SKRIPSI
Oleh
Yusuf Rusdi
NIM 6450403181
Yusuf Rusdi. 2007. Hubungan antara Getaran Mesin pada pekerja bagian
Produksi dan Carpal Tunnel Syndrome Industri Pengolahan Kayu
Brumbung Perum Perhutani unit I Jawa Tengah Tahun 2007. Skripsi.
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Herry Koesyanto, M.S.
II : Mardiana, S.K.M.
Kata kunci : Getaran Mesin dan Carpal Tunnel Syndrome.
ii
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN :
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
judul " Hubungan antara Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi dan Carpal
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Sutardji, M.S.
sekaligus sebagai Pembimbing I, Bp. Drs. Herry Koesyanto, M.S. yang telah
5. Pembimbing II, Ibu Mardiana, S.K.M atas arahan dan bimbingan dalam
v
6. Kepala Biro S.D.M dan Umum Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Bp. Ir.
10. Semua pihak yang ikut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa
Semoga Allah SWT memberikan pahala berlimpah atas bantuan yang telah
kritik dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi semua
Semarang, 2007
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.1.3 Sumber Getaran................................................................................. 11
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
ix
4.1.3 Carpal Tunnel Syndrome .................................................................. 43
syndrome .......................................................................................... 44
4.2 Pembahasan.......................................................................................... 46
Syndrome........................................................................................... 47
5.2 Saran..................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 56
x
DAFTAR TABEL
Tabel
8 Keluhan Subyektif......................................................................................... 44
Syndrome.................................................................................................... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3. Tes tinnel...................................................................................................... 28
4. Kerangka Teori............................................................................................. 31
5. Vibration Meter............................................................................................ 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Kuesioner ..................................................................................................... 56
6. Analisis Bivariat........................................................................................... 66
8. Menacari OR ................................................................................................ 68
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
masyarakat dan diimbangi dengan pendirian pabrik yang banyak menyerap tenaga
atau alat-alat mekanis lainnya yang dijalankan dengan suatu motor. Sebagian dari
kekuatan mekanis ini disalurkan ke tubuh pekerja atau lainnya dalam bentuk
getaran mekanis. Pada umumnya getaran mekanis ini tidak dikehendaki oleh para
pekerja kecuali getaran pada palu pneumatik, maka perlu diketahui lebih lanjut
dari efek buruk dan batasan-batasan getaran yang aman bagi tenaga kerja
(Suma’mur, 1996:75).
perakitan kapal dan otomotif, juga diper tambangan, kehutanan dan pekerjaan
konstruksi. Alat-alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efek
yang getarannya dibawah nilai ambang batas yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja
maka tidak begitu mendatangkan bahaya bagi kesehatan pekerja, tetapi dalam
1
2
bergetar secara terus menerus dengan nilai diatas ambang batas getaran yaitu 4
muncul dalam waktu yang berbeda-beda sejak pertama terpapar, tetapi kadang-
kadang gejala ini timbul dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Perubahan
rangka biasanya timbul tidak lebih awal dari 10 tahun atau lebih (C. Wijaya,
1995:177).
hantarkan per satuan permukaan selama periode waktu tertentu, energi mekanis
ini adalah fungsi dari frekuensi dan intensitas gerakan osilasi yang menghasilkan
getaran. Besar energi yang diabsorbsi adalah fungsi dari frekuensi, intensitas dan
lamanya getaran (C. Wijaya, 1995:174). Tenaga kerja diatas usia 29 tahun
saraf perifer, sengatan dingin sebelumnya pada tangan (C. Wijaya, 1995:177).
Getaran yang dihasilkan oleh mesin apabila terpapar oleh manusia atau
pekerja dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi kesehatan antara lain :
Angioneurosis jari-jari tangan, Gangguan tulang, sendi, dan otot, Neuropati, dan
Carpal tunnel syndrome. Getaran pada mesin yang digunakan dengan bantuan
terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus
Jakarta pada 2001 terdapat 238 pasien, pada 2002 sempat turun menjadi 149
syaraf (EMG). Dari 36 pasien, 20 orang merasakan nyeri pada tangan kanan, 6
(www.republika.co.id).
pengolahan kayu milik perusahaan umum Perhutani unit 1 Jawa Tengah yang
produksi IPK Brumbung mengunakan mesin seperti : band resaw, cross cut, log
band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder, dimana alat-
alat tersebut penghasil getaran yang dapat mengganggu kesehatan para operator
Study pendahuluan tanggal 16 april 2007 tentang nilai intensias getaran mesin
pada bagian produksi rata-rata nilai intensitas getaran alat kerja tangan seperti
band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan
4
spindel moulder adalah 4,3 m/det2 dimana melebihi nilai ambang batas getaran
yang ditetapkan menurut KEP.51/MEN/1999 yaitu 4 m/det2 untuk 8 jam kerja dan
judul ''Hubungan antara Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi dengan
sehingga perlu kiranya masalah tersebut untuk diteliti, dianalisis dan dipecahkan.
Dari latar belakang diatas penulis mengambil permasalahan yaitu: Apakah ada
hubungan antara getaran mesin pada pekerja bagian produksi dengan Carpal
antara getaran mesin pada pekerja bagian produksi dengan Carpal Tunnel
Mengetahui tentang bahaya dan efek yang dapat ditimbulkan oleh getaran
kerja terutama pada bagian produksi, sehingga dapat dijadikan dasar pengendalian
Ruang lingkup waktu pada penelitian ini adalah bulan April sampai Mei tahun
2007.
