Anda di halaman 1dari 33

http://id.wikipedia.

org/wiki/Galvanometer

Alat pengukur arus listrik galvanometer

Galvanometer adalah alat pengukur kuat arus yang sangat lemah. Cara kerjanya sama dengan
Amperemeter, Voltmeter, dan Ohmmeter. Ketiga alat itu cara kerjanya sama dengan motor
listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam
magnet dapat berubaha karena arus listrik yang mengalir ke dalamnya.

http://www.mediabali.net/listrik_dinamis/galvanometer.html

Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur
kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen
internalnya yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat
arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang
hambatan eksternal (pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada
ampermeter disebut hambatan shunt)

http://satriaskyterror.wordpress.com/2011/03/19/galvanometer/

Dalam dunia kelistrikan, Galvanometer sejenis dengan ammeter / amperemeter dan


merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengukur arus yang melalui
suatu cabang.

Pada mulanya bentuk galvanometer seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang
diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara
keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Akibat adanya arus
listrik yang mengalir melalui kawat akan tercipta medan magnet sehingga arah jarum magnet di
dekat kawat akan bergeser arah jarum magnetnya. Kepekaan galvanometer semacam ini
bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum
kompas ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890,
yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada saat ini.

Teori Galvanometer

Galvanometer selalu berorientasi sehingga letak kumparan selalu paralel dengan garis magnetik
meridian lokal, yang tak lain adalah komponen horisontal BH dari medan magnetik bumi. Saat
arus mengalir melalui kumparan galvanometer, medan magnet lain (B) tercipta dan posisinya
tegak lurus dengan kumparan. Kekuatan medan magnetnya dirumuskan sebagai:

Dimana

I adalah arus dalam satuan ampere,

n adalah jumlah lilitan kumparan

r adalah jari-jari kumparan.

Kedua medan magnet yang saling tegak lurus akan menghasilkan resultan secara vektor dan
jarum penunjuk akan menunjuk arah resultan kedua vektor tersebut dengan sudut:

Dari hukum tanget, , dengan kata lain.

atau

atau , dimana K disebut sebagai faktor reduksi dari tangen galvanometer.

Salah satu masalah dengan tangen galvanometer adalah resolusi degradasinya berada pada arus
tinggi dan arus rendah (coba lihat grafik tangen). Resolusi maksimum didapatkan saat bernilai
45. Saat nilai dekat dengan 0 atau 90, perubahan prosentase signikikan di aliran arus akan
mengakibatkan jarum bergerak beberapa derajat.
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/06/galvanometer.html

5.1. TUJUAN PERCOBAAN

Mengenal galvanometer dan mengetahui cara menggunakannya.

5.2. TEORI

Galvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi. Oleh karena itu, galvanometer
dipakai pada pengukursn dengan tegangan yang sangat kecil. Bila akan terdapat suatu tegangan
antara dua titik pada satu jaringan listrik, maka arus akan mengalir dalam alat pengukur
(galvanometer) yang dihubungkan antara kedua titik tersebut, dan akan menyebabkan
dibangkitkanya suatu moment penggerak. Cara inilah yang dipergunakan dalam jembatan
wheatstone.

5.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

Galvanometer

Multimeter

Panel percobaan

Resistor

Power supply
Kabel penghubung

5.4. PROSEDUR PERCOBAAN

Gambar 5.1 Peletakan galvanometer

a. Menyiapkan rangkaian seperti pada gambar 5.1.

b. Mencatat nilai-nilai resistornya

c. Mengatur VR pada kondisi minimum

d. Mengatur power suplay sesuai tugas yang diberikan dan setelah disetujui oleh asisten
dihubungkan pada rangkaian.

e. Mengatur VR hingga Galvanometer menunjuk di angka 0

f. Melepas Galvanometer dari rangkaian dan mengukur nilai tahanan VR dengan menggunakan
multimeter

g. Memasukkan nilai tahanan VR ke dalam table.


h. Mengukur tegangan Vcd dan Vbd

i. Mengukur pula arus pada R1 dan R3

j. Memasukkan pada table yang tersedia.

