Modul Lengkap Matematika SMP - MTs Kelas 7, 8, Dan 9 (All in One) PDF
Modul Lengkap Matematika SMP - MTs Kelas 7, 8, Dan 9 (All in One) PDF
com
A. Bilangan Bulat
I. Pengertian
Bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat positif atau bilangan asli, bilangan nol dan
bilangan bulat negatif.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
Berlaku :
1. a + b = a + b
2. a b = a + (-b )
3. -a + (-b) = - (a + b)
4. a (-b) = a + b
contoh:
1. 4+3=7
2. 6 - 4 = 6 + (-4) = 2
3. -3 + (-2) = - (3+2) = -5
4. 9 (-5) = 9 + 5 = 14
Berlaku:
1.a x b = ab
2.a x ( b) = - ab
3.(-a) x b = - ab
4. (-a) x (-b) = ab
contoh:
1. 5 x 6 = 30
2. 4 x (-7) = - 28
3. (-3) x 4 = -12
4. (-6) x (-7) = 42
- Pembagian merupakan kebalikan/invers dari perkalian.
contoh: 30 : 5 = 30 x = 6
Berlaku:
1. a : b =
2. a : ( b) = -
3. (-a) : b = -
4. (-a) : (-b) =
- Pada penjumlahan
a+b=b+a
contoh: 4 + 8 = 8 + 4
- Pada perkalian
axb=bxa
contoh : 4 x 8 = 8 x 4
- Pada penjumlahan
a + (b + c) = (a + b) + c
contoh: 4 + ( 5 + 6) = ( 4 + 5 ) + 6 = 15
- Pada perkalian
a x (b x c ) = (a x b) x c
contoh : 4 x (5 x 6) = ( 4 x 5) x 6 = 120
3. Sifat Distributif (penyebaran)
contoh: 2 x ( 3 + 4 ) = (2 x 3 ) + ( 2 x 4 ) = 14
contoh: 5 x ( 7 - 6 ) = (5 x 7 ) - ( 5 x 6 ) = 5
Diperoleh dengan mengalikan bilangan itu dengan bilangan itu sendiri, atau
mengalikan bilangan tersebut secara berulang sebanyak dua kali.
a2 = a x a
contoh :
42 = 4 x 4 = 16
(-9)2 = (-9) x (-9) = 81
a3 = a x a x a
contoh:
63 = 6 x 6 x 6 = 216
(-5)3 = (-5) x (-5) x (-5) = (25) x (-5) = -125
- Akar Kuadrat
contoh:
2 2
49 = 7, karena 7 = 49 dan (-7) = 49
2 2
121 = 11 karena 11 = 121 dan (-11) = 121
contoh:
3
27 = 3, karena 3 = 27
3
125 = 5, karena 5 = 125
(Cara menghitung cepat akar kuadrat dan akar pangkat tiga ada di lampiran
bag akhir)
B. Bilangan Pecahan
a. Pecahan Biasa
pembilangnya lebih kecil dari penyebut
; a<b
contoh: , ,
b. Pecahan campuran
pembilangnya lebih besar dari penyebut
; a>b
contoh: = , = , =
c. Pecahan desimal
pecahan yang dalam penulisannya menggunakan tanda koma.
contoh: 0, 5 ; 1, 75
5x = =
175 x = =1 =1
d. Pecahan Persen
pecahan yang menggunakan lamabang % yang berarti perseratus
a% berarti
25 % = = =
35 % = = 0, 35
= x 100 % = % = 75 %
= = = 40 %
= = = 45 %
e. Pecahan permil
Pecahan yang menggunakan lambang 0/00 yang berarti perseribu
a 0/00 ( a permil)
Contoh :
20 0/00 = = =2%
2. Operasi Hitung pada Bilangan pecahan
a. Penjumlahan
contoh:
+ =
+ =
:
+ = + = = =
:
Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan mengalikan
penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:
( ) ( ) ( ) ( ) ) ( )
+ = + = atau (
contoh:
( ) ( )
+ = = =
contoh:
5 +4 =5+4+ =9+ =9
Apabila penyebutnya tidak sama, maka harus disamakan dulu
1 +3 = 1+ 3+ + =4+ + =4
) ( )
+ =( = =
contoh:
0,75 15,546
0,655 + 1,75
1,405 0.40 +
17,696
b. Pengurangan
contoh:
- =
- =
apabila penyebutnya tidak sama cari KPK dari penyebutnya itu.
KPK dari 4 dan 5 adalah 20 ( cara mencari KPK lihat di Bab FPB dan KPK)
sehingga perhitungannya menjadi:
:
- = - = = =
:
Ada cara lain dengan tidak menggunakan KPK yaitu dengan mengalikan
penyebutnya
dapat dirumuskan sbb:
( ) ( ) ( ) ( ) ) ( )
- = - = atau (
contoh:
( ) ( )
- = = =
contoh:
4 -3 = (4 3)+( )= 1 + =1
3 -1 =( 3 1)+ ( - )= 2 + ( - )= 2
) ( ) :
- =( = = = =
:
contoh:
1,25 13,54
0,65 - 1,75 -
0,60 11,79
c. Perkalian
x =
contoh:
x = =
contoh:
4x = = =1
( ) ( )
2 x 3 = x = x = = =9
- Perkalian pada pecahan desimal
contoh:
3,5 x 6,7 =..... jumlah tanda koma 1 + 1 = 2
35
67 x
245
210 +
2345 karena jumlah tanda koma ada 2 maka hasil:
3,5 x 6,7 = 23,45
454
575 x
2270
3178
2270 +
261050 karena jumlah tanda koma ada 4 maka hasil:
4,54 x 5,75 = 26,1050 = 26,105
Hasil perkalian desimal dengan angka 10, 100, 1000 dst hasilnya ditentukan
dengan menggeser tanda koma ke kanan sesuai dengan banyaknya angka
nol.
contoh:
d. Pembagian
Apabila pecahan biasa dibagi dengan pecahan biasa, maka hasilnya adalah
perkalian pecahan biasa yang dibagi dengan kebalikan dari pecahan pembagi
: = x
contoh:
: = x = =
Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli, maka
: = x c = bilangan asli
contoh:
:3= x = =
: =cx
contoh:
5: =5x = = = 11
7 :3 = : = : = x = =2
contoh:
a. Penjumlahan
ax + bx = (a+b)x
ax + b + cx + d = (a+c)x + (b+d)
contoh:
1. 7x + 3x = ?
2. -2 x2 - 3 x2 = ?
3. 2 x2 -3 + x2 - 4 = ?
Jawab :
1. 7x + 3x = (7+3)x = 10x
2. -2 x2 - 3 x2 = (-2-3) x2 = -5 x2
3. 2 x2 -3 + x2 - 4 = (2+1) x2 + (-3-4) = 3 x2 - 7
b. Pengurangan
ax - bx = (a-b)x
ax - b - cx - d = (a - c)x - (b+d)
contoh :
1. 7x 3x = ?