Tabel 1
Keaslian Penelitian
2 Beberapa Faktor Siti Tahun 2001 Rancangan Variabel bebas Terdapat hubungan
resiko yang Badriyah industri dengan adalah : umur, antara umur, masa
berhubungan pengolahan menggunaka masa kerja, kerja, paparan
dengan kejadian kayu dan n cross getaran getaran lengan
Carpal tunnel meubel sectional setempat, tangan, gerakan
syndrome pada CV.Bakti- getaran tangan tangan dan
tenaga kerja laki- Batang dan kekuatan, kekuatan, posisi
laki bagian posisi tangan tangan statis,
produksi di statis, gerakan gerakan tangan
industri tangan berulang, ergonomi
pengolahan kayu berulang, kerja dengan
dan meubel CV. ergonomi kerja. kejadian carpal
Bakti- Batang tunnel syndrome
bulan September Variabel terikat pada pekerja laki-
tahun 2001 adalah : laki bagian
kejadian produksi di industri
carpal tunnel pengolahan kayu
syndrome. dan meubel
CV.bakti-Batang
bulan September
tahun 2001.
7
3 Tahun dan tempat Tahun 2005, Tahun 2001, Industri Tahun 2007,
penelitian Perum Perhutani unit Pengolahan Kayu dan Industri Pengolahan
1 Jawa Tengah Meubel CV.Bakti- Kayu Brumbung
Batang Perum Perhutani
Unit I Jawa
Tengah.
LANDASAN TEORI
2.1 Getaran
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat
oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis
lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). Getaran merupakan efek suatu sumber yang
memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). Getaran (vibrasi) adalah suatu
faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh
Menurut Gierke dan Nixon (1976) yang dikutip oleh J.F. Gabriel
(1996:96), getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan
melalui udara sehingga akan mencapai telinga. Getaran dengan frekuensi 1-20 Hz
pada telinga, nyeri dada, dan bisa terjadi getaran seluruh tubuh.
9
10
ditimbulkan oleh alat-alat mekanis yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh
dan dapat menimbulkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada tubuh kita.
yaitu getaran seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.
konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat-
alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan
yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang
ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu
terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri
adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya
dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan
11
kapal. Efek pada organ tertentu bergantung pada resonansi alamiah organ tersebut
: dada (3-6 Hz), kepala (20-30 Hz), rahang (100-150 Hz), dan seterusnya.
seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang
laktat dalam alat-alat dengan bertambahnya panjang waktu reaksi. Rasa tidak enak
menyebabkan pengenduran otot. Lain dari itu getaran-getaran frekuensi tinggi 30-
penyokong alat-alat dan landasan kekuatan serta kerja otot. Kerangka, alat-alat,
urat, dan otot memiliki sifat elastis yang bekerja secara serentak sebagai peredam
dan penghantar getaran. Pengaruh getaran terhadap tubuh ditentukan sekali oleh
posisi tubuh atau sikap kerja (J.F. Gabriel, 1996:97). Menurut Emil Salim
(2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan getaran pada seluruh tubuh
atau umumnya (Whole Body Vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja
yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri tetapi landasannya bergetar.
12
Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian
peralatan yang bergetar, frekuensinya biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang
paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada
3. Gerinda,
4. Penempa palu.
Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya, efek ini
1. Efek vaskuler-pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah
Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut
Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada
tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi
dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa:
1. Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip
dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan
13
kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi.
dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja,
dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan
dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang
berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-
pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan
pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan
kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase
Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan
oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada
musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan
14
dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini
paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hampir
seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh
suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada
stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh
adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas.
Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi parokisme jari
dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam
dokter menambah rasa dingin dengan meletakan handuk basah pada bahu).
Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari
melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat
waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode
15
pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto Djojodibroto,
1995:137).
(khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala
subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsional
trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi
tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan
2.1.5.3 Neuropati
umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu faktor
menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer
(Wijaya.C, 176).
dibandingkan dengan NAB yang tercantum pada keputusan Menteri Tenaga kerja
pemanjanan adalah:
Tabel.3
Menyebutkan bahwa nilai ambang batas (NAB) getaran alat kerja yang kontak
langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan
sebesar 4 m/det2.
17
(2005:18) menyebutkan bahwa tes kekuatan tangan ada beberapa macam antara
lain:
kuat dua jari anda, kemudian berusahalah menarik jari-jari tersebut dari
genggamanya.
3. Tes manset tensi meter, yakni dengan melingkar konfensi meter dan pompalah
4. Tes Phalen, yakni dengan hiperfleksi pegelangan tangan selama satu menit.
5. Tes Tinnel, yakni dengan hiperekstensi pegelangan dan perkusi ringan diatas
seringkali merasa nyeri di daerah distribusi nervus medianus bila dilakukan salah
6. Tes penyelupan ke dalam air es, yakni dengan meminta pasien mencelupkan
dan nyeri yang khas. Biasanya dilakukan pada pasien penerita Fenomena
Raynaud.
