Disusun oleh:
1. Apriliya Endang Lestari (SN171025)
2. Arie Sufiana (SN171026)
3. Dina Sangkristi Anggraita (SN171049)
4. Dwi Hartanti (SN171050)
5. Kentut Sunyoto (SN171101)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pneumonia merupakan proses inflamasi parenkim paru yang terjadi pengisian rongga
alveoli dan eksudat, yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan bendabenda asing
(Ardiansyah, 2012). Salah satu penyebab kematian pada anak usia balita karena infeksi
adalah penyakit pneumonia. Setiap tahun pneumonia membunuh sekitar 1,6 juta anak balita
(WHO, 2009).
Persentase pneumonia di Indonesia pada tahun 2008 meningkat hingga mencapai
49,45%. Tahun 2009 sebanyak 49,23% dan tahun 2010 menurun hingga mencapai 39,38%
dari jumlah balita di Indonesia (Depkes RI, 2012). Di Jawa Tengah, cakupan penemuan
kasus pneumonia balita setiap tahun mengalami penurunan dari target nasional. Pada tahun
2009 penemuan kasus pneumonia menjadi 25,69% dan target penemuan kasus pneumonia
nasional sebesar 86%. (Dinkes Jateng, 2009). Pneumonia merupakan salah satu penyakit
infeksi saluran pernapasan yang mengenai jaringan paru sehingga membutuhkan oksigen
(Tulus, 2008). Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen
sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus
terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi
kerusakan pada otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian
(Hidayat, 2014).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi persyaratan kelulusan praktik klinik keperawatan dasar dan
menambah wawasan serta pengetahuan dalam menjalankan praktik klinik keperawatan
dasar yang dijalnkan oleh mahasiswa sesuai dengan rosedur.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar oksigenasi
b. Untuk Mengetahui pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan gangguan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
c. Untuk mengetahui Intervensi
d. Merencanakan suatu tindakan yang komprehensif
e. Melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan
f. Untuk mengetahui evaluasi hasil pelaksanaan Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan rasa oksigenasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah,
2010).
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air.
Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).
B. Etiologi
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain:
a. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya
oksigen(O2)
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka, dll
5. kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.
b. Faktor Perilaku
1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang.
2. Exercise, exercise akan meningkatkan kebutuhan Oksigen.
3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan coroner.
4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan penurunan
hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
5. kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat.
c. Faktor perkembangan
1. Bagi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toddler: adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja: infeksi saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertengahan: diet yang tidak sehat yang menyebabkan penyakit
jantung
5. Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan ekpensasi paru menurun.
d. Faktor lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Temperatur lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut
(Tarwoto & wartonah, 2010)
C. Patofisiologi
a. Patofisiologi
Proses pertukaran gas yang dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke paru-
paru), apabila pada proses itu terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan
baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang
menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (panyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas, selain
kerusakan pada proses ventilasi, disfusi, maka kerusakan transportasi seperti perubahan
volume yang afterlood, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi
pertukaran gas (Brunner & suddarth, 2002).
b. Pathway
Pertukaran gas
c. Manifestasi Klinik
a. suara napas tidak normal.
b. perubahan jumlah pernapasan.
c. batuk disertai dahak.
d. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e. Dispnea.
f. Penurunan haluaran urin.
g. Penurunan ekspansi paru.
h. Takhipnea
d. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes untuk menentukan keadekuatan sistem konduksi jantung
a) EKG
b) Exercise stress test
b. Tes untuk menentukan konstruksi miokardium aliran darah
a) EKG
b) Kataterisasi jantung
c) Angiografi
c. Tes untuk mengukur ventilasi dan oksigenasi
a) Tes fungsi paru-paru dengan sepirografi
b) Tes astrup
c) Oksimetri
d) Pemeriksaan darah lengkap
d. Melihat struktur sistem pernafasan
a) Foto toraks
b) Bronkoskopi
c) Ct-scan paru
e. Menentukan sel abnormal/ infeksi sistem pernafasan
a) Kultur jaringan
b) Sitologi
c) Spisimen sputum (BTA)
(Tarwoto & wartonah, 2010)
e. Penatalaksanaan
a. Medis
a) Pemantauan hemodinamik
b) Pengobatan bronkodilator
c) Melakukan kegiatan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal:
nebulizer, nasal kanul, masker untuk membentu pemberian oksigenasi jika
diperlukan.
d) Penggunaan ventilator mekanik
b. Keperawatan
a) Bersihan jalan nafas
1. Pembersihan jalan nafas
2. Latihan batuk efektif
3. Penghisapan lendir
4. Jalan nafas buatan
b) Pola nafas tidak efektif
1. Atur posisi pasien (semifowler)
2. Pemberian oksigenasi
3. Teknik bernafas dan relaksasi
c) Gangguan pertukaran gas
1. Atur posisi pasien (semifowler)
2. Pemberian oksigen dan Pengisapan lendir
f. Asuhan Keperawatan Sesuai Teori
A. Pengkajian
Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data yang meliputi:
a. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan).