2. 5x 8 2x 1 = ?
jawab :
1. 7x 3x = (7-3)x = 4x
2. 5x 8 2x 1 = (5-2)x (8+1) = 3x - 9
- Perkalian
contoh :
ax(bx+cy) = ab x2 + acxy
ay(bx+cy) = abxy + ac y 2
(x+a) (x+b) = x2 + bx + ax +ab
contoh :
1. 3x(2x+3y) = 6 x2 + 9xy
2. (3x+y) (x-2y) = 3 x . x + (3x . -2y) + y. x + (y . -2y)
= 3 x2 + (-6xy)+xy+(-2 y2 )
= 3x2 - 5xy - 2 y2
- Pembagian
Contoh:
1. (8x+4):4 = = (8x + 4) = 2x + 1
2. 12a2 : 3a = = = 4a
3. Pemangkatan
Contoh:
1. (3x)2 = 3x . 3x = 9 x 2
2. (2xy)2 = 2xy . 2xy = 4x2y2
contoh:
(x + y)2 = (x+y) (x+y)
= (x+y) x + (x+y) y
= x2 + xy + xy + y2
= x2 + 2xy + y2
contoh:
(x - y)2 = (x - y) (x - y)
= (x- y) x - (x - y) y
= x2 - xy - xy + y2
= x2 - 2xy + y2
Pemangkatan bentuk-bentuk aljabar dapat dilakukan dengan menggunakan
kaidah Segitiga Pascal sbb:
(x+y)0 = 1 1
(x+y)1 = x + y 1 1
(x+y)2 = x2 + 2xy + y2 1 2 1
(x - y)0 = 1
(x - y)1 = x - y
(x - y)2 = x2 - 2xy + y2
dan seterusnya
4. Pemfaktoran
a. Bentuk distributif
contoh:
ax ay = a (x y) a berbentuk variabel
b. Selisih kuadrat
x2 y2 = (x + y) ( x y)
contoh:
x2 42 = x2 16 = (x + 4) (x 4)
c. Kuadrat sempurna
x2 + 2xy + y2 = (x + y)2
x2 - 2xy + y2 = (x - y)2
contoh:
x2 + 8x + 16 = (x + 4)2
x2 8x + 16 = (x 4)2
d. Bentuk ax2 + bx + c = 0 dimana a = 1
ax2 + bx + c = (x + m) (x + n)
dengan m + n = b dan m.n = c
Contoh:
x2 + 7x + 12 = (x + 4) ( x + 3)
m + n = 7 dan m . n = 12
yang memenuhi adalah m= 4 dan n= 3 atau m= 3 dan n= 4
a.c = m. n dan m + n = b
Contoh:
2x2 + 3x + 1 = 0
2 . 1 = m . n dengan syarat m + n = 3
yang memenuhi adalah m = 2 dan n = 1 atau sebaliknya
maka
2x (x + 1) + 1 (x+1) = 0
(2x + 1 ) (x + 1)
C. Operasi Pecahan dalam Aljabar
Contoh:
, , , , dan sebagainya
Contoh:
1. + = + =
( ) ( )
2. - =
( ) ( ) ( )( )
=
=
a. Perkalian
Pada perkalian bentuk pecahan penyelesaiannya dengan cara mengalikan
pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.
x =
contoh:
x = =
( ) ( ) ( )
b. Pembagian
Pada pembagian bentuk pecahan penyelesaiannya sama dengan bentuk pecahan
biasa.
: = x
Contoh:
: = : :
3. Pemangkatan
Pemangkatan pecahan bentuk aljabar adalah perkalian pecahan bentuk aljabar itu
sendiri sebanyak n kali.
contoh:
= x =
Contoh:
. .
1. xy2 : x2y = = =
. .
( )
2. = = 3 ( 1 + 2x) = 3 + 6x
)( )
3. =( = x+6
( )
Contoh:
Carilah FPB dan KPK dari bentuk: 12xy2, 24xyz2 dan 8x2yz !
Jawab:
FPB ambil faktor yang sama dengan pangkat terkecil
KPK ambil semua faktor yang sama, pilih faktor dengan pangkat terbesar
Faktor prima:
12xy2 = 22 . 3 . x . y2
24xyz2 = 23 . 3 . x . y . z2
8x2yz = 22. x2. y. z
FPB = 22 .x . y = 4xy
KPK = 23.3. x2. y2. z2 = 24 x2 y2 z2
BAB III
PERSAMAAN dan PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU
VARIBEL
ax + b = c
dengan:
- a 0 ; x disebut variabel/peubah
- Semua suku di sebelah kiri tanda = disebut ruas kiri
- Semua suku di sebelah kanan tanda = disebut ruas kanan
Contoh:
1. x - 4 = 0
2. 5x + 6 = 16
Catatan :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel
dan belum diketahui nilai kebenarannya.
contoh:
x + 2 =5
p+1=7
x + 10 -10 = 5 10
x = -5
jawab :
2x - 5 + 5= 11 + 5
2x = 16
x= =8
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama
contoh:
(1) kalikan kedua ruas dengan penyebutnya (dalam soal di atas adalah 3)
. 3 = 6. 3
2x = 18
x=9
3. Menyelesaikan PLSV dengan menggunakan gabungan dari 1 dan 2 di atas.
contoh :
Carilah penyelesaian dari :
3 (3x + 2) = 6 ( x -2)
jawab :
9x + 6 = 6x 12
9x + 6 6 = 6x 12 6 kedua ruas dikurang 6
9x = 6x 18
9x 6x = 6x 18 6x kedua ruas dikurangi -6x
3x = -18
x=-6
contoh :
3x + 6 2x 5
5q 1 < 0
x dan q disebut variabel
2. Mengalikan atau membagi kedua ruas (kanan kiri) dengan bilangan yang sama.
Jika dikalikan atau dibagi bilangan negatif maka tanda pertidaksamaannya
dibalik
contoh :
1. Carilah penyelesaian 2x 4 < 10
jawab :
2x 4 + 4 < 10 + 4
2x < 14
<
x<7
2. Carilah penyelesaian 3 4x 19
Jawab:
3 4x - 3 19 3
-4x 16
-x 4
-x . -1 4 . -1 kedua ruas dikalikan -1, sehingga lambang
pertidaksamaannya dibalik
x-4
BAB IV
SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung dua variabel
dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu.
ax + by = c
Sistem persamaan linear dua variable adalah dua persamaan linear dua
variable yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai satu
penyelesaian.
ax + by = c
px + qy = r
dengan :
x , y disebut variabel
a, b, p, q disebut keifisien
c , r disebut konstanta
1. Substitusi
contoh :
x + 2y = 8
x + 2. 2 = 8
x+4=8
x=8-4
x=4
+2 =8
Jadi penyelesaian dari sistem adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
2. Eliminasi
contoh :
Jawab ;
x + 2y = 8
2x y = 6
x + 2y = 8 | x 2 | 2x + 4y = 16
2x y = 6 | x 1 | 2x - y = 6 -
5y =10
5y = 10
y =
y=5
x +2y=8
x + 2. 2 = 8
x+4=8
x=84
x=4
+2 =8
Jadi penyelesaian dari sistem adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
x + 2y = 8 | x 1 | x + 2y = 8
2x y = 6 | x 2 | 4x - 2y = 12 +
5x = 20
x =
x = 4
x +2y=8
4 + 2y = 8
2y = 8 4
2y = 4
y=
y=2
+2 =8
Jadi penyelesaian dari sistem adalah x = 4 dan y = 2
2 =6
* catatan
nilai + atau digunakan untuk menghilangkan/eliminasi salah satu variable agar
menjadi 0
Contoh di atas:
3. Grafik
Contoh:
+ =8
2 =4
Jawab:
Maka persamaan garis 2x y = 4 adalah melalui titik (0, -4) dan (2,0)
Gambar grafiknya sbb:
dari gambar grafik terlihat titik potong garis x + y = 8 dan 2x y = 4 adalah (4,4).
