Anda di halaman 1dari 7

Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 163 169, 2009

Sintesis kuersetin terklorinasi dan aktivitas


perlindungan terhadap tukak lambung
Synthesis and gastric ulcer protective activity of
chlorinated quercetin
Tutus Gusdinar*), Rina Herowati, R. E. Kartasasmita dan I Ketut Adnyana
Sekolah Farmasi ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung

Abstrak

Toksisitas saluran cerna akibat pemakaian obat-obat anti-inflamasi


nonsteroid dapat dihambat oleh senyawa yang mempunyai aktivitas antioksidan.
Kuersetin adalah flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan dan
perlindungan terhadap tukak lambung. Klorinasi terhadap kuersetin
meningkatkan aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan turunan kuersetin terklorinasi dan menguji aktivitas perlindungan
terhadap tukak lambung yang diinduksi asetosal. Klorinasi dilakukan dengan
penambahan gas klor pada suhu kamar. Induksi tukak lambung dilakukan
terhadap tikus dengan pemberian asetosal secara oral. Pengamatan kejadian
tukak lambung dilakukan secara makroskopis maupun mikroskopis. Klorinasi
kuersetin dengan gas klor dalam metanol menghasilkan produk utama 6-
klorokuersetin. Senyawa ini menunjukkan aktivitas perlindungan terhadap tukak
lambung yang diinduksi asetosal lebih tinggi dibanding kuersetin.
Kata kunci : kuersetin, klorinasi, tukak lambung, AINS

Abstract

Gastrointestinal toxicity due to non-steroid anti-inflammatory drugs can


be inhibited by the compounds that have antioxidant activity. Quercetin is a
flavonoid that has antioxidant activity and protection effect against gastric ulcer.
Chlorination of quercetin enhanced the antioxidant activity. This study aims to
obtain the chlorinated derivative of quercetin and examine the protection effect
against acetosal-induced gastric ulcer. Chlorination was done by the addition of
chlorine at room temperature. Ulcer induction was carried out on rats by oral
administration of acetosal. Incidences of gastric ulcer were determined by
macroscopic and microscopic observation. Chlorination of quercetin with chlorine
gas produced 6-chloroqueretin as major product. The protection effect against
acetosal-induced gastric ulcer of this compound was higher than quercetin.
Key words : quercetin, chlorination, gastric ulcer, NSAIDs

Pendahuluan metabolit oksigen reaktif (Wallace, 1997).


Toksisitas saluran cerna yang Tukak lambung ini disebabkan oleh
disebabkan oleh obat-obat anti-inflamasi kerusakan oksidatif pada lipid, protein dan
nonsteroid (AINS) membatasi pemakaian sistem pertahanan antioksidan. Obat-obat
obat-obat golongan ini untuk jangka panjang. yang mampu menghambat perkembangan
Obat-obat AINS juga memperlambat tukak melalui aktivitas antioksidan,
penyembuhan tukak lambung, karena meningkatkan sekresi PGE2, mukosa
menghambat kedua isoform siklooksigenase lambung dan faktor pertumbuhan akan
(COX-1 and COX-2), menurunkan kadar mampu mempercepat penyembuhan tukak
PGE2 dan menurunkan produksi mukosa lambung (Banerjee et al., 2008).
lambung, serta mampu menginduksi

Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009 163


Sintesis kuersetin terklorinasi............

