Anda di halaman 1dari 15

BAB I

RADIASI BENDA HITAM


1. Hukum Stefan-Boltzman

Pada tahun 1859, Gustav Kirchoff membuktikan suatu teorema yang sama pentingnya
dengan teorema rangkaian listrik tertutupnya ketika ia menunjukkan argumenj berdasarkan
pada termodinamika bahwa setiap benda dalam keadaan kesetimbangan termal dengan
radiasi daya yang dipancarkan adalah sebanding dengan daya yang diserapnya. Untuk benda
hitam, teorema kirchoff dinyatakan oleh (8-1)
( Rf = J ( f ,T )
Dengan J (f,T) adalah suatu fungsi universal (sama untuk semua benda) yang bergantung
hanya pada f , frekuensi cahaya, dan T, suhu mutlak benda. Persaman (8-1) menunjukkan
bahwa daya yang dipancarkan persatuan luas persatuan frekuensi oleh suatu benda hitam
bergantung hanya pada suhu dan frekuensi cahaya dan tidak bergantung pada sifat fisika dan
kimia yang menyusun benda hitam, dan ini sesuai dengan hasil pengamatan. Perkembangan
selanjutnya untuk memahami karakter universal dari radiasi benda hitam datang dari ahli fisika
Austria, Josef Stefan (1835-1893) pada tahun 1879. Ia mendapatkan secara eksperimen
bahwa daya total persatuan luas yang dipancarkan pada semua frekuensi oleh suatu benda
hitam panas, Itotal (intensitas radiasi total), adalah sebanding dengan pangkat empat dari
suhu mutlaknya. Karena itu, bentuk persamaan empiris hukum Stefan ditulis sebagai berikut
:

Gambar 8-2
Ket :
Itot = intensitas (daya persatuan luas) radiasi pada permukaan benda hitam pada esmua
frekuensi.
Rf = intensitas radiasi persatuan frekuensi yang dipancarkan oleh benda hitam.
T = suhu mutalak benda.
= tetapan Stefan-Boltzmann, yaitu _ = 5,67 10-8 W m-2 K-4.
untuk benda panas yang bukan benda hitam akan memenuhi hukum yang sama hanya diberi
tambahan koefisien emisivitas, e, yang lebih kecil dari 1:

Gambar 8-3
Ket :
P : Daya radiasi/energi kalor tiap sekon (W/m2)
Q : kalor/panas yang diradiasikan (kalori)1 Kal = 4,2 Joule
e : emisitas, nilai e 0 e 1
s : 5,67 x 10-8 Wm-2K-4
A : luas permukaan benda (m2)
T4 : Suhu Mutlak (K-4)
W : Energi radiasi kalor (joule)
T :waktu selama benda meradiasai (sekon)
2. Hukum Wien
Hukum Pergeseran Wien jika benda padat dipanaskan samapai suhu yang sangat tinggi,
benda akan tampak memijar dan gelombang elektromegnitik yang dipancarkan berada pada
spektrum cahaya tampak. Jika benda terus dipanaskan, intensitas relatif dari spektrum
cahaya yan dipancarkna berubah-ubah. Gejalah pergeseran nilai panjang gelombang
meksimum dengan berkurangnya suhu disebut pergeseran Wien. Bila suhu benda terus
ditingkatkan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini
menyebabkan dalam warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk
menaksir suhu suatu benda yang digambarkan pada grafik berikut.

Pada gambar dIatas menunjukkan hubungan antara benda dan panjang gelombang yang
dipancarkan, pada spektrum cahaya tampak warna mempunyai frekuensi terendah,
sedangkan cahaya ungu mempunyai frekuensi tertinggi
Perubahan warna pada benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda. Jika suhu
benda berubah, maka intensitas benda akan berubah atau terjadi pergeseran. Pergeseran ini
digunakan untuk memperkirakan suhu suatu benda

