Anda di halaman 1dari 8

SISTEM URINARIA

LKM

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan dan Manusia yang diampu oleh Ibu
Nuning Wulandari, S.Si, M.Si

Oleh Kelompok 2 Offering C 2016:

Bagus Yoga (160341606053)

Dara Norisha (160341606096)

Elsa Novianti (160341606011)

Lia Damayanti (160341606027)

Rizallatul H (160341606040)

Yulia Dewi S (160341606020)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

November 2017
6. Apakah perbedaan pokok komponen kimia dalam : darah,filtrate gomerulus dan urine

Jawab :

1. Kandungan/Komposisi Urine Primer


Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses filtrasi darah yang terjadi di
glomerulus. Urine primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang
menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Kandungan elektrolit dan kristaloid dalam
urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Berikut adalah komposisi atau
kandungan urine primer dalam keadaan normal:

Air (900 gram) Ion Cl-


Bikarbonat Urea (0,3 gram)
Natrium Ion anorganik (7,2 gram)
Klorida Ion HCO3-
Protein (kurang dari 0,03%) Glukosa, garam, dan asam amino
Kalium masih bermanfaat bagi tubuh
Glukosa sehingga akan diserap kembali pada
Garam tahap selanjutnya.
Asam amino (0,5 gram)

2. Kandungan/Komposisi Urine Primer


Urine primer atau filtrat glomerulus adalah hasil dari proses filtrasi darah yang terjadi di
glomerulus. Urine primer mengandung zat yang hampir sama dengan cairan yang
menembus kapiler menuju ke ruang antar sel. Kandungan elektrolit dan kristaloid
dalam urin primer juga hampir sama dengan cairan jaringan. Berikut adalah komposisi
atau kandungan urine primer dalam keadaan normal:

Air (900 gram) Garam


Bikarbonat Asam amino (0,5 gram)
Natrium Ion Cl-
Klorida Urea (0,3 gram)
Protein (kurang dari 0,03%) Ion anorganik (7,2 gram)
Kalium Ion HCO3-
Glukosa Glukosa, garam, dan asam amino
masih bermanfaat bagi tubuh
sehingga akan diserap kembali pada
tahap selanjutnya.

3. Kandungan atau komposisi darah


Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Komponen darah Kandungan


1. Plasma darah Protein
Air
Ion
Gula
Lemak
Asam amino
2. Sel darah 1. Sel darah merah
Hemoglobin : O2
2. Sel darah putih
3. Trombosit

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:


1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, ,
kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam
7. Jelaskan mekanisme pengenceran dan pemekatan urin

Jawab :

A. Proses Terjadinya Pengenceran Urin


Di pengaruhi oleh ADH (anti duretik hormon) dan aldosteron.
ADH dan aldosteron menyebabkan meningkatnya permeabilitas tubulus sehingga akan
meningkatkan reabsorsi air. Hal ini akan menyebabkan volume urin menurun.Apabila
ADH jumlahnya menurun, maka reabsorsi air menurun akibatnya jumlah urin meningkat.
Hal-hal yang menyebabkan ADH naik.:
Meningkatkan asmolalitas plasma
Penurunan volume dan tekanan darah

Hal-hal yang menyebabkan ADH turun:


Penurunan asmolalitas plasma
Peningkatan volume dan tekanan darah
Ini diatur oleh sistem autoregulasi ginjal, yaitu melalui tubuloglomerular feedback
pada jukstaglomerolus terutama pada makula densa di tubulus distal yang
menimbulkan vasokonstriksi dan vasodilatasi kapiler afferen dan efferen, yang
akan mempertahankan laju filtrasi tetap normal pada MAP antara 70 - 160 mmHg.
Namun perubahan tekanan darah akan menyebabkan produksi urin yang
meningkat walaupun laju filtrasi tetap normal, karena adanya mekanisme
reabsorpsi dan sekresi dari tubulus ginjal.

Mekanisme pemekatan ginjal : sistem countercurrent


1. Ginjal telah beradaptasi untuk menangani variasi harian konsumsi air dengan
membentuk suatu countercurrent
2. Sistem ini membutuhkan hormon ADH dan bekerja pada lengkung henle
3. Sistem ini bergantung pada impermeabilitas relatif bagian lengkung henle
terhadap air yang menjaga agar air tidak mengikuti natrium keluar serta sistem
ini juga mengandalkan permeabilitas duktus pengumpul terhadap air

Langkah-langkah
1. Cairan filtrasi di pars asenden
2. Ketika natrium di transportasikan ke luar pas asenden,cairan interstium yang
melingkupi lengkung henle menjadi pekat
3. Air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars asenden. Filtrat yang tersisa
secara progesif menjadi encer
4. Pars descenden lengkung bersifat permeabel terhadap air. Air meninggalkan
bagian ini danmengikuti gradien konsentrasi ke dalam ruang interstisium di
sekitarnya. Hal inimenyebabkan pemekatan cairan pars desenden. Sewaktu
mengalir ke pars asenden, cairan mengalami pengenceran progresif karena
natrium dipompa keluar.
5. Hasil akhir adalh pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle.
Konsentrasitertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah
lengkung dan menjadisemakin encer mengikuti pars asenden.
6. Di bagian puncak pars asenden lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik
(konsentrasinyasetara dengan plasma) atau bahkan hipotonik (lebih encer
dibandingkan dengan plasma).

