Anda di halaman 1dari 13

pertambangan

indonesia
Sabtu, 09 April 2016

proposal KP Pertambangan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pembangunan berwawasan lingkungan menjadi suatau kebutuhan penting bagi setiap bangsa
dan negara yang menginginkan kelestarian sumber daya alam. Oleh karena itu, sumber daya
alam perlu dijaga dan diperhatikan untuk kelangsungan hidup manusia kini, maupun untuk
generasi yang akan datang.
Manusia merupakan penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan (ekosistem). Dengan
semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan hidupnya pun meningkat, akibat
terjadinya peningkatan permintaan akan lahan seperti disektor pertanian maupun pertambangan.
Sejalan dengan hal tersebut dan semakin hebatnya teknologi untuk memodifikasi alam, maka
manusia yang merupakan faktor yang paling penting dan dominan dalam merestorasi ekosistem
rusak.
Kegiatan pembangunan seringkali menyebabkan kerusakan lingkungan, sehingga
menyebabkan penurunan mutu lingkungan, berupa kerusakan ekosistem yang selanjudnya
mengancam dan membahayakan kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kegiatan seperti
pembukaan hutan, penambangan, pembukaan lahan pertanian dan pemukiman, bertanggung
jawab terhadap kerusakan ekosistem yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan antara lain kondisi
fisik, kimia dan biologis tanah menjadi buruk, seperti contohnya lapisan tanah tidak berprofil,
terjadi bulk density(pemadatan), kekurangan unsur hara yang penting, PH rendah, pencemaran
oleh logam-logam berat pada lahan bekas tambang, serta penurunan populasi mokroba tanah.
Untuk itu diperlukan adanya suatu kegiatan sebagai upaya pelestarian lingkungan agar tidak
terjadi kerusakan lebih lanjud. Upaya tersebut bisa di tempuh dengan cara merehabilitasi
ekosistem yang rusak. Dengan rehabilitasi tersebut diharapkan akan mampu memperbaiki
ekosistem yang rusak sehingga dapat pulih, mendekati atau bahkan lebih baik dari kondisi
semula.
Kegiatan reklamasi tidak harus menunggu sampai seluruh kegiatan penambangan berakhir,
terutama pada lahan penambangan yang luas. Reklamasi sebaiknya di lakukan secepat mungkin
pada lahan bekas penambangan yang telah selesai dieksploitasi, walaupun kegiatan
penambangan tersebut secara keseluruhan belum selesai karena masih terdapat deposit bahan
tambang yang belum ditambang. Sasaran akhir dari reklamasi adalah untuk memperbaiki lahan
bekas tambang agar kondisinya aman, stabil dan tidak mudah tererosi sehingga dapat
dimanfaatkan kembali.
Berdasarkan uraian diatas maka kami mengambil judul kerja praktek STUDI TEKNIS
REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG

1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dimaksud adalah :
a. Bagaimana proses persiapan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan oleh PT. Vale
Indonesia Tbk.
b. Bagaimana tahapan reklamasi lahan pasca tambang yang dilakukan perusahaan guna
mengembalikan fungsi lahan pasca penambangan.
c. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan tahapan reklamasi sesuai dengan tatacara reklamasi
yang baik dan benar.

1.3. Batasan Masalah

Pada kesempatan ini pelaksanaa kerja praktrek hanya membatasi masalah studinya pada
tahap proses Revegetasi.

Tujuan Studi
1.4.
Adapun tujuan kerja praktek yang ingin dicapai adalah :
a. Untuk mengetahui luas wilyah dan lokasi yang akan direklamasi.
b. Untuk mengetahui proses rekamasi.
c. Untuk mengetahui strategi pengendalian erosi dan sedimentasi

1.5.Manfaat Studi
Adapun manfaat studi yang akan di lakukan saat ini yaitu :
1. Sebagai pertimbangan pengetahuan lebih bagi kami mengenai reklamasi pasca tambang
khususnya tahapan revegetasi.
2. Sebagai bahan informasi yang sangat penting bagi masyarakat, bahwa dunia pertambangan
bukanlah faktor yang merusak lingkungan, contohnya seperti lokasi yang perna dilakukan proses
penambangan akan dilakukan proses reklamasi agar masyarakat dapat memanfaatkan lokasi
tersebut untuk lahan pertanian, perkebunan dan lain-lain.
3. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan, agar bisa merumuskan langkah-langkah
pengembangan agar lahan pasca tambang dapat dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar, agar bisa
menghasilkan nilai ekonomis kembali bagi masyarakat.
4. Sebagai bahan perbandingan antara studi yang selanjudnya.