3. Teori Rayleigh-Jeans
Lord Rayleigh dan James Jeans mengusulkan suatu model sederhana untuk menerangkan
bentuk spektrum radiasi benda hitam. Mereka menganggap bahwa molekul atau muatan di
permukaan dinding benda berongga dihubungkan oleh semacam pegas. Ketika suhu benda
dinaikkan, muatan-muatan tersebut mendapatkan energi kinetiknya untuk bergetar. Dengan
bergetar berarti kecepatan muatan berubah-ubah (positif - nol - negatif - nol - positif, dan
seterusnya.
Melalui model di atas, Rayleigh dan Jeans menurunkan rumus distribusi intensitas, yang jika
digambarkan grafiknya maka model yang diusulkan oleh Rayleigh dan Jeans berhasil
menerangkan spektrum radiasi benda hitam pada panjang gelombang yang besar, namun
gagal untuk panjang gelombang yang kecil.Rayleigh-Jeans mengasumsikan dinding rongga
berupa konduktor, yang jika dipanaskan elektron-elektron pada dinding rongga akan
tereksitasi secara thermal sehingga berosilasi. Berdasarkan teori Maxwell, osilasi elektron ini
menghasilkan radiasi elektromagnet. Radiasi ini akan terkurung di dalam rongga dalam
bentuk gelombang-gelombang tegak., maka di dinding rongga terjadi simpul-simpul
gelombang, karena dinding rongga berupa konduktor.

4. Teori Planck Radiasi Benda Hitam


Pada tahun 1900, fisikawan Jerman, Max Planck, mengumumkan bahwa dengan
membuat suatu modifikasi khusus dalam perhitungan klasik dia dapat menjabarkan fungsi P
(,T) yang sesuai dengan data percobaan pada seluruh panjang gelombang. Hukum radiasi
Planck menunjukkan distribusi (penyebaran) energi yang dipancarkan oleh sebuah benda
hitam. Hukum ini memperkenalkan gagasan baru dalam ilmu fisika, yaitu bahwa energi
merupakan suatu besaran yang dipancarkan oleh sebuah benda dalam bentuk paketpaket
kecil terputus-putus, bukan dalam bentuk pancaran molar. Paket-paket kecil ini disebut kuanta
dan hukum ini kemudian menjadi dasar teori kuantum.

Rumus Planck menyatakan energi per satuan waktu pada frekuensi v per satuan selang
frekuensi per satuan sudut tiga dimensi yang dipancarkan pada sebuah kerucut tak terhingga
kecilnya dari sebuah elemen permukaan benda hitam, dengan satuan luas dalam proyeksi
tegak lurus terhadap sumbu kerucut.
Pernyataan untuk intensitas jenis monokromatik Iv adalah:
Iv = 2hc-2v3/(exp (hv/kT) 1) ....................................... (2)

dengan h merupakan tetapan Planck, c adalah laju cahaya, k adalah tetapan Boltzmann, dan
T adalah temperatur termodinamik benda hitam.
Intensitas juga dapat dinyatakan dalam bentuk energi yang dipancarkan pada panjang
gelombang per satuan selang panjang gelombang. Pernyataan ini dapat dituliskan dalam
bentuk:

Rumus Planck dibatasi oleh dua hal penting berikut ini.


1. Untuk frekuensi rendah v << (kT/h), dan panjang gelombang yang panjang >> (hc/kT),
maka akan berlaku rumus Rayleigh-Jeans.
Iv = 2.c-2.v2.k.T
Atau
I = 2.c.-4 .k.T
Pada persamaan tersebut tidak mengandung tetapan Planck, dan dapat diturunkan secara
klasik dan tidak berlaku untuk frekuensi tinggi, seperti energi tinggi, karena sifat kuantum foton
harus pula diperhitungkan.
2. Pada frekuensi tinggi v >> (kT/h), dan pada panjang gelombang yang pendek << (hc/kT),
maka akan berlaku rumus Wien:
Iv = 2.h.c-2v3exp (-hv/kT)
Atau
I = 2.h.c2. 5 exp (-hv/kT)