B. Proses Terjadinya Pemekatan Urine


Apabila permeabilitas terhadap air tinggi, maka sewaktu bergerak ke bawah melalui
interstisium yang pekat, air akan berdifusi keluar duktus pengumpul dan kembali ke
dalam kapiler peritubulus. Hasilnya adalah penurunan ekskresi air dan pemekatan urin.
Sebaliknya apabila permeabilizas terhadap air rendah, maka air tidak akan berdifusi
keluar duktus pengumpul melainkan akan diekskresikan melalui urin, urin akan encer.
Permeabilitas duktus pengumpul terhadap air ditentukan oleh kadar hormone hipofisis
Posterior, hormon antidiuretik (ADH), yang terdapat di dalam darah. Pelepasan ADH dari
hipofisis posterior meningkat sebagai respons terhadap penurunan tekanan darah atau
peningkatan osmolalitas ekstrasel (penurunan konsentrasi air). ADH bekerja pada tubulus
pengumpul untuk meningkatkan permeabilizas air. Apabila tekanan darah rendah, atau
osmolalitas plasma tinggi, maka pengeluaran ADH akan terangsang dan air akan
direasorbsi ke dalam kapiler peritubulus sehingga volume dan tekanan darah naik dan
osmolalitas ekstrasel berkurang. Sebaliknya, apabila tekanan darah terlalu tinggi atau
cairan ekstrasel terlalu encer, maka pengeluaran ADH akan dihambat dan akan lebih
banyak air yang diekskresikan melalui urin sehingga volume dan tekanan darah menurun
dan osmolalitas ekstrasel meningkat. (Corwin, 2000).
8. Jelaskan multiplyng countercurrent exchange system yang terjadi antara pembuluh darah lurus
(vasa recta) dan pembuluh henle.

Jawab :

Multiplyng coutercurrent axchange system dapat terjadi di lengkung Henle dan vasa recta.
Lengkung henle merupakan , suatu bagian nefron yang panjang dan melengkung dan terletak di
antara tubulus proximal dan distalis. Lengkung Henle membentuk multiplying countercurrent
system, yang memekatkan filtrate secara berulang mentransver natrium dalam jumlah relative
kecil sepanjang lengkung henle. Sedangkan pembuluh darah lurus atau vasa rekta di daerah
medulla terletak sedemikian rupa sehingga sirkulasi darah tidak mengganggu gradient osmotic
yang ditimbulkan oleh pompa klorida lengkung henle, dan mereka membentuk Coutercurrent
axchange system. Arteriol-arteriol dan vena lurus merupakan pembuluh yang sangat tipis
dengan dinding yang mirip dinding kapiler. Tiap pembuluh lurus membentuk lengkung dengan
cabang-cabang pembuluh darah yang berjalan di pinggir lengkung henle. Jika arteriol lurus
berjalan kearah bagian medulla, darah kehilangan air dan mendapatkan natrium, karena dalam
medula cairan interstisial lambat laun menjadi hipertonik. Bila darah kembali dengan arah yang
berlawanan dengan gradient yang sama, maka akan kehilangan natrium dan mendapatkan air. Air
yang hilang di pembuluh desenden dikeluarkan di pembuluh ascended. Perubahan osmotik yang
tetap pada medulla ginjal. Pergerakan air dan natrium adalah secara pasif .

Sistem multiplikasi tersebut memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada transport
aktif natrium (dan Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut juga bergantung pada
impermeabilizas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang menjaga agar air tidak mengikuti
natrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan permeabilitas duktus-duktus pengumpul
terhadap air.
Langkah-langkah pada multiplyng countercurrent exchange system :
1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium yang melingkupi
lengkung henle menjadi pekat.
2. Air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa secara progresif
menjadi encer.
3. Pars ascendens lengkung bersifat permeable terhadap air. Air meninggalkan bagian ini dan
mengalir mengikuti gradien konsetrasi kedalam ruang intersisium. Hal ini menyebabkan
pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu mengalir ke pas ascendens, cairan mengalami
pengenceran progresif karena natrium dipompa keluar.
4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekita rlengkung henle. Konsentrasi
tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah lengkung dan menjadi semakin
encer mengikuti pars asendens.
5. Dibagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau bahkan bersifat
hipotonik. (Corwin, 2000).
Dari gambar diatas countercurrent exchange system oleh pembuluh lurus ginjal yang
menunjukan angka 300 dalam segmen kortikal arteriol dan venula menunjukkan osmolaritas
darah, pertukaran natrium dan air antara vasa recta dan interstitial secara pasif tergantung pada
tingkat osmotic yang dibentuk lengkung henle.

Anda mungkin juga menyukai