+ =8
Jadi penyelesaian dari adalah x = 4 dan y = 4
2 =4
Harga 2 buah mangga dan 3 buah jeruk adalah Rp. 6000, kemudian apabila harga
untuk membeli 5 buah mangga dan 4 buah jeruk adalah Rp11.500,-
Berapa jumlah uang yang harus dibayar apabila kita akan membeli 4 buah mangga
dan 5 buah jeruk ?
Jawab :
Misal: harga 1 buah mangga adalah x dan harga 1 buah jeruk adalah y
Maka model matematika soal tersebut di atas menjadi :
2x + 3 y = 6000
5x + 4 y = 11500
Ditanya 4 x + 5 y = ?
didapatkan x = 1500 (harga sebuah mangga) dan y = 1000 (harga sebuah jeruk)
sehingga uang yang harus dibayar untuk membeli 4 buah mangga dan 5 buah
jeruk adalah 4 x + 5 y = 4. 1500 + 5. 1000
= 6000 + 5000
= Rp. 11.000,-
BAB V
HIMPUNAN
A. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda-benda atau obyek yang mempunyai definisi yang
jelas.
Contoh:
B. Anggota Himpunan
Anggota himpunan adalah semua benda atau obyek yang terdapat di dalam himpunan.
Anggota himpunan dinyatakan dengan notasi dan jika bukan anggota himpunan
dinyatakan dengan notasi .
Banyaknya anggota himpunan A dinyatakan dengan n(A).
Contoh:
D. Macam-macam Himpunan
1. Himpunan kosong
Himpunan yang tidak mempunyai anggota, dilambangkan dengan { } atau
contoh:
P adalah himpunan nama bulan yang diawali huruf K.
Tidak ada nama bulan yang diawali dengan huruf K, maka P={ }
2. Himpunan terhingga
Himpunan yang banyak anggotanya terhingga atau terbatas
contoh:
P adalah himpunan bilangan genap di bawah 5, ditulis P ={2,4}
4. Himpunan semesta
Himpunan yang memuat semua objek (anggota himpunan) yang dibicarakan.
Himpunan semesta dilambangkan dengan S.
contoh:
R={1,2,3,4,5}
Himpunan semesta yang mungkin adalah:
S={bilangan asli di bawah 10}, S={Bilangan cacah} dsb.
5. Himpunan Bagian
Himpunan A merupakan himpunan bagian dari himpunan B jika setiap anggota A
menjadi anggota B, ditulis dengan notasi A B.
contoh:
A={2,4}
B={1,2,3,4,5}
maka A B
6. Himpunan Ekuivalen
Himpunan A dan B dikatakan Ekuivalen jika banyak anggota kedua himpunan
tersebut sama n(A) = n(B).
contoh:
A={1,2,3} n(A) = 3
B={4,5,6} n(B) = 3
n(A) = n(B), maka A ekuivalen dengan B
E. Diagram Venn
Diagram Venn adalah suatu diagram yang digunakan untuk meyatakan sebuah
himpunan atau beberapa himpunan yang saling berhubungan.
Aturan untuk membuat diagram Venn:
1. Himpunan semesta digambarkan dalam sebuah persegipanjang, simbol S ditulis pada
pojok kiri atas.
2. Setiap himpunan yang dibicarakan ditunjukkan dengan gambar berupa kurva tertutup
sederhana.
3. Setiap anggota himpunan ditunjukkan dengan noktah atau titik
Contoh:
S= {2,4,6,8,10,12,14,16,18,20}
A={2,4,6,8,10,12}
B={10,12,14,16,18,20}
Diagram Vennnya:
S A B
.2 .14
. 4 .10 .16
.6 .12 .18
.8 .20
1. Irisan Himpunan
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan
anggota himpunan A sekaligus menjadi anggota himpunan B.
Irisan himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A B = {x| x A dan x B}
Diketahui:
Jawab:
A={1,3,5,7,9}
B={2,3,5,7}
A B = { 3,5,7 }
Diagram Vennnya:
S A B
.3
.1 .5 .2
.9 .7
2. Gabungan Himpunan
Gabungan dua himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan himpunan A saja atau himpunan B saja.
Gabungan himpunan A dan B dinotasikan dengan:
A B = {x| x A atau x B}
contoh:
Diketahui:
A={faktor prima dari 30}
B={Nilai genap dibawah 10}
Tentukan A B dan gambar diagram Vennnya!
Jawab:
A={2,3,5}
B={2,4,6,8}
A B ={2,3,4,5,6,8}
Diagram Vennnya:
S A B
.4
.3 .2 .6
.5 .8
3. Selisih Himpunan
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan anggota A yang tidak menjadi
anggota B.
Selisih himpunan A dan B dinotasikan dengan: A B, dibaca A kurang B
contoh:
Diketahui:
A={1,2,3,4,5}
B={4,5,6,7,8}
Tentukan A B!
Jawab:
A-B = {1,2,3,4,5} - {4,5,6,7,8} = {1,2,3}
4. Jumlah Himpunan
Jumlah himpunan A dan B adalah himpunan dimana anggotanya adalah
gabungan A dan B tetapi bukan irisan A dan B.
contoh:
Diketahui:
A={a,b,c,d,e,f}
B={d,e,f,g,h,i}
Tentukan A + B!
Jawab:
5. Komplemen
Jika S adalah himpunan semesta dan A adalah suatu himpunan.
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari semua anggota
himpunan S yang bukan anggota himpunan A.
contoh:
S={1,2,3,4,5,6}
A={4,5,6}
tentukan AC !
Jawab:
AC = {1,2,3}
G. Sifat-sifat Operasi pada Himpunan
1. Komutatif.
AB =BA
AB = BA
2. Asosiatif
(A B) C = A (B C)
(A B) C = A (B C)
3. Distributif
A (B C) = (A B) (A C)
A (B C) = (A B) (A C)
4. Dalil De Morgan
Komplemen himpunan A adalah himpunan yang anggota-anggotanya bukan
anggota A dan dilambangkan dengan AC.
(A B)C = AC BC
(A B)C = AC BC
BAB VI
ARITMETIKA SOSIAL
Jika harga jual lebih besar dari harga beli maka didapat keuntungan atau laba.
Sebaliknya jika harga jual lebih rendah dari harga belinya maka akan rugi. Harga
beli biasa disebut dengan modal.