5. Hukum Rayleigh
JeansTeori ini dikemukakan oleh Lord Rayleigh dan Sir James Jeans,menurut teori ini
muat- muatan di sekitar dinding benda beronggadihubungkan oleh semacam pegas. Ketika
suhu benda dinaikkan, padamuatan timbul energi kinetik sehingga muatan bergetar. Akibat
getarantersebut, kecepatan muatan berubah-ubah, atau dengan kata lainsetiap saat muatan
selalu mendapatkan percepatan. Muatan yangdipercepat inilah yang yang menimbulkan
radiasi.Melalui penelitian yang dibuatnya, Rayleigh dan Jeans berhasilmenurunkan rumus
distribusi intensitas, yang digambarkan grafiknyamaka model yang diusulkan oleh Rayleigh
dan Jeans berhasilmenerangkan spektrum radiasi benda hitam pada panjang
gelombangyang besar, namun gagal untuk panjang gelombang yang kecil.

Jadi yang terjadi pada radiasi benda hitam adalah benda yang akan menyerap
seluruh radiasi yang jatuh ke dirinya (tidak ada yang dipantulkan). Radiasi benda
hitam berasal dari ketika benda berongga dipanaskan dan kemudian menyerap
danmemantulkan radiasi. Radiasi ini berlangsung terus menerus hingga mencapai
keseimbangan termal, radiasi ini disebut radiasi benda hitam.Ada beberapa Hukum
dan Teori yang menjelaskan tentang radiasi bendahitam, seperti sebagai berikut:
Hukum Stefan Boltzmann, yang menyatakan bahwa walaupun suhu benda sama,
benda akan tetap memancarkan gelombangelektromagnetik dengan berbagai macam
gelombang. Total radiasimeningkat secara tajam dari pada peningkatan suhu benda.
Secaramatematis besar radiasi yang memancar dari sebuah benda sebandingdengan
pangkat empat dari suhunya.
Hukum Pergeseran Wien, yang menyatakan bahwa jika benda padatdipanaskan
sampaisuhu yang sangat tinggi, benda akan tampakmemijar dan gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan berada pada spektrum cahaya tampak. Jika benda
terus dipanaskan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkan berubah-
ubah.
Teori Planck yang mempunyai dua kesimpulan yaitu yang pertama,Sebuah
osilator tidak dapat mempunyai energi, tetapi hanya energi-energi yang diberikan.
Sedangkan yang kedua, Osilator- osilator tidak meradiasikan energi secara kontinu,
tetapi hanya dalam loncatan-loncatan atau kuanta (quanta).

https://atophysics.files.wordpress.com/2008/11/materi-23.pdf
BAB II
EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolistrik
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya
logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi
elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada di atas
frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk efek
fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati
dan kemudian menunjukkan bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet
menciptakan bunga api listrik lebih mudah.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts
sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik
menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya,
elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel.
fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek
fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity ), efek
fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia .

Mekanisme Emisi
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya.
Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari
satu foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi
ikat elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa
keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas
cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan
energi setiap elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak
tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi
foton individual. Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar.
Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka biasanya mengikuti
prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu foton harus diserap dan digunakan
untuk membebaskan satu elektron dari atom yang mengikat, atau energi dipancarkan
kembali. Jika energi foton diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari atom, dan
sisanya dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas.
Tidak ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang, karena
elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi ikatan atom. Elektron yang
dipancarkan biasanya disebut fotoelektron dalam banyak buku pelajaran.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika
(seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-
gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh
pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert
Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max Planck.
Hukum emisi fotolistrik:

1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding
lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini
fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak
bergantung pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.
4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari
109 detik.

Deskripsi matematis

Ek = energi kinetik elektron foto (J atau eV)


m = massa elektron (kg)
v = kecepatan elektron (m/s)
e = muatan elektron (C)
Vo = potensial henti (volt)

adalah energi kinetik yang terekstasi dari metal karena adanya foton

adalah energi dari foton yang dikenakan terhadap logam

adalah fungsi kerja dari sebuah logam yang juga merupakan energi ambang agar
elektron dapat keluar dari logam.