BAB II
METODOLOGI PENELITIAAN
2.1. Metodologi Studi
Data studi ini dilakukan dengan cara klasifikasi dengan pengamatan sebagai berikut :
a. Studi Literatur
Studi ini dilakukan dengan cara penelusuran daftar pustaka, meliputi :
- Pengumpulan peta-peta (topografi dan administrasi),
- Penggunaan lahan,
- Kemiringan lereng,
- Ketinggian,
- Iklim,
- Data curah hujan.
b. Studi/Praktek Lapangan
Studi lapangan ini dilakukan dengan pengumpulan data lapangan meliputi:
- Tindakan konservasi tanah,
- Panjang lereng,
- Vegetasi.
c. Pembahasan hasil
Pemahasan hasil dilakukan dengan pengolahan data yang di peroleh dilapangan terlebih
dahulu, kemudian menganalisis data tersebut dan membuat laporan hasil kerja praktek.

Adapun bagan alir dari studi (gambar 2.1). sebagai berikut:


Studi Kepustakaan

Studi Literatur
Peta KP PT. VALE
INDONESIA Tbk.
Peta Reklamasi

Praktek Lapangan

Observasi Lokasi Reklamasi


Pengumpulan Data
Dokumentasi

Pembahasan Hasil

Pengolahan Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan

2.2. Fasilitas Yang Digunakan


Peralatan dan fasilitas yang diperlukan pada saat studi antara lain :
a. Safety
b. Buku lapangan
c. Komputer
d. Kamera digital
e. Alat tulis menulis
f. Akomodasi dan transportasi
g. Dan perlengkapan lain yang menunjang studi

2.3. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan


a. Tempat pelaksanaan
Pelaksanaan kerja praktek ini dilakukan pada area reklamasi lahan pasca tambang PT.
VALE INDONESIA Tbk. Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Waktu studi
Kegiatan ini rencana akan dilaksanakan selama 2 bulan ( Tabel 1 )
Tabel 1. Rencana Jadwal Kegiata

BULAN I BULAN II
NO KEGIATAN MINGGU KE MINGGU KE
1 II III IV I II III VI
Studi
1
pustaka
Observasi
2
lapangan
Pengolahan
3
data
Penyusunan
4
laporan

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1. Pengertian Reklamasi
Reklamasi adalah usaha memperbaiki (memulihkan kembali) lahan yang rusak agar bisa menjadi
daerah bermanfaat dan berdaya guna sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi
secara optimal sesuai dengan kemampuan yang mengacu pada penataan lingkungan hidup yang
berkelanjutan agar menjadi seperti keadaan semula, (Tojib Alfiah, Forum RHLBT).
Reklamasi menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun 2008,
pasal 1 butir 2 adalah kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang
terganggu sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai
peruntukkannya.
Reklamasi berdasarkan Undang - Undang Minerba No 4 Tahun 2009 pasal 1 ayat 26, Reklamasi
adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan,
dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai
peruntukannya.

3.2. Tahap tahap reklamasi


Ruang lingkup reklamasi(keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 149, tahun
1999)meliputi tahapan kegiatan :
a). Investasi lokasi reklamasi
b). Penetapan lokasi reklamasi
c). Perencanaan reklamasi
1. Penyusunan reklamasi
2. Penyusunan rancangan reklamasi
d). Pelaksanaan reklamasi yang meliputi
1. penyiapan lahan
2. pengaturan bentuk lahan(land scaping)
3. pengadalian erosi dan sedimentasi
4. pengolahan lapisian olah(top soil)
5. revegetasi
6. pemeliharaan