18
7. Tes Allen, yakni dengan meminta pasien mengepalkan tinjunya sementara kita
menekan arteri ulnaris dan radialis pada pergelangan tangannya. Mintalah pasien
membuka kepalan tinjunya dan lepaskan tekanan pada satu arteri saja, darah harus
mengisi kembali kapiler seluruh jari dan telapak tangan. Tidak adanya atau
warna merah normal hanya akan terjadi pada setengah tangan bila arteri palmalis
arteri lainnya ketika anda mengulangi urutan yang sama dan perhatikan pengisian
berikut :
dengan damping/peredam).
Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan
getaran di sekelilingnya.
19
Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh.
orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak
kemudian C.
Pada saat awal, dan kemudian pemeriksaan berkala setiap 5 tahun sekali.
Sedangkan untuk kasus yang berlanjut, maka interval yang diambil adalah 2-3
tahun sekali.
Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah
2.2.1 Pengertian
(2005: 21), bahwa Carpal Tunnel Syndrome merupakan salah satu gangguan pada
lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal, baik akibat
edema fasia yang mengatapi terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada
karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada
nervus medinus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini
Menurut Habes D.J (1996) yang dikutip Arief Budiono mengatakan bahwa
darah) dan atau demyelination (kerusakan pada mukosa syaraf) akibat trauma
mekanik. Cedera seperti ini dapat terjadi jika nervus medianus mengalami
tangan, pergelangan tangan, dan siku yang sering digunakan dalam melakukan
pekerjaannya.
21
Pembekakan pada tendon dan mukosa karena melakukan pekerjaan yang berat
terhadap nervus medianus akan berlanjut jika tekanan tersebut terjadi secara
Gambar.1
Penekanan pada Nervus Medianus
(Sumber : www.medicastore.com)
22
Carpal Tunnel Syndrom dapat terjadi akibat adanya penyakit lain yang
Gejala di terowongan carpal ini juga umum terjadi pada lansia penderita
rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat pembesaran otot melainkan
kesemutan atau rasa baal, biasanya gejala terjadi pada pagi hari dan menghilang
pada siang hari. Gejala kesemutan karena rematik hilang sendiri bila rematiknya
Keadaan lokal lainnya seperti inflamasi sinovial serta fibrosis (seperti pada
tenosinivitis), fraktur tulang carpal, dan cedera termal pada tangan atau lengan
Carpal tunnel syndrom ini juga sering terjadi berkaitan dengan kelainan
tergantung pada kadar gula darah, tetapi pada lamanya si penderita mengidap
diabetes. Semakin lama menderita diabetes maka semakin tinggi pula rasa
23
kesemutan itu muncul. Jadi bisa saja seorang penderita merasakan kesemutan
kesemutan pada ujung jari terus-menerus, kemudian disertai rasa nyeri yang
menikam seperti tertusuk-tusuk diujung telapak kaki atau tangan terutama pada
2.2.3.4 Hipertensi
Carpal tunnel syndrom juga dapat terjadi akibat penyakit lain sebagai
salah satu bentuk komplikasi. Orang yang tidak teratur olahraga juga terancam
penyakit ini karena tubuh yang kurang terlatih menyebabkan sirkulasi darah dan
otot kurang bisa bertoleransi dengan stres, serta kebiasaan merokok dan
2.2.3.5 Tumor
median seperti neurofibroma, sista ganglion, dan tumor jinak lainnya. Ada pula
kesemutan yang tidak bisa hilang sendiri, gejala awal yaitu kesemutan di telapak
kaki, lambat laun telapak kaki terasa tebal. Rasa tebal itu manjalar ke betis lalu ke
lutut. Setelah beberapa waktu kaki yang terasa terganggu mulai lemah dan sukar
berjalan. Gejala di perparah dengan sakit kepala yang hebat dan saat batuk dan
mengedan pun kepalanya terasa sakit. Lambat laun, kedua kakainya terasa lumpuh
dan penglihatan jadi kabur. Ternyata hal tersebut di karenakan ada tumor pada
bagian kepala depan otak. Sebuah penyakit serius dengan gejala awal sepele (Lily
Wibisono).
24
Gambaran klinis yang paling menonjol adalah nyeri dan paresthesia yang
Medianus distal.
2. Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang lama,
4. Kelemahan tenar/atrofi
tangan, dan sering atau beratnya kekuatan atau tekanan pada pergelangan tangan
atau vibrasi.
setengah jari manis dan ujung dorsal ketiga jari pertama dan setengah jari
keempat. Kehilangan sensorik jari yang disebabkan lesi pada nervus medianus
sensorik dalam area jauh lebih kecil yang hanya terbatas pada area persyarafan
6. Lemah pegangan.
13. Gangguan ini dapat terjadi pada pria/wanita pada usia 29-62 tahun.
phllen dan tes tinnel karena sudah dapat mendeteksi keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh pasien pada daerah telapak tangan. Berikut ini adalah penjelasan
Menurut Talley, dkk, 1994 yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Tes ini
volar ibu jari tangan dan jari telunjuk (posisi key grip). Mintalah pasien untuk
2) Tes Allen
sementara kita menekan arteri ulnaris dan radialis pada pergelangan tangan.
Mintalah pasien membuka kepalan tinjunya dan lepaskan tekanan pada satu arteri
saja, darah harus segera mengisi kembali kapiler seluruh jari dan telapak tangan.
obstruksi. Penyebaran warna merah normal hanya akan terjadi pada setengah
penekanan arteri lainnya ketika anda mengulangi urutan yang sama dan
3) Tes Phalen
Menurut Scherokman, dkk (1996) yang dikutip Arief Budiono, Tes ini dilakukan
tangan menetap berlawanan satu sama lain selama 30 detik. Tes ini dikatakan baik
jika punggung telapak tangan satu dengan yang lain saling menempel dan adanya
27
penekanan dari kedua tangan dengan keadaan horisontal. Tes phallen dilakukan
Gambar. 2
Tes Phallen
(Sumber : www.medicastore.com)
4) Tes Tinnel
Menurut Scherokman, dkk (1996) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Tes
pemeriksa akan mengetuk dengan jari tangan. Pada saat jari tangan pemeriksa
Gambar. 3
Tes Tinnel
(Sumber : www.medicastore.com)
2. Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi natural saat kerja.
1. Umur
syndrome, dimana usia terjadinya penyakit ini berkisar antara 29-60 tahun
dengan alat kerja tangan makin lama pula karena penggunaan tiap hari pada waktu
kerja dan kemampuan elastisitas tulang, otot ataupun urat semakin berkurang
2. Masa kerja
Gangguan yang disebabkan oleh getaran dapat muncul dalam waktu yang
dalam beberapa bulan setelah paparan berat. Perubahan rangka biasanya timbul
tidak lebih awal dari 10 tahun atau lebih (C. Wijaya, 1995:177). Dengan masa
kerja yang lama maka paparan yang sampai ke tubuh makin sering pula. Hal itu
akan mempermudah pekerja terkena carpal tunnel syndrome dimana efek yang
3. Riwayat Pekerjaan
terpapar getaran alat tangan oleh alat kerja diluar, maka kemungkinan besar
pekerja akan dengan mudah terkena carpal tunnel syndrome karena makin sering
Untuk paparan 8 jam kerja maka nilai ambang batas yang ditetapkan
sudah 8 jam kerja dan pada saat pulang ditambah dengan aktivitas yang dapat
penambahan waktu kerja lebih besar dari 8 jam kerja. Hal tersebut akan
5. Pemakain APD
diminimalkan. Alat pelindung diri yang cocok untuk getaran yang dirambatkan
melalui alat kerja tangan adalah sarung tangan dengan bahan busa dan pemberian
damping atau peredam dari karet pada alat yang berhubungan langsung dengan
dikurangi hingga dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan yaitu 4 m/det2.
31
Faktor Resiko
Getaran Seluruh Getaran Lengan
Tubuh (Whole Tangan (Hand
Body Vibration) Arm Vibration)
Penyakit Otot dan Sendi :
Arthritis Reumatoid
Penyakit Metabolik :
Diabetes Militus
Hipertensi
Umur, masa kerja, Riwayat
pekerjaan, Aktivitas fisik selain
Tumor pekerjaan, Pemakaian APD
Gambar. 4
Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi dari Pustaka "Annies (2005:96), Ronald E. Pakasi, Arief
Budiono (2005:29)".
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel Pengganggu:
1 Umur
2 Masa kerja
3 Riwayat Pekerjaan
4 Aktifitas fisik selain
pekerjaan
5 Kondisi kesehatan
6 Pemakaian APD
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah “ada hubungan antara
getaran mesin pada pekerja bagian produksi dengan Carpal Tunnel Syndrome
Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah Tahun
2007''.
32
33
3.3.1 Getaran
Getaran mesin adalah getaran yang dihasilkan oleh alat kerja tangan bagian
produksi pada industri pengolahan kayu brumbung perum perhutani unit 1 Jawa
Tengah seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross
1. Melewati atau sama dengan Nilai Ambang Batas (NAB) getaran yang ditetapkan
2. Tidak melewati Nilai Ambang Batas (NAB) getaran yang ditetapkan sesuai
pemakaian peralatan yang bergetar seperti band resaw, cross cut, log band saw,
planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder. Skala pengukurannya
adalah Nominal.
1. Sakit, yaitu jika salah satu tes yaitu tes tinnel atau tes phalen menunjukan nilai
2. Tidak sakit, yaitu jika kedua tes yaitu tes tinnel dan tes phalen menunjukan nilai
3. 4 Variable penelitian
Variable adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono,
2003:2).
tertentu.
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Jenis penelitian adalah “explanatory
dan variabel terikat melalui pengujian hipotesis. Metode penelitian yang digunakan
diperiksa pada hari atau saat yang sama, akan tetapi baik variabel bebas maupun
35
variabel tergantung dinilai hanya satu kali saja (Sudigdo. S dan Sofyan Ismael,
1995:67).
Brumbung Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Jumlah populasi yang akan diambil
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti
Berdasarkan rumus Stanley Lemeshow (1997:54) (lihat lampiran 8), didapat sampel
1. Vibration meter
Gambar. 5
Vibration Meter
(Sumber : www.medicastore.com)
3. Kuesioner.
Data merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap penelitian. Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka digunakan teknik-
teknik sehingga data yang didapat dapat dikatakan valid, teknik-teknik pengambilan
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti
selanjutnya pemeriksa akan mengetuk dengan jari tangan. Pada saat jari tangan
pemeriksa mengetuk pada saraf yang rusak, pekerja akan mengalami paresthesia
pada tangan yakni pada tiga jari pertama. Tes ini dilakukan oleh tenaga ahli dari
Gambar. 6
Tes Tinnel
(sumber : www.medicastore.com)
3.8.1.2 Tes Phalen
Tes ini dilakukan dengan meminta pekerja untuk melakukan fleksi dan hiperfleksi
pergelangan tangan menetap berlawanan satu sama lain selam 60 detik. Tes ini
dilakukan oleh. tenaga ahli dari Balai Hiperkes Semarang dan peneliti. Tes ini
dikatakan baik jika punggung telapak tangan satu dengan yang lain saling menempel
Gambar. 7
Tes Phallen
(Sumber : www.medicastore.com)
38
kayu Brumbung Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah. Pengukuran getaran mekanis
2) Letakan pada badan mesin yang bergetar atau pada bagian mesin yang langsung
Gambar. 8
Pengukuran Getaran
(sumber : www.medicastore.com)
Data sekunder disini adalah data yang cara pengumpulannya diperoleh dari orang
1. Umur Responden
data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang telah terkumpul
3) Entry adalah kegiatan memasukan data yang telah didapat kedalam program
dengan mudah dapat dijumlah, disusun, dan ditata untuk disajikan dan proses tab
ulasi dapat dilakukan dengan berbagai cara antra lain : dengan metode talley,
berikut:
40
1) Analisis univariat
distribusi dan prosentase pada tiap variabel. Analisis ini digunakan unuk mengetahui
carpal tunnel syndrome dalam bentuk mean, median, dan modus dalam bentuk tabel-
2) Analisis Bivariat
1. Jumlah sampel harus cukup besar untuk meyakinkan kita bahwa terdapat
2. Pengamatan harus bersifat independen (unpaired). Ini berarti jawaban satu subyek
tidak berpengaruh terhadap jawaban subyek lain atau satu subyek hanya satu kali
3. Pengujian chi-kuadat hanya dapat digunakan dalam data deskrit (data frekuensi
atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokan menjadi kategori.
4. Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang
diamati.
5. Pada derajat kebebasan sama dengan 1 (tabel 2 x 2) tidak boleh ada nilai ekspetasi
yang sangat kecil. Secara umum bila nilai yang diharapkan terletak dalam satu sel
yang sangat kecil (< 5) sebaiknya chi-kuadrat tidak digunakan karena dapat
41
6. Jika uji chi-square tidak memenuhi syarat maka dapat menggunakan uji alternatif
(IPK) Brumbung Perum perhutani unit I Jawa Tengah Tahun 2007 di bagian
produksi terhadap peralatan kerja yang merupakan sumber getaran yang terpapar
Tabel.4
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa 78,8 % (26 buah mesin) memiliki nilai
intensitas getaran mekanis diatas nilai ambang batas getaran yang telah ditetapkan
yaitu 4 m/det2. Sedangkan 21,2 % (7 buah mesin) memiliki nilai intensitas getaran
mekanis dibawah nilai ambang batas getaran yang telah ditetapkan yaitu 4 m/det2.
42
43
Data yang didapat dari Industri Pengolahan Kayu (IPK) Brumbung Perum
perhutani unit I Jawa Tengah Tahun 2007 di bagian produksi diperoleh distribusi
responden menurut kelompok umur dengan interval kelas 3 (lihat lampiran. 7) dapat
Tabel.5
Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 45-48 tahun
sebanyak 17 responden (51,5 %). Responden yang mempunyai umur 41-44 tahun
responden (15,2 %) dan umur 37-40 tahun sebanyak 2 responden (6,1 %).
Distribusi responden menurut masa kerja yang telah ditempuh dapat dilihat
Tabel.6
Distribusi Responen Menurut Masa Kerja
No Masa Kerja Jumlah Prosentase (%)
(1) (2) (3) (4)
1 10-15 tahun 3 9,1
2 16-25 tahun 27 81,8
3 ≥ 26 tahun 3 9,1
Jumlah 33 100,0
Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai masa kerja
antara 16-25 tahun sebanyak 27 responden (81,8 %). Responden yang mempunyai
masa kerja antara 10-15 tahun sebanyak 3 responden (9,1 %) dan yang memiliki
produksi Industri Pengolahan Kayu (IPK) Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
Hasil pemeriksaan kesehatan lengan tangan pekerja dapat dilihat pada tabel 7
dibawah ini.
Tabel. 7
Hasil Pemeriksaan Kesehatan Lengan Tangan pekerja
Carpal Tunnel Syndrome
Jumlah Ya Tidak
Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
33 100,0 19 57,6 14 42,4
responden atau 57,6 % ( minimal mempunyai nilai positif pada salah satu tes yang
45
42,4 % (Mempunyai nilai negatif pada keseluruhan tes yang dilakukan) tidak
pekerja Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah
Tabel. 8
Keluhan Subyektif
No Keluhan Subyektif Jumlah Prosentase (%)
(1) (2) (3) (4)
1 Parestesia/ kesemutan 13 68,4
2 Seperti Tertusuk 2 10,5
3 Sakit 3 15,8
4 Sakit Jempol 1 5,3
Jumlah 19 100,0
orang responden (10,5 %) mengalami keluhan tangan terasa seperti tertusuk, 3 orang
responden (15,8 %) mengalami keluhan tangan terasa sakit, dan 1 orang responden
Syndrome
Tunnel Syndrome dapat dilihat dari hasil uji chi-square sebagai berikut
46
Tabel.9
Tabulasi Silang antara Intensitas Getaran dengan
Carpal Tunnel Syndrome
Hasil uji statistik antara intensitas getaran mesin dan carpal tunnel syndrome
diperoleh nilai p-value adalah 0,001. Dengan taraf kesalahan 5 % maka dapat
diterima. Dengan demikian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
getaran mesin bagian produksi dan carpal tunnel syndrome pada pekerja Industri
Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit I Jawa Tengah. Nilai OR pada
penelitian ini adalah 39 (Lihat lampiran 8), dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pekerja yang terpapar getaran mempunyai resiko 39 kali menderita carpal tunnel
carpal tunnel syndrome dengan intensitas getaran diatas NAB adalah 73,1 % (19
orang responden) lebih besar dari pada proporsi responden yang tidak menderita
carpal tunnel syndrome dengan intensitas getaran diatas NAB yaitu 26,9 % (7 orang
syndrome dengan intensits getaran dibawah NAB adalah 100 % ( 7 orang responden)
47
dan tidak terdapat responden yang menderita carpal tunnel syndrome dengan
4.2 Pembahasan
Getaran merupakan salah satu faktor fisik yang ada dilingkungan kerja yang
berasal dari peralatan dan mesin yang bergetar dan dapat menjalar ke tubuh manusia
melalui lengan tangan pekerja. Getaran yang sampai ke tubuh manusia melalui
Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa intensitas getaran mesin yang ada
pada bagian produksi industri pengolahan kayu brumbung perum perhutani unit 1
jawa tengah berkisar antara 2,0 m/det2 sampai dengan 9,8 m/det2. setelah dilaakukan
bahwa 26 buah mesin (78,8 %) memiliki intensitas getaran diatas atau sama dengan
4 m/det2 dan 7 buah mesin (21,2%) memiliki intensitas getaran dibawah 4 m/det2.
karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada
nervus medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini
waktu yang panjang secara berulang (Ronald E. Pakasi). Carpal Tunnel Syndrome
dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan kepada tenaga kerja yang dilakukan
oleh dokter hiperkes yang meliputi tes tinnel dan tes phallen dimana pekerja
48
dikatakan menderita carpal tunnel syndrome apabila salah satu tes yaitu tes tinnel
menderita carpal tunnel syndrome. Keluhan subyektif yang dirasakan oleh pekerja
telapak tangan seperti tertusuk (10,5%), sakit pada telapak tangan (15,8%), dan sakit
pada jempol (5,3%). Banyak responden yang menderita carpal tunnel syndrome
pelindung diri berupa sarung tangan sehingga paparan getaran akan secara utuh
4.2.3 Hubungan antara Intensitas Getaran Mesin dan Carpal Tunnel Syndrome.
dalam bidang pengolahan hasil hutan yang lebih spesifik pada kayu dimana dalam
getaran diatas nilai ambang batas yang ditetapkan yaitu rata-rata 4,3 m/det2, dimana
apabila paparan yang ada tiap hari terkena oleh pekerja maka akan dapat
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh getaran alat kerja. Penyakit yang biasanya
muncul pada pekerja dengan paparan getaran yang tinggi adalah carpal tunnel
syndrome dimana alat yang digunakan terpapar pada pekerja dalam jangka waktu
yang lama (C.Wijaya, 1995: 174). Alat-alat yang digunakan pada perusahaan akan
49
bergetar dan getaran tersebut akan disalurkan pada lengan tangan, getaran yang
dihasilkan oleh alat kerja dalam waktu singkat tidak berpengaruh / menimbukan efek
pada tangan, tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan /
carpal tunnel syndrome dimana sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa carpal
terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya penekanan pada nervus
medianus yang melewati terowongan karpal, gangguan pada syaraf ini berhubungan
dengan pekerjaan yang mempunyai paparan getaran dalam jangka waktu yang
panjang secara berulang (Ronald E. Pakasi). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Arief Budiono dan Siti Badriah menunjukan hasil yang sama yaitu terdapat
hubungan yang signifikan antara getaran mesin dengan syndrome getaran lengan
tangan dan carpal tunnel syndrome. Hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat
57,6 % responden menderita carpal tunnel syndrome dan 42.4 % responden tidak
menderita carpal tunnel syndrome dengan hasil analisis data diperoleh nilai
probabilitas (p-value) 0,001 dimana lebih kecil dari nilai 0,05 (0,001<0,05) sehingga
dapat berarti ada hubungan yang signifikan antara getaran mesin bagian produksi dan
carpal tunnel syndrome pada pekerja Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum
Perhutani unit I Jawa Tengah tahun 2007. Nilai OR pada penelitian ini adalah 39
(Lihat lampiran 8), dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerja yang terpapar
Pada pekerja Industri Pengolahan kayu Brumbung pada bagian produksi pada
umumnya memiliki masa kerja rata-rata diatas 22 tahun, dimana hal itu dapat
mempengaruhi kejadian penyakit carpal tunnel syndrome. Apabila masa kerja lama,
maka dapat dipastikan bahwa pekerja tiap harinya akan terpapar alat kerja dengan
intensitas getaran yang ada dan akan menyebabkan gangguan kesehatan berupa rasa
industri pengolahan kayu brumbung sebagian besar memiliki umur diatas 40 tahun,
syndrome karena penyakit ini dapat menyerang orang dengan usia antara 29-60
dan masa kerja yang cukup lama, tidak adanya peredam / damping yang dipasang
pada bagian mesin yang berhubungan langsung dengan pekerja yang dapat
damping / peredam maka intensitas getaran yang disalurkan akan berkurang dan
diharapakan berada pada ambang batas intensitas getaran yang ditetapkan yaitu 4
m/det2. Apabila tidak adanya peredam pada alat kerja dapat dipastikan getaran yang
ada akan langsung disalurkan tanpa adanya hambatan atau pengurangan nilai
intensitas getaran yang ada pada alat, hal tersebut akan mempermudah terjadinya
pekerja akan bahaya yang ditimbulkan oleh getaran terutama pada bagian lengan
51
tangan pekerja. Tingkat kesadaran yang rendah tentang penggunaan alat pelindung
diri yaitu sarung tangan dapat juga berpengaruh memperparah pemaparan getaran
yang menjalar ke lengan tangan pekerja, dimana getaran yang ada langsung
merambat kelengan tangan pekerja tanpa adanya pengurangan intensitas getaran dari
alat kerja. Para pekerja pada umumnya waktu melakukan pekerjaan, posisi dari tubuh
atau bagian tubuh sering kali bersifat monoton sehingga pada daerah telapak tangan
terjadi penekanan pada daerah nervus medianus dan akan menyebabkan carpal
tunnel syndrome.