Fungsi kerja dari logam ini bergantung terhadap jenis logam yang disinari oleh cahaya.
Misalnya energi ambang atau energi yang dibutuhkan oleh elektron pada besi akan berbeda
dengan energi ambang pada zink. Adapun energi ambang ini sama dengan energi foton
pada frekuensi ambang.

di mana fo adalah frekuensi ambang dari foton (cahaya). Oleh karena itu efek fotolistrik
sangat tergantung dengan frekuensi cahaya yang diberikan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efek Fotolistrik

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi fotolistrik ini yaitu :

1. Faktor yang mempengaruhi keluar atau tidaknya elektron adalah frekuensi dari
cahaya dan jenis logam yang dipakai.
2. Frekuensi cahaya mempengaruhi energi kinetik dari elektron oleh karena itu,
seberapa cepatnya elektron bergerak setelah keluar dari logam ditentukan oleh
frekuensi cahaya
3. Banyak atau tidaknya elektron yang keluar ditentukan oleh besarnya intensitas
cahaya yang diberikan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_fotolistrik
BAB III
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan


tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat
PQ elektron bergerak bolak-balik, dengan kata lain dalam
kawat PQ terjadi getaran listrik. Perubahan tegangan
menimbulkan perubahan medan listrik dalam ruangan
disekitar kawat, sedangkan perubahan arus listrik
menimbulkan perubahan medan magnet. Perubahan
medan

listrik dan medan magnet itu merambat ke segala jurusan. Karena rambatan perubahan
medan magnet dan medan listrik secara periodik maka rambatan perubahan medan listrik dan
medan magnet lazim disebut : GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.

Percobaan-percobaan yang teliti membawa kita pada kesimpulan :


1. Pola gelombang elektromagnetik sama dengan pola gelombang transversal dengan
vektor perubahan medan listrik tegak lurus pada vektor perubahan medan magnet.

2. Gelombang elektromagnetik menunjukkan gejala-gejala :


Pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi seperti halnya pada cahaya.
3. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan ketajaman akal pikiran
berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam.
Hasil-hasil percobaan yang mendahuluinya telah mengungkapkan tiga aturan gejala
kelistrikan :

Hukum Coulomb : Muatan listrik menghasilkan medan listrik yang kuat.

Hukum Biot-Savart : Aliran muatan (arus) listrik menghasilkan medan magnet


disekitarnya.
Hukum Faraday : Perubahan medan magnet (B) dapat menimbulkan medan
listrik (E).

Didorong oleh keyakinan atas keteraturan dan kerapian hukum-hukum alam, Maxwell
berpendapat :
Masih ada kekurangan satu aturan kelistrikan yang masih belum terungkap secara empirik.
Jika perubahan medan magnet dapat menimbulkan perubahan medan listrik maka perubahan
medan listrik pasti dapat menimbulkan perubahan medan magnet, demikianlah keyakinan
Maxwell.
Dengan pengetahuan matematika yang dimilikinya, secara cermat Maxwell membangun teori
yang dikenal sebagai teori gelombang elektromagnetik. Baru setelah bertahun-tahun Maxwell
tiada, teorinya dapat diuji kebenarannya melalui percobaan-percobaan.Menurut perhitungan
secara teoritik, kecepatan gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada permitivitas (
0 ) dan permeabilitas ( 0 ).
1
c=
0. 0
1
Dengan memasukkan 0 = .109 C/N.m2 dan 0 = 4 .107 W/A.m
4 .9
Diperoleh nilai c = 3.108 m/s, nilai yang sama dengan kecepatan cahaya.

Oleh sebab itu Maxwell mempunyai cukup alasan untuk menganggap cahaya adalah
Gelombang Elektromagnetik.
Oleh karena itu konsep gelombang elektromagnetik ini merupakan penyokong teori
HUYGENS tentang cahaya sebagai gerak gelombang.

INTENSITAS GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK.

Energi rata-rata per satuan luas yang dirambatkan oleh gelombang elektromagnetik
disebut dengan intensitas gelombang elektromagnetik. Intensitas tersebut
sebanding dengan harga maksimum medan magnet (B) dan sebanding pula dengan
harga maksimun medan listriknya (E).

