Dulu Balance score card hanya dipakai untuk mengukur segi finansial kemudian berkembang
menjadi luas yaitu empat perspektif, yang kemudian digunakan untuk mengukur kinerja
organisasi secara utuh yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced Scorecard dapat dijadikan acuan organisasi untuk
mengatur segala aktifitas organisasi dalam melakukan proses bisnisnya supaya dapat
fokus pada visi, strategi serta tujuan perusahaan,sehingga para anggota organisasinya
dapat menjalankan proses bisnisnya dengan sinergis dan.Sesuai dengan pernyataan Gasperz
(2002,p2) bahwa balanced scorecard dapat mengkomunikasikan manajemen organisasi dengan
karyawan.
Organisai dapat mengetahui langkah dan manfaat apa saja yang dapat diterima dalam
rancangan pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard sebagai dasar
pengukuran kinerja organisasi yang mengarah pada Visi, misi ,dan strategi organisasi.
Hal ini dapat menjadi masukan yang positif guna membantu dalam menyusun strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan.
BSC menjawab kebutuhan tersebut melalui sistem manajemen strategi kontemporer, yang
terdiri dari empat perspektif yaitu:
1. Keuangan.
2. Pelanggan.
Keunggulan pendekatan BSC dalam sistem perencanaan strategis adalah mampu menghasilkan
rencana strategis, yang memiliki karakteristik sebagai berikut
1. komprehensif,
2. koheren,
3. seimbang dan
4. terukur.
1. Perspektif Keuangan
Menurut Gaspersz (2005) untuk membangun suatu balanced scorecard, unit-unit bisnis
harus dikaitkan dengan tujuan finansial yang berkaitan dengan strategi perusahaan.
Tujuan finansial bertujuan sebagai fokus bagi tujuan-tujuan strategis dan ukuran-ukuran
semua perspektif dalam balanced scorecard.
Pengukuran kinerja keuangan akan menunjukan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi
memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan-perbaikan ini
tercermin dalam sasaran-sasaran secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang
terukur, pertumbuhan usaha dan nilai pemegang saham.
a) Growth
Tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa
yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan terbaik. Disini, manajemen terikat
dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa dan fasilitas produksi,
menambah kemampuan operasi, mengembangkan sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi
yang mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan.
b) Sustain
Tahapan kedua dimana perusahaan masih melakukan investasi dan reinvestasi dengan
mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik.Dalam tahap ini, perusahaan mencoba
mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika mungkin.Investasi
yang dilakukan umumnya diarahkan untuk mengembangkan kapasitas dan meningkatkan
perbaikan operasional secara konsisten.
c) Harvest
Tahapan ketiga dimana perusahaan benar-benar memanen atau menuai hasil investasi
ditahap- tahap sebelumnya. Sasaran-sasaran keuangan dianggap paling utama dalam tahap
ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur adalah memaksimumkan arus kas masuk dan
pengurangan modal kerja.
2. Perspektif Pelanggan
Menurit Gaspersz (2005) dalam perspektif pelanggan dari balanced scorecard, perusahaan
harus mengidentifikasi pelanggan dan segmen pasar dimana mereka akan
berkompetisi.Elemen yang paling penting dalam suatu bisnis adalah kebutuhan
pelanggan.Karena itu, identifikasi secara tepat kebutuhan pelanggan sangat diperlukan.
i. Pangsa Pasar (market share), pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai
perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain : jumlah
pelanggan, jumlah penjualandan volume unit penjualan.
ii. Tingkat Retensi Pelanggan (Customer Retention), mengukur dimana perusahaan dapat
mempertahankan hubungan dengan konsumen.
iii. Tingkat akuisisi pelanggan (Cutomer Acquitision), mengukur dimana suatu unit
bisnismampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.
Menurut Gaspersz (2005) dalam perspektif proses bisnis internal balanced scorecard,
manajer harus mengidentifikasi proses-proses yang paling kritis untuk mencapai tujuan
peningkatan nilai bagi pelanggan (perspektif pelanggan)dan tujuan peningkatan nilai
bagi pemegang saham (perspektif finansial). Banyak organisasi memfokuskan untuk
melakukan peningkatan proses-proses operasional. Yang biasa digunakan untuk balanced
scorecard adalah model lima rantai nilai proses bisnis internal yang terdiri dari 3
komponen utama, yaitu:
a) Proses Inovasi
b) Proses Operasional
c) Proses Pelayanan
Proses ini berkaitan dengan pelayanan kepada pelanggan, seperti: pelayanan purna
jual, menyelesaikan masalah yang timbul pada pelanggan dalam kesempatan pertama
secara cepat, melakukan tindak lanjut secara proaktif dan tepat waktu, memberikan
sentuhan pribadi (Personal Touch) dan lain-lain.
a) Kompetensi Pegawai,
c) Kultur Perusahaan.
Menurut Kaplan dan Norton dalam bukunya learning lebih dari sekedar training karena
pembelajaran meliputi proses mentoring and tutoring seperti kemudahan dalam komunikasi
diseluruh pegawai yang memungkinkan mereka untuk siap membantu jika dibutuhkan. Dalam
perspektif ini, perusahaan melihat tolak ukur:
b) motivasi(motivation),
d) kesejajaran (alignment ).
Sumber:
https://tamiams.wordpress.com/2013/03/31/balance-score-card-untuk-organisasi/