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
b. Keluhan utama dan riwayat keluhan. Keluhan utama adalah keluhan yang paling
dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji.
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah /
penyakit yang sama.
e. Pengkajian kebutuhan Henderson meliputi oksigenasi, nutrisi, cairan, elektrolit dan
asam basa, eliminasi bowel, eliminasi bladder,aktivitas dan latihan, tidur dan istirahat,
kenyamanan dan nyeri, sensori, persepsi dan kognitif, komunikasi, aspek spiritual dan
dukungan sosial, kebutuhan rekreasi
f. Pemeriksaan fisik meliputi kesadaran, tanda-tanda vital, kepala, muka, leher, dada,
abdomen, genetalia, anus dan rectum, ekstremitas, dan abdomen.
B. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas b.d proses penyakit
b. Gangguan pola istirahat tidur b.d ketidaknyamanan lingkungan
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d mukus berlebih
C. Rencana keperawatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: keturunan
: tinggal serumah
: pasien
III. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR HENDERSON
1. Oksigenasi
Pasien sesak napas, batuk, dahak sulit keluar, tidak ada nyeri dada, pasien tidak mempunyai
riwayat prnyakit seperti asma, TB, batuk darah, ataupun trauma dada.
2. Nutrisi
Pasien makan 800ml sehari, pasien makan melalui NGT, BB 13 kg, TB 105 cm, jenis makan
susu cair, pasien tidak mempunyai riwayat trauma GI, kebutuhan ADL tergantung.
3. Cairan dan elektrolit dan asam basa
Frekuensi minum 800ml/hari, turgor kulit normal, terpasang infus di tangan sebelah kanan
infus Ka En 47ml/jam IV.
4. Eliminasi bowel
Frekuensi : 3hari sekali
Keluhan : BAB tidak lancar
Warna kuning, kebutuhan ADL bowel tergantung
5. Eliminasi Bladder
Frekuensi : 4 pempers /hari
Keluhan : tidak ada
Gangguan eliminasi tidak ada, riwayat penyakit tidak ada, kebutuhan pemenuhan ADL
tergantung.
6. Aktivitas dan latihan
Pasien tidak pernah olahraga rutin, tidak menggunakan alat bantu, kemampuan melakukan
rom pasif, kemampuan ambulasi tergantung.
7. Tidur dan istirahat
Pasien tidur sering terbangun karena sesak napas dan batuk-batuk.
8. Kenyamanan dan nyeri
P:-
Q: -
R:-
S:-
T:-
Ambulasi ditempat tidur tergantung
9. Sensori, persepsi dan kognitif
Pasien tidak memiliki gangguan penglihatan, pasien tidak memiliki gangguan pendengaran,
pasien tidak memiliki gangguan pengecap, pasien tidak mempunyai gangguan perasa, tidak
memiliki riwayat penyakit seperti otitis media.
10. Komunikasi
Pasien hanya terbaring di tempat tidur, dan keluarga selalu mengajak berkomunikasi dan
pasien merespon dengan tersenyum.
11. Aspek spiritual dan dukungan sosial
Keluarga pasien selalu memberi dukungan dengan menemani dan menjaga pasien selain itu
keluarga juga selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.
12. Kebutuhan rekreasi
Keluarga pasien mengatakan agar pasien cepat sembuh dan bisa bermain dengan teman-
temannya.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal Pemeriksaan : 29-10-2017
D. RENCANA KEPERAWATAN/INTERVENSI
Nama : An. No. CM : 01396785
Umur : 8 tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
No DX Tgl/Jam Dx. Kep Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC) Ttd
Hasil (NOC)
1.
