OLEH
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
2
Daftar Isi
II. Serangga Sebagai Vektor Penyakit Pada Manusia, Hewan dan Tumbuhan ............. 6
a. Serangga Vektor Pada Manusia (Arthropoda Borne Diseases)
1. Bathynomus giganteus
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Malacostraca
Order : Isopoda
Suborder : Flabellifera
Family : Cirolanidae
Genus : Bathynomus
Species : Bathynomus giganteus
4
Secara ilmiah bernama Bathynomus giganteus.Termasuk dalam salah satu dari 9 spesies
isopoda raksasa (isopoda=berkaki banyak) Adalah jenis Serangga laut dalam, bersifat karnivora yang
tumbuh hingga 40cm. Salah satu hewan purba yang masih bisa bertahan hidup di zaman sekarang.
Hidup di kedalaman 600 meter di seluruh perairan laut di dunia.
Habitat mereka ada di lautan Atlantik yang dalam dan dingin. Mereka dapat ditemukan di
kawasan subliteral di kedalaman 170 meter (560 kaki) hingga di palung laut 2.140 meter (7.020 kaki),
dimana tekanan tinggi dan suhu yang sangat rendah - turun menjadi sekitar 4 C (39 F). Lebih dari
80% ditemukan pada kedalaman antara 365 dan 730 meter (1.198 dan 2.395 kaki). Mereka
lebih menyukai tempat berlumpur atau substrat tanah liat dan menjalani kehidupan soliter (individual).
Giant Isopod memegan peranan penting sebagai scavanger (pemakan bangkai ikan-ikan yang
mati) di laut dalam sebagai pembersih di dasar laut.
Walaupun scavenger, kebanyakan isopoda ini adalah karnivora dan makan ikan-ikan, cumi-cumi
yang mati. mereka jg bisa menjadi predator aktif bagi timun laut, radiolaria, nematoda, dan
zoobenthos dan bahkan ikan kecil. Dan kadang mereka menyerang ikan-ikan yang terjaring di pukat
(trawl). Dengan kehidupan di dasar laut yang sangat dalam, makanan menjadi suatu hal yang sangat
langka. Dan diketahui bahwa Giant Isopod ini dapat bertahan hidup tanpa makanan selama kurang
lebih 8 minggu.
Telur dari Giant Isopod juga berukuran raksasa, hingga diameter 13mm (0,5
inci) yang dieramidalam kantong anak di atas perut dan organ internal. Betina tidak makan saat
mengerami dan tampaknya mengubur diri dalam sedimen untuk mengurangi pengeluaran energi
selama mengerami, yang akan melindungi anak dan induknya dari predator.
(Sumber : http://konservasi-laut.blogspot.com/2011/05/marine-insecta-serangga-laut.html)
5
2. Ekorpegas (Collembola)
Klasifikasi
Kerajaan : Animalia
Filum : Artropoda
Subfilum : Hexapoda
Kelas : Entognatha
Subkelas : Collembola (Lubbock, 1870)
Ekorpegas (Collembola) termasuk binatang sangat kecil karena mempunyai ukuran panjang tubuh
0,1 9 mm. Hewan berkaki enam (Hexapoda) ini tidak bersayap, mempunyai antena, Entognathous (mulut,
seperti mandibulae dan maxillae, terletak dalam kantong gnathal). Di Indonesia Collembola belum
banyak dikenal karena ukurannya yang sangat kecil dan perannya yang tidak dapat dirasakan secara
langsung oleh manusia. Di samping ukurannya yang kecil, binatang ini juga mempunyai tubuh lunak
dibandingkan kerabat Arthropoda lainnya. Dalam bahasa Indonesia baku Collembola disebut juga sebagai
ekorpegas atau springtail (b.inggris). Disebut ekorpegas karena di ujung abdomen terdapat organ yang
mirip ekor yang berfungsi sebagai organ gerak dengan cara kerja seperti pegas.
Di dunia diduga sekitar 50.000 spesies ekorpegas, sedangkan jumlah spesies Collembola di
Indonesia diperkirakan sekitar 1.500 15.000 spesies (Suhardjono, 2012). Fosil ekorpegas dari Devonian
(sekitar 400 juta tahun yang lalu) adalah salah satu catatan tertua hewan ini. Organisme ini hidup hampir di
mana-mana dalam sistem Terestrial, salah satu garis keturunan arthropoda yang sukses.
Referensi:
2. Suhardjono, Deharveng dan Bedos. 2012. Collembola (ekorpegas): biologi, ekologi, klasifikasi
6
(Foto:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/th
umb/3/32/Pediculus_humanus_var_capitis.jpg/250px-
Pediculus_humanus_var_capitis.jpg)
Lalat
lalat rumah Musca domestica dan lalat hijau Chrysomya Vektor penyakit pencernaan
megacephal di kandang ayam
lalat kandang Stomoxys calcitrans di kandang sapi
Nyamuk
Nyamuk termasuk ke dalam odo Diptera, famili Culicidae, menularkan penyakit malaria unggas
dengan 3 subfamili yaitu Toxorhynchitinae yang disebabkan oleh Plasmodium
(Toxorhynchites), Culicinae (Aedes), Culex, Mansonia, gallinaceum, cacing jantung anjing
Armigeres, dan Anophelinae (Anopheles). (Dirofilaria immitis), bovine ephemeral
virus, dan lain-lain.
9
kutu putih (Planococcus minor dan Ferrisia virgata) Vektor penyakit Piper Yellow
Mottle Virus (PYMV)
Cotton aphid (Aphis gossypii) vektor CMV / Cucumo Mottle
Virus (CMV).
Diaphorini citri
Vektor virus
Liberibacter asiaticum
Foto :http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/Asian_Citrus_Psyllid_
adult.jpg/250px-Asian_Citrus_Psyllid_adult.jpg
Foto : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Irapu%C3%A3_-_REFON_.jpg
Foto :http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/22/Drosophila.jpg/250px-
Drosophila.jpg
Sumber: Mairawita, 2012
Referensi :
http://upikke.staff.ipb.ac.id/files/2011/03/Bioekologi-Berbagai-Jenis-Serangga-Pengganggu-
Peternakan-di-Indonesia-dan-Pengendaliannya.pdf. diakses 1 Maret 2014
http://rustadi1-ayam.blogspot.com/2011/12/kendalikan-cvpd-secara-terpadu-dengan.html
http://www.wikipedia.org
Mairawita, dkk. 2012. Potensi serangga pengunjung bunga sebagai vektor penyakit darah bakteri
(Ralstonia solanacearum Phylotipe IV) pada pisang di Sumatera Barat.Jurnal Entomologi Indonesia
Rodiah Balfas. Status Penelitian Serangga Vektor Penyakit Kerdil Pada Tanaman Lada, Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Indonesian