5.5. TUGAS PERTANYAAN

Soal

1. Jelaskan apa yang terjadi pada galvanometer saat dihubungkan kerangkaian !

2. Bila keseimbangan telah didapatkan, apa yang terjadi bila tegangan dari sumber tegangan
diubah ?

3. Dari percobaan yang telah anda lakukan, apakah telah terjadi kesetimbangan ? Buktikan !

4. Buat kesimpulan dari percobaan yang telah anda lakukan !

Jawaban

1. Saat galvanometer dihubungkan ke rangkaian terjadi perubahan penunjukan jarum


galvanometer karena kondisi rangkaian belum seimbang. Untuk mendapatkan
galvanometer pada posisi nol maka galvanometer harus diatur dengan cara memutar
pengatur pada galvanometer.

2. Bila keseimbangan telah didapatkan , meskipun tegangan dari sumber tegangan diubah
tidak akan berpengaruh pada kondisi keseimbangan tersebut.

Pengukuran arus searah pada mulanya menggunakan galvanometer suspensi dengan sistem
gantungan, instrumen ini merupakan pelopor instrumen kumparan putar yang merupakan dasar
dari alat penunjuk arus searah.

Menurut hukum dasar gaya elektro, magnetik kumparan akan berputar didalam medan magnet
bila dialiri arus listrik. gantungan kumparan yang terbuat dari serabut halus berfungsi sebagai
pembawa arus dari dan ke kumparan,keelastisan serabut yersebut akan membangkitkan suatu
torsi yang melawan perputaran kumparan. kumparan ini akan terus berdefleksi sampai gaya
elektro magnetiknya mengimbangi torsi mekanis lawan dari gantungan. dengan demikian
penyimpangan kumparan merupakan ukuran bagi arus yang dibawa oleh kumparan tersebut.
sebuah cermin yang dipasang pada kumparan menyimpangkan seberkas cahaya dan
menyebabkan gintik yang telah diperkuat bergerak diatas sekala pada suatu jarak dari instrumen.
efek optiknya adalah suatu jarus penunjuk yang panjang tetapi massanya nol.

walaupun galvanometer suspensi portabel, namun prinsip yang mengatur kerjanya diterapkan
secara sama terhadap jenis yang relatif lebih baru, yaitu : PMMC(Permanent Magnet Moving-
coil Mechanism).

Terdapat kumparan yang bergantung di dalam medan magnet permanent yang berbentuk sepatu
kuda. kumparan digantung sedemikian rupa sehingga dapat berputar bebas di dalam medan
magnet. bila arus mengalir di dalam kumparan, torsi elektromagnetik yang dibankitkannya akan
menyebabkan perputaran kumparan tersebut. torsi ini diimbangi oleh torsi mekanis pegas
pengatur yang diikat pada kumparan. keseimbangan torsi-torsi ini dan posisi sudut kumparan
putar dinyatakan oleh jarus penunjuk terhadap referensi yang dinamakan sekala. persamaan
pengembangan torsi dinyatakan dalam persamaan........(1)

T=B . A . I . N

dimana : T = torsi dalam newton (N-m)

B = kerapatan fluksi di dalam senjang udara (Wb/m**)

A = luas efektif kumparan (m**)


I = arus didalam kumparan putar (A)

N = jumlah lilitan kumparan

Note:** adalah pengganti kuadrat

http://fahmieinsteinpefsi.blogspot.com/2010/11/makalah-alat-ukur-galvanometer_25.html

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Pada alat kumparan putar jenis magnet permanen ,jarum penunjuk meter akan berhenti apabila
torsi penyimpang dan torsi kontrol sama besarnya, sehingga torsi penympang sebanding dengan
arus yang mengalir.Karena alat ukur kumparan putar jenis magnet permanent bekerja
berdasarkan gaya Lorentz maka torsi penyimpang yang terjadi apabila arus yang melewati
kumparan menimbulkan gaya dikedua sisinya .hal ini sebanding apabila arus yang malalui
kumparan 1 ampere maka magnitude gaya akan ditimbulkan pada tiap sisi kumparan.