Kedua medan listrik dan medan


magnet tersebut saling tegak
lurus, merambat kearah sumbu
X.
Kedua gelombang tersebut
dapat dituliskan menjadi :
Ey = E0 sin (kx- t)
Ez = B0 sin (kx- t)
Intensitas gelombang elektromagnetik dituliskan menjadi :
Ey.Bz
s=
0
E 0.B0
s= sin2 (kx- t)
0
Jadi hanya intesitas (s) tergantung dari sin2 (kx- t), s akan berharga maksimum bila
harga sin2 (kx- t) = 1, atau
E 0.B0
smaks = ,atau
0
Emax.Bmax
smaks =
0
Sedangkan s akan berharga minimum bila harga sin 2 (kx- t) adalah nol. Jadi
intensitas rata-rata (s) adalah :
smax smin
s
2
Emax Bmax
s
2 0
Selain itu s juga dapat dituliskan menjadi :
1
s 0 E02 c
2
Karena : 1) E0 = c B0 ; E0 = Emax dan B0 = Bmax
1
2) c =
0 0
Nilai s juga dapat dituliskan dalam bentuk :
2
s = E0
2c 0
Gejala gelombang elektromagnetik baru dapat ditunjukkan beberapa tahun setelah
Maxwell meninggal oleh : H.R. Hertz.
Spektrum Gelombang Elektromagnetik.
Menurut panjang gelombang ( ) dan frekuensi (f) dapat disusun spektrum gelombang
elektromagnetik sebagai berikut :
F(Hz) (Ao)

1025
Sinar Gamma 10-15

1020
10-10
Sinar X

Sinar Ultra
Ungu
1015
CAHAYA
Gelombang 10-5
Infra merah
1010
Radar
&
Televisi
105
Gelombang 105
Radio
100

Dari spektrum tersebut dapat disimpulkan bahwa makin pendek panjang gelombang
( ) makin tinggi fekuensinya (f) dan makin besar pula daya tembusnya.

Diantara gelombang-gelombang yang terdapat pada spektrum tersebut, yang dapat


dilihat oleh mata hanyalah gelombang cahaya yang mempunyai panjang gelombang
o o
antara 8000 A (merah) - 4000 A (ungu). Gelombang yang mempunyai daya tembus
yang sangat besar adalah sinar X dan sinar .
Dimana sinar X dihasilkan dengan cara EMISITHERMIONIK, sedangkan sinar
dihasilkan oleh inti-inti yang tidak stabil (bersifat radioaktif). Manfaat gelombang
elektromagnet dapat diterangkan sesuai urutan spektrumnya :
1. Daerah frekuensi antara 104 sampai 107 Hz dikenal sebagai gelombang radio,
yaitu sebagai salah satu sarana komunikasi. Karena sifat gelombangnya yang
mudah dipantulkan ionosfer, yaitu lapisan atmosfir bumi yang mengandung
partikel-partikel bermuatan, maka gelombang ini mampu mencapai tempat-
tempat yang jaraknya cukup jauh dari stasiun pemancar.
Informasi dalam bentuk suara dibawa oleh gelombang radio sebagai
perubahan amplitudo (modulasi amplitudo).
2. Daerah frekuensi sekitar 108 Hz, gelombang elektromagnetik mampu
menembus lapisan ionosfer sehingga sering digunakan sebagai sarana
komunikasi dengan satelit-satelit. Daerah ini digunakan untuk televisi dan radio
FM (frekuensi modulasi) dimana informasi dibawa dalam bentuk perubahan
frekuensi (modulasi frekuensi).
3. Daerah frekuensi sekitar 1010 Hz, digunakan oleh pesawat RADAR (Radio
Detection and Ranging). Informasi yang dikirim ataupun yang diterima
berbentuk sebagai pulsa. Bila pulsa ini dikirim oleh pesawat radar dan
mengenai suatu sasaran dalam selang waktu t, maka jarak antara radar ke
sasaran :
c x t
s=
2
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/det)
4. Daerah frekuensi 1011 1014 Hz, ditempati oleh radiasi infra merah, dimana
gelombang ini lebih panjang dari gelombang cahaya tampak dan tidak banyak
dihamburkan oleh partikel-partikel debu dalam atmosfir sehingga mengurangi
batas penglihatan manusia.
5. Daerah frekuensi 1014 1015 Hz, berisi daerah cahaya tampak (visible light),
yaitu cahaya yang tampak oleh mata manusia dan terdiri dari deretan warna-
warna merah sampai ungu.
6. Daerah frekuensi 1015 1016 Hz, dinamakan daerah ultra ungu (ultra violet).
Dengan frekuensi ultra ungu memungkinkan kita mengenal lebih cepat dan
tepat unsur-unsur yang terkandung dalam suatu bahan.
7. Daerah frekuensi 1016 1020 Hz, disebut daerah sinar X. Gelombang ini dapat
juga dihasilkan dengan menembakkan elektron dalam tabung hampa pada
kepingan logam. Karena panjang gelombangnya sangat pendek, maka
gelombang ini mempunyai daya tembus yang cukup besar sehingga selain
digunakan di rumah sakit, banyak pula digunakan di lembaga-lembaga
penelitian ataupun industri.
8. Daerah frekuensi 1020 1025 Hz, disebut daerah sinar gamma. Gelombang ini
mempunyai daya tembus yang lebih besar daripada sinar X, dan dihasilkan
oleh inti-inti atom yang tidak stabil.

