Disusun oleh :
1. Aditiya Kurniawan (SN171003)
2. Agustin Kusuma W (SN171008)
3. Belladina Tiya S (SN171035)
4. Dwi Setiyarini (SN171052)
5. Erma Setiawatik (SN171065)
6. Eva Septerina Dwi H (SN171067)
7. Febriyan Kusumo N (SN171069)
8. Ida Pramawati (SN171088)
9. Saifudin (SN171154)
10. Supriyanto (SN171154)
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
C. TUJUAN
1. UMUM
Klien yang mengalami gangguan persepsi halusinasi dapat mengenal
halusinasi dan cara menghardik halusinasi.
2. KHUSUS
4
a. Klien mampu mengenal isi, waktu, frekuensi dan respon pasien saat
mengalami halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Klien dapat mengenal jenis obat, manfaat obat, efek samping obat,
kerugian tidak minum obat dan 5 benar minum obat.
D. MANFAAT
a. Pasien
1. Menyediakan tempat mencoba dan menemukan hubungan
interpersonal yang baik.
2. Mengembangkan perilaku yang adaptif.
3. Mampu mengetahui halusinasi
b. Perawat
Dapat melakukan tindakan yang mandiri dan profesional
c. Rumah Sakit
Dapat memberikan pelayanan yang prima
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. LANDASAN PUSTAKA
1. HALUSINASI
a. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang
tidak sesuai dengan kenyataan seperti melihat bayagan atau suara suara
yang sebenarnya tidak ada (Yudi Hartono, 2012).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi
dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Suatu penerapan panca indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimullus eksteren : persepsi palsu (Prabowo, 2014).
Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam
membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal
(dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang
lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai
contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang
yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
mengalamai perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan.
5
b. Etiologi
Faktor predisposisi adalah aspek biologis, psikologis, genetik, sosial,
dan biokimia.
a) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neurologis yang maladaptif baru mulai dipahmi. Ini
ditunjukkan oleh penelitian-penelitian berikut:
1. Penilitian pencitraan otak sudah menunjukkan ketertiban otak
yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada
daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengn
perilaku psikotik.
2. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter
yang berlebihan dan masalah-masalah pada sistem reseptor
dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal
menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak
manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,
ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bgian
depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temeuan kelainan
anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
b) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu
sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi
realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
hidup klien.
c) Sosial budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai
stress.
Beberapa faktor di masyarakat dapat membut seseorang
terisolasi dan kesepian sehingga menyebabkan kurangnya
rangsangan dari eksternal. Stress yang menggangu sistem
6
1) Pengkajian
Pada proses pengkajian data yang penting yang perlu
didapatkan adalah:
a) Jenis halusinasi
Berikut ini adalah jenis-jenis halusinasi, data obyektif dan
subyektif. Dapat obyektif dapat kita kaji dengan cara mengobservasi
perilaku klien, sedangkan data subjektif dapat kita kaji dengan
melakukan wawancara dengan klien. melalui data ini perawat dapat
mengetahui isi halusinasi klien.
Jenis Data obyektif Data subyektif
halusinasi
Halusinasi Bicara, tertawa Mendengar suara-
dengar/suara sendiri suara atau kegaduhan
Marah-marah tanpa Mendengar suara
sebab yang mengajak
Meyedengkan telinga bercakap-cakkap
ke arah tertetentu Mendengar suara
Menutup telinga menyuruh melakukan
sesuatu yang
berbahaya
Halusinasi Menunjuk-nunjuk ke Melihat bayangan,
penglihatan arah tertentu sinar, bentuk
Ketakutan pada geometris, bentuk
sesuatu yang tidak kartun, melihat hantu
jelas atau monster
Halusinasi Menghidung seperti Membaui bau-bauan
penghidung sedang membaui seperti bau darah,
tertentu urine, feses, kadang-
Menutup hidung kadang bau itu
menyenangkan
Halusinasi Sering meludah Merasakan rasa
pengecapan Muntah seperti darah urine
atau feses
Halusinasi Menggaruk-garuk Mengatakan ada
perabaan permukaan kulit serangga di
permukaan kulit
Merasa seperti
tersengat listrik
b) Isi Halusinasi
Data tentang isi halusinasi dapat kita ketahui dari hasil
pengkajian tentang jenis halusinasi.