Contoh soal:
Jawab:
harga beli = Rp. 1.200.000
harga jual = Rp. 1.750.000
2. Seorang pedagang ayam membeli ayam kampung sebanyak 100 ekor dengan
harga Rp. 2.000.000,- Dalam perjalanan ternyata ada ayam yang mati sebanyak
15 ekor. 30 ekor ayam laku dijual dengan harga Rp.25.000 per ekor, sedangkan
sisanya dengan harga Rp. 20.000,- Berapa besarnya keuntungan atau kerugian
yang didapat ?
Jawab:
Contoh:
1. Seorang pedagang di pasar membeli sekeranjang jeruk yang berisi 200 buah
seharga Rp.100.000. Jika tiap jeruk dijual dengan harga Rp.750, berapa %
keuntungannya?
Jawab:
2. Adnan membeli sepeda baru dengan harga Rp. 400.000, setelah beberapa
bulan
sepedanya dijual dengan kerugian 10% . Berapa harga penjualannya?
Jawab:
Maka harga jualnya adalah = Rp. 400.000 Rp. 40.000 = Rp. 360.000,-
%
Harga pembelian = x untung
%
%
Harga pembelian = x rugi
%
Contoh soal:
Jawab:
%
Harga pembelian = x untung
%
%
= x Rp. 20.000
%
= 5 x Rp. 20.000
= Rp.100.000,-
Jawab:
%
Harga pembelian = x rugi
%
%
= x Rp. 150.000
%
= 4 x Rp. 150.000
= Rp. 600.000
1. Pajak
2. Diskon/Potongan Harga/Rabat
Diskon/Potongan Harga/Rabat = Harga Semula Harga yang dibayar
3. Bruto
Bruto adalah berat kotor barang, berat barang beserta tempatnya
4. Tara
Berat kemasan atau berat tempat suatu barang
5. Neto
Berat bersih barang atau berat barangnya saja
pengertian:
kita ambil contoh beras dalam karung.
Contoh soal:
Jawab:
2. Sebuah kaleng susu bertuliskan Netto 400 gram. Setelah dibeli kaleng susu yang
masih utuh tersebut ditimbang di rumah didapat beratmya 550 gram. Berapakah
Tarranya?
Jawab:
Netto = 400 gr
Bruto = 550 gr
Jawab:
Bruto = 60 kg
Tarra = 3 kg
= x 100 %
=5%
Bunga =
Modal =
Waktu = x 360
Suku bunga = x 100 %
Bunga =
Modal =
Waktu = x 12
Bunga =
Modal =
Waktu =
Ketentuan:
1 bulan = 30 hari
1 tahun = 360 hari
Contoh soal:
Bunga Harian
Jawab:
suku bunga = 20 %
bunga = Rp. 50.000,-
waktu = 20 hari
%
Bunga Harian =
M= untuk harian
%
.
=
= 18 x 5 x 50.000
= 90 x 50.000
= Rp. 4.500.000,-
2. Bu Ade menyimpan uang di Bank BCA sebesar Rp. 2000.000,- dengan suku
bunga 14% tiap tahun. Setelah berapa lama Bu Ade mendapat bunga
Rp. 70.000,- ?
Jawab:
= Rp. 280.000,-
lama hari = x 360
.
= x 360
.
= 630 hari
Jadi Bu Ade mendapat bunga Rp. 70.000 setelah menabung selama 630 hari
Bunga Bulanan
1. Amir menyimpan uang di BNI sebesar Rp. 1.500.000 dengan bunga 12 % tiap
tahun. Berapa bunga yang diterimaAmir selama 5 bulan?
Jawab:
Bunga =
. .
=
= 6 x 15000
= Rp. 90.000,-
Jadi bunga yang diterima Amir selama 6 bulan adalah Rp. 90.000,-
2. Uang tabungan Ali di suatu bank sebesar Rp. 1.000.000,- 9 bulan kemudian uang
tabungannya menjadi Rp. 1.090.000,-. Berapa prosentase bunga yang diterima
Ali?
Jawab:
Bunga Tahunan
1. Pak Zakaria menabung di suatu bank sebesar Rp. 5000.000,- Dengan suku
bunga 12 % . Berapa bunga yang diterimanya selama 3 tahun?
Jawab:
Bunga =
. .
=
= 36 x 50.000
= Rp. 1800.000,-
2. Besar bunga selama 4 tahun Rp. 450.000 dengan suku bunga 15 %, Berapakah
Besarnya tabungan yang dimiliki?
Jawab:
.
=
= 25 x 30.000 ( 25 dari 100/4 ; 30.000 dari 450.000/15)
= Rp. 750.000
BAB VII
PERBANDINGAN
A. SKALA
Skala adalah perbandingan antara ukuran pada gambar (peta) dengan ukuran
sebenarnya.
( )
Skala =
contoh:
skala 1 : 10.000 artinya 1 cm mewakili 10.000 cm atau 100 m jarak sebenarnya.
contoh soal:
1. Jarak kota A ke kota B adalah 200 km. Jarak pada peta 10 cm. Berapakah skalanya?
Jawab:
Skala = = =
. .
= 1 : 2000.000
2. Jarak kota A ke kota B pada peta 5 cm dengan skala 500.000. Berapakah jarak
sesungguhnya?
Jawab:
Jawab:
B. Perbandingan
1. Perbandingan Senilai
Perbandingan antara a dan b selalu berbanding lurus yang artinya jika nilai a naik
maka nilai b juga naik demikian juga jika nilai a turun maka nilai b juga turun.
a : b = c : d atau =
perhatikan tabel!
Banyak Mangga dan harga berbanding lurus, artinya jika mangga bertambah
banyak berarti harga juga bertambah naik.
contoh:
Perbandingan jumlah uang Budi dan Tono adalah 4:5, jika uang Budi Rp.1000.000,
berapa jumlah uang Tono?
Jawab:
contoh:
Suatu pekerjaan pembangunan rumah jika dikerjakan oleh 8 orang akan selesai
dalam waktu 2 bulan, berapa lama jika pekerjaan pembangunan rumah itu
dikerjakan oleh 16 orang?
Jawab:
8 x 2 = 16 x a
a= = = 1 bulan
1. Faktor perbesaran.
Perbandingan ukuran hasil perbesaran dengan ukuran semula
2. Faktor pengecilan
Perbandingan ukuran hasil pengecilan dengan ukuran semula
contoh:
= = kali
BAB VIII
BILANGAN BERPANGKAT
Bentuk Umum:
an = a x a x a x a x .....x a
banyaknya n faktor
contoh: 25 = 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
Sifat-sifat:
1. ap x aq = ap + q
2. = ap q
3. (ap)q = ap x q
4. (a x b)p = ap x bp
5. =
6. a-p =
7. a0 = 1
Contoh:
Sederhanakan bentuk
Jawab:
= 3x y- 4 y- 2
= 3x y- 6
=3
B. Pangkat Pecahan
= = dengan n 0
Bentuk Akar:
bentuk akar merupakan suatu bilangan positif di dalam pangkat pecahan
=
=b a = bn
2. =
Contoh soal:
Bentuk sederhana dari adalah....