3.3. Dasar Hukum


Upaya pengendalian dampak negatif kegiatan pertambangan terhadap lingkungan hidup
dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut :
a. Peraturan - Pemerintah 78 tahun 2010 tentang reklamasi pasca tambang, (Tajib Alfiah Direktur Eksekutif
FORUM RHLBT).
b. Undang - Undang No. 23 tahun 2009 tentang pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup,
(Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
c. Permenhut P39/2010 tentang pola umum, kriteria dan standar rehabilitasi dan reklamasi hutan,
(Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
d. Permenhut P4/2011 tentang pedoman reklamasi hutan, (Tajib Alfiah Direktur Eksekutif FORUM
RHLBT).
e. Permenhut P60/2009 tentang pedoman penilaian keberhasilan reklamasi hutan, (Tajib Alfiah
Direktur Eksekutif FORUM RHLBT).
f. Undang - Undang No 4 tahun 2009 tentang Minerba.
g. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan - Ketentuan Pokok Pengolahan Lingkungan
Hidup.
h. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
i. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 121 K/PE/1995 Pasal 1 adalah kegiatan yang
bertujuan untuk memperbaiki dan menata lahan yang terganggu sebagai akibat usaha penambangan
umum agar dapat berfungsi dan berdaya sesuai dengan peruntukannya.

3.4. Perencanaan Reklamasi


Untuk melaksanakan reklamasi diperlukan perencanaan yang baik, agar dalam
pelaksanaannya dapat tercapai sasaran sesuai yang dikehendaki, dalam hal ini reklamasi harus
disesuaikan dengan tata ruang perencanaan reklamasi harus
sudah disiapkan sebelum melakukan operasi penambangan dan merupakan
program yang terpadu dalam kegiatan operasi penambangan.

3.4.1. Pemerian Lahan/Tinjauan Dari Kondisi Lahan


Pemerian lahan pertambangan merupakan hal yang terpenting untuk
merencanakan jenis perlakuan dalam kegiatan reklamasi, jenis perlakuan reklamasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor utama :
a. Kondisi iklim
b. Geologi
c. Jenis tanah
d. Bentuk alam
e. Air permukaan dan air tanah
f. Flora dan fauna
g. Penggunaan lahan
h. Tata ruang dan lain-lain
Untuk lahan data yang dimaksud diperlukan suatu studi lapangan, dari berbagai faktor tersebut
diatas, kondisi iklim terutama curah hujan dan jenis tanah merupakan faktor yang penting.

3.4.2. Pemetaan
Rencana operasi penambangan yang sudah memperhatikan upaya reklamasi atau
sebaliknya dengan sendirinya akan saling mendukung dalam pelaksanaan kedua kegiatan tersebut,
rencana (tahapan pelaksanaan) reklamasi ditetapkan sesuai dengan kondisi setempat dan rencana
kemajuan penambangan, rencana tahap reklamasi tersebut dilengkapi dengan peta skala 1 : 1000 atau
skala lainnya yang disetujui, disertai gambar-gambar teknis bangunan reklamasi, selanjutnya peta
tersebut dilengkapi dengan peta indeks dengan skala memadai.
Di dalam peta tersebut digambarkan situasi penambangan dan lingkungan, misalnya kemajuan
penambangan, timbunan tanah penutup, timbunan terak (slag), penyimpanan sementara tanah pucuk,
kolam pengendap, kolam persediaan air, pemukiman, sungai jembatan, jalan, revegetasi, dan
sebagainya serta mencantumkan tanggal situasi/ pembuatannya.

3.4.3. Peralatan Yang Digunakan


Untuk menunjang keberhasilan reklamasi biasanya digunakan peralatan
dan sarana prasarana, antara lain : Dump Truck, Bulldozer, Excavator (Back Hoe), Sekop,
Cangkul.Bangunan pengendali erosi : Susunan karung pasir, Tanggul, Pagar keliling, Beton pelat baja
untuk menghindari kecelakaan dan lain-lain, adapun peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
reklamasi seperti gambar berikut :

Gambar 3.1 : Alat Muat (Excavator)


Excavator ini berfungsi untuk memuat material timbunan ke dalam Dump Truck yang bertujuan
untuk meratakan lahan yang akan di revegetasi.

Gambar 3.2 : Alat Angkut (Dump Truck)


Dump Truck ini berfungsi untuk memuat material dari stock file ke lahan yang akan ditanami.

Gambar 3.3 : Alat Gusur ( Bulldozer )


Bulldozer ini berfungsi untuk menggusur/meratakan lahan yang akan ditanami.

