Anda di halaman 1dari 6

1.

NAPTOL
BAHAN CAT WARNA NAPHTOL DAN GARAM
Jenis cat warna napthol banyak sekali dipakai di dalam pembatikan. Penggunaannya yang mudah, cepat, dan
praktis, serta daya tahannya yang cukup baik terhadap sinar matahari
Cat warna ini terdiri dari 2 bagian:
1. Napthol yang selalu menggunakan kode huruf AS
2. Garam ( diazo) disebut juga pembangkit warna.
CARA MENGGUNAKAN CAT WARNA NAPTHOL DAN GARAM
1. Bahan Pelengkap
Untuk melarutkan bnapthol dibutuhkan beberapa bahan pembantu, yang dikeluarkan pabrik. Untuk memudahkan
agar serbuk bahan napthol mudah larut dalam air, sebelum dilarutkan dalam air dibuat pasta dulu dengan:
a. Turkish Red Oil (TRO)
b. Loog 38 Be (Baume)
Yang disebut loog 38 Be ialah suatu larutan kustik soda (NaOH), yang mempunyai kepekatan sebanyak 441 gram
yang dilarutkan dengan air sehingga menjadi larutan sebanyak 1 liter. Guna loog ialah untuk menyempurnakan
larutnya cat warna Napthol ke dalan air panas.
2. Cara melarutkan cat warna Napthol dan Garam
Siapkan air mendidih dan tempat untuk melarutkan bahan cat warna Napthol. Timbanglah bahan cat warna Napthol
menurut kebutuhan.
Contoh resep warna Napthol:
3 gram Napthol AS-D
6 cc TRO
6 cc loog 38 Be
Dilarutkan dengan air sebanyak i liter.
Urutan cara melarutkan
a. Taruhlah 3 gr Napthol AS-D ditambah 6 cc TRO dalam tempat melarutkan.
b. 3 gr serbuk Napthol AS-D ditambah 6 cc TRO diaduk sehingga menjadi pasta.
c. Pasta AS-D tersebut dilarutkan dengan air mendidih ( 100% C ) sebanyak kira-kira liter,
diaduk supaya seluruh pasta tadi larut dalam air, dan terjadilah larutan yang keruh.
d. Larutan yang keruh dan masih panas tadi dengan cepat diberi 6 cc Loog 38 Be, sehingga
terjadi perubahan larutan yang keruh akan menjadi jernih.
e. Setelah larutan agak dingin ditambahkan air dingin sebanyak liter. Dengan demikian
jumlah air seluruhnya menjadi 1 liter.
f. Larutan tersebut sudah siap digunakan untuk mencelup.
CARA MELARUTKAN GARAM
Perbandingan banyak antara napthol dengan garam sebaiknya minimum
1 : 2 maksimum 1 : 3. Dapat juga digunakan dari tiga kali perbandingannya. Mengingat harga
cat mahal, maka dianjurkan maksimum 3 kali saja. Tetapi kurang dari 1 : 2 kemungkinan
luntur.
3. Cara mencelup ke dalam larutan cat warna Napthol dan Garam untuk proses batik.
Sediakan 2 tempat untuk larutan napthol dan larutan garam. Besar kecilnya disesuaikan dengan batikan yang dicelup.
Bahan yang akan diberi warna (batikan) yang banyak kanjinya, sebelum dicelup ke dalam larutan napthol, sebaiknya
dicuci dulu agar kanjinya hilang dan warnanya supaya dapat rata.
Pertama batikan celup dalam larutan napthol kira-kira 3 5 menit dan ditekan-tekan sampai rata, tergantung
besar kecilnya bahan yang akan dicelup. Terlalu lama dalam larutan napthol tidak dibenarkan , karena lilin bisa rusak
dan karena larutan mengandung koustik soda bisa melunakkan lilin dan merusak kain.
Batikan yang sudah dicelup dalam larutan napthol diangkat dan tiriskan sampai tidak ada tetesan air.
Setelah tidak ada tetesan lagi batikan dicelupkan ke dalam larutan garam sambil ditekan-tekan sampai rata.
Dalam larutan ini terjadi reaksi yang dapat menimbulkan warna pada bahan atau batikan.
Setelah cukup warnanya, batikan diangkat / ditiriskan sampai tidak ada tetesan air. Setelah itu batikan dicuci
dalam air bersih. Apabila warna yang timbul belum sesuai dengan keinginan pencelupan dapat dilkukan lagi diulang
pada larutan napthol dan garam.