Jawab:
= =5 .5 =5 =5 =5 = =
= x =
=
Contoh:
Rasionalkan bentuk akar
Jawab:
= x = 5
Contoh:
Jawab:
= x =
= 3 5 + 6
BAB IX
BARISAN BILANGAN dan DERET
A. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah aturan terbentuknya sebuah kelompok bilangan dengan suatu
aturan yang telah diurutkan. Macam-macam pola bilangan dengan pola-pola
tertentu sbb:
1. Bilangan asli
Barisan bilangan : 1,2,3,4,5,...
pola bilangan: n, n bilangan asli
2. Bilangan Genap
Barisan bilangan: 2, 4, 6, 8, 10, ...
Pola bilangan: 2n, n bilangan asli
3. Bilangan ganjil
Barisan bilangan : 1,3,5,7,9,...
pola bilangan: 2n - 1, n bilangan asli
4. Bilangan persegi
Barisan bilangan: 1, 4, 9, 16, ...
Pola bilangan: n2, n bilangan asli
Pola gambar:
5. Bilangan segitiga
Barisan bilangan : 1,3,6,10,...
pola bilangan: n (n + 1) , n bilangan asli
Pola gambar:
6. Bilangan persegipanjang
Barisan bilangan: 2, 6, 12, 20, ...
Pola bilangan: n (n+1), n bilangan asli
Pola gambar:
1 1
1 1 2
1 2 1 4
1 3 3 1 8
1 4 6 4 1 16
a. Barisan Aritmetika
Barisan Aritmetika adalah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa
penjumlahan yang mempunyai beda (selisih) yang sama/tetap.
b = U2 U1 = U3 U2 = Un Un - 1
Suku ke n barisan aritmetika (Un) dinyatakan dengan rumus:
Un = a + (n-1) b
Keterangan:
Contoh soal:
Jawab:
Un = a + (n-1) b
n = 15
b = 6-2 = 10 6 = 4
U1 = a = 2
U15 = 2 + (15-1)4
= 2 + 14.4
= 2 + 56 = 58
b. Deret Aritmetika
Jawab:
Sn = (2a + (n-1) b )
n = 10
U1 = a = 5
b = 15 5 = 25 15 = 10
= 5 ( 10 + 9.10)
= 5 . 100 = 500
a. Barisan Geometri
Barisan Geometri adalah suatu barisan bilangan dengan pola tertentu berupa
perkalian yang mempunyai rasio yang sama/tetap.
r= = = =
Un = a . r n - 1
Keterangan:
Contoh soal:
Jawab:
Un = a . r n - 1
n = 10
a=2
r= = = = =2
U10 = 2 . 210 1
= 2 . 29
= 210 = 1.024
b. Deret Aritmetika
( )
Jika Rasio (r) > 1 Sn =
( )
Jika Rasio 0 < (r) < 1 Sn =
Contoh soal:
Jawab:
r= = = = =3
( )
karena r > 1 maka menggunakan rumus Sn =
n=7
a=3
( )
S7 =
( )
=
( )
=
= = 1.093
BAB X
RELASI dan FUNGSI
A. Relasi
1. Pengertian Relasi
contoh:
Himpunan A ={1,2,3} dan B={A,B,C}.
Anggota-anggota himpunan A dan B dapat dihubungkan dengan relasi yaitu
faktor dari
a. Diagram Panah
Contoh di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah sbb:
1 A
2 B
3 C
b. Diagram Cartesius
Contoh di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah sbb:
0 1 2 3
B. Fungsi (Pemetaan)
1. Pengertian Fungsi (pemetaan)
Fungsi dari himpunan A ke himpunan B merupakan relasi yang menghubungkan
setiap anggota himpunan A ke tepat satu anggota himpunan B.
contoh:
contoh bukan pemetaan:
A B
A B
1 A
2 B
3 C
3. Banyaknya Fungsi
Jika banyaknya anggota himpunan A adalah n(A) dan
banyaknya anggota himpunan B adalah n(B) maka:
Jawab:
Diketahui:
n(A) = 4 dan n(B) = 3
contoh:
f(x) = 2x + 2
Nilai fungsi untuk x = 2 adalah f(2) = 2 x 2 + 2 = 6
jawab:
tentukan titik potong dengan sumbu x dan y terlebih dahulu:
Buat sumbu koordinat dengan titik-titik (-1,0) dan (0,2) tersebut, kemudian
tarik garis lurus yang melewati titik-titik koordinat tersebut
5. Korespondensi Satu-satu
Suatu fungsi disebut korespondensi satu-satu jika setiap anggota A tepat
berpasangan dengan setiap anggota B
A B
1 A
2 B
3 C
Banyaknya korespondensi satu-satu yang mungkin antara himpunan A dan B
adalah:
1 x 2 x 3 x .......x(n-1) x n
contoh:
Persamaan garis lurus adalah suatu fungsi yang apabila digambarkan ke dalam
bidang Cartesius akan berbentuk garis lurus. Garis lurus ini mempunyai nilai
kemiringan suatu gris yang dinamakan Gradien (m).
Bentuk umum :
y = mx + c
dimana:
Gradien adalah nilai yang menyatakan kemiringan suatu garis yang dinyatakan
dengan m.
Untuk mencari nilai gradien suatu garis dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
(x2,y2)
X
contoh soal:
gradien garis lurus yang melalui titik (5,2) dan (-1,8) adalah....
Jawab:
m= x1= 5 ; x2 = -1 ; y1= 2 dan y2 = 8
m= = = -1
gradien m =
(x1, y1)
contoh:
Gradien garis lurus melalui titik (0,0) dan (4,8) adalah....
Jawab:
m= x 1 = 4 ; y 1= 8
= =2
(- b,0)
b. Garis miring ke kiri
m=-
(0,a)
(b,0)
contoh:
Gradien garis dengan persamaan 2x y - 5 = 0 adalah...
Jawab:
2x y - 5 = 0 ax + by + c = 0, maka a = 2 ; b = -1 dan c = -5
m=- =- = 2
y=b
contoh:
Gradien garis y = 4 adalah....
jawab:
y = mx + c y = 0x + 4
0x y + 4 = 0 a = 0 ; b = -1
m= =- =- =0
contoh:
Jawab:
y = mx + c mx = y c x = 0y + 2
x 0y - 2 = 0 a = 1; b = 0
m= =- =- = ~
C. Menentukan Persamaan Garis Lurus
y = mx (x,y)
y = mx + c
(x,y)
(0,c)
Persamaan garisnya:
(x1,y1) gradien m y y1 = m(x - x1)
contoh:
persamaan garis lurus melalui titik (5,10) dan bergradien 2 adalah...