OH
DU 6501), Spektrofotometer IR (JASCO
3' OH
2'
4'
FT/IR), Spektrometer NMR (JNMECA-500
HO
8
O
2 5'
JEOL 500 MHz), Spektrometer massa (Agilen
7 6' GC tipe 6890 - MS tipe 7973).
3
6
4 OH
5
Hewan uji
OH O
Tikus jantan galur Wistar yang sehat
Gambar 1. Struktur kimia kuersetin. dengan berat badan 150-200 gram dari
Laboratorium Hewan Sekolah Ilmu Teknologi
Kuersetin (3,3,4,5,7 pentahidroksifla- Hayati ITB. Sebelum percobaan hewan terlebih
von, Gambar 1) merupakan golongan dahulu diadaptasikan selama satu minggu di
flavonoid dilaporkan menunjukkan Laboratorium Hewan. Tikus diberi pakan pelet
dari Laboratorium Hewan Sekolah Farmasi ITB
beberapa aktivitas biologi. Aktivitas ini
(komposisi : terigu, tepung jagung, tepung ikan,
dikaitkan dengan sifat antioksidan kuersetin,
tepung kacang ijo, lemak sapi, dan vitamin).
antara lain karena kemampuan menangkap Hewan ditimbang setiap hari dan dilakukan
radikal bebas dan spesi oksigen reaktif pengamatan terhadap tingkah lakunya. Hewan
seperti anion superoksida dan radikal dinyatakan sehat dan dapat digunakan untuk
hidroksil (Morikawa et al., 2003; percobaan bila tingkah lakunya tidak
Schmalhausen et al., 2007). menunjukkan gejala-gejala sakit dan bobot tidak
Kuersetin menunjukkan efek proteksi turun.
terhadap tukak lambung yang diinduksi
Jalannya penelitian
etanol, melalui penghambatan peroksidasi Sintesis kuersetin terklorinasi
lipid dan peningkatan aktivitas enzim-enzim Reaksi klorinasi dilakukan dengan gas
antioksidan (Coskun et al., 2004). Salah satu klor yang dibuat dengan menambahkan 1 mL
modifikasi molekul kuersetin yang sudah HCl pekat pada 10 mL larutan NaOCl 5,5 %.
dilakukan adalah dengan klorinasi Gas klor kering dialirkan ke dalam larutan
menggunakan asam hipoklorit menghasilkan kuersetin (2 g; 6,76 mmol) dalam 100 mL
6-klorokuersetin dan 6,8-diklorokuersetin metanol kering (sebelumnya dialiri gas N2) pada
suhu kamar. Reaksi dikontrol dengan KLT,
dengan aktivitas antioksidan lebih tinggi dari
aliran gas klor dihentikan setelah teramati noda
senyawa induknya (Binsack et al., 2002).
dengan nilai Rf yang lebih tinggi dibanding
Meningkatnya aktivitas antioksidan ini kuersetin. Campuran diasamkan dengan 20 mL
diharapkan mampu meningkatkan aktivitas asam fosfat (0,85 %) kemudian diekstraksi
perlindungan terhadap tukak lambung. Sejalan dengan etil asetat (3 x 20 mL), dikeringkan,
dengan meningkatnya ketertarikan terhadap dicuci dengan 25 mL larutan natrium
potensi farmakologi dari bahan alam, metabisulfit 0,5 M dan kemudian dengan air.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hasil reaksi selanjutnya dipisahkan
aktivitas perlindungan tukak lambung dari dengan kromatografi kertas (fase gerak :
kuersetin terklorinasi. diklorometan-etil asetat 95:5), direkristalisasi
dalam etanol absolut, kemudian dikarakterisasi
Metodologi dengan penentuan titik lebur, KLT,
Bahan spektrofotometri infra merah, GC-MS dan
Kuersetin dihidrat (Sigma), larutan spektrofotometri 1H NMR (Kulmagambetova
NaOCl 5,5 % (Bayclin, Bayer), HCl pekat, dkk., 2003).
metanol, natrium metabisulfit, diklorometan, etil
asetat, CMC Na, asetosal, aseton, dapar fosfat. Uji aktivitas perlindungan tukak lambung
Hewan coba dikelompokkan secara acak
Alat menjadi empat kelompok : A (kontrol), B
Seperangkat alat-alat untuk sintesis, (asetosal), C (asetosal + kuersetin), D (asetosal +
evaporator, bejana kromatografi, Melting Point 6-klorokuersetin). Tikus dipuasakan 24 jam,
Apparatus, spektrofotometer UV-Vis (Beckman kemudian kelompok B, C dan D diinduksi

164 Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009


Tutus Gusdinar

2 HCl + NaOCl Cl 2 + NaCl + H2O

OH OH

OH OH
R2

HO O
25o, ~ 3 menit HO O
+ Cl2

OH R1 OH

OH O OH O
Kuersetin Produk utama : R 1 = Cl
Produk samping : R1& R2 = Cl

Gambar 2. Skema reaksi klorinasi kuersetin.

Gambar 3. Spektrum massa 6-klorokuersetin.

Gambar 4. Spektrum 1H-NMR 6-klorokuer -setin.


6-klorokuersetin : kristal kuning, jarak lebur 268-270 C, Rf 0,58 (FG CHCl3-MeOH 4:1) dan 0,28
(CH2Cl2-EtOAC 4:1), spektrum inframerah (KBr, v, cm-1) : 3525 (Ar-OH), 1643 (C=O Ar), 1202 (OH),
702 (C-Cl), Spektrum massa M+ m/z : 335/337, spektrum 1H-NMR (500 MHz, DMSO, ppm) : 7,72
(H2,d,J=2,4), 7,59 (H6,dd,J=2,4 & 7,35), 6,73 (H5,d,J=7,35), 6,37 (H8,s).

Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009 165


Sintesis kuersetin terklorinasi............

tukak dengan pemberian asetosal per oral kuersetin dapat bereaksi dengan klor
100 mg/kg BB. Sediaan uji dalam bentuk menghasilkan produk kuersetin terklorinasi.
suspensi diberikan dua jam sebelum induksi Reaksi yang terjadi ditunjukkan pada
tukak (kelompok C : kuersetin 50 mg/kg BB, Gambar 2.
D : 6-klorokuersetin 55,9 mg/kg BB). Satu jam Identifikasi dengan KLT menun-
setelah induksi dengan asetosal, hewan
jukkan adanya dua produk, dimana produk
dikorbankan dan diambil lambungnya. Lambung
dibuka pada lengkung terbesar dan dicuci
utama berhasil dipisahkan dengan
dengan larutan garam fisiologis, selanjutnya kromatografi kertas. Analisis spektrometri
dibentangkan pada permukaan datar dan diamati massa menunjukkan bahwa produk
insiden tukak, meliputi jumlah dan diameter utama dari klorinasi kuersetin adalah
tukak. Tingkat keparahan tukak dinyatakan monoklorokuersetin, yang ditunjukkan
sebagai indeks tukak, yang dihitung dengan dengan nilai m/z 335 (Gambar 3).
rumus : rata-rata skor jumlah tukak + rata-rata Penambahan nilai m/z sebesar 34 terhadap
sklor diameter tukak. Pada uji histologi, lambung bobot molekul kuersetin menunjukkan
direndam dalam larutan bufer formalin, mono-substitusi kuersetin oleh klor.
didehidrasi, difiksasi dalam parafin dan dibuat
Puncak 335/337 merupakan karakter
preparat mikroskopis dengan pewarnaan
hematoksilin dan eosin (Jain et al., 2004).
yang khas untuk isotop Cl, menunjukkan
keberadaan satu atom Cl. Penentuan posisi
Tabel I. Hasil pengamatan tukak lambung. substitusi gugus klor dilakukan dengan
1
membandingkan spektrum H-NMR
Rata-rata skor tukak Indeks produk dengan spektrum 1
H-NMR
Kelompok
Jumlah Diameter tukak kuersetin. Hilangnya puncak dengan geseran
A 1,00 0,00 1,00 0,00 2,00
kimia 6,18 ppm yang khas untuk proton
B 4,83 0,37 4,67 0,47 9,50
C 3,17 0,69* 3,33 0,47* 6,50
pada C-6, menunjukkan bahwa klorinasi
D 2,50 0,50* 3,17 0,37* 5,67 terjadi pada posisi C-6 (Gambar 4). Sifat
gugus hidroksi fenol sebagai pengarah orto-
*Berbeda bermakna terhadap kelompok B pada P
para memung-kinkan klorinasi paling
< 0,05 diuji dengan ANAVA.
Indeks tukak = rata-rata skor jumlah tukak + rata-
mudah terjadi pada posisi C-6 diikuti C-8
rata skor diameter tukak. Skor jumlah tukak 1 = (McMurry,1999).
lambung normal, 2 = bintik berdarah, 3 = jumlah
tukak 1-3 buah, 4 = jumlah tukak 4-6 buah, 5 = Aktivitas perlindungan terhadap tukak
jumlah tukak 7-9 buah, 6 = jumlah tukak >9 lambung yang diinduksi asetosal
buah/perforasi. Skor diameter tukak 1 = lambung Hasil pengamatan tukak lambung
normal, 2 = bintik berdarah, 3 = diameter tukak ditunjukkan pada Tabel I dan Gambar 5.
0,5-1,5 mm, 4 = diameter tukak 1,6-4,0 mm, 5 = Pada kelompok kontrol lambung normal.
diameter tukak >4,0 mm, 6 = perforasi. Pada kelompok B, dimana hewan coba
diinduksi tukak dengan asetosal tanpa
Hasil dan Pembahasan
Sintesis kuersetin terklorinasi
pemberian senyawa uji apapun, dapat
Klorinasi kuersetin oleh Binsack dkk. diamati tukak terutama pada bagian korpus
dilakukan dengan penambahan HOCl. lambung. Praperlakuan dengan kuersetin
Reaksi ini harus dikontrol dengan baik, (kelompok C) menghambat kerusakan
karena pereaksi sangat reaktif sehingga bisa mukosa hingga 30 %, sedangkan 6-
terjadi reaksi oksidasi yang lebih kompleks. klorokuersetin (kelompok D) menghambat
Pada penelitian ini klorinasi dilakukan kerusakan mukosa hingga 40 %. Pada
dengan penambahan gas klor yang dibuat kelompok C tidak teramati adanya
dengan mereaksikan NaOCl dengan HCl. kerusakan mukosa yang parah, hanya terjadi
Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa beberapa bintik berdarah.

166 Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009


Tutus Gusdinar

Gambar 5. Gambar makroskopis lambung.


Keterangan :
a. lambung normal. c. lambung kelompok kuersetin.
b. lambung diinduksi tukak. d. lambung kelompok 6-klorokuersetin.

Kerusakan mukosa lambung dikon- prostaglandin, antara lain sekresi mukus dan
firmasi dengan pengujian histologi (Gambar ion bikarbonat, aliran darah, perbaikan sel
6). Kelompok kontrol menunjukan histologi epitel dan sistem imunosit mukosal. Karena
lambung yang normal. Pada kelompok B, itu penghambatan biosintesis prostaglandin
mukosa lambung mengalami kerusakan dapat mengakibatkan turunnya kemampuan
parah. mukosa lambung untuk mempertahankan
Pemakaian AINS dapat memicu diri terhadap iritan (Wallace et al., 1997).
terjadinya tukak lambung karena dua Pada kelompok C, di mana diberikan
hal utama, yaitu efek iritan topikal pada kuersetin sebelum induksi asetosal, sebagian
epitel lambung dan penghambatan mukosa terlindungi dari kerusakan akibat
sintesis prostaglandin. Sifat iritan topikal induksi asetosal. Hal ini sejalan dengan
ditunjukkan oleh AINS yang asam, terutama hasil penelitian Coskun et al., (2004) yang
asetosal. Kemampuan AINS menyebabkan menyatakan bahwa kuersetin menunjukkan
kerusakan epitel diduga berkaitan dengan efek perlindungan terhadap tukak lambung
akumulasinya di dalam sel karena fenomena yang diinduksi etanol, melalui kemampuan
ion trapping. AINS juga menurunkan menurunkan kadar malondialdehid, suatu
hidrofobisitas lapisan jel mukosa di lambung indikator peroksidasi lipid, dalam
juga di lambung yang merupakan homogenat lambung. Di antara berbagai
pertahanan utama terhadap induksi oleh kondisi patologis yang disebabkan oleh
asam. Tetapi sifat iritan topikal dari AINS ketidakseimbangan antara kerusakan
ini bukan merupakan faktor utama oksidatif dan sistem pertahanan antioksidan,
penyebab tukak lambung karena efek yang peroksidasi lipid diketahui merupakan
sama juga diamati pada pemakaian contoh kerusakan oksidatif yang
parenteral atau rektal. Banyak komponen mempengaruhi membran sel.
yang terlibat dalam sistem pertahanan Kerusakan mukosa yang terjadi pada
mukosa lambung dipengaruhi oleh kelompok hewan yang mendapat

Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009 167


Sintesis kuersetin terklorinasi............

Gambar 6. Histologi mukosa lambung kelompok A-D (perbesaran 100x).


Keterangan :
a. lambung normal. c. lambung kelompok kuersetin
b. lambung diinduksi tukak. d. lambung kelompok 6-klorokuersetin

Tabel II. Hasil pengamatan mikroskopik preparat irisan lambung.