Apabila kumparan dipasang pegas-pegas pengatur ,maka torsi elektromagnetik akan


membangkitkan torsi mekanik pegas yang arahnya berlawanan sehingga kumparan tersebut
dapat berputar. Pada saat terjadi kesetimbangan torsi ,kumparan defleksi dengan sudut tertentu
.bresarnya sudut defleksi ditunjukan oleh jarum penunjuk sehingga dapat ditera antara arus listrik
dan sudut defleksinya. Dan aplikasinya terdapat pada galvanometer arus searah, fluks meter
galvanometer balistik dll.

Dalam penulisan makalah ini penulis akan memaparkan tentang galvanometer jenis balistik dan
suspensi serta menjelaskan beberapa aspek penting yang terdapat pada galvanometer.
1.2 Batasan Masalah.

Makalah ini membahas tentang beberapa jenis dari Galvanometer. Dalam makalah ini dijelaskan
tentang prinsip kerjanya serta bagian-bagiannya, dan menjelaskan beberapa aspek penting yang
terdapat pada galvanometer.

1.3 Tujuan.

1. Mempelajari tentang galvanometer balistik.

2. Mempelajari tentang galvanometer suspensi.

3. Mengetahui tentang Defleksi Galvanometer dalam Keadaan Mantap (Steady State deflection ).

4. Mengetahui tentang sifat dinamik galvanometer.

5. Mengetahui tentang mekanisme redaman.

6. Mengetahui tentang gerak d Arsonval ( d Arsonval movement )

7. Mengetahui tentang sensitivitas galvanometer.


1.4 Metode Penulisan.

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode
kepustakaan, yaitu pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur serta mencari
informasi di internet yang berhubungan dengan penulisan makalah ini yaitu Galvanometer.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Galvanometer Balistik.

Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20
30 sekon dengan kepekaan tinggi.

Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu impuls arus sesaat, mengakibatkan
kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali berhenti dalam gerakan berosilasi.

Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti berbanding
lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif impuls arus
yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :

Q=K

Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )

K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )

= defleksi sudut kumparan ( radian )

Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh secara
eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.

Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :

1. metoda kapasitor.

2. metoda solenoida.

3. metoda induktansi bersama.

Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke
galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ). Rangkaian yang digunakan dalam
metoda ini, ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Metoda induksi bersama.


Jika arus primer ( I ) arahnya dibalik ( dari + I menjadi - I ), akan terjadi penyimpangan
galvanometer ( ) sebanding dengan konstanta-konstanta rangkaian dan kepekaan galvanometer
( K ). Akibat perubahan arah arus ini, besar muatan total di dalam rangkaian adalah :

Q=

Dimana:

M = induktansi bersama (Henry atau H)

R = tahanan total rangkaian (ohm atau )

Pengukuran fluksi menggunakan galvanometer balistik yang sudah dikalibrasi, ditunjukkan pada
gambar 2.

Gambar 2. Pengukuran fluksi menggunakan galvanometer.

Dari gambar, dapat dilihat bahwa galvanometer balistik dihubungkan seri dengan sebuah tahanan
variabel dan sebuah kumparan yang melilit maknit permanent yang akan ditentukan fluksinya.
Tahanan variabel diatur untuk menghasilkan redaman kritis bagi galvanometer.
Adapun prinsip pengukuran galvanometer balistik, antara lain:

Jika maknit permanen dilepas dengan cepat dari kumparan, maka akan dihasilkan suatu impuls
arus yang menyebabkan galvanometer menyimpang.

Kuantitas muatan melalui galvanometer balistik berbanding lurus dengan fluksi total ( )
maknit permanen dan jumlah lilitan kumparan ( N ) dan berbanding terbalik dengan tahanan total
rangkaian ( R ), dan secara matematis :

Subtitusikan persamaan di atas sehingga diperoleh defleksi galvanometer ( ):

c. Dari persamaan di atas untuk suatu harga Q , dapat diperoleh harga yang besarnya :

Catatan:

Faktor kepekaan K harus dievaluasi terhadap tahanan rangkaian yang digunakan pada setiap
pengukuran.