Jawab:
Persamaan garisnya:
y y1 = m(x - x1) m = 2 ; x1= 5 ; y1 = 10
y 10 = 2 (x - 5)
y 10 = 2x 10
y = 2x 10 + 10
y = 2x
4. Persamaan garis yang melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2)
(x2, y2)
contoh:
Jawab:
persamaan garisnya:
= x1 = 2 ; x2 = 4 ; y1 = -3 ; y2 = -2
( )
=
( )
2(y+3) = x 2
2y + 6 = x 2
2y = x 2 6
2y = x 8
5. Persamaan garis yang memotong sumbu x dan sumbu y di titik (x 1, 0) dan (0,y1)
(x1, 0)
contoh:
Jawab:
persamaan garisnya:
8x + 4y = 4 . 8
8x + 4 y = 32
2x + y = 8
y = 8 2x
Persamaan garis yang sejajar dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik (x1, y1)
adalah ax + by = ax1+ by1
contoh :
Persamaan garis yang melalui titik (2,3)dan sejajar dengan garis 3x+5y 15 = 0
adalah...
Jawab:
cara1:
cari gradien garis 3x+5y 15 = 0 5y= -3x + 15
y= x + 3 gradiennya = m= -
Karena sejajar maka persamaan garis yang dicari gradiennya adalah sama.
cara2:
Persamaan garis yang sejajar dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik (x1, y1)
adalah ax + by = ax1+ by1
Persamaan garisnya:
3x + 5y = 3 . 2 + 5 . 3
3x + 5y = 21
2. Gradien dua garis tegak lurus
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik
(x1, y1) adalah ay - bx = ay1 bx1
contoh:
Persamaan garis lurus melalui titik (3,5) dan tegak lurus garis 2x + y 5 = 0
adalah...
Jawab:
Cara1:
Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis ax + by + c = 0 dan melalui titik
(x1, y1) adalah ay - bx = ay1 bx1
a = 2 ; b=1 ; x1 = 3 ; y1 = 5
Persamaan garisnya
2y x = 2 . 5 1. 3
2y x = 7
Titik potong dari dua garis lurus dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Substitusi
Dengan memasukkan salah satu varibel dari persamaan yang satu ke persamaan
yang lain.
2. Eliminasi
contoh:
Jawab:
Cara 1 (substitusi):
2x + y 6 = 0 ...(1)
2y x - 7 = 0 x = 2y 7 ..(2)
Substitusi (2) ke (1)
2 (2y-7) + y 6 = 0
4y 14 + y 6 = 0
5y 20 = 0
5y = 20
y=4
2x + 4 6 = 0
2x 2 = 0
2x = 2
x=1
Cara 2 (eliminasi):
2x + y 6 = 0
2y x - 7 = 0 x 2y + 7 = 0
Eliminasi variabel x
2x + y 6 = 0 |x 1| 2x + y 6 = 0
x 2y + 7 = 0 |x 2| 2x 4y + 14 = 0 -
5y 20 = 0
5y = 20
y =4
masukkan y = 4 :
2.4x7=0
8x7=0
1x=0
x=1
A. Garis
1. Pengertian Garis
Garis adalah kumpulan titik-titik yang banyaknya tak terhingga yang jaraknya
sangat dekat dan memanjang ke dua arah.
contoh:
a. Sejajar
a
Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut tidak berpotongan
dan jarak kedua garis selalu tetap, serta terletak pada satu bidang.
b. Berpotongan
a
O
b
Dua buah garis lurus hanya dapat berpotongan pada satu titik. Garis a dan
garis b berpotongan di titik O.
c. Berimpit
A C D B
Dua garis yang berimpit merupakan dua garis yang terletak pada satu garis
lurus, sehingga dua garis tersebut hanya tampak satu garis lurus.
Garis AB dan garis CD berimpit sehingga keduanya terletak pada satu garis
B. Sudut
1. Pengertian sudut
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua sinar garis yang bertemu pada satu
titik pangkal.
B O = titik sudut
OA dan OB = sinar garis/titik sudut
AOB = O = , nama sudut
O A
2. Jenis-Jenis Sudut
a. Sudut Lancip
Sudut yang besarnya lebih dari 00 dan kurang dari 900
a0
c. Sudut Siku-siku
Sudut yang besarnya 900
a0 = 900
a0
d. Sudut Lurus
Sudut yang besarnya 1800
a0 = 1800
a0
e. Sudut Refleks
Sudut yang besarnya antara 1800 sampai 3600
A O B
O A
A
C D
B
d. Dua garis sejajar yang yang dipotong oleh sebuah garis akan membentuk
sudut-sudut:
A1 A2
A3 A4
B1 B2
B3 B4
1. Sudut x dan y saling berpelurus, jika besar sudut y = 300, berapa besar sudut x?
Jawab:
x B
3x
2x
O A
x= = 150
3.
5x + 200 8x + 300
Berapa nilai x?
Jawab:
Sudut adalah Sudut-sudut dalam sepihak yang berjumlah 1800
(5x + 200 ) + (8x + 300 ) = 1800
13x + 500 = 1800
13x = 1800 500
13x = 1300
x= = 100
BAB XIII
SEGITIGA dan TEOREMA PHYTAGORAS
A. Segitiga
Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga ruas garis dan mempunyai tiga
titik sudut.
Jenis-jenis segitiga dapat dibedakan berdasarkan panjang sisi-sisinya atau
berdasarkan besar sudut-sudutnya.
Panjang AC = BC
A = B
A + B + = 1800
A B
panjang AB = BC = CA
A = B = = 600
A + B + = 1800
A B
c. Segitiga sembarang
Segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda
C
A B
- Ketiga sisinya tidak sama panjang ( AB BC CA )
- Ketiga sudutnya tidak sama besar ( A B C )
A + B + C = 1800
a. Segitiga siku-siku
Segitiga yang salah satu sudutnya 900
C
A = 900
A B
b. Segitiga lancip
Segitiga yang besar tiap-tiap sudutnya kurang dari 900
C
A B
c. Segitiga tumpul
Segitiga yang salah satu sudutnya lebih besar dari 90 0
C
C lebih besar dari 900
A B
3. Keliling dan Luas Segitiga C C
C
tinggi = t
t t
A alas = a B A B A B D
Dengan tidak menghitung tingginya tetapi dengan ketiga sisinya , luas segitiga
dapat dicari dengan rumus:
C
L= ( )( )( )
b a
s = keliling segitiga = (a + b + c)
A B
4. Segitiga-segitiga Sebangun c
A B D E
C
AD2 = BD x CD
AB2 = BD x BC
AC2 = CD x CB
A B
a c = =
e
= =
b d
f
B. TEOREMA PHYTAGORAS
Teorema atau Dalil Phytagoras hanya berlaku pada segitiga siku-siku, dimana kuadrat
sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi yang lainnya.
C
A c B
Tripel Phytagoras
Merupakan rangkaian tiga bilangan positif yang merupakan sisi-sisi dari segitiga siku-
siku yang memenuhi dalil Phytagoras. Bilangan yang terbesar merupakan sisi
miringnya.
b c a
3 4 5
5 12 13
7 24 25
8 15 17
11 60 61
20 21 29
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang
dinamakan titik pusat lingkaran.