11
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN
A. Persiapan Pasien
1. Kriteria Pasien
a. Kriteria inklusi
1) Klien dengan halusinasi.
2) Klien yang sudah mampu belajar menghardik halusinasi.
3) Klien yang mau diajak TAK.
4) Klien yang tidak menjalani terapi lain misalnya ECT/ rehabilitasi.
b. Kriteria ekslusi
1) Klien yang sedang marah.
2) Klien yang tidak bisa diajak kerja sama/menolak berkomunikasi.
2. Pasien yang Mengikuti TAK
Table 3.1
Data Pasien Di Ruang Nakula RSJD Surakarta
No Nama Pasien
1
2
3
4
5
14
B. Persiapan Perawat
1. Struktur Perawat Pelaksanaan
a. Sesi I, II dan III
Leader :
Co Leader :
Observer :
Fasilitator :
Keterangan :
: Leader
: Co. Leader
: Fasilitator
: Observer
: Klien
E. Persiapan Pelaksanaan
1. Pelaksanaan Interaksi
a. Sesi I : Mengenal halusinasi
1) Tujuan :
a) Klien dapat mengenal halusinasi
b) Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
c) Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
d) Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
2) Teknis Kegiatan
a) Persiapan
(1) Memilih klien sesuai dengan kriteria inklusi.
(2) Membuat kontrak dengan klien.
(3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Orientasi
(1) Salam terapeutik
(a) Salam dari terapis kepada klien.
(b) Perkenalan nama dan panggilan terapis
(c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri
papan nama)
(2) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini..
(3) Kontrak
16
d) Metode
(1) Diskusi dan Tanya jawab
(2) Bermain peran/simulasi
e) Langkah Kegiatan
(1) Persiapan
(a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah
mengikuti sesi1
(b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
(2) Orientasi
(a) Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Klien dan terapis pakai papan nama
(b) Evaluasi/Validasi
Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang
terjadi: isi, waktu, situasi, dan perasaan.
(c) Kontrak
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan
satu cara mengontrol halusinasi
(2) Menjelaskan aturan main, yaitu:
Jika ada klien yang ingin meninggalkan
kelompok, harus minta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 45 menit
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal
sampai selesai
(3) Tahap Kerja
(a) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi,
kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan
perasaan klien saat terjadi halusinasi. Sampai semua
klien mendapat giliran.
(b) Beri pujian setiap klien selesai menceritakan
(c) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik halusinasi saat halusinasi muncul
18
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN TAK
A. SESI I
Tabel 1
Kemampuan Mengenal Halusinasi
Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi,
waktu, situasi dan perasaan. Beri tanda jika kklien mampu dan tanda -
jika kien tidak mampu.
26
B. SESI II
Tabel 2
Kemampuan Mengontrol Halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang
biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifannya, cara
menghardik halusinasi dan memperagakannya. Beri tanda jika kklien
mampu dan tanda - jika kien tidak mampu.
27
C. SESI III
Tabel 3
Kemampuan Menyusun Jadwal Kegiatan
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun
jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan duacara mencegah halusinasi.
Beri tanda jika klien mampu dan tanda - jika kien tidak mampu.
28
D. SESI IV
Tabel 4
Kemampuan Bercakap-cakap Untuk Mencegah Halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun
jadwal kegiatan harian, dan menyebutkan duacara mencegah halusinasi.
Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika kien tidak mampu.
E. SESI V
Tabel 5
Kemampuan patuh minum obat untuk menceah halusinasi
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.
Beri tanda jika klien mampu dan tanda x jika kien tidak mampu.