2.2 Galvanometer Suspensi ( Suspension Galvanometer ).

Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer sistem gantungan,


yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada umumnya instrumen
penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa penyempurnaan,
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium
sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.

Konstruksi sebuah galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3. Galvanometer Suspensi.

1. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan maknet yang dihasilkan oleh sebuah
maknet permanen, berdasarkan hukum gaya elektromaknet , jika dialiri arus listrik , maka
kumparan tersebut akan berputar

( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui sebuah gantungan yang terbuat dari serabut
halus dan keelastisan serabut tersebut menghasilkan suatu torsi yang akan melawan perputaran
kumparan ).

2. Kumparanakan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-bangi torsi mekanis


lawan dari gantungan. Dengan demikian defleksi kumparan merupakan ukuran untuk arus yang
dibawa kumparan tersebut.

3. Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk mende-fleksikan seberkas
cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang sudah diperkuat bergerak. diatas skala pada suatu
jarak dari instrumen dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang dengan
massa nol.
2.3 Defleksi Galvanometer dalam Keadaan Mantap (Steady State deflection ).

Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih baru,
yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ),
dan konstruksi PMMC dan bagian-bagiannya ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4. Konstruksi PMMC

Prinsip kerjanya yakni Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik
yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari
pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan. Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut
kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :

Dimana:

T = torsi dalam Newton-meter (N-m)

B = kerapatan fluksi didalam celah udara (Wb/m2)


A = luas efektif kumparan (m2)

I = arus dalam kumparan putar (Ampere, A)

N = jumlah lilitan kumparan

Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter konstan untuk
sebuah instrumen, maka persamaan diatas torsi berbanding lurus dengan arus I (T~I). Torsi
menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi pegas
pengontrol.

Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan kumparan untuk
mengukur arus skala penuh. Umumnya luas kumparan praktis 0,5 2,5 cm, kerapatan fluksi
untuk instrumen modern 1500 5000 gauss ( 0,15 0,5 Wb/m2).

2.4 Sifat Dinamik Galvanometer.

Jika arus bolak balik dialirkan ke sebuah galvanometer pencatat, maka pencatatan yang
dihasilkan oleh gerakan kumparan putar meliputi karakteristik respons dari elemen yang berputar
itu sendiri, dengan demikian adalah penting untuk mempertimbangkan sifat dinamiknya.

Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat dinamik
galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan
berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol. Sebagai akibat dari kelembaman ( inersia
) dari sistem yang berputar, jarum berayun melewati titik nol dalam arah berlawanan dan
berosilasi kekiri dan kekanan, dan secara perlahan-lahan osilasi ini akan mengecil sebagai akibat
dari redaman elemen berputar dan akhirnya jarum berhenti pada posisi nol.
Gerakan sebuah kumparan didalam medan maknet, diketahui dari tiga kuantitas, yaitu :

1. Momen inersia kumparan putar terhadap sumbunya ( J ).

2. Torsi lawan yang dihasilkan oleh gantungan kumparan ( S ).

3. Konstanta redaman ( D ).

Penyelesaian persamaan diferensial yang menghubungkan ketiga faktor diatas, menghasilkan


tiga kemungkinan yang masing-masing menjelaskan sifat dinamik kumparan dan sudut
defleksinya ( ).

Ketiga jenis sifat-sifat tersebut ditunjukkan pada gambar 5.

Gambar 5. Sifat dinamik galvanometer.

Dari gambar 5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kurva I : Keadaan terlalu redam, dimana kumparan kembali secara perlahan ke posisi diam tanpa
lonjakan atau osilasi.
Kurva II : Keadaan kurang redam, dimana gerakan kumparan dipengaruhi oleh osilasi sinusoida
teredam. Laju dimana osilasi berhenti ditentukan konstanta redaman ( D ), momen inersia ( J )
dan torsi lawan ( S ) yang dihasilkan gantungan kumparan.