BAHAN CAT WARNA INDIGOSOL


Indigosol termasuk dalam golongan cat warna bejana yang larut dalam air. Cat warna ini banyak dipakai
dalam pembatikan, baik dipakai sebagai cat warna celupan atau cat warna coletan. Istilah coletan dalam pembatikan
artinya memberi warna dengan alat kuas.
Bahan cat warna tersebut belum nampak warnanya, timbulnya warna direaksikan dengan larutan asam atau
oksidakan di bawah sinar matahari. Untuk warna kuning, hijau, coklat, abu-abu dan merah tidak perlu pemanasan
langsung sinar matahari, tetapi langsung masuk dalam larutan asam sudah timbul warna. Tetapi untuk warna biru dan
violet harus dioksidasikan di bawah langsung sinar matahari , baru timbul warna terus masukkan ke dalam larutan
asam.
Pada umumnya cat warna indigosol mempunyai warna dasar warna muda, mengkilat dan daya tahannya baik
terhadap sinar matahari dan gesekan.
1.Proses pewarnaan
a. Zat warna napthol, Standar pewarnaan untuk 1 m kain dengan campuran :
5 gr napthol as .
2 gr tro (turkis red oil)
2 gr kostik soda (na oh)
250 cc air panas
750 cc air
b. Campuran garam:
10 gr garam diazo..
2 liter air

Gambaran proses pewarnaan dengan Napthol:


2. Sedangkan macam-macam Naptol :
NAPTHOL AS
NAPTHOL AS-D
NAPTHOL AS-G
NAPTHOL AS-OL
NAPTHOL AS-BO

3. Sedangkan macam-macam Garam :


GARAM KUNING G
GARAM R
GARAM ORANGE GR
GARAM ORANGE GG
GARAM GG

1. B. Zat pewarna Indigosol, memiliki sifat :


a. Memiliki warna dasar muda dan mudah larut dalam air dingin.
b. Setiap warna disebutkan pada zar warna indigosol dengan tambahan kode tertentu di belakangnya.
c. Dapat digunakan untuk teknik celup dan colet
d. Warna cat timbul melalui proses oksidasi langsung di bawah sinar matahari atau dengan zat asam

1. Proses pewarnaan
a. Zat warna indigosol, Standar pewarnaan untuk 1 m kain dengan campuran :
3-5 gr INDIGOSOL
6-10 gr Na NO2
3-5 gr TRO
250 cc AIR PANAS
750 cc AIR
b. Sedangkan untuk mengunci warna :
2 cc HCl
5 LITER AIR
Gambaran proses pewarnaan dengan Indigosol:
A. CARA MENGGUNAKAN CAT WARNA INIGOSOL
1. Bahan Pelengkap
Untuk melarutkan cat warna indigosol dipelukan bahan pelengkap:
Natrium Nitrit ( NaNo2)
Sebanyak 2 kali jumlah berat timbang cat warna indigosol. Caranya ditambahkan pada
waktu melarutkan indigosol.
Contoh resep:
3 gram indigosol
6 gram Natrium Nitrit ( NaNo2 )
1 liter air
2. Cara melarutkan bahan cat warna indigosol
3 gram indigosol dilarutkan dengan sedikit air dingin. Kemudian tambahkan air panas
kira-kira 60C sebanyak liter. Ditambahkan kedalamnya 6 gram NaNo2, diaduk sampai
serbuk indigosol itu larut semua. Kemudian ditambahkan air dingin secukupnya sehingga
jumlah air seluruhnya menjadi 1 liter. Larutan tersbut siap dipakai dan titaruh pada
tempat yang teduh.

3. Cara mencelup ke dalam larutan indigosol


Bahan ( batikan ) yang sudah siap akan diberi warna, apabila banyak kanjinya sebaiknya dicuci. Kanji harus hilang
sama sekali agar supaya tidak mengganggu cat warna yang masuk ke dalam benang. Pada waktu mencuci hendaknya
hati-hati, agar bahan yang banyak menggunakan lilin batik atau malam tidak rusak. Apabila bahan tidak banyak
kanjinya dapat langsung dicelup. Waktu dicelup harus ditekan-tekan dan dibolak balik sampai rata. Lama
pencelupan 5 menit.
Bahan yang dicelup terus diangkat dari larutan cat warna indigosol, ditunggu sampai larutan cat warna indigosol
tidak menetes lagi. Dioksidasikan di bawah langsung sinar matahari , sehingga timbul warna ( terutama warna biru
dan violet ). Untuk mendapatkan warna yang sama pada kedua belah muka, maka pemanasan juga harus pada kedua
belah muka. Lama pemanasan kera-kira 5 10 menit. Pada waktu pemanasan diusahakan tidak terjadi bayangan
pada permukaan bahan, agar tidak terjadi warna yang pucat pada bekas bayangan tersebut.
4. Pembangkit warna
Untuk memperoleh warna diperlukan larutan asam. Bahan ( batikan ) yang telah dicelup dengan larutan cat warna
indigosol dan telah dioksidasikan timbul warnanya. Apabila langsung dipakai masih luntur, maka harus
dibangkitkan dulu atau istilahnya dikancing warnanya oleh bahan pembantu.
Untuk cat warna indigosol sebagai bahan pembangkit ialah asam chlorida atau asam sulfat, sebanyak 10 cc untuk
setiap 1 liter air dingin. Bahan ( batikan ) dicelup ke dalam larutan asam selama 3-5 menit, terus diangkat lekas-lekas
dicuci air bersih, agar larutan asam yang masih melekat pada kainnya tidak merusak. Apabila warna yang dihasilkan
kurang tua, pekerjaan mencelup tersebut dapat diulangi seperti di atas.
2. PROSES MEMBATIK

Proses pembuatan batik tulis

Proses pembuatan batik tulis diperlukan persiapan secara matang agar memperoleh hasil yang bagus. Hal-hal yang
harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
1. Persiapkan sehelai kain mori putih yang sudah diberi warna dasar dengan warna muda.