2. Intoleran aktivitas b.d Setalah dilakukan Terapi oksigen (3320)
Ketidakseimbangan tindakan 1. Monitor aliran
antara suplai dan keperawatan oksigen
2. Berikan oksigen
kebutuhan oksigen selama 3x24jam,
tambahan sesuai
masalah Intoleran
yang diperintahkan
aktivitas
berkurang dengan
kriteria hasil :
Toleransi terhadap
aktivitas (0005)
1. Frekuensi
pernafasan
ketika
beraktifitas
dari 3 ke 5
2. Kemudahan
bernafas
ketika
beraktivitas
dari 3 ke 5
D. TINDAKAN KEPERAWATAN/IMPLEMENTASI
Nama : An. W No. CM : 01396785
Umur : 8 tahun Diagnosa Medis : Pneumonia
Hari/Tanggal No. Dx Implementasi Respon Ttd
/Jam
Kamis, 2-11- 1,2 Memonitor status pernafasan S: -
2017 / 11.15 dan oksigenasi, memonitor O: pasien terlihat sesak,
WIB aliran oksigen RR 36x/menit, O2
terpasang 4 l/menit
Memposisikan untuk
11. 20 WIB 1 S: -
meringankan sesak nafas
O: pasien tampak lebih
nyaman, RR 34 x/menit
mengelola nebulizer
15.00 WIB 1 S: -
sebagaimana mestinya
O: nebulizer terpasang
dengan NaCl 5cc
Memposisikan untuk
10.30WIB 1 S: -
meringankan sesak nafas
O: pasien tampak lebih
nyaman, RR 32 x/menit
Kebutuhan dasar manusia merupakan hal-hal seperti makan, air, keamanan, dan cinta yang
merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Tingkatan hierarki
kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan,
kebutuhan cinta dan ras memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri, dan aktualisasi diri
(Perry & Potter, 2005). Menurut hierarki Maslow, pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian
dari kebutuhan fisiologis. Oksigenasi merupakan salah satu komponen gas unsure vital dalam
proses metabolism dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh
(Sulistyo, 2012).
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan
data-data yang akurat dari pasien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada
(Hidayat, 2008). Keluhan utama yang didapatkan saat pengkajian terhadap An. W pada
tanggal 02 November 2017 ialah sesak napas, dahak tidak keluar dan sulit untuk bernapas
sehingga An. W memerlukan oksigen. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi
pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang ditandai dengan peningkatan suhu, peningkatan
pernapasan, dan batuk disertai sputum mukopurulen dan mukoid (Ardiansyah, 2012).
2. Diagnosa
Diagnosa merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau masyarakat
sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang actual atau potensial
(Hidayat, 2008). Dalam teori ini permasalahan utama pada An. W adalah ketidakefektifan
bersihan jalan napas dan intoleran aktivitas karena An. W terlihat sesak napas, batuk-batuk,
dahak sulit keluar dan tterlihat lemas.
3. Intervensi/ Rencana Keperawatan
Rencana tindakan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat (Deswani, 2009). Perencanaan tindakan
keperawatan pada kasus ini didasarkan pada tujuan intervensi pada masalah keperawatan,
yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan
napas efektif, pasien tidak sesak napas, tidak ada ronchi.
4. Implementasi
Tahap implementasi merupakan langkah ke empat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan yangtelah direncanakan dalam rencana
tindakan keperawatan (Hidayat, 2008). Tindakan yang dilakukan penulis secara umum
merupakan tindakan dari rencana keperawatan yang telah disusun.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan identifikasi
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak (Hidayat, 2008). Hasil
evaluasi secara keseluruhan yang dilakukan masalah belum teratasi karena pasien masih
terlihat sesak napas dan lemas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar fisiologis yang sangat penting bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup manusia. Untuk itu perawat perlu memperhatikan dan mengkaji
kebutuhan dasar pada pasien dengan gangguan oksigenasi secara komprehensif.
B. Saran
Makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kami. Besar harapan
kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhamad. (2012). Medikal bedah untuk mahasiswa. Jogjakarta: Diva Press
Deswani. (2009). Proses keperawatan dan berfikir kritis. Jakarta: Salemba Medika
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2009). Menkes Kejar Traget MDGs. http://www.
Dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 3 November 2017).
Hidayat, Alimul Aziz. (2008). Pengantar konsep dasar keperawtan edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A. dkk. (2014). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika
Moorhead, Sue et.al. (2013). Nursing outcomes classification (noc) pengukuran outcomes
kesehatan edisi kelima. UK: Elsevier
Mubarok, W. I. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta:EGC.
Perry & Potter. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC
Sulistyo, Andarmoyo. (2012). Kebutuhan dasar manusia (oksigenasi) konsep proses dan praktek
keperawatan.
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Salemba medika
Tulus, Aji. (2008). Faktor-faktor lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian
pneumonia di wilayah kerja puskesmas kabupaten cilacap.
<http://eprints.undip.ac.id/18058/1/tulus_aji_yuwono.pdf. diakses 3 November 2017>