A. Unsur-unsur Lingkaran
Keterangan:
Keliling lingkaran = 2r = d
Luas lingkaran = r2 = ( d )2 = d2
= = O
maka: A D
Panjang Busur AD = x keliling lingkaran
Luas juring AOD = x luas lingkaran
Segiempat Tali Busur adalah segiempat yang dibatasi oleh empat tali busur dimana
keempat titik sudutnya menyinggung sisi lingkaran.
Jumlah dua sudut yang berhadapan adalah 1800. B
A
0
A + C = 180
B + D = 1800
D
F. Sudut Antara Dua Tali Busur
B
AEC = ( BOD + AOC ) C
E O
A
D
Pada gambar di samping: B
BC dan AD diperpanjang sehingga C
berpotongan di P,
maka:
P O
APC = BPD = ( BOD - AOC )
A
D
r
B
O garis a
Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong lingkaran di satu titik dan
tegak lurus dengan jari-jari yang melalui titik singgungnya.
Garis a adalah garis singgung lingkaran yang menyinggung lingkaran di titik A. Garis a
tegak lurus OA.
Maka panjang AB =
1. Garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran
C
A r
P r Q
AB = ( + )
A
B
r
R C r
P Q
AB = ( )
H. Lingkaran Dalam dan Lingkaran Luar Segitiga
A B =
A B
BAB XV
BANGUN DATAR
Bangun datar adalah bangunan geometri yang seluruh bagiannya terletak pada satu
bidang datar. Disebut juga banngun berdimensi dua.
1. Segitiga
Sudah dibahas pada bab sebelumnya
D C
A B
Sifat-sifat:
1. Keempat sisinya sama panjang (AB = BC = CD = DA)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar ( AB // CD dan AD // BC)
3. Mempunyai 4 sudut siku-siku (90o) ( A, B, C, D )
4. Mempunyai 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus/siku-siku
(AC = BD , AC BD )
5. Mempunyai 4 simetri lipat
1. DA dan CB 3. D B
2. DC dan A B 4. C A
D C
A B
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(AB = CD dan AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 sudut siku-siku (90o) ( A, B, C, D )
4. Mempunyai 2 diagonal yang saling berpotongan dan mempunyai panjang yang
sama (AC = BD)
5. Mempunyai 2 simetri lipat (1. DA dan CB 2. D C dan AB)
6. Mempunyai 2 simetri putar (1.AC dan BD 2. A A dan B B)
4. Jajaran Genjang
D C
A B
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi, sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
(AB = CD dan AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 buah sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(A = C, B = D)
4. Jumlah dua sudut yang berdekatan adalah 1800
(A + B = B + C = C + D = D + A = 1800)
5. Mempunyai 2 buah diagonal yang saling berpotongan dan sama panjang
(AC=BD)
6. Mempunyai 2 simetri putar dan tidak mempunyai simetri lipat
5. Belah Ketupat
C
D B
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 4 buah sisi yang sama panjang
(AB = CD = AD = BC)
2. Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar
(AB // CD dan AD//BC)
3. Mempunyai 4 buah sudut, sudut-sudut yang berhadapan sama besar
(A = C, B = D)
4. Mempunyai 2 garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus/siku-siku
(AC BD )
5. Mempunyai 4 simetri lipat dan putar (*)
*beberapa literatur ada yang menyebutkan 2 simetri lipat dan putar dan ada
yang menyebutkan 4 simetri lipat dan putar, saya pribadi mengatakan 4
karena belah ketupat mempunyai 4 buah sisi yang sama, sehingga kalau
dilipat mempunyai 4 lipatan dan kalau diputar menempati 4 bingkai putar
6. Layang-layang
A
D B
C
Sifat-sifat:
1. Mempunyai 2 pasang sisi yang sama panjang
(AD = AB dan BC = CD)
2. Mempunyai sepasang sudut yang sama besar (B = D)
3. Mempunyai 2 garis diagonal (AC dan BD) yang berpotongan tegak lurus dan
panjangnya berbeda.
4. mempunyai 1 simetri lipat dan 1 simetri putar
7. Trapesium
A B
Sifat-sifat:
1. Sepasang sisinya sama panjang (AD = BC)
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. Mempunyai 2 pasang sudut yang besarnya sama
(A = B dan C = D )
5. mempunyai 2 buah diagonal yang saling berpotongan dan mempunyai
panjang yang sama
6. t = tinggi trapesium
b. Trapesium Siku-siku
D C
A B
Sifat-sifat:
1. Mempunyai sepasang sudut siku-siku (A = D = 900)
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. AD adalah tinggi trapesium
c. Trapesium Sembarang
D C
A B
Sifat-sifat:
1. Panjang sisinya tidak sama
2. Sepasang sisi berhadapan yang sejajar (AB // CD)
3. Mempunyai 2 pasang sudut yang jumlahnya 1800
(A + D dan B + C = 1800)
4. t = tinggi trapesium
B. Keliling dan Luas Bangun Datar
No Bangun Datar Nama Bangun Keliling Luas
s Persegi
1 4s s2
(Bujur Sangkar)
2 l Persegi panjang 2 (p + l ) p. l
s
a
4 b Belah Ketupat 4s ab
l
b
5 Layang-layang 2 (p + l ) ab
a p
6 t l Jajaran Genjang 2 (p + l ) p. t
p
c
d b
7 t Trapesium a+b+c+d t (a+ c)
d
8 Lingkaran d atau 2r r2
r
BAB XVI
BANGUN RUANG SISI DATAR
A. KUBUS
H G
AF = diagonal bidang
E F AG = diagonal ruang
s
D C
A s B
Sifat-sifat Kubus:
B. Balok
H G
l AF= BG = diagonal bidang
E F AG = diagonal ruang
t
D l C
A p B
Sifat-sifat Balok:
1. Memiliki 6 buah sisi yang terdiri dari 3 pasang sisi yang besarnya sama
(ABCD dengan EFGH, EFGH dengan ABCD, ADHE dengan BCGF)
2. Memiliki 12 rusuk yang terdiri dari 3 keleompok rusuk-rusuk yang sama dan sejajar
AB = CD = EF = GH = panjang
BC = FG = AD = EH = lebar
AE = BF = CG = DH = tinggi
3. Memiliki 8 titik sudut
(A, B, C, D, E, F, G, H)
4. Mempunyai 12 diagonal bidang
(AC, BD,EG,HF,AF,EB,CH,DG,AH,ED,BG,CF)
5. Mempunyai 4 diagonal ruang yang sama panjang
(AG,BH,CE,DF)
Volume = p x l x t
Luas = 2 x { (p x l ) + (p x t) + (l x t) }
Keliling = 4 x (p + l + t )
Diagonal ruang = + l + l=l
C. Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh 2 buah bidang berbentuk segi banyak
yang sejajar dan sisi-sisi tegak yang berpotongan menurut rusuk-rusuk yang sejajar.
Macam-macam prisma:
1. Prisma segitiga
2. Prisma segiempat
3. Prisma segi-n
A. Tabung
Tabung adalah suatu bangun ruang berbentuk prisma tegak beraturan yang alas dan
tutupnya berupa lingkaran.
