LINGKUNGAN HIDUP
· Definisi Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat
mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau
bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang
berlebihan. Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang
mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh
manusia.
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997 [1], lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Sedangkan ruang lingkup
lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak
berdaulat, dan yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur lingkungan hidup
yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia tidak lain
merupakan wawasan nusantara, yang menempati posisi silang antara dua benua
dan dua samudera dengan ikim tropis dan cuaca serta musim yang memberikan
kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang tinggi nilainya,
tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala
aspeknya [2].
· Masalah Lingkungan Hidup
“Apa sesungguhnya masalah lingkungan hidup itu?”
Intinya adalah ketidakstabilan lingkungan hidup, yakni terganggunya proses siklus
ekosistem disebabkan adanya satu atau lebih unsur dari komponen ekosistem yang
tidak berfungsi secara normal (stabil dan dinamis), yang (secara langsung atau
tidak langsung) menyebabkan terganggunya komponen sosiosistem, dan/atau
sebaliknya yang menyebabkan degradasi pada dinamika dan stabilitas
sosioekosistem sebagai suatu tatanan yang utuh. Dalam konteks ini, masalah
lingkungan hidup dapat berupa masalah geologis, atau masalah antropogenik, atau
gabungan dari keduanya (geologis dan antropologis secara berakumulasi).
Ini mungkin tidak tampak seperti alam yang terluka setiap saat. Namun, seiring
waktu kita perlahan akan mulai melihat penurunan hewan dan bahkan mungkin
melihat beberapa spesies punah, dan jika kita tidak mengubah cara kita hidup kita
akan segera dapat mengatasi sifat dirinya.
· Gambaran Umum Pengaruh Kependudukan terhadap Lingkungan
Lingkungan alam ini saling berhubungan karena setiap organisme, dari kuman
untuk ikan paus kepada orang-orang, adalah bagian dari rantai makanan yang
bergantung pada habitat yang sehat untuk bertahan hidup.” Sebagai penduduk
tumbuh, ada yang kurang dari sumber daya dunia bagi setiap orang; pribadi kita
sepotong kue semakin kecil. Pernyataan itu menyiratkan bagaimana tindakan
manusia dan bahkan semakin banyak orang yang membutuhkan sumber daya,
dampak negatif terhadap lingkungan.
Daya dukung merujuk pada jumlah orang bumi dapat mendukung secara
berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat pemanfaatan
sumber daya dan distribusi sumber daya.. Daya dukung diperkirakan di berbagai
derajat dari angka terendah satu miliar sampai sekitar 44 milyar. Daya dukung
telah ditingkatkan oleh ilmu pengetahuan dan diperkirakan bahwa jika Dunia
melebihi “daya dukung” nya maka ilmu akan menjadi harapan terakhir kami untuk
menemukan solusi.
· Dampak Negatif Masalah Kependudukan Terhadap Lingkungan
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di
sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan
kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya.
Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga
menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di
dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya.
Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah,
air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari
lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya
lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa
menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan
tersebut.
Sekarang, keindahan alam bumi ini menghilang, sebagian orang di seluruh dunia
menghancurkan keindahan oleh eksploitasi sumber daya alam secara
maksimum/berlebihan. Tingkat kerusakan lingkungan hidup saat ini sudah sangat
tinggi sehingga perlu adanya solusi dari masalah lingkungan ini.
Berbagai masalah lingkungan sekarang mempengaruhi bumi kita. Sebagai akibat
dari era globalisasi yang terus-menerus mengeksploitasi proses alami dari bumi
mengubah masalah lokal menjadi isu-isu global, beberapa masalah yang sekarang
mempengaruhi dunia adalah hujan asam, polusi udara, pemanasan global, limbah
berbahaya, penipisan ozon, asap, polusi air, dan lain sebagainya serta overpopulasi
Smog dan racun mengapung di udara, yang disebabkan oleh pemborosan asap
kotor dari perusahaan industri dan juga dari pembakaran bahan bakar yang
dikeluarkan oleh kendaraan.
Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini sebagai
salah satu masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang lain.
Dalam hal ini akan berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada
jaman sekarang tidak bisa menyadari akan pentingnya daur ulang energi dan
konservasi lingkungan.
Untuk pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-
produk yang sudah tidak terpakai, baik organik maupun non-organik sehingga
ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan dapat kita
kurangi dengan hal ini. Contohnya seperti menggunakan barang-barang yang tidak
terpakai lalu didaur ulang menjadi kompos limbah tanaman sehingga dapat
meminimalkan limbah yang terbuang di lingkungan. Dari limbah tersebut kita juga
dapat menciptakan pupuk organik yang sehat.
Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat
berkurang dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur ulang
bahan yang digunakan, sehingga tak hanya dampak pencemaran lingkungan saja
yang akan berkurang namun pohon juga dapat kita selamatkan.
Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan dalam
penggunaan sumber daya alam yang ada, karena dengan begitu generasi manusia
yang akan datang tidak harus mengorbankan kemampuannya untuk memenuhi
kebutuhan mereka merupakan keberlanjutan pelestarian lingkungan yang harus
diwujudkan.
Bukan berarti pengelolaan dominasi dan eksploitasi atau dalam menggunakan
sumber daya alam harus selalu berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas
bumi dalam memproduksi dan merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan
makhluk hidup lainnya sehingga dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah
kependudukan yang terus-menerus meningkat.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kepadatan penduduk untuk mengurangi
masalah kependudukan dan memfasilitasi sumber daya terbarukan agar dapat lebih
diperbaharui sebagai efek kelestarian lingkungan yang dapat menjaga daya dukung
lingkungan. Kita juga harus bertanggung jawab dalam menggunakan semua
fasilitas termasuk bumi beserta isinya sebagai bukti bahwa kita tetap ingat bahwa
Allah SWT telah mempercayakan semua itu kepada kita.
