Nim : 150250072
Ruang :5B
MK : Sosiologi lingkungan
Jurusan : sosiologi
TUGAS FINAL
1). Ekologi dapat didefinisikan sebagai Ilmu yang memperlajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Ekologi biasanya dapat
dimengerti sebagai hal-hal yang saling mempengaruihi segala jenis makhluk
hidup (tumbuhan,binatang, manusia) dan lingkunganya (cahaya,suhu,curah hujan,
kelembaban, topografi), demikian juga proses kelahiran, kehidupan, pergantian
generasi, dan kematian yang semuanya terjadi sebagian dari pengetahuan
manusia, proses yang berlangsung terus menerus dan kita namakan “Hukum
alam”.
Krisis dan kerusakan lingkungan hidup (ekologis) sepanjang tahun 2012
terus berlangsung dan semakin memprihatinkan. Seperti tahun sebelumnya, krisis
ekologis merebak dan melintas batas di perdesaan dan perkotaan. Selama kurun
waktu 2012 WALHI Jabar sudah mendapatkan sekitar 40 pengaduan masyarakat
atas kasus ruang dan lingkungan hidup yang terjadi di Jawa Barat. Begitupun
kasus-kasus yang muncul di harian satu media massa yang setiap hari rata-rata
mempublikasikan sekitar 2-3 kasus lingkungan hidup. Artinya, dalam 1 tahun
sekitar 360an kasus linmgkungan hidup terjadi di Bumi Jawa Barat. Sementara
kasus-kasus sebelumnya pun belum terjawab dan terselesaikan secara nyata oleh
pemerintah pusat dan daerah (propinsi dan kabupaten/kota di Jawa Barat).
Melihat fakta kerusakan dan bencana ekologis yang terjadi di tahun 2012 di Jawa
Barat, Walhi Jawa Barat memandang bahwa:
Sementara itu, legislasi berbagai kebijakan sektoral yang masih berlangsung saat
ini tetaptidak dapat diabaikan. RUU tentang Perubahan UU Migas, RUU tentang
Perubahan UU Pangan,RUU Pemberantasan Pembalakan Liar dan RUU
Pengadaan Tanah untuk KepentinganPembangunan adalah sebagian dari sekian
banyaknya RUU prioritas Prolegnas 2011
yang penting untuk dipantau substansinya. Selain itu karena harapan penegakan h
ukum lingkungan banyak digantungkan pada UU PPLH, penting bagi masyarakat
sipil untuk terlibat dalam pembahasan berbagai rancangan peraturan pelaksanaann
ya. Bagi pemerintah khususnya KLH,dibutuhkan percepatan pembahasan tanpa
mengabaikan substansinya demi kepastian hukum dan penegakannya.
Restorasi Ekologis
Kunci “Pemulihan Indonesia” adalah restorasi ekologis. Restorasi Ekologis adalah
tindakan sistematis untuk memulihkan dan melindungi kondisi ekologis, sosial
dan budayakawasan dengan menjamin akses dan kontrol rakyat atas sumber-
sumber kehidupan yang adildan lestari.
Program Restorasi Ekologis harus didasarkan pada asas kerakyatan, keadilan antar
danintra generasi, kepastian hukum, keberlanjutan, partisipasi, transparansi,
akuntablitas,
serta penghormatan pada nilai hak asasi manusia. Di samping itu, memuat hal-
hal yang berkenaandengan aspek-aspek demokratisasi pengelolaan SDA yang
tercermin dalam pengaturan hak dan peran serta masyarakat yang hakiki
dan terperinci dengan menjabarkan prinsip: keadilan gender,akses atas informasi,
perlindungan secara utuh hak-hak tradisional, wilayah ulayat, hukum adatdan
sistem nilai masyarakat lokal dalam pengelolaan SDA.
4).Proses Globalisasi
b. Aspek Negatif
Perkembangan teknologi juga emberikan dampak negatif bagi kebudayaan
masyarakat, dampak tersebut sebagai berikut:
i. Beralihnya Masyarakat Agraris Menjadi Masyarakat Industri Modern
Banyak industri modern berdampak pada kebutuhan tenga kerja yang
sangat banyak sehingga masyarakat yang awalnya bekerja sebagai petani beralih
pekerjaan menjadi buruh pabrik.
ii. Perubahan dari kehidupan Berasaskan Kebersamaan Menjadi Kehidupan
Individualis.