Radiasi Kalor.
Benda-benda yang dipanasi mengemisikan gelombang yang tidak nampak (sinar ultra
ungu dan infra merah). Radiasi dari benda-benda yang dipanasi disebut radiasi kalor.
Benda-benda yang dapat menyerap seluruh radiasi yang datang disebut benda hitam
mutlak, sebuah kotak yang mempunyai lubang sempit dapat dianggap sebagai benda
yang hitam mutlak.
Banyaknya energi yang dipancarkan tiap satuan waktu oleh tiap satuan luas
permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu Kelvinnya (Stefan-Boltzman).
W = e . .T4
e adalah koefisien emisivitas yang nilainya bergantung pada jenis permukaan. Untuk
benda hitam mutlak e = 1
adalah tetapan umum yang harganya 5,672 .10-8 Watt/m2 0K.
Pada suhu tertentu kekuatan radiasi tiap panjang gelombang mempunyai nilai yang
berbeda-beda.
Ketergantungan kekuatan
radiasi suatu benda
terhadap panjang
gelombangnya disebut
spektrum radiasi (spektrum
gelombang pancaran).
Eksperimen-eksperimen
untuk mengamati spektrum
radiasi telah dilakukan, hasil
spektrum radiasi carbon
pada berbagai suhu seperti
terlukis pada gambar.
Dari diagram itu Wien
mengambil kesimpulan yang
dikenal sebagai : HUKUM
WIEN.
Energi pancaran tiap panjang gelombang semakin besar, jika suhu semakin tinggi,
sedangkan energi maximalnya begeser kearah gelombang yang panjang
gelombangnya kecil.
c
m =
T
c disebut tetapan Wien sebesar 2,898 .10-3 m 0K.

https://adiwarsito.files.wordpress.com/2009/10/gelombang-
elektromagnetik.doc makalah gelombang elektromagnetik pdf/
BAB IV
DERET BALMER DAN LYMAN
Deret Balmer atau garis Balmer dalam fisika atom, adalah sebutan dari salah satu
dari enam deret bernama yang menggambarkan garis spektrum emisi atom hidrogen. Deret
Balmer dihitung dengan menggunakan rumus Balmer, persamaan empiris ditemukan
oleh Johann Balmer pada tahun 1885.
Spektrum kasat mata cahaya dari hidrogen menunjukkan empat panjang gelombang,
410 nm, 434 nm, 486 nm, dan 656 nm, yang sesuai dengan emisi foton oleh elektron dalam
keadaan tereksitasi dalam proses transisi ke tingkat kuantum dijelaskan dengan biilangan
kuantum utama n sama dengan 2.[1] Terdapat juga sejumlah garis Balmer ultraviolet dengan
panjang gelombang yang lebih pendek dari 400 nm.
Deret Balmer ditandai oleh transisi elektron dari n 3 ke n = 2, di mana n mengacu
pada bilangan kuantum radial atau bilangan kuantum utama elektron. Transisi ini diberi
nama secara berurutan oleh huruf Yunani: n = 3 ke n = 2 dinamakan H-, 4 ke 2 adalah H-,
5 ke 2 adalah H-, dan 6 ke 2 adalah H-. Sebagai garis spektrum pertama terkait dengan
deret ini terletak di bagian kasat mata dari spektrum elektromagnetik, garis-garis ini secara
historis disebut sebagai "H-alfa", "H-beta", "H-gama" dan sebagainya, di mana H adalah
unsur hidrogen.