2. Buatlah pola di atas kain dengan pensil. Bagi yang telah ahli, pola ini langsung dibuat dengan menggunakan
canting dan malam. kegiatan ini biasa disebut mola atau membuat pola atau nyemplongi.
3. Wajan berisi malam disiapkan. Api kompor kecil saja untuk menghindari lidah apikompor yang menjilat lilin
malam dalam wajan karena dapat terbakar. Biarkan sampai malam meleleh, cair dan berwarna tua sehingga
didapatkan malam yang mencair dengan sempurna. Dengan begitu mmalam dapat mencair lancar pada cucuk
canting.

4. Siapkan canting sesuai ukuran yang dibutuhkan. Cara memegang canting disesuaikan dengan bentuk canting yang
memiliki ujung melekung dan besar. Hal ini berbeda dengan pensil atau pena yang memiliki ujung lurus.

5. jika sudah siap ambillah malam dengan canting atau nyamplungan.

6. perhatikan ujung cucuk canting agar selalu dalam kondisi siap sebelum memulai membatik. Cucuk canting yang
dalam keadaan siap tidak ada genangan malam berlebihan di ujung canting. Dengan begitu cucuk canting dalam
keadaan lancar tidak tersumbat. Supaya lancar biasanya pembatik meniup cucuk canting. Jika dengan tiupan cucuk
canting masih tersumbat maka diatasi dengan menusuk lubang cucuk canting dengan serat ijuk.

7. hati-hati ketika proses membatik dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari agar malam yang masih
dalam keadan panas tidak mengenai telapak tangan.

Proses pewarnaan batik tulis

Langkah slanjutnya setelah pemalaman adalah pemberian warna pada batik. Dua cara pewarnaan batik dilakukan
dengan teknik celup dan teknik colet atau coletan.

a. teknik celup
teknik celup adalah cara pewarnaan dengan mencelupkan seluruh kain mori ke dalam cairan warna. Seluruh bagian
kain direndam sehingga seluruhnya terkena cairan warna.

b. teknik colet
teknik colet yaitu teknik pewarnaan pola-pola batik dengan dikuaskan pada setiap bidang pola seperti melukis.
Dengan demikian, teknik ini dapat menghasilkan pewarnaan lebih detail dan berwarna-warni. Alat atau kuas yang
digunakan disebut colet yangb terbuat dari belahan bambu yang salah satu ujungnya dibuat seperti kuas.

Proses Pelorodan

Pelorodan yaitu tahap melepaskan atau menghilangkan lilin malam pada proses membatik. Cara pelepasan lilin
malam, antara lain sebagai berikut :

1. kerokan
kerokan yaitu pelepasan lilin malam dari permukaan kain batik dengan cara dikerok benda semacam pisau tumpul
sampai bersih.

2. Lorod
Lorod yaitu pelepasan lilin malam dari permukaan kain batik dengan caraq direbus dengan air panas. Untuk
mempermudah biasanya air rebusan (lorodan) diberi soda abu.
3. Bensin
Penghilangan lilin malam pada kain batik dapat dilakukan dengan membasahi menggunakan bensin.dengan
melakukan hal tersebut, lilin malam akan meleleh dan lepas dari kain.

4. Setrika
Pelepasan lilin malam dapat dilakukan dengan dipanaskan menggunakan setrika dengan pemanasan tersebut, lilin
malam akan meleleh.

3. PEWARNAAN BATIK

Proses pewarnaan batik tulis

Langkah slanjutnya setelah pemalaman adalah pemberian warna pada batik. Dua cara pewarnaan batik dilakukan
dengan teknik celup dan teknik colet atau coletan.

a. teknik celup
teknik celup adalah cara pewarnaan dengan mencelupkan seluruh kain mori ke dalam cairan warna. Seluruh bagian
kain direndam sehingga seluruhnya terkena cairan warna.

b. teknik colet
teknik colet yaitu teknik pewarnaan pola-pola batik dengan dikuaskan pada setiap bidang pola seperti melukis.
Dengan demikian, teknik ini dapat menghasilkan pewarnaan lebih detail dan berwarna-warni. Alat atau kuas yang
digunakan disebut colet yangb terbuat dari belahan bambu yang salah satu ujungnya dibuat seperti kuas.

Anda mungkin juga menyukai