Hal ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat
materialistis dan melupakan kehidupan sosialnya.
iii. Masuknya Pola Hidup budaya barat
Dampak Negatifnya seperti masuknya budaya barat yang bertolak
belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan santun.
Fenomena anak melawan kepada orang tua, murid yang mengancam guru,
perkelahian antara pelajar, model pakaian yang tidak sesuai, dan pemakaian
perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak
negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Pendapat
Selo Sumardjan bahwa perubahan budaya yang cepat dan saling menyusul
mengakibatkan suasana yang berkepanjangan. Suasana anomi ialah suasana ketika
masyarakat yang sedang mengalami perubahan budaya yang tidak mgnetahui
secara jelas nilai-nilai budaya mana yang perlu diambil dan mana yang harus
dikembangkan.
· Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban:
a. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan tepat waktu.
b. Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
c. Menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
Pada bab XII dibahas tentang pengawasan dan sanksi administratif. Pada
bagian pertama dibahas tentang pengawasannya. Kemudian pada bagian kedua
dibahas tentang sanksi administratif yaitu:
· Pasal 76
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan.
(2) Sanksi administratif terdiri atas:
a. Teguran tertulis.
b. Paksaan pemerintah.
c. Pembekuan izin lingkungan.
d. Pencabutan izin lingkungan.
· Pasal 77
Menteri dapat menerapkan sanksi administrative terhadap penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah
secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang
serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
· Pasal 78
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 tidak
membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab
pemulihan dan pidana.
· Pasal 79
Pengenaan sanksi administratif berupa pembekuan atau pencabutan izin
lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf c dan huruf d
dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan
paksaan pemerintah.
· Pasal 80
(1) Paksaan pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (2) huruf b
berupa:
a. Penghentian sementara kegiatan produksi.
b. Pemindahan sarana produksi.
c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi.
d. Pembongkaran.
e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran.
f. Penghentian sementara seluruh kegiatan.
g. Tindakan yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan
pemulihkan fungsi lingkungan hidup.
(2) Pengenaan paksaan pemerintah dapat dijatuhkan tanpa didahului teguran apabila
pelanggaran yang dilakukan menimbulkan:
a. Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup.
b. Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran
atau perusakannya.
c. Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya.
· Pasal 81
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang tidak
melaksanakan paksaan pemerintah dapat dikenai denda atas setiap keterlambatan
pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah.
· Pasal 82
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang untuk memaksa penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya.
(2) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berwenang atau dapat menunjuk pihak
ketiga untuk melakukan pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang dilakukannya atas beban biaya penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan.
· Pasal 83
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
· Lingkungan Sekolah
Kesadaran mengenai etika lingkungan hidup dapat dilakukan di
lingkungan sekolahdengan memberikan pelajaran mengenai lingkungan hidup dan
etika lingkungan,melalui kegiatan ekstrakulikuler sebagai wujud kegiatan yang
konkret denganmengarahkan pada pembentukan sikap yang berwawasan
lingkungan seperti:
· Pembahasan atau diskusi mengenai isu lingkungan hidup
· Pengelolaan sampah
· Penanaman Pohon
· Penyuluhan kepada siswa
· Kegiatan piket dan jumat bersih
· Lingkungan Masyarakat
Pada lingkungan masyarakat , kebiasaan yang berdasarkan pada etika
lingkungan dapat ditetapkan melalui :
1.Membuangan sampah secara berkala ke tempat pembuangan sampah
2.Kesiadaan untuk memisahkan antara sampah organic dan sampah nonorganik
3.Melakukan kegiatan gotong - royong atau kerja bakti secara berkala dilingkungan
tempat tinggal
4.Menggunakan kembali dan mendaur ulang bahan-bahan yang
masihdiperbaharui
DAFTAR PUSTAKA
rst06.blogspot.co.id/2015/04/makalah-krisis-ekologi.html?view=sidebar
https://artnur.wordpress.com/.../etika-lingkungan-hidup-sebagai-landasan-
kebijakan-y...
www.academia.edu/.../Kebijakan_Pengelolaan_Sumber_Daya_Alam_dan_
Krisis_Eko
hernysandi.blogspot.com/2013/03/makalah-dampak-globalisasi-
terhadap.htm
elvinabarus1110.blogspot.com/2016/02/makalah-etika-lingkungan.html