3.4.4. Rencana Desain Reklamasi


Adapun rencana desain yang coba diterapkan adalah reklamasi sistem pot, pada metode ini
dipakai campuran top soil dan pupuk kandang untuk membantu tanaman tumbuh guna memulihkan
tanah disekitarnya. lahan yang akan dimanfaatkan dibersihkan, lalu digali sesuai ukuran dan jenis pohon
yang akan ditanam. Kemudian ukuran lubang juga mesti disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan
ditanam serta jarak tanam yang di inginkan.
Keuntungan dari penggunaan cara tersebut adalah :
1. Tingkat keberhasilan tinggi.
2. Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
3. Proses pengerjaannya relatif mudah dengan biaya yang diperlukan relative murah.
4. Rekayasa lahan yang sangat efisien dan cocok diterapkan pada lahan-lahan bekas galian
yang sangat miskin hara.
Kekurangan dari penggunaan cara tersebut adalah :
1. Memerlukan tambahan atau bahan media tanam lain untuk mengganti dan menutup lubang
galian lahan kritis tersebut.
2. Tampak yang ada tidak mendekati keadaan yang sebenarnya.

Adapun pola desain reklamasi yang direncanakan adalah sebagai mana gambar berikut :
Gambar 3.4 : Contoh desain reklamasi
3.5. Pelaksanaan Reklamasi
Kegiatan pelaksanaan reklamasi harus segera dimulai sesuai dengan rencana
tahunan pengelolaan lingkungan yang telah disetuju
dan harus sudah selesai pada waktu yang telah ditetapkan, dalam melaksanakan kegiatan
reklamasi perusahaan pertambangan bertanggung jawab sampai kondisi/zona akhir yang telah
disepakati tercapai.
Setiap lokasi penambangan mempunyai kondisi tertentu yang mempengaruhi
pelaksanaan reklamasi, pelaksanaan reklamasi umumnya merupakan gabungan dari pekerjaan teknik
sipil dan teknik vegetasi, pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran pembuangan akhir
(SPA), bangunan pengendali lereng, check dam, dan lain-lain
yang disesuaikan dengan kondisi setempat. pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam,
sistem penanaman (monokultur, multiple croping), jenis tanaman yang disesuaikan kondisi setempat,
tanaman penutup dan lain-lain. pelaksanaan reklamasi lahan meliputi kegiatan sebagai berikut :
a. Persiapan lahan yang berupa pengamanan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk
tambang (landscaping), pengaturan/penempatan bahan tambang kadar rendah yang belum
dimanfaatkan.
b. Pengendalian erosi dan sedimentasi.
c. Pengelolaan tanah pucuk (top soil).
d. Revegatasi (penanaman kembali) dan pemanfaatan lahan bekas
tambang untuk tujuan lainnya.

V=AxT
Untuk menghitung volume material digunakan persamaan sebagai berikut :
..................... (1)
Dimana :
V : Volume (
A : Luas Lahan Terbongkar
T : Tebal Top Soil (m)
Sedang untuk menentukan jumlah pohon yang akan ditanam dapat menggunakan perhitungan sebagai
berikut :

JP =
......................... (2)
Dimana :
JP : Jumlah pohon
A : luas lahan terbongkar (m)
JT : Jarak Tanam (m/pohon)
Sumber : ( Ir. Awang Suwandhi., M.Sc/Diklat perencanaan tambang terbuka Unisba 30 Agustus 07
September 2004 )
Mengingat sifat lahannya dan kegiatannya yang memerlukan penjelasan
rinci, maka kegiatan pelaksanaan reklamasi di atas, dalam BAB III ini juga dijelaskan mengenai
pelaksanaan reklamasi khusus, reklamasi pada infrastruktur dan reklamasi lahan bekas tambang.

3.6. Persiapan Lahan


3.6.1. Pengamatan Lahan Bekas Penambangan
Kegiatan ini meliputi :
a. Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang tidak digunakan di lahan yang
akan direklamasi.
b. Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan sampah/limbah beracun dan berbahaya dengan
perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan.
c. Pembuangan atau penguburan potongan beton dll pada tempat khusus.
d. Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang
akan direklamasi.

3.6.2. Pengaturan Bentuk Lahan


Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi setempat kegiatan ini meliputi
:
a. Pengaturan bentuk lereng
- Pengaturan bentuk lereng dimaksud untuk mengurangi kecepata air limpasan (run off), erosi dan
sedimentasi serta longsor.
- Lereng jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berterasteras.
b. Pengaturan saluran pembuangan air
- Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untuk mengatur air agar mengalir pada tempat
tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat erosi.
- Jumlah/kerapatan dan bentuk (SPA) tergantung dari bentuk lahan dan luas areal yang direklamasi.