4.3.1. Setelah dilakukan penelitian ditemukan fakta bahwa carpal tunnel syndrome
tidak hanya dipengaruhi oleh getaran mesin, tetapi ada faktor lain seperti gerakan
tangan dan kekuatan tangan waktu memegang alat kerja, posisi tangan statis / tetap,
gerakan tangan berulang, ergonomi kerja, penggunaan alat pelindung diri, tetapi
5.1 Simpulan
Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi dengan Carpal Tunnel Syndrome
Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani unit I Jawa Tengah tahun
2007.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran yang diajukan pada
dengan getaran mesin bagian produksi dan carpal tunnel syndrome antara lain :
5.2.1 Bagi Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah, Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata intensitas getaran mesin diatas
NAB yaitu 4 m/det2 sehingga perlu diadakan pengendalian terhadap getaran mesin
pada bagian produksi yaitu dengan cara memberi pelumas/ olie dan perbaikan pada
5.2.2 Bagi Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
Tengah, Perlu adanya peningkatan pengetahuan para pekerja tentang bahaya yang
ditimbulkan oleh getaran dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri berupa
sarung tangan dengan bahan dasar busa pada saat bekerja dengan diadakannya
52
53
5.2.3 Bagi Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I Jawa
carpal tunnel syndrome maka perlu diadakan pemeriksaan kesehatan berkala guna
5.2.4 Bagi pekerja Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani Unit I
Jawa, Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek (minimal 2 menit
setiap 30 menit kerja pada bagian tangan yang terpapar dengan getaran langsung)
Arief Budiono. 2005. Hubungan Antara Getaran Mekanis Alat Kerja dengan
Syndrome Getaran Lengan Tangan pada Operator Mesin di Bagian
Moulding Perum Perhutani Unit 1 Jawa Tengah. Skripsi S-1.
Universitas Negeri Semarang.
Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : P.T Elex Media Komputindo.
Anonim. Sindrome Kanalis Karpal ( carpal tunnel syndrome ). Diambil dari http ://
www.cybermed.cbn.net.id.
Bhisma Murti. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta : UGM
Press.
Depdiknas. 2002. Kampus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai
Pustaka.
Eko Nurmianto. 2003. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya : Prima
Printing.
Hamidah Fadhil. Laser dapat kurangi Nyeri pada Pergelangan Tangan. Diambil dari
http:// www.republika.co.id
54
55
Ronald E. Pakasi. Nyeri dan Kebas Pergelangan tangan Akibat Pekerjaan? Hati-hati
CTS!. Diambil dari http:// www.medicastore.com.
Siti Badriyah. 2001. Beberapa Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian
carpal Tunnel Syndrome pada Tenaga Kerja Laki-laki Bagian Produksi
di Industri Pengolahan Kayu dan Meubel CV.Bakti-Batang Bulan
September Tahun 2001. Skripsi S-1. Universitas Diponegoro Semarang.
Sugeng Budiono. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Utami Widowati. 2003. Nyeri Tak Kenal Maka Tak Sayang. Republika. 4 November
2003.
56
Lampiran.1
KUESIONER PENYARING SAMPEL
Hubungan Antara Getaran Mesin pada pekerja bagian Produksi Dengan
Carpal Tunnel Syndrome Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum
Perhutani Unit I Jawa Tengah tahun 2007
A. Identifikasi Responden :
1. Nama :
2. Umur :
3. Masa Kerja :
4. Jabatan :
B. Riwayat Pekerjaan
1. Apakah saudara pernah bekerja di tempat yang mempunyai getaran dengan
intensitas tinggi sebelum bekerja di tempat ini?
1.Ya 0. Tidak
2 Apakah dirumah atau luar lingkungan pekerjaan saudara sering melakukan
pekerjaan yang berhubungan dngan getaran?
1.Ya 0. Tidak
3. Sarana apa yang saudara gunakan pada saat berangkat/pulang bekerja ?
a. Bus kota
b. Sepeda motor
c. Sepeda
d. Jalan kaki
e. Lainnya(sebutkan) ……………………….
C. Riwayat Penyakit yang Diderita
1. Apakah saudara menderita penyakit reumatik/encok?
1. Ya 0. Tidak
2. Apakah saudara mempunyai cacat tubuh di sekitar lengan?
1. Ya 0.Tidak
3. apakah saudara mempunyai penyakit gula/kencing manis?