· Keberadaan IPTEK Dapat Digunakan Untuk Solusi Kedua Masalah Ini
IPTEK Lingkungan ialah teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatan dalam
kaitannya dengan manajemen lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang tersusun sistematis dengan metode tertentu untuk
menjelaskan gejala-gejala tertentu pada bidang IPTEK terhadap lingkungan tanpa
merusak keseimbangan lingkungan . Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya
diperlukan saat pembukaan lahan dan penata gunaan tanah. Juga selama kegiatan
pembudidayaan sampai ke pengolahan hasil. Pelestarian lingkungan pada semua
tahapan produksi perlu menjadi tekad masyarakat, terlebih dalam menghadapi
semakin nyaringnya tuntutan pada “produksi hijau”. Selain itu, tekad masyarakat
melestarikan lingkungan dapat menjadi perisai terhadap kecaman tentang
kerusakan lingkungan perkebunan.
IPTEK Lingkungan meliputi :
1. Pengolahan Sampah.
Tumpukan sampah yang setiap hari bertambah satu hingga 1,5 ton, mulai teratasi
menyusul beroperasinya pengelolaan sampah terpadu terutama Jakarta,
pengelolaan sampah terpadu mampu mengurangi limbah rumah tangga hingga 60-
65 persen, sedangkan 35-40 persen sisanya diangkut ke Tempat Pembuangan
Akhir (TPA)
Pengelolaannya harus melibatkan semua warga, oleh karena itu, rumah tangga
harus melakukan pemilahan sampah menjadi tiga bagian, yaitu sampah organik
basah (sisa makanan, sayur), kering (kertas, dus, botol), dan limbah berbahaya
seperti aki dan baterai bekas, sprayer insektisida, serta pembalut wanita.
2. Pengolahan Limbah.
Limbah ialah hasil buangan suatu pembakaran atau sisa hasil produksi yang
mengandung zat kimia berbahaya yang dapat merusak keseimbangan lingkungan.
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah
cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri
pulpen dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin
sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun
demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair
bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-
dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan
teknologi masyarakat yang bersangkutan, agar Lingkungan terjaga dan
terlestarikan.
3. Konservasi Lingkungan.
Mendukung dan ikut serta dalam program konservasi lingkungan dan bekerja sama
akan menghasilkan suatu pembangunan yang ramah lingkungan serta
memperhatikan pada pembangunan ekonomi yang bersifat berkelanjutan dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan. Karena terpeliharanya kelestarian
lingkungan, termasuk dengan menjaga kelangsungan hidup spesies laut dan
terumbu karang merupakan hal yang memberikan manfaat dan keuntungan
bersama dan berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang sehingga dinikmati
oleh generasi yang akan datang.
4. Badan Pertanian Teknologi bibit & benih, Rekayasa Genetika.
Upaya peningkatan produktivitas dan mutu produk yang sesuai dengan dinamika
lingkungan diharapkan dapat dilakukan melalui penelitian bioteknologi.
Manipulasi potensi genetik melalui penelitian biologi molekuler, mikrobiologi,
bioproses, kultur jaringan dan rekayasa genetika harus dihasilkan untuk memenuhi
kebutuhan maka harus dilakukan bioteknologi.
Maka teknik rekayasa genetika mulai menggelisahkan. Banyak kalangan khawatir
bahwa dampak revolusi hijau tahun 1960-an akan terulang kembali. Penggunaan
teknologi dan paksaan pasar yang dilakukan dalam revolusi hijau memang
menghasilkan produksi pangan dalam jumlah besar. Namun terbukti upaya tersebut
mengganggu keseimbangan ekologi, menciptakan wabah baru, dan sejumlah
dampak kesehatan bagi manusia.
Hal sama dikhawatirkan terjadi mengikuti inisiatif rekayasa genetik yang saat ini
getol dilakukan pada tanaman. Segelintir perusahaan bioteknologi meyakinkan
bahwa seluruh benih transgenik yang dipasarkan sudah melalui berbagai tahap
percobaan. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir terhadap dampak lingkungan dan
kesehatan yang akan muncul. Namun keyakinan serupa ternyata tidak dimiliki oleh
para aktivis lingkungan dan mereka yang concern terhadap masalah lingkungan.
Pesimisme ini muncul setelah tidak ada penjelasan transparan tentang resiko yang
menyertai pelepasan benih transgenik ini ke alam bebas.
Di Amerika Serikat, organisasi lingkungan Greenpeace bahkan mengajukan petisi
ke Environmental Protection Agency (EPA) agar membatalkan semua perijinan
tanaman hasil rekayasa genetik. Sementara di Indonesia, sejumlah LSM
lingkungan mendesak pemerintah bersikap transparan kepada masyarakat soal
tanaman transgenik. Terlebih Departemen Pertanian kini aktif menguji sejumlah
benih transgenik termasuk kedelai, jagung dan kapas. Khusus untuk yang terakhir
bahkan telah dilakukan pelepasan di Sulawesi Selatan pada 7 Februari 2001. Dan
sampai saat ini terus memancing perdebatan yang tidak ada hentinya.
Karena Pembangunan yang tidak menjaga keseimbangan lingkungan terjadi dan
meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini. Alasan tersebut diperparah
dengan kurangnya perhatian masyarakat dan ketidak konsistenannya pemerintah
dalam menata permasalahan lingkungan. Akibat ketidak acuhan tersebut baru dapat
dirasakan akhir-akhir ini, ketika banyak peristiwa banjir bandang yang melanda
berbagai daerah di negara kita.
Setidaknya wawasan mengenai lingkungan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) akan mengarah pada pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.