Kuva III : Keadaan redaman kritis, dimana jarum kembali dengan cepat ke keadaan mantap
tanpa osilasi.

Idealnya, respons galvanometer adalah sedemikian rupa, sehingga jarum jam bergerak ke posisi
akhir tanpa lonjakan, berarti gerakan tersebut harus pada keadaan redaman kritis, akan tetapi
dalam praktek, pada umumnya galvano- meter sedikit kurang teredam, sehingga jarum sedikit
melonjak sebelum berhenti, dan lebih lambat dari redaman kritis.

2.5 Mekanisme Redaman.

Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu :

1. Redaman mekanis, disebabkan :

a. perputaran kumparan di udara sekelilingnya dan tidak bergantung pada arus listrik di
kumparan.

b. gesekan di bantalan-bantalannya karena gerakan.

c. pembengkokan pegas-pegas gantungan.


2. Redaman elektromaknetik, disebabkan : efek induksi di dalam kumparan, yang berputar di
dalam medan maknet.

Cara-cara peredaman antara lain:

Alat-alat ukur PMMC dibuat agar menghasilkan redaman viskos yang minimum dan derejat
redaman diperbesar.

Beberapa instrumen menggunakan prinsip elektromaknetik ( hukum Lenz ), dimana kumparan


digulung pada sebuah rangka aluminium ringan, perputaran kumparan dalam medan maknet
menghasilkan arus sirkulasi pada logam peng-hantar, sehingga torsi penahan dibangkitkan untuk
melawan gerakan kumparan.

Sebuah galvanometer dapat juga diredam dengan sebuah tahanan dihubungkan ke kumparan, jika
kumparan berputar dalam medan maknet tegangan dibangkit-kan di kumparan yang akan
mensirkulasi arus melalui kumparan dan tahanan luar, sehingga dihasilkan torsi yang meredam
gerakan kumparan.

2.6 Gerak d Arsonval ( d Arsonval movement )

Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen yang ditunjukan pada gambar 4, sering
disebut dengan gerak dArsonval. Konstruksi ini memungkinkan maknet besar di dalam suatu
ruangan tertentu dan digunakan bila diinginkan fluksi terbesar di celah udara. Dia adalah
instrumen dengan kebutuhan daya sangat rendah dan arus kecil untuk defleksi skala penuh.
Gambar 6, menunjukkan sebuah pandangan maya dari gerakan dArsonval.

Gambar 6. Gerak d Arsonval


Pengamatan pada gambar 6, menunjukkan :

- Sebuah maknet permanen berbentuk sepatu kuda dengan potongan-potongan besi lunak
menempel padanya.

- Antara potongan-potongan tersebut, terdapat sebuah silinder besi lunak yang berfungsi untuk
menghasilkan medan maknet yang homogen.

- Kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam ringan dan dipasang sedemikian rupa
hingga dapat berputar bebas di celah udara.

- Jarum penunjuk dipasang dibagian atas kumparan, bergerak sepanjang skala yang sudah dibagi-
bagi dan menunjukkan defleksi sudut kumparan yang berarti juga menunjukkan arus melalui
kumparan.

- Bentuk Y adalah pengatur nol ( zero adjust ) dan dihubungkan ke ujung tetap pegas
pengatur depan.

- Sebuah pasak eksentrik ( pin ) yang menembus kotak instrumen yang memegang bagian Y ,
sehingga posisi nol jarum dapat diatur dari luar.

- Dua pegas konduktif dari fosfor-perunggu biasanya berkekuatan sama, yang menghasilkan
gaya terkalibrasi untuk melawan torsi kumparan putar dan prestasi pegas yang konstan
dibutuhkan untuk mempertahankan ketelitian instrumen.

- Ketebalan pegas diperiksa secara teliti untuk mencegah kondisi pegas yang permanen (
eksitasinya hilang ). Arus dialirkan dari dan ke kumparan melalui pegas-pegas penghantar.
- Keseluruhan sistem yang berputar dibuat setimbang statis oleh tiga buah beban kesetimbangan
untuk semua posisi defleksi, seperti ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Tiga buah beban kesetimbangan.