1. Ya 0. Tidak
58
Lampiran.1 (Lanjutan)
4. Apakah saudara menderita tekanan darah tinggi?
1. Ya 0. Tidak
D. Faktor Pekerjaan :
1. Apakah saudara memakai peralatan tangan yang bergetar pada saat kerja?
1.Ya 0.Tidak
Jika ya, peralatan yang digunakan……………..
2. Apakah saudara merasa mengeluarkan tenaga yang dipaksakan dengan kekuatan
yang besar?
1.Ya 0. Tidak
3 Apakah posisi tangan saudara dalam bekerja dalam keadaan tetap selama 3 menit
atau lebih?
1 Ya 0. Tidak
4. Bagaimana posisi tangan saudara pada saat bekerja?
Ya Tidak
A. Fleksi
b. Ekstensi
c. Deviasi ulnar
d. Deviasi radial
e. Pronasi
Lampiran.1 (Lanjutan)
E. Aktivitas
1. Apakah saudara sering berolahraga?
1.Ya 0.Tidak
2. Jika ya, berapa kali saudara melakukan olahraga dalam seminggu?
(sebutkan)…………….
3. Jenis olah raga yang sering saudara lakukan?
a. voli
b. bulu tangkis
c. tennis meja
d. tennis lapangan
e. basket
f. olahraga lain (sebutkan)……..……….
F. Keluhan-keluhan subyektif
1. Apakah saudara pernah mengalami gejala-gejala ini bagian tangan, kurang lebih
satu minggu atau sering terjadi berkali-kali ? Dengan gejala-gejala seperti dibawah
ini?
Ya Tidak
a. Sakit
b. Seperti tertusuk
c. Parastesia/kesemutan
d. Mati rasa
e. Jari tangan kaku
(Beri tanda √ pada kotak)
2. Apakah yang saudara lakukan apabila mengalami gejala tersebut?
a. Periksa dokter
b. Perikasa bidan
c. Pijat
d. lainnya(sebutkan)…………………..
60
Lampiran.1 (Lanjutan).
3. Apakah saudara pernah mendengar carpal tunnel syndrome?
1.Ya 0.Tidak
Jika ya, apa pengertiannya?..............................
61
62
63
Lampiran.3
Lampiran.4
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
getaranmesin * cts 33 100.0% 0 .0% 33 100.0%
cts
Tidak
Sakit CTS Sakit CTS Total
getaranmesin >= NAB Getaran Count 19 7 26
Expected Count 15.0 11.0 26.0
% within getaranmesin 73.1% 26.9% 100.0%
< NAB Getaran Count 0 7 7
Expected Count 4.0 3.0 7.0
% within getaranmesin .0% 100.0% 100.0%
Total Count 19 14 33
Expected Count 19.0 14.0 33.0
% within getaranmesin 57.6% 42.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Lampiran.5
DISTRIBUSI DATA PENELITIAN
getaranmesin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid >= NAB Getaran 26 78.8 78.8 78.8
< NAB Getaran 7 21.2 21.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
cts
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sakit CTS 19 57.6 57.6 57.6
Tidak Sakit CTS 14 42.4 42.4 100.0
Total 33 100.0 100.0
umurrespond
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 37-40 2 6.1 6.1 6.1
41-44 9 27.3 27.3 33.3
45-48 17 51.5 51.5 84.8
>=49 5 15.2 15.2 100.0
Total 33 100.0 100.0
66
Lampiran.5 (Lanjutan)
masakerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10-15 3 9.1 9.1 9.1
16-25 27 81.8 81.8 90.9
>=26 3 9.1 9.1 100.0
Total 33 100.0 100.0
Statistics
masakerja
N Valid 33
Missing 0
Mean 22.0909
Median 23.0000
Variance 10.085
Range 14.00
Minimum 14.00
Maximum 28.00
keluhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid parestesia 13 68.4 68.4 68.4
seperti tertusuk 2 10.5 10.5 78.9
sakit 3 15.8 15.8 94.7
sakit jempol 1 5.3 5.3 100.0
Total 19 100.0 100.0
67
Lampiran.6
Analisis Bivariat
Antara Getaran Mesin dengan Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja
bagian produksi Industri Pengolahan Kayu Brumbung Perum Perhutani
unit I Jawa Tengah TAHUN 2007
Lampiran. 7
Rumus Interval kelas untuk umur Responden
K = 1 + 3,3 Log n Keterangan :
= 1 + 4,983
= 5,983
K= 6
Rumus :
= 54 – 38
= 16
Rumus :
= 16 / 6
= 2,66
=3
69
LAMPIRAN 8
Rumus Mencari OR :
axd
OR =
bxc
19,5 x7,5
=
0,5 x7,5
146,25
=
3,75
OR = 39
Ζ 2 1 − a xP(1 − P )N Keterangan:
n = 2 2
d ( N − 1) + Ζ 2 1 − a xP(1 − P ) n : Jumlah sinyal
2
N : Total populasi
1,96 x0,5(1 − 0,5)x 43
=
(0,1) x(43 − 1) + 1,96 x0,5(1 − 0,5)
2
Z21- a : Derajat kepercayaan
2
21,07 (95%)→1,96
=
0,91 P : Proporsi (50%)
n = 24 D : Presisi (10%)