Anda di halaman 1dari 1

Arena Belajar

Rani Fidiyana Blog

Beranda ▼

Kamis, 08 Mei 2014

mekanika fluida
A. SEJARAH PERKEMBANGAN FLUIDA
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang
memelajari perilaku fluida baik dalam keadaan diam
(static) maupun bergerak (dynamic) serta akibat
interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida
dengan γang lain) . Seperti kebanyakan disipilin ilmu
lainnya, mekanika fluida mempunyai sejarah panjang
dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke
era modern seperti sekarang ini. Mekanika fluida
berkembang sejalan dengan perjalanan perkembangan
peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia
yang terkait dengan mekanika fluida, seperti
transportasi, industri, aerodinamik bangunan, mesin-
mesin fluida, dan kesehatan.
Ilmu mekanika fluida sudah terfikirkan sejak
zaman pra sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan fluida. Seperti adanya kapal layar yang
dilengkapi dengan dayung dan system pengairan.
Adapun para nama-nama yang dapat kita sebut
diantaranya adalah.
Yang pertama mempelajari hidrolika adalah
LEONARDO DA VINCI (pertengahan abad XV)
dengan karya tulisnya : ON THE FLOW OF WATER
AND RIVER STRUCTURES. Setelah itu ia
melakukan observasi dan memperoleh pengalaman
membangun instalasi hidrolika di MILAN ( ITALIA )
dan juga di FLORENCE dsb.
Berikutnya muncul GALILEO dengan studi
sistematik mengenai dasardasar hidrostatika. Pada
1643 seorang murid GALILEO bernama
TORRICELLI memperkenalkan hukum tentang aliran-
bebas zat cair melewati lobang (celah).
Pada 1650 diperkenalkan hukum distribusi
tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan hukum
PASCAL. Hukum tentang gesekan dalam fluida yang
mengalir; yang sangat terkenal sampai saat ini
dirumuskan oleh ISAAC NEWTON. Selain itu ia juga
dikenal sebagai penemu teori viskositas, dan pula dasar
teori mengenai similaritas hidrodinamik. Salah satu
ilmu berharga dari Newton adalah Hukun Newton
Akan tetapi hukum -hukum tersebut sampai dengan
pertengahan abad XVIII statusnya masih ngambang
karena tak ada ilmu yang betul-betul mendalam
tentang sifat fluida. Dasar teori mekanika fluida dan
hidrolika kemudian menjadi baku setelah DANIEL
BERNOULLI dan LEONHARD EULER
memperkenalkan ilmunya dalam abad XVIII. DANIEL
BERNOULLI seorang pakar kelahiran SWISS (1700 –
1780)
Pada masa prasejarah, kebudayaan-kebudayaan
kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk
memecahkan persoalan-persoalan aliran tertentu.
Sebagai contoh perahu layar yang sudah dilengkapi
dengan dayung dan sistem pengairan untuk pertanian
sudah dikenal pada masa itu. Pada abad ketiga sebelum
Masehi, Archimedes dan Hero dari Iskandariah,
memperkenalkan hukum jajaran genjang untuk
penjumlahan vektor. Selanjutnya Archimedes (285-212
SM) merumuskan hukum apung dan menerapkannya
pada benda-benda terapung atau melayang, dan juga
memperkenalkan bentuk kalkulus differensial sebagai
dasar dari model analisisnya.
Sejak awal Masehi sampai zaman Renaissance
telah terjadi perbaikan dalam rancangan sistem-sistem
aliran seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan
tetapi tidak ada bukti-bukti adanya perbaikan yang
mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya
kemudian Leonardo da Vinci (1452-1519)
menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran
tunak satu-dimensi. Leonardo da Vinci adalah ahli
ekspremen yang ulung, dan catatancatatannya berisi
deskripsi mengenai gelombang, jet atau semburan,
loncatan hidraulik, pembentukan pusaran dan
rancangan-rancangan seretan-rendah (bergaris-alir)
serta seretan-tinggi (parasut). Galileo (1564-1642)
memperkenalkan beberapa hukum tentang ilmu
mekanika. Seorang Perancis Edme Moriotte (1642-
1684) membangun terowongan angin yang pertama
dan menguji model-model di dalam eksperimenya.
Soal-soal mengenai permasalahan momentum
fluida akhirnya dapat dianalisis oleh Isaac Newton
(1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum
gerak dan hukum kekentalan untuk fluida linear yang
sekarang dinamakan fluida Newton. Teori itu mula-
mula didasarkan pada asumsi fluida ideal (sempurna)
dan tanpa gesekan dan para ahli matematikawan abad
kedelapan belas seperti: Daniel Bernoulli dan
Leonhard Euler (Swiss), Clairaut dan D’Alembert?
(Perancis), Joseph-Louis? Lagrange (1736-1813),
Pierre-Simon? Laplace (1749-1827), dan Gerstner
(1756-1832), mengembangkan ilmu matematika untuk
mekanika fluida (Hidrodinamika) dan banyak
menghasilkan penyelesaian-penyelesaian dari soal-soal
aliran tanpa gesekan. Sedangkan Euler
mengembangkan persamaan gerak diferensial dan
bentuk integralnya yang sekarang disebut persamaan
Bernoulli.
D’Alembert?. memakai persamaan ini untuk
menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang
terbenam di dalam fluida tanpa gesekan mempunyai
seretan nol, sedangkan Gerstner memakai persamaan
Bernoulli untuk menganalisis gelombang permukaan.
Para ahli teknik mulai menolak teori yang sama
sekali tidak realistik dan mulai mengembangkan
hidraulika yang bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli
eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut,
Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891), Francis
(1815-1892), Russel (1808-1882), Hagen (1797-1889),
Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy
(1803-1858), Manning (1816-1897), Bazin (1829-
1917) dan Saxon Weisbach (18061871) banyak
menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran
seperti saluran terbuka, hambatan kapal, aliran melalui
pipa, gelombang, dan turbin.
Pada akhir abad kesembilan belas hidraulika
eksperimental dan hidrodinamika teoritis mulai
dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya,
Robert (1842-1924) mengembangkan hukum-hukum
pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919)
mengusulkan metode analisis dimensional, N.P. Petrov
(1836-1920) yang menyelidiki aplikasi teori Newton
tentang gesekan dalam fluida ; sehingga dianggap
sebagai penemu teori Pelumas Mesin (lubrication), dan
Osborne Reynolds (1842-1912) memperkenalkan
bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari
namanya sendiri. Sementara itu, sejak Navier (1785-
1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-
suku kental newton pada persamaan gerak dan dikenal
dengan persamaan Navier-Stokes ? yang belum dapat
digunakan untuk aliran sembarang. Selanjutnya pada
tahun 1904 setelah seorang insinyur Jerman Ludwig
Prandtl (1875-1953) menerbitkan makalah yang paling
penting yang pernah ditulis orang di bidang mekanika
fluida yaitu bahwa aliran fluida yang kekentalannya
rendah seperti aliran air atau aliran udara dapat dipilah
menjadi suatu lapisan kental (lapisan batas) di dekat
permukaan zat padat dan antar muka dan lapisan luar
yang hampir encer yang memenuhi persamaan Euler
dan Bernoulli. Teori lapis batas ternyata merupakan
salah satu alat yang paling penting dalam analisis-
analisis aliran modern disamping teori yang
dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881-
1963) dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).
Perkembangan ilmu mekanika fluida dewasa ini
sangat dipercepat dengan perkembangan metode
pengukuran / instrumentasi yang dldukung dengan
erkembangan komputer, baik dalam hal perangkat
keras maupun perangkat lunak (software). Selain ilu,
perkembangan metode komputasi flluida sangat
membantu untuk menganalisa hasil-hasil eksperimen
di laboratorium. Metode komputasi ini bersifat sebagai
counter part dari hasil eksperimen. Berbagai studi
eksperimen dan numerik/komputasi fluida telah
diusahakan untuk meningkatkan peran mekanika fluida
didalam peningkatan efisiensi energi. Usaha penurunan
gaya drag akibat sifat kentalnya fluida merupakan satu
contoh konkrit dalam usaha peningkatan unjuk kerja
sebuah peralatan yang menggunakan fluida sebagai
media kerja. Didalam sistem pengajaran di perguruan
tinggi, mekanika fluida diajarkan di berbagal jurusan,
terutama jurusan-jurusan yang terkait dengan ilmu
pengetahuan alam, khususnya ilmu keteknikan.
Sebagai contoh, ilmu mekanika fluida selain diajarkan
di Jurusan Teknik Mesin juga diajarkan di Jurusan
Teknik Fisika, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan
Teknik Kelautan

B. DEFINISI FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida
mencakup zat car, air dan gas karena kedua zat ini
dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras
atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam
fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh
zat cair. dan Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke
dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas
juga termasuk fluida. Zat gas juga dapat mengalir dari
satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu
tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia
menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam
di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang
melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya.
Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara
yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia
setiap saat meskipun sering tidak disadari.

C. JENIS-JENIS FLUIDA
Fluida dibagi menjadi 2, yaitu:
Fluida Statis
Fluida Statis adalah fluida yang berada
dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada
perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-
partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki
gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi
menjadi statis sederhana dan tidak sederhana.
Contoh fluida yang diam secara sederhana
adalah air di bak yang tidak dikenai gaya oleh
gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan
lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak
sederhana adalah air sungai yang memiliki
kecepatan seragam pada tiap partikel di
berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar
sungai.
Cairan yang berada dalam bejana mengalami
gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu
tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri
diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan,
gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang
massanya M menekan dasar bejana dengan
gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada
seluruh permukaan dasar bejana. Selama cairan
itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada
cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya
melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat
cairan dalam kolom tersebut.
Fluida dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat
cair, gas) yang bergerak. Untuk memudahkan
dalam mempelajari, fluida disini dianggap
steady (mempunyai kecepatan yang konstan
terhadap waktu), tak termampatkan (tidak
mengalami perubahan volume), tidak kental,
tidak turbulen (tidak mengalami putaran-
putaran).
D. KARAKTERISTIK FLUIDA
MASSA JENIS
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu
dan besi? Benarkah pernyataan bahwa besi lebih berat
daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang
tepat, karena segelondong kayu yang besar jauh lebih
berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang tepat
untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut,
yaitu besi lebih padat daripada kayu. Anda tentu masih
ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa
yang berbeda-beda serta merupakan sifat alami dari
benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan
(densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu
massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-
rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki
volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter
kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap
zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai
berikut.

dengan: m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Massa
Massa Jenis Nama
Bahan Jenis
(g/cm3) Bahan
(g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Timah
Es 0,92 11,3
Hitam
Etil
0,81 Udara 0,0012
Alkohol

TEGANGAN PERMUKAAN
Mari kita amati sebatang jarum atau sebuah silet
yang kita buat terapung di permukaan air sebagai
benda yang mengalami tegangan permukaan.
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi
molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair. Di
bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan
tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu.
Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang
menarik molekul apabila molekul itu dinaikan
menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian
bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan
ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet, molekul
bagian bawah permukaan akan memberikan gaya
pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih
ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di
permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar
tidak tenggelam merupakan perkalian koefisien
tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum.
Panjang jarum disini adalah permukaan yang
bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari
tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan
zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya
seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

KAPILARITAS
Tegangan permukaan ternyata juga mempunyai
peranan pada fenomena menarik, yaitu kapilaritas.
Contoh peristiwa yang menunjukkan kapilaritas adalah
minyak tanah, yang dapat naik melalui sumbu kompor.
Selain itu, dinding rumah kita pada musim hujan dapat
basah juga terjadi karena adanya gejala kapilaritas.

Untuk membahas kapilaritas, kita perhatikan


sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa kapiler)
yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa
permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika
kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi
air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan
turun atau lebih rendah daripada permukaan air raksa
dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa
kapiler. Oleh karena itu, gejala kapilaritas adalah gejala
naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan
zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut
meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan
permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi
dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik menarik antar
molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat
menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar
molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini menyebabkan
antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel
dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik
atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa
kapiler naik karena adhesi antara partikel air dengan
kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air
raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar
partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara
air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler
disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang
bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan
gejala kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor
sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon
melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan
beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga
dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui
batu bata menuju ke atas sehingga dinding rumah
lembab.

VISKOSITAS

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan


fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun
tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan
internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki
viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal",
memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya,
semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar
juga pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas
menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir
dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari
pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki
ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut
kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan
tekanan dan tegangan disebut fluide ideal.

TEKANAN HIDROSTATIS

Masih ingatkah Anda definisi tekanan? Tekanan


adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu
permukaan bidang dan dibagi luas permukaan bidang
tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan
dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
dengan: F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p
berbanding terbalik dengan luas permukaan bidang
tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama,
luas bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan
yang lebih besar daripada luas bidang yang besar.
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di
bawah air. Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida
tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh
suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat
fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung
dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas
permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara
massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi, ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh
fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil
perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi
fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan
tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat
dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph,
persamaannya dituliskan sebagai berikut.
Ph = ρ g h

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),

ρ = massa jenis fluida (kg/m3),


g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan
udara akan semakin berkurang. Sebaliknya, semakin
dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau
danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah.
Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya
berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda
telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan
Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika
ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair,
massanya akan semakin besar seiring dengan
bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan
hidrostatis akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida.
Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar tabung, jika
g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c.
gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi
air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000

N/m2
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi
air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) =

40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi
gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780

N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada


alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur tekanan
yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di
antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur
tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini berupa
pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu
mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak
diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan
dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh
Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan
Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk
mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan
dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang
tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan
tekanan udara rendah menandakan kemungkinan
badai. Ia mendefinisikan tekanan atmosfir dalam
bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The
Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan
hidrostatis raksa (mercury) yang tingginya 760 mm.
Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai
berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang
raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 ×
105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara
di dalam ban. Bentuknya berupa silinder panjang yang
di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan
pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan
masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya
tekanan yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke
ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan
skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat
menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar
(atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
6. RAPAT JENIS
Density atau rapat jenis (ρ) suatu zat adalah
ukuran untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan
dalam massa persatuan volume; sifat ini ditentukan
dengan cara menghitung nisbah ( ratio ) massa zat
yang terkandung dalam suatu bagian tertentu
terhadap volume bagian tersebut. nilai density dapat
dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi
temperatur maka kerapatan suatu fluida semakin
berkurang karena disebabkan gaya kohesi dari
molekul – molekul fluida semakin berkurang.

E. ALIRAN FLUIDA
Aliran fluida dapat diaktegorikan:
. Aliran laminar
Aliran dengan fluida yang bergerak dalam
lapisan – lapisan, atau lamina – lamina dengan
satu lapisan meluncur secara lancar . Dalam aliran
laminar ini viskositas berfungsi untuk meredam
kecendrungan terjadinya gerakan relative antara

Anda mungkin juga menyukai