Sifat-sifat Tabung:
1. Mempunyai 3 bidang sisi : alas, tutup dan selimut (sisi tegak)
2. Bidang alas dan tutup berupa lingkaran
3. Sisi tegak berupa bidang lengkung yang dinamakan selimut tabung
4. Mempunyai 2 rusuk : rusuk alas dan tutup
5. Tinggi tabung: jarak titik pusat alas dan titik pusat tutup
6. Jari-jari lingkaran alas dan tutup besarnya sama
Jaring-jaring tabung:
sisi tutup
selimut tabung
sisi alas
Luas alas = luas tutup = luas lingkaran = r2
Luas selimut = 2rt
Luas permukaan tabung = 2 x luas alas + luas selimut
= 2 r2 + 2rt
= 2r(r + t)
Volume = luas alas x tinggi
= r2t
B. Kerucut
Kerucut adalah bangun ruang berbentuk prisma dengan alas yang berbentuk
lingkaran.
T
r = jari-jari
t = tinggi
t s s = garis pelukis
Sifat-sifat Kerucut:
1. Mempunyai 2 bidang sisi : alas dan bidang lengkung (selimut kerucut)
2. Mempunyai sebuah rusuk berupa lingkaran alas
3. Tinggi tabung: jarak titik pusat alas dan puncak kerucut
4. Mempunya satu buah titik sudut yaitu T
selimut
alas
Luas alas = luas lingkaran = r2
Luas selimut = rs
Luas permukaan = luas alas + luas selimut
= r2 + rs
= r ( r+ s )
= r2 t
C. Bola
Sifat-sifat bola:
1. Mempunyai 1 sisi lengkung
2. Tidak mempunyai rusuk dan sudut
3. Jari-jari bola adalah r
A. Kesebangunan
contoh:
D C
H G
A B E F
= = =
A B D E
Sudut-sudut yang bersesuaian pada dua segitiga di atas adalah sama:
A = D , B = E, C = F
Jika segitiga ABC dan DEF sebangun maka panjang sisi-sisi yang bersesuaian
mempunyai perbandingan yang sama:
= =
D a c E
b d
A B
1. = = atau = =
2. a = b dan c = d
A B
1. ABC sebangun dengan ADC maka AC2 = CD x CB atau AC =
2. ABC sebangun dengan ABD maka AB2 = BD x BC atau AB =
3. ABD sebangun dengan ADC maka AD2 = BD x CD atau AD =
c. a
b c
d f
berlaku : = =
D C
E F
A B
berlaku :
. .
EF =
B. Kekongruenan
Dua bangun datar dikatakan kongruen jika kedua bangun tersesebut memiliki bentuk
dan ukuran yang sama.
Dua segitiga kongruen jika:
A B D E
- AB = DE sisi
- A = D sudut
- AC = DF sisi
2. Dua sudut sama besar dan sisi yang diapit sama panjang
(sudut, sisi, sudut)
C F
A B D E
- A = D sudut
- AB = DE sisi
- B = E sudut
3. Ketiga sisi sama panjang (sisi,sisi,sisi)
C F
A B D E
- AC = DF sisi
- AB = DE sisi
- BC = EF sisi
BAB XIX
STATISTIKA
A. Pengertian
Data adalah suatu informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penelitian.
Macam-macam data:
1. Data kuantitatif yaitu data berupa angka
contoh: data-data nilai ujian
2. Data kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata (bukan angka)
contoh: data tentang hobi seseorang
Populasi adalah kumpulan dari seluruh objek yang mempunyai sifat atau karakteristik
yang sama yang menjadi objek/sasasan pengamatan.
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil sebagai objek pengamatan langsung
dan dapat dijadikan dasar dalam penarikan kesimpulan.
B. Penyajian Data
1. Tabel
Contoh : data-data nilai ulangan matematika dari siswa kelas IX suatu SMP
No Nilai Jumlah
Siswa
1 50 5
2 60 15
3 70 20
4 80 10
5 90 10
6 100 5
2. Dalam bentuk diagram
a. Diagram batang
Jumlah Siswa
b. Diagram lingkaran
1. Rata-rata (Mean)
Rata-rata =
..
Data tunggal : = = , n = banyaknya data
..
Data kelompok : = = , = frekuensi ke i
2. Modus (Mo)
Modus adalah data yang paling sering muncul atau data yang mempunyai frekuensi
terbesar.
3. Median (Me) dan Quartil
Data Genap: Me =
b. Quartil
Quartil adalah aturan yang membagi data menjadi 4 bagian
Q1 = Quartil pertama (bawah)
Q2 = Quartil kedua (Median)
Q3 = Quartil ketiga (atas)
contoh:
3 3 4 5 5 6 7
Q1 Q2 Q3
Q1 = = 3,5
Q2 (median) = 5
Q3 = = 5,5
H = Q3 Q 1
3. Jangkauan Semi Kuartil/ Simpangan kuartil
SK = (Q3 Q1)
BAB XX
PELUANG
A. Pengertian
Percobaan = usaha yang memunculkan kemungkinan-kemungkinan tertentu
Ruang Sampel = kumpulan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan.
Titik sampel = semua anggota ruang sampel.
n(S) = banyak anggota sampel
contoh:
1. Membuat tabel
contoh:
sebuah percobaan melempar dua buah dadu , Ruang sampelnya dapat
dibuatkan tabel seperti tabel berikut.
Dadu 2
1 2 3 4 5 6
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
Dadu 1
Keterangan:
Titik sampel (1,2) berarti Dadu ke 1 muncul angka 1 dan dadu 2 muncul angka 2.
Ruang sampelnya S ={(1,1), (1,2),(1,3),..., (6,6)}
n(S) = 36
2. Membuat Diagram Pohon
1 (1,1)
2 (1,2)
1 3 (1,3)
4 (1,4)
5 (1,5)
6 (1,6)
-
1 (2,1)
2 (2,2)
2 3 (2,3)
4 (2,4)
5 (2,5)
6 (2,6)
-
1 (3,1)
2 (3,2)
3 3 (3,3)
4 (3,4)
5 (3,5)
6 (3,6)
-
1 (4,1)
2 (4,2)
4 3 (4,3)
4 (4,4)
5 (4,5)
6 (4,6)
-
1 (5,1)
2 (5,2)
5 3 (5,3)
4 (5,4)
5 (5,5)
6 (5,6)
-
1 (6,1)
2 (6,2)
6 3 (6,3)
4 (6,4)
5 (6,5)
6 (6,6)
- Ruang sampel dari sebuah koin adalah angka (A) dan Gambar (G)
- Ruang sampel dari 3 buah koin adalah:
A AAA
G AAG
A
A AGA
G AGG
A BAA
G BAG
BA
A BGA
G BGG
( )
P(A) =
( )
D. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan adalah banyaknya kejadian yang bisa diharapkan dari bebearpa kali
percobaan yang dilakukan.
Misal: A adalahsebuah kejadian pada ruang sampel S, jika percobaan dilakukan n kali
maka frekuensi harapan kejadian A atau f(A) dari n kali percobaan adalah:
f(A) = n x P(A)