksaan intraoral didapatkan gigi
insisivus sentral permanen rahang atas (gigi 11) avulsi (Gambar 6). Insisivus
sentral kiri (gigi 21) didapatkan retak pada bagian enamel dan fraktur. Pasien
dalam masa pertumbuhan gigi permanen, dengan crowded ringan dan overjet
insisal. Pemeriksaan klinis tidak di temukan adanya karies, dan kebersihan
mulutnya sedang.
Rontgen periapikal dan panoramik didapatkan tidak ada tulang alveolar
yang patah. Pemeriksaan gigi avulsi didapatkan fraktur mahkota bagian enamel
dan foramen apikal gigi telah menutup.
Gambar 6: avulsi gigi insisivus kanan atas.
4. Kesimpulan
Meskipun waktu penyimpanan gigi di ekstra oral lama, gigi dengan
replantasi yang tertunda mungkin dipertahankan tetap stabil dalam posisi
fungsional dalam lengkung gigi. Pada pasien yang proses pertumbuhan belum
berhenti, replantasi gigi digunakan untuk mempertahankan tulang sekitarnya
selama beberapa tahun sampai pasien mendapatkan implan yang layak yang dapat
dianggap cocok untuk pilihan terapi.
Konflik Kepentingan