Senyawa uji Hasil pengamatan


Normal Tidak ditemukan perubahan spesifik
Induksi asetosal Kerusakan parah hingga terjadi serosis
Kuersetin Degenerasi sel-sel kelenjar (derajat menengah), banyak sel
mengalami nekrosis, sementara sel-sel parietal tidak mengalami
perubahan
6-klorokuersetin Ditemukan degenerasi menengah pada sel-sel penghasil kelenjar
(chief cells, mucous cells)

praperlakuan dengan 6-klorokuersetin sementara sel-sel parietal tidak mengalami


(kelompok D) lebih ringan dibanding perubahan.
kelompok C. Aktivitas antioksidan
6-klorokuersetin yang lebih tinggi Kesimpulan
dibanding kuersetin menyebabkan aktivitas Klorinasi kuersetin dengan gas klor
perlindungan tukak lambung yang lebih dalam eter menghasilkan produk utama
tinggi juga. 6-klorokuersetin. Senyawa ini menunjukkan
Hasil pengamatan mikroskopis aktivitas perlindungan terhadap tukak
terhadap preparat irisan lambung lambung yang diinduksi asetosal lebih tinggi
(Tabel II) menunjukkan bahwa induksi dibanding kuersetin.
asetosal menyebabkan kerusakan parah
hingga terjadi serosis. Praperlakuan Ucapan Terima Kasih
dengan kuersetin maupun 6-klorokuersetin Penulis berterima kasih kepada
mengurangi tingkat keparahan tukak, Kementerian Negara Riset dan Teknologi
dimana kerusakan hanya terjadi pada sel-sel atas dana Program Insentif Riset Terapan
penghasil kelenjar (chief cells, mucous cells), tahun 2007 2009 .

168 Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009


Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 163 169, 2009

Daftar Pustaka

Banerjee, D., Maity, B., Nag, S. K., Bandyopadhyay, S. K., and Chattopadhyay, S., 2008,
Healing Potential of Picrorhiza kurroa (Scrofulariaceae) rhizomes against
indomethacin-induced gastric ulceration: a mechanistic exploration, BMC
Complement. Altern. Med. 8: 3.
Binsack, R., Boersma, B. J., Patel R. P., Kirk, M., and White, C. R., 2001, Enhanced
Antioxidant Activity After Chlorination of Quercetin by Hypochlorous Acid,
Alcohol. Clin. Exp. Res., 25 (3), 434443.
Coskun, O., Kanter, M., Armutcu, F., Cetin, K., Kaybolmaz, B., and Yazgan, O., 2004,
Protective effects of quercetin, a flavonoid antioxidant, in absolute ethanol-
induced acut gastric ulcer. Eur. J. Gen. Med., 1(3), 37-42.
Jain, N. K., Patil, C. S., Kartasasmita, R. E., Decker, M., Lehmann, J., and Kulkarni, S. K.,
2004, Pharmacological Studies on Nitro-Naproxen (Naproxen-2-
Nitrooxyethylester), Drug Development Research, 61, 66-78.
Kulmagambetova, E. A., Seitembetova, A. G., Kulyjasov, A. T., Raldugin, V. A., Gatilov, Y.
V., and Shakirov, M. M., 2003, Chlorination of tectochrysin and pinostrobin in
methanol, Russian Chemical Bulletin, International Edition, 52 (3), 752-54.
McMurry, J., 1999, Organic Chemistry 5th ed., Brooks/Cole, California.
Morikawa, K., Nonaka, M., Narahara, M, Torii, I., Kawaguchi, K., and Yoshikawa, T.,
Kumazawa, Y., and Morikawa, S., 2003, Inhibitory effect of quercetin on
carrageenan-induced inflammation in rats. Life Sci., 26(6), 709-21.
Schmalhausen, E. V., Zhlobek, E. B., Shalova, I. N., Firuzi, O., Saso, L., and Muronetz, V. I.,
2007, Antioxidant and prooxidant effects of quercetin on glyceraldehyde-3-
phosphate dehydrogenase. Food and Chemical Toxicology, 45, 198893
Wallace, J. L., 1997, Nonsteroidal anti-inflammatory drugs and gastroenteropathy: the second
hundred years. Gastroenterol. ;112:1000-16.

* Koresponden : Tutus Gusdinar


Sekolah Farmasi ITB, Jl. Ganesha 10 Bandung
E-mail: pprg8@indo.net.id

Majalah Farmasi Indonesia, 20(4), 2009 169

Anda mungkin juga menyukai