- Jarum, pegas dan titik putar ( pivot ) dirakit ke peralatan kumparan dengan menggunakan alas
titik putar dan ditopang oleh bantalan jewel ( jewel bearing ), seperti ditunjukkan pada gambar 8.
Jewel berbentuk V ditunjukkan pada gambar 8 a digunakan secara umum pada bantalan-
bantalan instrumen dan mempunyai gesekan paling kecil diantara semua bantalan.

Gambar 8. bantalan jewel ( jewel bearing )

2.7 Sensitivitas galvanometer.

Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi,
yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )

2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )

3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )

4. Sensitivitas balistik

1. Sensitivitas Arus, didefinisikan sebagai :

Perbandingan defleksi galvanometer terhadap arus yang menghasilkan defleksi tersebut. Untuk
galvanometer yang skalanya tidak dikalibrasi dalam milimeter ( mm ), defleksi dapat dinyatakan
dalam bagian skala, maka sensitivitas arus :

Dimana:

d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.

I = arus galvanometer dalam mikroamper ( A )

2. Sensitivitas Tegangan, didefinisikan sebagai : Perbandingan defleksi galvanometer terhadap


tegangan yang menghasilkan-nya, jadi :
Dimana:

d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm.

V = tegangan yang diberikan ke galvanometer dalam milivolt ( mV ).

Adalah lazim untuk memandang galvanometer bersama-sama dengan tahanan redaman kritis (
CDRX ) dan kebanyakan pabrik menyatakan sensitivitas tegangan dalam mm / mV.

3. Sensitivitas Mega-ohm, didefinisikan sebagai :

Tahanan ( dalam mega-ohm ) yang dihubungkan seri dengan galvanometer , agar menghasilkan
defleksi sebesar satu bagian skala bilamana tegangan sebesar 1 V diberikan ke rangkaian
tersebut.

Karena tahanan ekivalen dari galvanometer yang diparalelkan diabaikan terhadap tahanan (
dalam mega-ohm ) yang seri dengannya, maka arus masuk praktis sama dengan 1 / R ( A ) dan
menghasilkan defleksi satu bagian. Secara numerik, sensitivitas mega-ohm sama dengan
sensitivitas arus ;
Dimana:

d = defleksi galvanometer dalam bagian skala atau mm

I = arus galvanometer dalam mikroamper ( A ).

4. Sensitivitas Balistik Sensitivitas ini ditemukan pada galvanometer balistik dan didefinisikan
sebagai : Perbandingan defleksi maksimal galvanometer ( dm ) terhadap jumlah muatan listrik (
Q ), jadi :

Dimana:

dm = defleksi maksimal galvanometer dalam bagian skala atau mm.

Q = muatan listrik dalam mikrocoulomb ( C ).

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan.

Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20
30 sekon dengan kepekaan tinggi.

Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium


sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.

Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih baru,
yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving coil ),
Prinsip kerjanya yakni Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik
yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari
pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.

Sifat dinamik galvanometer adalah : kecepatan respons, redaman dan over-shoot. Sifat dinamik
galvanometer dapat diamati dengan memutuskan arus input secara tiba-tiba, sehingga kumparan
berayun kembali dari posisi defleksi menuju posisi nol.

Redaman galvanometer terjadi dalam dua mekanisme, yaitu: Redaman mekanis dan Redaman
elektromaknetik. Gerakan dasar kumparan putaran maknet permanen sering disebut dengan
gerak dArsonval.

Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah defenisi,
yaitu :

1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )


2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )

3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )

4. Sensitivitas balistik

3.2 Saran.

Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan lanjutan guna meningkatkan
ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan mencari referensi yang lebih luas lagi,
sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan benar-benar
memberikan manfaat dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat diterapkan di dalam
masyarakat hendaknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://indonesian.irib.id/balistic-galvanometer/html
http://www.ampl.or.id/galvanometer-suspensi/html

http://cills.wordpress.com/2008/04/20/centre-of-indonesia-physics-studies

http://groups.yahoo.com/group/alat-ukur-listrik/html

http://greenpressnetwork.blogspot.com/2008/03/galvanometer/html

Cooper, D, William. 1985. Instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran. Jakarta: Erlangga.

Rahmad, M. 2008. Alat-alat ukur listrik. Pekanbaru: Cendekia Insani.

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10136809

Sejak manusia telah berkembang dalam ilmu pengetahuan dan perkembangan pada teknik
pengukuran karena dalam setiap rancangan instrumen pengukuran ilmiah memiliki bagian yang
sangat penting, bila terjadi kesalahan dalam pengukuran dapat merusak seluruh rancangan
tersebut.

Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakn untuk mengukur kuat arus dan beda
potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur kuat
arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen internalnya
yang tidak mendukung . Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda
potensial listrik yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada
voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt)
Sejarah galvanometer dapat ditelusuri kembali ke tahun 1820, ketika fisikawan Denmark - Hans
Christian Oersted mencatat bahwa jarum magnetik akan dibelokkan seperti itu ketika mengalami
kontak dengan arus listrik. Pengamatan oleh Oersted kemudian menjadi prinsip dasar dari kerja
sebuah galvanometer. Pada tahun yang sama, fisikawan Jerman - Johann Schweigger bekerja
dengan prinsip ini, dan dengan kemunculan galvanometer pertama. Hak untuk penemuan
galvanometer bergerak-kumparan pertama, yang banyak digunakan saat ini, jatuh pada fisikawan
Prancis - Jacques Arsene D'Arsonval. Beberapa tahun kemudian, Edward Weston cukup
membuat beberapa perubahan untuk desain ini, dan melakukan improvisasi.

Galvanometers adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur arus dalam perangkat listrik
dan mereka telah digunakan sejak listrik ditemukan. Galvanometers telah berubah banyak dalam
desain, teknik pengukuran namun tujuan dasar adalah sama yaitu untuk mengukur arus.
Galvanometers modern menggunakan elektronika digital extreemly efisien untuk melakukan
pengukuran. Galvanometers juga digunakan untuk mengamati teknik-teknik lama dari teknik-
teknik modern yang telah berevolusi.

Evolusi Galvanometers

Berikut evolusi dari galvanometers

Cekidot~

Universal Tangent Galvanometer

Quote:Tangen galvanometer Universal pertama kali diperkenalkan dalam kertas pada tahun 1837
oleh Claude-Servais-Matias Pouillet yang menggambarkan fungsi galvanometer sederhana. Dia
menggunakan galvanometer ini untuk memverifikasi hukum Ohm. Pembangunan dasar dari
galvanometer universal untuk menyelaraskan coil dengan arah utara-selatan magnet sehingga
jarum kompas dan kumparan harus paralel bila tidak ada arus mengalir. Ketika saat ini
diterapkan pada instrumen jarum dibelokkan karena medan magnet induksi dan dikalibrasi untuk
mengukur arus.
Iron Vane Galvanometer

Quote:Besi galvanometer katup hanya digunakan untuk tujuan pengajaran di laboratorium


sekolah dan belum digunakan untuk tujuan komersial. Prinsip di balik instrumen ini cukup
sederhana bahwa jarum kompas berputar dalam kumparan dan ketika arus dilewatkan melalui
kumparan, torsi bertindak pada kumparan yang cenderung memutar jarum kompas, yang
mencoba untuk menyelaraskan diri dengan magnet yang dihasilkan lapangan. Untuk
menghentikan itu gravitasi kontra-torsi digunakan yang akhirnya berhenti di kumparan dan terus
dalam posisi kesetimbangan.

Einthoven String Galvanometer

Quote:Galvanometer senar Einthoven juga dapat disebut sebagai elektrokardiograf pertama


kalinya. Instrumen ini adalah yang pertama digunakan untuk mendeteksi arus yang sangat kecil
yang diproduksi oleh Hati manusia. Scinetists awal telah mencapai tingkat tinggi seperti akurasi
dalam instrumen ini bahwa bahkan mesin modern dengan neraca instrumen digital tidak dapat
mencapai tingkat seperti kehandalan dalam pembacaan mereka.