3.7. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi


Defenisi erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah, sedimen, dan partikel lain akibat angin, air,
atau es, sedangkan sedimentasi proses pengendapan material cair atau padat dari kondisi lahan yang
terganggu yang biasanya terlarut dalam suatu air.
Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama kegiatan penambangan
dan setelah penambangan erosi dapat mengakibatkan berkurangnya kesuburan tanah,
terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di alur-alur sungai., faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah : curah hujan, kemiringan lereng (topografi),
jenis tanah, dan tanaman penutup tanah, maka dari itu sebelum melakukan penambangan maka
diperlukan perencanaan pengendali erosi dan sedimentasi.
beberapa cara mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagai berikut :
a. Meminimalisir areal terganggu dengan :
- Membuat rencana detail kegiatan penambangan dan reklamasi.
- Membuat batas-batas yang jelas areal tahapan penambangan.
- Penebangan pohon sebatas areal yang akan
dilakukan penambangan.
- Pengawasan yang ketat pada pelaksanaan penebangan pepohonan.
b. Membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan dengan :
- Pembuatan teras-teras.
- Pembuatan SPA.
- Dam pengendali.
c. Meningkatkan peresapan air tanah (infiltrasi) :
- Dengan penggaruan tanah searah kontur.
- Akibat penggaruan tanah menjadi gembur dan volume tanah meningkat
sebagai media perakaran tanah.
- Pembuatan lubang-lubang tanaman, pendangiran, dll.
d. Pengelolaan air yang keluar dari lokasi penambangan
- Penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan perlakuan yang berlaku dan
harus di dalam wilayah kuasa tambang.
- Membuat bendungan sedimen untuk menampung air yang banyak mengandung sedimen.
- Bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang dilengkapi dengan saluran pengelak.
- Letak bendungan ditempatkan sedemikian sehingga aliran air mudah ditampung dan dibelokkan serta
kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu curam.
- Bila endapan sedimen telah mencapai setengah dari badan bendungan sebaiknya sedimen dikeruk dan
dapat dipakai sebagai lapisan atas tanah.
- Kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, check dam dari beton, kayu atau dalam
bentuk lain.

3.8. Revegetasi
Revegetasi meurut keputusan menteri kehutanan dan perkebunan No. 146 tahun 1999 adalah
usaha atau kegiatan penanaman kembali pada lahan bekas tambang.
Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis tanaman,
persediaan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan
tanamanan.
1. Penyusunan rancangan teknis tanaman

Penyusunan rancangan teknis tanaman adalah rencana detail kegiatan revegetasi yang menggambarkan
kondisi detail kegiatan revegetasi Yang mengambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang ditanam,
uraian jenis pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan tata
waktu pelaksanaan kegiatan
2. Persiapan lapangan

Pada umumnya persiapan lapangan meliputi pekerjaan pembersihan lahan tanah dan kegiatan
perbaikan tanah. Kegiatan tersebut sangat penting agar keberhasilan tanamanan tanaman dapat
tercapai.
3. Pengadaan bibit atau persemaian
Bibit yang dibutuhkan untuk revegetasi dapat memenuhi melalui pembelian bibit siap tanam atau melalui
pengadaan bibit.
4. Pelaksanaan penanaman

Tahap pelaksanaan penanaman meliputi pengaturan arah larikan tanaman, pemasangan ajir, distribusi
bibit, pembuatan lubang tanaman dan penanaman.

5. Pemeliharaan

Tingkat keberhasilan dari suatu metode penanaman akan berkurang bila tidak dilakukannya
pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman
sedemikian rupa shingga dapat diwujudkan keadaan optimal bagi pertumbuhan tanaman

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal ini disusun sebagai salah satu kerangka acuan dalam proses
pertimbangan bagi pihak PT. VALE INDONESIA Tbk atas kebijakan terhadap rencana kami
melakuakn kegiatan KERJA PRAKTEK.
Atas perhatian dan kerja sama bapak/ibu kami ucapkan terima kasih

Kolaka, 14 Oktober 2014

Muhammad Zainal

Diposting oleh Muh Zainal di 08.54


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting Lebih BaruBeranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)


Mengenai Saya

Muh Zainal
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2016 (5)
o April (5)
proposal TA rancangan teknis penambangan
perencanaan tambang enal usn
perencanaan tambang
laporan kerja praktek mahasiswa pertambangan
proposal KP Pertambangan
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai