Anda di halaman 1dari 9

UJI KEBOCORAN RADIASI PESAWAT SINAR-X

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah melakukan praktikum , praktikan diharapkan dapat memahami dan melakukan
pengujian kebocoran radiasi pesawat Sinar-X.

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah melakukan praktikum, praktikan mampu:
1. Menyebutkan definisi kebocoran pesawat Sinar-X
2. Menyebutkan batas yang diperbolehkan untuk kebocoran pesawat sinar-X
3. Menjelaskan metoda pengujian kebocoran radiasi sinar-X
4. Melaksanakan pengukuran kebocoran pesawat sinar-X

I. TEORI DASAR
Salah satu sumber radiasi adalah pesawat sinar X. Pesawat sinar X banyak digunakan di bidang
kesehatan untuk keperluan diagnostik dan terapi; dan di bidang industri, antara lain untuk
radiografi. Sinar X memiliki potensi bahaya radiasi, maka pemanfaatannya harus memperhatikan
aspek proteksi radiasi. Selain itu, pesawat sinar X juga harus dalam kondisi yang baik dan dirawat
sesuai dengan program jaminan kualitas.

Sinar X dihasilkan oleh suatu generator sinar X yang disebut tabung sinar X. Tabung sinar X
adalah suatu alat untuk menghasilkan elektron bebas, mempercepat dan akhirnya menabrakkan
pada suatu target. Pada proses perlambatan elektron berkecepatan tinggi oleh medan inti atom
target akan menghasilkan sinar X kontinyu dan sinar X karakteristik sesuai dengan target yang
digunakan. Pada produksi sinar X diperlukan tiga syarat dasar yaitu sumber elektron, catu daya
tegangan tinggi dan target. Dalam pengoperasian pesawat sinar X diperlukan penahan radiasi
sumber yang dipasang untuk mengurangi laju kebocoran rumah tabung sinar X agar radiasi yang
diterima oleh pekerja atau masyarakat tetap dalam batas aman.

Kebocoran rumah tabung pesawat sinar-X adalah laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal
spot pada kondisi tegangan kerja dan arus tabung maksimum. Kriteria kebocoran rumah tabung
berdasarkan NCRP dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu untuk kelompok medis dan kelompok
non-medis. Radiografi industri termasuk kelompok nonmedis.

Berdasarkan kriteria ini, radiasi bocor rumah tabung pada jarak 1 meter dari focal spot tidak boleh
lebih dari 10 mSv/jam atau 1 R/jam saat tabung dioperasikan pada tiap mA dan tegangan kerja
yang telah dispesifikasikan atau kondisi maksimum. Penentuan tingkat kebocoran radiasi dari
rumah tabung berdasarkan pengukuran laju dosis radiasi pada jarak 1 meter dari focal spot. Pada
saat pengukuran, jendela tabung ditutup dengan bahan yang jenis dan tebalnya sama dengan rumah
tabung. Diambil harga rata-rata pada daerah seluas 100 cm2

Laju paparan radiasinya diukur dengan menggunakan surveimeter, sebaiknya yang bisa mengukur
paparan radiasi secara kumulatif dalam selang waktu tertentu. Pengukuran dilakukan pada kondisi
tegangan kerja dan arus maksimum, serta biasanya memakan waktu yang cukup lama, oleh karena
itu, lama pengoperasian pesawat sinar-X harus diperhatikan berdasarkan kemampuan system
pendinginnya supaya tidak mengakibatkan rusaknya tabung sinar-x. Pada praktikum kali ini
digunakan pesawat sinar X tipe Rigaku 250kV seperti pada gambar berikut berikut.
II. PERALATAN DAN BAHAN
1. Monitor perorangan (dosimeter saku)
2. Tanda radiasi
3. Pesawat sinar-X
4. Surveimeter (minimum 2 buah)
5. Penutup jendela rumah tabung pesawat sinar-x.
6. Handphone

III. LANGKAH KERJA


1. Gunakan dosimeter saku dan baca penunjukkan awal dosimeter tersebut
2. Gunakan monitor perorangan (dosimeter saku)
3. Periksa surveimeter yang akan digunakan (baterai, sertfikat kalibrasi, respon dan skalanya)
4. Atur nilai faktor pengali yang akan digunakan pada surveimeter
5. Letakkan Surveimeter pada jarak 1 meter dari focal spot
6. Letakkan handphone di atas surveymeter untuk merekam penyimpangan jarum surveymeter
selama penyinaran berlangsung.
7. Atur arus dan tegangan pesawat sinar-x pada kedudukan maksimum
8. Atur waktu penyinaran
9. Operasikan pesawat sinar-x
10. Selama pesawat sinar-x sedang beroperasi, lakukan survey radiasi pada 4 titik yaitu titik A, B,
C, dan D yang digambarkan pada denah berikut.

11. Setelah waktu penyinaran terpenuhi, penyinaran akan berhenti secara otomatis
12. Ambil handphone dan baca penunjukkannya, catat sebagai data
13. Baca penunjukan dosimeter saku.
14. Matikan surveimeter.

Catatan : Jendela pesawat sinar-x sudah dalam keadaan tertutup pada saat sebelum praktikum
dimulai.

IV. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami dan melakukan pengujian kebocoran radiasi
pesawat Sinar-X agar dapat diketahui apakah kebocoran pesawat sinar X melebihi krietria
nonmedis atau tidak serta dapat diketahui apakah laju paparan di sekitar daerah pesawat sinar X
aman bagi pekerja radiasi dan masyarakat.
Pertama-pertama praktikan menggunakan alat proteksi dan deteksi radiasi yang diperlukan dalam
pengujian kebocoran pesawat sinar X meliputi dosimeter saku dan surveymeter. Dengan
menggunakan dosimeter saku dan surveymeter yang sudah dicek dan dipersiapkan sesuai prosedur
kerja, maka praktikum uji kebocoran baru bisa dilakukan. Sebelum praktik dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan proses pemanasan (aging) terhadap pesawat sinar-x dengan mengikuti kriteria
yang telah ditetapkan oleh asisten. Proses aging dimulai dengan mengatur tegangan awal sebesar
110 kV dan waktu operasi selama 24 detik kemudian praktikan memutar kunci di sisi kanan panel
kontrol pada posisi ON lalu menekan tombol ON pada panel kontrol untuk menembakan sinar X
selama 24 detik dan setelah penyinaran berakhir praktikan menunggu selama 2 menit untuk
mengamati lampu indikasi pada panel kontrol (merah), apabila masih menyala maka dilakukan
penembakan sinar X seperti langkah sebelumnya dan apabila padam maka tegangan dinaikkan
secara bertahap sampai lampu menyala lagi kemudian dilakukan penembakan sinar X sampai
lampu indikasi padam. Pada praktikum ini proses aging dilakukan hingga tegangan mencapai
145kV, sehingga tegangan tersebut merupakan tegangan kerja pedawat sinar X pada uji kebocoran
ini.
Setelah proses aging selesai maka penentuan kebocoran pesawat sinar X dapat dilakukan dengan
memvariasikan posisi focal spot pesawat sinar X terhadap detector surveymeter yaitu pada posisi
0, 90, 180, 270. Pada masing-masing posisi dilakukan 3 kali penembakan sinar X pada, hal ini
dimaksudkan agar mengetahui tingkat keamanan ataupun tingkat kebocoran serta titik pasti
kebocoran pesawat sinar-x. Selama dilakukan penembakan pratikan juga mengukur laju paparan
di titik-titik sekitar daerah radiasi yang telah ditetapkan segingga terdapat 3 kali pengukuran pada
masing-masing titik, hal ini imasudkan untuk mengetahui daya tahan ruangan dalam menghalangi
paparan radiasi sinar-x ke lingkungan luar. Berikut ini adalah denah atau gambar titik-titik yang
dilakukan pengukuran :

Untuk tempat A yaitu berada di sebelah selatan atau belakang bangunan ruang pesawat sinar X
Untuk tempat B berada di depan pintu ruang pesawat sinar X
Untuk tempat C berada di meja kontrol x-ray
Untuk tempat D berada di sebelah utara atau depan bangunan ruang pesawat sinar X.

Dari pengujian kebocoran pesawat sinar X yang dilakukan praktikan mendapatkan data percobaan
berupa laju paparan pada tiap posisi pesawat sinar X dan laju paparan pada masing-masing titik
pengukuran (terlampir). Untuk pengukuran laju paparan radiasi 1 meter dari focal spot pesawat
sinar X dengan variasi posisi sudut didapatkan perhitungan sebagai berikut :
Svjam+ Svjam+ Svjam
= = Svjam = 0,04 R/jam

Svjam+ Svjam+ Svjam
= = Svjam = 0,04 R/jam

Svjam+ Svjam+ Svjam
= = Svjam = 0,01 R/jam

Svjam+ Svjam+ Svjam
= = Svjam = 0, 045 R/jam

Untuk pengukuran laju paparan radiasi pada titik A, B, C, dan D saat penembakan sinar X pada
posisi tertentu didapatkan perhitungan sebagai berikut :
,Svjam+ ,Svjam+ ,Svjam
() = = , Svjam = 0,043 mR/jam

,Svjam+ ,Svjam+ ,Svjam
() = = , Svjam = 0,167 mR/jam

,Svjam+ ,Svjam+ ,Svjam
() = = , Svjam = 0,033 mR/jam

,Svjam+ ,Svjam+ ,Svjam
() = = , Svjam = 0,060 mR/jam

,Svjam+ ,Svjam+ ,Svjam
() = = , Svjam = 0,047 mR/jam

Dari hasil perhitungan dapat dianalisa bahwa laju kebocoran radiasi pesawat sinar X untuk semua
posisi masih dalam batas kriteria nonmedis yakni dibawah 1 R/jam dan titik pasti kebocoran
pesawat sinar-x terjadi pada posisi 270 dengan laju paparan radiasi paling besar dibandingkan
posisi yang lainnya. Selain itu dapat dianalisa pula bahwa laju paparan radiasi pada titik A, B, C,
dan E masih dalam batas laju paparan radiasi yang diperbolehkan untuk pekerja radiasi dan
masyarakat biasa yaitu dibawah 2,5 mR/Jam untuk pekerja radiasi dan 0,75 mR/Jam untuk
masyarakat biasa, hal tersebut menunjukkan bahwa daya tahan ruangan dalam menghalangi
paparan radiasi sinar-x ke lingkungan luar sangat baik. Pengukuran laju paparan di titik A, B, C,
dan D tidak dilakukan pada setiap posisi pesawat sinar X dikarenakan keterbatasan surveymeter
dan waktu praktikum.

V. KESIMPULAN
1) Radiasi bocor pada pesawat sinar X yang diuji oleh praktikan masih dalam batas kriteria
kelompok non-medis yakni dibawah 1 R/jam. Kebocoran tertinggi terjadi saat posisi pesawat
sinar X pada 270 dengan laju paparan radiasi sebesar 0,045 R/jam.
2) Laju paparan radiasi yang diterima praktikan pada titik A, B, C, dan D masih dalam batas
yang diperbolehkan untuk pekerja radiasi (2,5 mR/jam) dan masyarakat biasa (0,75mR/jam).
3) Daya tahan ruangan dalam menghalangi paparan radiasi sinar-x ke lingkungan luar sangat
baik
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Surakhman,dkk. 2017. Petunjuk praktikum proteksi dan keselamatan radiasi. Yogyakarta:
STTN-BATAN
2. International Atomic Energy Agency. 1999. Radiation Protection and Safety in Industrial
Radiography. Vienna : IAEA
VII. LAMPIRAN

Sertifikat kalibarasi surveymeter untuk Sertifikat kalibarasi surveymeter untuk

pengukuran di titik A, B, C, dan D pengukuran terhadap posisi pesawat sinar X

Panel kontrol pesawat sinar X (tampak atas)

Anda mungkin juga menyukai