Transisi
32 42 52 62 72 82 92
2

H- / H- / H- / H- /
Nama H- / Ba- H- / Ba- H- / Ba-
Ba- Ba- Ba- Ba-

Panjang
486, 434, 410,
gelombang 656,3 397,0 388,9 383,5 364,6
1 1 2
(nm)[2]

Mera Aku Viole Viole (Ultraviole (Ultraviole (Ultraviole (Ultraviole


Warna
h a t t t) t) t) t)

Meskipun fisikawan menyadari adanya emisi atom sebelum tahun 1885, mereka tidak
memiliki alat untuk memprediksi secara akurat di mana garis spektrum akan muncul.
Persamaan Balmer memprediksi empat garis penyerapan/emisi kasat mata dari hidrogen
dengan akurasi yang tinggi. Persamaan Balmer terinspirasi persamaan Rydberg sebagai
generalisasi hal tersebut, dan persamaan ini pada gilirannya menyebabkan fisikawan
menemukan deret Lyman, Paschen, dan Brackett yang memprediksi garis penyerapan/emisi
lainnya dari hidrogen yang ditemukan di luar spektrum kasat mata.
H-alfa merah familiar dengan garis spektrum gas hidrogen, yang merupakan transisi
dari kulit n = 3 ke kulit deret Balmer n = 2, adalah salah satu warna mencolok dari alam
semesta. Hal ini memberikan kontribusi garis merah terang untuk spektrum emisiatau
ionisasi nebula, seperti Nebula Orion, yang seringkali daerah H II ditemukan di wilayah
pembentukan bintang. Dalam gambar warna nyata, nebula ini memiliki warna merah muda
jelas dari kombinasi garis Balmer kasat mata yang bahwa hidrogen memancarkan emisi.
Kemudian, ditemukan bahwa ketika garis spektrum dari spektrum hidrogen diteliti pada
resolusi yang sangat tinggi, mereka ditemukan menjadi garis kembar berjarak dekat.
Pembagian ini disebut struktur halus. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa elektron
yang tereksitasi bisa melompat ke deret Balmer n = 2 dari orbital di mana n lebih besar dari
6, memancarkan nuansa ungu.

Dua garis Balmer ( dan ) yang jelas kasat mata dalam spektrum emisi dari lampu
deuterium.

Pada tahun 1885, J.J Balmer menemukan bahwa panjang gelombang tersebut dapat
ditampilkan dalam satu rumus tunggal, yang menyatakan deret garis-garis dalam spektrum
radiasi yang dipancarkan oleh atom hidrogen tereksitasi. Garis-garis ini menyatakan lintasan
elektron yang jatuh dari tingkat energi lebih tinggi ke lintasan elektron dengan tingkat energi
lebih rendah, sambil memancarkan gelombang elektromagnetik sebagai radiasi foton. Deret
ini juga disebut sebagai deret yang tepat memancarkan cahaya tampak. Panjang gelombang
deret ini dirumuskan:

dengan R menyatakan konstanta


Rydberg yang besarnya 1,097 107 m-
1dan n = 3, 4, 5, 6, ... .

http://www.nafiun.com/2014/06/fisika-atom-teori-model-atom-thomson-rutherford-
bohr-bilangan-kuantum-asas-pauli-energi-ionisasi-afinitas-elektron-contoh-soal-
rumus-jawaban.html
MAKALAH KIMIA

DI SUSUN OLEH:
Fajar Akbari
170110045
A4

Anda mungkin juga menyukai