Latimer Clark Differential Galvanometer

Quote:Galvanometer diferensial dirancang dan dibangun oleh Prof Yusuf Naylor dari Depauw
University di Greencastle, Indiana. Instrumen menggunakan jarum astatic untuk membatalkan
efek dari medan magnet bumi. Dalam instrumen ini jarum magnetik yang melekat pada serat
torsi di tengah instrumen dengan baik atas dan posisi rendah pada arah yang berlawanan sesuai
dengan medan magnet bumi. Ketika arus mengalir melalui kumparan di arah yang berlawanan,
dua kali jumlah torsi diterapkan pada jarum. Kedua kumparan dapat terhubung ke sirkuit
terpisah, sehingga membuat instrumen galvanometer diferensial.

Pye Coulomb balance Galvanometer

Quote:Jenis yang sangat tidak biasa galvanometer berdasarkan fakta bahwa itu menyeimbangkan
tarik antara medan magnet yang diciptakan oleh kumparan horizontal terpasang dan dua bola
logam melekat satu sama lain dengan jarak. Perangkat ini mampu mengukur arus yang sangat
rendah.

Sine Galvanometer

Quote:Sine galvanometer didasarkan pada prinsip yang sama seperti yang dari galvanometer
singgung Universal. Instrumen berisi jarum kompas dan sebuah kumparan kawat yang membawa
arus yang perlu diukur. Sisanya bekerja itu sama.

Horizontal Galvanometer

Quote:Galvanometer Horzontal dirancang oleh Danie Davis, Jr Instrumen memiliki susunan inti
jenis logam dengan kebutuhan di pusat. Ketika melewati arus melalui inti perubahan medan
magnet dan tindakan gaya pada jarum ortogonal dengan medan magnet yang mengalihkan
kumparan dan dikalibrasi untuk mengukur arus.

Ballistic Galvanometer: A charge measuring device


Quote:Galvanometer balistik memiliki kumparan dengan momen inersia yang besar dan berputar
antara magnet. Tidak seperti galvanometers lainnya instrumen ini digunakan untuk mengukur
kuantitas muatan. Inersia kumparan besar memungkinkan sejumlah besar biaya untuk lulus
sebelum melewati arus melalui kumparan. Melewati muatan menghasilkan suatu impuls pada
kumparan yang merupakan torsi sesaat yang memungkinkan kumparan untuk ayunan perlahan-
lahan akan dikalibrasi untuk mengukur jumlah muatan.

Scientology E-meter: A Galvanometer

Brass Cylindrical Galvanometer

Rectangular galvanometer

http://www.artikelkimia.info/pencatatan-skala-ukur-49352304122011

Untuk beberapa hal tertentu penunjukkan suatu harga pada suatu saat dianggap tidak
memberikan suatu informasi yang lengkap mengenai proses pengukuran yang sedang dilakukan.
Oleh karena itu diperlukan alat pencatat yang dapat membuat suatu grafik pengukuran pada
kertas berskala. Beberapa proses pengukuran yang memerlukan alat pencatat antara lain adalah
pengukuran konfigurasi permukaan pengukuran kebulatan. Pada saat ini alat pencatat yang
berdasarkan prinsip kerja elektris lebih banyak kita jumpai daripada alat pencatat dengan sistem
mekanis. Dua prinsip kerja yang umum digunakan oleh alat pencatat elektris adalah prinsip
galvanometer atau prinsip servo-motor.
Suatu kumparan, spoel, yang bebas berputar pada suatu medan magnet tetap adalah merupakan
komponen utama dari galvanometer. Apabila ada arus listrik (berasal dari pengubah elektris)
yang melalui kumparan ini maka posisi dari kumparan akan berputar sampai suatu kedudukan
tertentu tergantung dari kuat lemahnya arus listrik. Pegas spiral yang terpasang pada kumparan
berfungsi untuk menyetel/mengembalikan ke posisi nol serta untuk menaikkan reaksi dari alat
pencatat.

Anda mungkin juga menyukai